Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Doktrin dan Ajaran Islam (Aqidah, Syariah, dan Akhlak)

Dosen Pembimbing
Dr. Saifudin M. Pd.I.

Disusun Oleh
- Muhamad Oskhar Mubarok
- Zeiniah

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
TEKNIKINFORMATIKA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr Wb.
Sebelum memulai, mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala karena berkat
rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Saifudin selaku dosen pengajar mata kuliah Studi Islam. Kami sangat
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Sebagai penyusun
kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang

Agama Islam merupakan agama yang paling mulia dan sempurna dihadapan Allah Subhanahu wa
ta'ala. Proses perkembangan, pertumbuhan, serta penyebaran agama Islam di seluruh penjuru dunia
tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua itu tidak terlepas dari perjuangan Nabi Muhammad
Shalallaahu Alaihi Wassalaam sehingga perkembangan agama Islam masih ada sampai sekarang dan
berkembang pesat. Namun perkembangan itu berbanding terbalik dengan akhlak. Penurun akhlak
disebabkan kurang pengetahuan yang mendalam tentang Islam.

Semua persoalan yang dihadapi oleh umat manusia dapat ditemukan tuntunannya secara
eksplisit atau implisit dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam.
Islam menyatukan dalam tuntunan akidah syariah dan akhlak, ketiganya merupakan satu kesatuan yang
tidak boleh dipisahkan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Doktrin(pengajaran), Akidah, Syariah, dan Akhlak


2. Bagaimana penyimpangan masyarakat terhadap nilai nilai Akidah, Syariah, dan Akhlak
3. Bagaimana cara menanggulangi penyimpangan terhadap nilai nilai Akidah, Syariah, dan Akhlak

1.3 Tujuan

1. Memperluas pengetahuan pembaca mengenai Doktrin/Pengajaran terkait Akidah, Syariah, dan


Akhlak
2. Membuka kesadaran kita sebagai mahasiswa sekaligus umat Islam dalam perbaikan Akhlak, Akidah,
dan Syariah.
PEEMBAHASAN

2.1 Pengertian Doktrin


Doktrin adalah sebuah ajaran pada suatu aliran politik dan keagamaan serta pendirian
segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, ketatanegaraan secara bersistem, khususnya dalam
penyusunan kebijakan negara. Bisa diartikan dengan sederhana bahwa doktrin adalah ajaran atau
kegiatan seseorang untuk mempengaruhi cara berfikir orang lain.

2.2 Pengertian Syariat


Secara istilah, syari’ah adalah apa yang digaris kan dan ditentukan oleh Allah dalam agama
sebagai aturan kehidupan para hamba-Nya. Syariah diartikan sebagai segala peraturan yang datang dari
Allah, baik berupa hukum hukum Akidah, hukung yang bersifat praktik, maupun hukum akhlak.

Syariat dibagi menjadi dua, yakni syariat yang mengatur hubungan manusia dengan Allah
(ibdah), dan syariat yang mengatur hubungan antar manusia (muamalah).

Dalam buku yang berjudul “Islam, Doktrin dan Isu Isu Kontemporer” karya Prof. DR. H. Faisal
Ismail, M.A. dijelaskan bahwa Allah Yang Maha Bijaksana membuat kesesuaian syariat-Nya
berdasarkan dinamika transformasi sosial dan seting budaya yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat itu sendiri, Seperti syariat yang mengatur pernikahan pria-wanita sesaudara kandung boleh
dilakukan pada masa Nabi Adam dan dilarang pada masa Nabi Muhammad.

2.3 Pengertian akidah dan akhlak


Mudahnya akidah adalah Iman dan kepercayaan. Dalam bahasa arab akidah berasal dari
al-'aqdu yang memiliki arti ikatan, at-tautsiiqu yang artinya kepercayaan, dan juga al-ihkaamu yang
berarti mengokohkan atau menetapkan. Dalam Al-Quran, iman juga disebutkan dalam surah Al-
Baqarah ayat 285:
ۤ
ُ ‫ٰا َمنَ ال َّرسُوْ ُل بِ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه ِم ْن َّرب ِّٖه َو ْال ُمْؤ ِمنُوْ ۗنَ ُكلٌّ ٰا َمنَ بِاهّٰلل ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖ ۗه اَل نُفَ ِّر‬
‫ق بَ ْينَ اَ َح ٍد ِّم ْن‬
ِ ‫ك ْال َم‬
‫ص ْي ُر‬ َ ‫رُّ ُسلِ ٖ ۗه َوقَالُوْ ا َس ِم ْعنَا َواَطَ ْعنَا ُغ ْف َرانَكَ َربَّنَا َواِلَ ْي‬

Artinya: Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya dan rasul-rasul Nya. (mereka mengatakan) “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang
(dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan “Kami dengar dan Kami taat.”
(mereka berdoa) “Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

dan Akidah juga berkaitan erat dengan akhlak yakni tingkah laku yang melekat dalam jiwa
mansia, dalam bahasa arab akhlak berarti khuluk yaitu perengai, tingkah laku, atau tabiat. Dalam Islam
akhlak dapat dibagi menjadi 2, akhlak kepada Allah dan juga akhlak kepada sesama manusia. Akhlak
juga disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 83:

ِ َّ‫اَل تَ ْعبُ ُدونَ ِإاَّل اللَّـهَ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسانًا َو ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِكي ِن َوقُولُوا لِلن‬
‫اس ُح ْسنًا‬

Artinya: Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua,
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia.
2.4 Penyimpangan masyarakat dalam menyikapi Syariat, Akidah, dan Akhlak
Dalam lingkup masyarakat muslim baik masa lalu maupun masa kini, tentunya ada yang sejalan
dengan ketentuan ibdah serta muamalah dan juga ada yang menyimpang.

Beberapa bentuk penyimpangan diantaranya seperti kebodohan terhadap aqidah shahihah,


karena tidak mau (enggan) mempelajari dan mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian
terhadapnya. Sehingga tumbuh suatu generasi yang tidak mengenal aqidah shahihah dan juga tidak
mengetahui lawan atau kebalikannya.

Ta’ashshub (fanatik) kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak dan nenek moyangnya, sekali pun
hal itu batil, dan mencampakkan apa yang menyalahinya, sekali pun hal itu benar.

Taqlid buta, dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa mengetahui
dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya. Sebagaimana yang terjadi pada golongan-
golongan seperti Mu’tazilah, Jahmiyah dan lainnya. Mereka bertaqlid kepada orang-orang sebelum
mereka dari para imam sesat, sehingga mereka juga sesat, jauh dari aqidah shahihah.

Ghuluw (berlebihan) bisa merujuk ke berbagai hal salah satunya berupa berlebihan hingga ke
tinkat radikal dalam perenungan ayat-ayat Allah sehingga memunculkan sikap dan tindakan yang tidak
semestinya.

Ghaflah (lalai) terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya ini (ayat-ayat
kauniyah) dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam KitabNya (ayat-ayat Qur’aniyah). Di samping itu,
juga terbuai dengan hasil-hasil teknologi dan kebudayaan, sampai-sampai mengira bahwa itu semua
adalah hasil kreasi manusia semata, sehingga mereka mengagung-agungkan manusia serta menisbatkan
seluruh kemajuan ini kepada jerih payah dan penemuan manusia semata.

Kita sebagai salah satu dari masyarakat muslim perlu menyikapi hal ini dengan keritis,
penyimpangan dalam bentuk apapun perlu diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Penyikapan terhadap
diri sendiri juga diatur dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’d ayat 11:

‫خَلفِ ٖه يَحْ فَظُوْ نَهٗ ِم ْن اَ ْم ِر هّٰللا ِ ۗاِ َّن هّٰللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّرُوْ ا َما بِا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم‬
ْ ‫ت ِّم ۢ ْن بَي ِْن يَ َد ْي ِه َو ِم ْن‬ ٌ ‫لَهٗ ُم َعقِّ ٰب‬
‫هّٰللا‬
ٍ ‫َواِ َذٓا اَ َرا َد ُ بِقَوْ ٍم س ُۤوْ ًءا فَاَل َم َر َّد لَهٗ َۚو َما لَهُ ْم ِّم ْن ُدوْ نِ ٖه ِم ْن َّو‬
‫ال‬
Artinya: Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan
belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.

2.5 Cara menanggulangi penyimpangan terhadap nilai nilai Akidah, Syariah, dan Akhlak
Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam untuk
mengambil aqidah shahihah. Sebagaimana para Salaf Shalih mengambil aqidah mereka dari keduanya.
Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah memperbaiki umat pendahulunya.
Juga dengan mengkaji aqidah golongan sesat dan mengenal syubhat-syubhat mereka untuk kita bantah
dan kita waspadai, karena siapa yang tidak mengenal keburukan, ia dikhawatirkan terperosok ke
dalamnya.
Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah, dan aqidah salaf di berbagai jenjang
pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketat dalam
menyajikan materi ini. Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelajaran.
Sedangkan kitab-kitab kelompok penyeleweng harus dijauhkan.
Menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat Islam dengan mengajarkan aqidah salaf serta
menjawab dan menolak seluruh aqidah batil.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai