Anda di halaman 1dari 11

Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No.

1, Oktober 2019

PENGARUH TRANSPARANSI, KOMPETENSI, SISTEM PENGENDALIAN


INTERNAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP
AKUNTABILITAS PEMERNITAH DESA DALAM MENGELOLA
ALOKASI DANA DESA (STUDI EMPIRIS PADA SELURUH DESA DI
KECAMATAN MREBET KABUPATEN PURBALINGGA)
Mualifu, Ahmad Guspul, Hermawan
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sains Al-Qur’an
Email : mualifu007@gmail.com

ABSTRAK

Akuntabilitas pengelolaan dana desa telah menjadi tuntunan bagi pemerintah daerah. Adanya tuntunan
ini hasil dari UU No. 6 tahun 2014 tentang desa. Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan
tentangpengaruh transparansi, kompetensi, sisitem pengendalian internal, dan komitmen organisasi
terhadap akuntabilitas pemerintah desa dealam mengelola alokasi dana desa. Penelitian ini dilakukan
disemua desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purballingga, yang berjumlah 19 desa. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan instrumen kuesioner. Metode yang digunakan
dalam pemilihan sampelmenggunakan metode purposive samplingjumlah sampel dalam penelitian ini 76
responden. Teknik analisis yang digunakan Regresi Linear Berganda, uji hipotesis menggunakan taraf
signifikansi α = 0,05 dengan bantuan program SPSS versi 17,00. Uji validitas dengan teknik corrected
item total correlation dengan syarat minimum r = 0,3. Uji reabilitas dengan menggyunakan koefisien
Cronbach Alpha dengan batas koefisien α > 0,6. Hasil penelitian menujnjukan bahwa transparansi,
kompetensi, sisitem pengeendalian internal, dan komitmen organisasi berpengaruh positif pada
akuntabilitas pemerintah desa dalam mengelola alokasi dana desa.

Kata Kunci : transparansi, kompetensi, sisitem pengendalian internal, komitmen organisasi


akuntabilitas

ABSTRACT

funds has become a guideline for local governments. The existence of this guidance results from Law No.
6 of 2014 concerning villages. The purpose of this study is to prove the effect of transparency,
competence, internal control systems, and organizational commitment to the accountability of village
governments in managing village fund allocation. This research was conducted in all villages in Mrebet
Subdistrict, Purballingga Regency, which numbered 19 villages. The data used in this study are primary
data with a questionnaire instrument. The method used in the selection of samples using purposive
sampling method the number of samples in this study were 76 respondents. The analysis technique used
is Multiple Linear Regression, hypothesis testing using a significance level α = 0.05 with the help of the
SPSS version 17.00 program. Test the validity of the corrected item total correlation technique with a
minimum requirement of r = 0.3. Reliability test by using Cronbach Alpha coefficient with a coefficient
limit of α> 0.6. The results of the study show that transparency, competence, internal control systems,
and organizational commitment positively influence the accountability of village governments in
managing village fund allocation.

Keywords : transparency, competence, internal control systems, organizational commitment,


accountability

49
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
1. PENDAHULUAN menempatkan posisi desa sebagai daerah yang
Pemerintahan di Indonesia mengalami memiliki sifat istimewa, heterogen, kejelasan
perkembangan yang cukup pesat, dengan status, dan kepastian hukum dalam Sistem
ditandainya era reformasi dalam pelaksanaan Ketatanegaraan Republik Indonesia (Hoesada,
otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Hal ini 2014).
terjadi seiring dengan pesatnya perkembangan Regulasi pengelolaan desa dimulai dari UU
ilmu akuntansi, khususnya akuntansi Nomor 22 Tahun 1948 tentang pokok
pemerintahan. Akuntansi pemerintahan adalah pemerintahan daerah, UU Nomor 1 Tahun 1957
salah satu bidang ilmu akuntansi yang tentang pokok pokok pemerintahan daerah, Uu
mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan Nomor 18 Tahun 1965 tentang pokok pokok
transaksi–transaksi yang terjadi di badan pemerintahan daerah, Uu Nomor 19 Tahun 1965
pemerintahan. Dengan adanya tuntunan tentang desa praja, Uu Nomor 5 Tahun 1979
akuntabilitas dan transparansi atas pencatatan tentang pemerintahan desa, UU Nomor 22
transaksi-transaksi serta laporan kinerja Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, serta
pemerintah, oleh karena itu pihak-pihak yang terakhir UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
berkepentingan menjadikan akuntansi pemerintahan daerah. Peraturan tersebut
pemerintah sebuah kebutuhan yang tidak lagi merupakan tentang political will, dari
terlalaikan (Rosyidi,2018). pemerintah yang diharapkan akan membawa
Pelaksanaan otonomi daerah perlu dipahami perubahan-perubahan penting yang ditunjukkan
istilah desentralisasi secara konseptual, untuk meningkatkan pelayanan kepada
desentralisasi fiskal juga dapat didefinisikan masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan
sebagai suatu proses distribusi anggaran dari dan keberdayaan masyarakat desa.
tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada Lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 pun
pemerintahan yang lebih rendah untuk dianggap sangat fenomenal sebagai tonggak
mendukung fungsi atau tugas pemerintahan yang baru dari suatu negara dengan sistem
dilimpahkan (Khusani, 2006). Perlu adanya pembangunan bottom up yang sebelumnya
peningkatan dalam prinsip demokrasi, yang menganut sistem up bottom yang akan
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk menjadikan kedudukan desa lebih diakui
rakyat. Prinsip desentralisasi terkait dengan sekaligus memberikan payung hukum yang kuat
penempatan kabupaten atau kota sebagai pada eksistensi desa. Melalui UU Nomor 6
wilayah pembangunan otonom yang mempunyai Tahun 2014, desa akan memasuki babak baru
kewenangan untuk mengelola perencanaan dan penataan dan pembangunan wilayahnya yang
pelaksanaan pembangunan wilayah akan datang membawa harapan baru kehidupan
yurisdiksinya (Bastian, 2015:13). masyarakat dan pemerintahan yang ada di desa.
Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014 UU Nomor 6 Tahun 2014 memunculkan
tentang Desa, Desa merupakan kesatuan sebuah prodak era reformasi yang menjadi
masyarakat yang memiliki hukum batas wilayah bentuk awal kemandirian desa dalam
dan memiliki wewenang untuk mengatur dan penyelenggaraan pemerintahan maupun dalam
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan pengelolaan keuangan desa. Mengingat dana
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa yang diterima oleh desa jumlahnya cukup besar
masyarakat, hak asal-usul atau hak tradisional dan terus meningkat setiap tahunya, maka dalam
yang diakui dan dihormati dalam sistem menyelenggarakan pemerintahan dan
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik pengelolaan keuangan desa dibutuhkan
Indonesia. kapasitas aparatur desa yang handal dan sarana
UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa lainnya yang memadai agar pelaksanaannya
menimbulkan polemik dan prokontra menjadi lebih terarah dan akuntabel.
masyarakat. Didalam sejarah desa telah ada Berbagai regulasi tersebut tampaknya
sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia belum mampu mengembalikan eksistensi desa
terbentuk sampai dengan sekarang. Sejarah sejati, desa sebagai tingkat pemerintahan
panjang pengaturan desa yang dimulai sejak terendah yang memiliki hak mengatur rumah
tahun 1948 dan puncaknya tahun 2014 tidak lain tangga sendiri dengan tanpa meninggalkan adat-
untuk mencari bentuk dan format ideal yang bisa istiadat. Menurut UU Nomor 6 Tahuan 2014,

50
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Pengaturan desa belum dapat mewadahi segala adalah kompetensi aparatur pemerintah desa
kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa yang terlibat dalam penyusunan laporan
yang kini berjumlah sekitar 73.000 desa dan keuangan. Kompetensi merupakan karakteristik
sekitar 8.000 kelurahan. seseorang yang berkaitan dengan kinerja efektif
Pelaksanaan pengaturan desa yang selama dan atau unggul dalam situasi pekerjaan tertentu,
ini berlaku dianggap tidak sesuai lagi dengan kompetensi dikatakan sebagai karakteristik
perkembangan zaman, yang menyangkut dasar (underlying characteristic) karena
kedudukan masyarakat hukum adat, karakteristik individu merupakan bagian yang
demokratisasi, keberagaman, partisipasi mendalam dan melekat pada kepribadian
masyarakat, serta kemajuan dan pemerataan seseorang yang dapat dipergunakan untuk
pembangunan sehingga bisa menimbulkan memprediksi berbagai situasi pekerjaan tertentu
kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan (Harzitadkk, 2010).
masalah sosial budaya yang dapat mengganggu Terbatasnya pegawai atau perangkat desa
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. yang berlatar belakang pendidikan bidang
UU Nomor 6 Tahun 2014 lahir untuk akuntansi menjadikan kurangnya pemahaman
menyempurnakannya. atau penguasaan aparatur Satuan Kerja
Akuntabilitas menjadi sebuah kontrol penuh Perangkat Desa dalam mengelola keuangan desa
aparatur atas segala sesuatu yang telah dilakukan dengan baik dan benar. Ketidakpahaman
dalam sebuah pemerintahan, sehingga peran aparatur pemerintah desa tentang pedoman
pemerintah selaku agen menjadi sebuah faktor pengelolaan keuangan desa menjadikan
penting dalam mempertanggungjawabkan pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk
kinerja dari pemerintahan kepada prinsipal atau mengatasi kesulitan dalam menyusun laporan
rakyat. Untuk mendukung sebuah keberhasilan keuangan. Hal ini selaras dengan Peraturan
akuntabilitas dan transparansi dalam sebuah Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
pemerintahan maka banyak faktor yang pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil
mempengaruhi dari kedua aspek tersebut pasal 10 yang menyebutkan bahwa dalam upaya
(Widiyatama dkk, 2017). Menurut (Cheng, 2002 peningkatan kompetensi Pegawai Negri Sipil,
) menyebutkan, bahwa kompetensi yang dimiliki salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui
aparatur pemerintahan turut mempengaruhi pelaksanaan program Pendidikan dan Pelatihan
akuntabilitas dan transparansi pemerintah dalam jabatan.
desa.(Kurtz dan Schrank, 2007) juga Menurut (Duna, 2016), Komitmen
memberikan argumennya yang menyebutkan organisasi akan menimbulkan sense of belonging
bahwa faktor yang menentukan akuntabilitas dan pegawai terhadap organisasi, sehingga
transparansi suatu pemerintahan adalah memunculkan tanggung jawab dan kesadaran
implementasi Good Government Governance. dalam menjalankan organisasi dan termotifasi
Faktor yang tidak kalah penting adalah sistem untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil
pengendalian internal, dalam pemerintahan penelitian (Ratifah dan Ridwan, 2012)
disebabkan adanya sistem pengendalian dapat menunjukkan bahwa komitmen organisasi dari
mempengaruhi pengambilan keputusan internal, pemerintah daerah kabupaten karawang dapat
pemerintah desa dapat berimplikasi pada meningkatkan sistem akuntansi keuangan daerah
akuntabilitas dan transparansi pemerintah desa. untuk menciptakan laporan keuangan yang
Laporan keuangan salah satu produk yang berkualitas. Sedangkan menurut (Robbins dan
dihasilkan oleh bidang disiplin ilmu akuntansi. Judge, 2007) komitmen merupakan keadaan
Sumber daya manusia (SDM) sangat berperan seseorang individu dalam memihak suatu
penting pada organisasi pemerintah desa, organisasi dan tujuan-tujuan serta keinginannya
sumber daya manusia yaitu pengelola dan untuk mempertahankan suatu keanggotaanya
memiliki tanggungjawab terhadap pengelolaan dalam organisasi tersebut. Berdasarkan definisi
keuangan negara (Kadek dkk,2015). tersebut, dalam komitmen organisasi tercakup
Keberhasilan suatu pembangunan di desa tidak unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan
terlepas dari aspek pengelolaan keuangan desa dalam pekerjaan dan menerima terhadap nilai-
yang dikelola dengan manajemen yang baik. nilai serta tujuan organisasi.
Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan

51
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Ditambahkan oleh (Uddin dan Hoper, 2001) meningkatkan akuntabilitas diperlukan adanya
bahwa pemimpin dalam organisasi memiliki kompentensi dan sistem pengendalian internal.
bentuk pengendalian agar dalam sistem Komitmen organisasi merupakan elemen
perencanaan (penganggaran desa) output yang penting dalam akuntabilitas perubahan besar
dihasilkan memiliki kontribusi yang bermanfaat dapat terjadi pada akuntabilitas sebuah
bagi masyarakat desa. Pengamatan peneliti di organisasi melalui komitmen untuk bekerja
lapangan khususnya di pemerintah desa tingkat keras daripada lebih memperhatikan konsisten.
akuntabilitas, transparansi, kompetensi, sistem Sebagai informasi data yang diperoleh dari
pengendalian internal, dan komitmen organisasi KOMPAS.com menyebutkan dua oknum kepala
masih sangat rendah yang pada akhirnya desa (kades) di Kabupaten Purbalingga, Jawa
berpotensi penyalahgunaan dana desa yang Tengah disidang di Pengadilan Negri Tipikior
disebabkan oleh minimnya pengetahuan yang Semarang. Mantan kepala desa diseret ke meja
dimiliki aparatur pemerintah desa. hijau lantaran diduga melakukan penyimpangan
Hasniati (2016) mengatakan bahwa dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes).
kaitanya dengan akuntabilitas pengelolaan dana Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negri
desa, dapat disimpulkan sebagai wujud Purbalingga, Mayer Simanjutak, kamis
kewajiban kepala desa agar bertanggungjawab (22/11/2018) mengatakan, kasus pertama
mengelola dana desa yang ditugaskan kepadanya dilakukan oleh mantan Kades Bojong,
agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan Kecamatan Mrebet, Saeni (54).
melalui tanggung jawabyang terarah. Dengan Terdakwa dinyatakan terbukti dan bersalah
demikian, pertanggungjawaban untuk telah melakukan penyimpangan APBDes tahun
pengelolaan alokasi dana desa sangat dibutuhkan 2014 dan 2015. Sidang dipimpin oleh ketua
untuk mendorong pelaksanaan desa agar majelis Aloysius Bayu berlangsung, Rabu
berjalan dengan baik. (21/11/2018). Sementara Tim JPU dari Kejari
Alokasi dana desa merupakan bagian dari Purbalingga terdiri dari, Meyer Simanjuntak,
dana perimbangan yang diterima oleh Fahmi Idris dan Agung P Jati. TerdakwaSaeni
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota paling divonis dua tahun penjara oleh Majelis hakim
sedikit 10% setelah dikurangi dana alokasi Pengadilan Tipikor Semarang. Hukuman
khusus (DAK). Dengan adanya alokasi dana tersebut lebih ringan dibanding dengan tuntunan
desa, sangat membantu desa dalam yang diajukan oleh jaksa Penuntut Umum
menyelenggarakan pemerintahan desa. selama tiga tahun dan enam bulan.
Pengelolaan keuangan desa merupakan Selain hukuman penjara dua tahun, Saeni
kewenangan kepala desa yang dapat dikuasakan juga diminta untuk membayar denda sebesar Rp.
sebagian kepada perangkat desa sebagaimana 50 Juta, subsider 3 bulan penjara dan diminta
tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.34 untuk mengembalikan uang pengganti sebesar
Tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan UU Rp. 150 Juta subsider 1 tahun penjara,” jelas
Nomor 6 Tahun 2014tentang desa. Meyer. Oeleh majelis hakim, terdakwa terbukti
Keuangan desa dikelola berdasarkan melanggar Pasal 3 UU Nomor 31 tahun 1990 UU
praktik-praktik pemerintahan yang baik. Asas Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan
pengelolaan keuangan desa sesuai Permendagri tindak pidana korupsi. “Terdakwa menerima
Nomor 113 Tahun 2014 bahwa keuangan desa putusan majelis hakim tersebut. Namun
dikelola berdasarkan azas-azas Transparan, demikian, tim jaksa penuntut umum (JPU) yang
Akuntabel, Partisipatif, Tertib dan Disiplin dipimpin Meyer Simanjutak, masih pikir-pikir,
Anggaran. karena masih belum memenuhi rasa keadilan
Secara umum pemerintah desa masih belum sebagai mana tujuan JPU,” ujarnya. Kasus
bisa mengalokasikan dana desa tersebut Rausah mantan Kades Bojong ini merupakan
disebabkan oleh minimnya pengetahuan yang di pelimpahan dari penyidik Unit Tipikor
miliki oleh aparatur pemerintah desa sehingga Satreskrim Polres Purbalingga. Tersangka
sering terjadi berbagai permasalahan dalam hal diduga telah menggunakan uang APBDes 2013
akuntabilitas dan transparansi. Komitmen dan 2014 untuk kepentingan pribadi. Akibatnya,
organisasi merupakan salah satu faktor yang negara rugi Rp. 150.549.000.
dapat mempengaruhi akuntabilitas, untuk

52
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Pada prinsipnya dana desa harus digunakan ORGANISASI TERHADAP
untuk pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA
asal-usul dan kewenangan lokal berskala desa DALAM MENGELOLA ALOKASI DANA
yang diatur dan diurus oleh desa. Bukan DESA (Study Empiris Pada Seluruh Desa Di
digunakan untuk kepentingan pribadi yang pada Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga).
akhirnya akan menimbulkan kerugian negara Berdasarkan latar belakang masalah yang
yang cukup besar, dana desa digunakan atau telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
diprioritaskan untuk pembangunan dan dapat dinyatakan sebagai berikut : 1 )Apakah
pemberdayaan masyarakat. transparansi berpengaruh terhadap
Transparansi merupakan kebebasan untuk akuntabilitaspemerintah desa dalam mengelola
mengakses aktivitas politik dan ekonomi alokasi dana desa di Kecamatan Mrebet
pemerintah dalam pengambilan keputusan dan Kabupaten Purbalinggan ?. 2) Apakah
akuntabilitas merupakan pertanggung jawaban kompentensi berpengaruh terhadap akuntabilitas
mengenai intergritas keuangan, pengungkapan, pemerintah desa dalam mengelola alokasi dana
dan ketaatan terhadap undang-undang. Dalam desa di Kecamatan Mrebet Kabupaten
accountability framework, faktor individu dan Purbalingga ?. 3) Apakah sistem pengendalian
sistem yang diterapkan dalam sebuah internal berpengaruh terhadap akuntabilitas
pemerintahan menjadi fokus penting dalam pemerintah desa dalam mengelola alokasi dana
meningkatkan akuntabilitas. Kompentensi yang desa di Kecamatan Mrebet Kabupaten
dimiliki oleh pengelola dana desa menjadi syarat Purbalingga ?. 4) Apakah komitmen organisasi
utama agar akuntabilitas desa bisa berjalan berpengaruh terhadap akuntabilitas pemerintah
dengan maksimal. desa dalam mengelola alokasi dana desa di
Faktor ketiga dalam mendukung Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga ?.
akuntabilitas adalah sistem pengendalian Berdasarkan latar belakang dan
internal merupakan sistem yang dibuat oleh permasalahan yang telah dikemukakan
pemerintah agar setiap element yang ada dalam sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :
pemerintahan memiliki suatu aturan yang 1) Untuk membuktikan pengaruh transparansi
tersusun dan terorganisir dengan baik. Faktor terhadap akuntabilitas pemerintah desa dalam
selanjutnya dalam mendukung akuntabilitas mengelola alokasi dana desa di Kecamatan
yaitu komitmen organisasi dari individu yang Mrebet Kabupaten Purbalingga. 2) Untuk
terlibat dalam penyusunan laporan keuangan membuktikan pengaruh kompetensi terhadap
ikut menentukan hasil yang diperoleh perubahan akuntabilitas pemerintah desa dalam mengelola
besar dapat terjadi pada akuntabilitas melalui alokasi dana desa di Kecamatan Mrebet
komitmen organisasi (Rosyidi, 2018). Kabupaten Purbalingga. 3) Untuk membuktikan
Faktor transparansi, kompetensi, sistem pengaruh sistem pengendalian internal terhadap
pengendalian internal dan komitmen organisasi akuntabilitas pemerintah desa dalam mengelola
sangat mempengaruhi akuntabilitas alokasi dana alokasi dana desa di Kecamatan Mrebet
desa (ADD) Pemerintah Desa. Kompetensi yang Kabupaten Purbalingga. 4) Untuk membuktikan
dimiliki oleh seseorang dalam hal aparatur pengaruh komitmen organisasi terhadap
pemerintah, sistem pengendalian dari pihak akuntabilitas pemerintah desa dalam mengelola
internal yaitu inspektorat yang semakin tinggi alokasi dana desa di Kecamatan Mrebet
maka dapat meningkatkan akuntabilitis begitu kabupaten Purbalingga.
juga dengan komitmen organisasi berdampak
membawa perubahan yang besar karena 2. TINJAUAN PUSTAKA
komitmen organisasi berkaitan erat dengan Pemerintah Desa
akuntabilitas (Mahmudi, 2010). Pemerintah Desa yaitu suatu lembaga
Berdasarkan latar belakang dan fenomena pemerintahan yang memiliki kewajiban
yang terjadi, tujuan yang hendak dicapai dalam mengelola wilayah tingat desa, dalam
penelitian ini yaitu untuk membuktikan pemerintahan desa terdiri dari pemerintah desa
“PENGARUH TRANSPARANSI, serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
KOMPETENSI, SISTEM PENGENDALIAN Pemerintahan Desa yang dimaksud terdiri dari
INTERNAL, DAN KOMITMEN Kepala Desa dan Perangkat Desa.Sesuai dengan

53
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Undang-undang Nomor 72 tahun 2015 pasal 29 pementahan, lembaga-lembaga dan informasi
dijelaskan bahwa Badan Permusyawaratan Desa perlu diakses oleh pihak-pihak yang
adalah lembaga yang merupakan perwujudan berkepentingan, dan informasi yang tersedia
demokrasi dalam penyelenggaraan harus memadai agar dapat dimengerti dan
pemerintahan desa sebagai unsur dipantau (Isma, 2012).
peneyelenggaraan pemerintah. Anggota Badan Standar akuntansi pemerintah menjelaskan
Permusyawaratan Desa yaitu wakil dari bahwa taransparansi adalah memberikan
penduduk desa yang bersangkutan berdasarkan informasi keuangan yang terbuka dan jujur
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan
cara musyawarah dan mufakat (PPNomor 72 bahwa masyarakat memiliki hak untuk
Tahun 2005, pasal 29) mengetahui secara terbuka dan menyeluruh.
Alokasi Dana Desa Menurut (Anggraiani, 2018) mengatakan bahwa
Alokasi dana desa (ADD) adalah salah satu transparansi merupakan hak seluruh lapisan
pendapatan desa penggunaanya terintergrasi masyarakat terhadap kebebasan mengetahui
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja kegiatan pembanguan yang berasal dari
(APBdes) (Tjokroamidjojo, 2000). Alokasi dana pemerintah yang tujuan utamanya memang
desa merupakan salah satu anggaran keuangan untuk memberdayakan masyarakat seperti ADD.
yang diberikan oleh pemerintah kepada desa, Kompetensi
ADD berasal dari APBD Kabupaten/Kota Yang Kompentensi pada umumumnya diartikan
sumbernya dari dana perimbangan keuangan sebagai kecakapan, keterampilan, kemnampuan,
pusat serta daerah yang diterima oleh pada konteks manajemen sumber daya manusia
kabupaten(Widiyatama dkk,2017). istilah kompentensi mengacu pada
Akuntabilitas atribut/karaktristik seseorang yang membuatnya
Menurut Lembaga Adminitrasi Negara dan berhasil dalam pekerjaanya. Menurut UU
Badan Pengawasan Keuangan dan Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pembangunan Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat 10 menyatakan kompetensi
Subroto (2009) akuntabilitas adalah kewajiban merupakan kemampuan kerja pada setiap
untuk memberikan pertanggung jawaban atau individu yang mencakup aspek pengetahuan,
menjawab dan menerangkan kinerja dan keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan
tindakan seseorang/pemimpin suatu unit standar yang ditetapkan.
organisasi kepada seluruh pihak yang memiliki Sistem Pengendalian Internal
hak dan kewajiban atau yang berwenang Sistem pengendalaian internal adalah proses
meminta pertanggungjawaban. yang intergral pada tindakan dan kegiatan yang
Akuntabilitas sistem pengelolaan ADD dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan
dikamsudkan sebagai upaya untuk mewujudkan dan seluruh pegawai untuk memberikan
tatakelola pemerintahan yang menjunjung tinggi keyakianan memadai atas tercapainya tujuan
keinginan rakyat, dan nilai-nilai yang dapat organisasi melalui kegiatan yang efektif, dan
meningkatkan kemampuan rakyat dalam efesien, keandalan pelaporan keuangan,
pencapaian tujuan kemandirian, pembangunan pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
berkelanjutan dan keadilan social merupakan peraturan perundangan undangan menurut (PP
salah satu ciri pemerintahan yang baik Nomor 60 tahun 2018).Menurut Mulyadi (2013)
Transparansi sistem penegndalian internal meliputi struktur
Pada Pasal 4 Ayat 7 Peraturan Mentri Dalam organisasi, cara-cara, dan alat-alat yang
Negri Repubublik Indonesia No. 37 tahun 2017, dikordinasikan di dalam suatau perusahaan atau
dikatakan transparan jika memiliki prinsip istansi untuk menjaga keamanan harta (asset)
keterbukanan dan informasi yang jelasserta milik perusahaan atau istansi.
memungkinkan masyarakat untuk menegtahui
dan mendapatkan akses informasi seluas- 3. METODE PENELITIAN
luasnya tentang keuangan daerah. Transparansi Lokasi dan Waktu Penelitian
merupakan slah satu prinsip goog governance, Penelitian ini dilakukan pada seluruh desa di
transparansi dibangun diatas dasar arus Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga.
informasi yang bebas, seluruh proses Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2019

54
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Populasi dan Sampel kehandalan sebagai alat ukur atau tidak. Hasil uji
Menurut Sugiyono (2012:115) Populasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel 2 sebagai
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas berikut :
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karaktristik tertentu. Populasi dalam penelitian Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
ini adalah aparatur pada 19 desa di Kecamatan Cornbach’s Keteran
No. Variabel
alpha gan
Mrebet Kabupaten Purbalingga. 1 Transparansi (X1) 0,852 Reliabel
Sampel merupakan salah satu bagian jumlah 2 Kompetensi (X2 0,932 Reliabel
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sistem
(Sugiyono, 2012:116). Penyempelan atas 3 Pengendalian 0,856 Reliabel
Internal (X3)
responden dilakukan secara purposive sampling. Komitmen
4 0,814 Reliabel
Purposive sampling teknik penentuan sampel Organisasi (X4)
dengan pertimbangan tertentu. Kriteria 5 Akuntabilitas (Y) 0,903 Reliabel
responden dalam penelitian ini yaitu: a) Sumber : Data diolah, tahun 2019
Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Uji Normalitas Data
desa. b) Perangkat yang menyusun dan Hasil analisis kurva dapat dilihat bahwa data
melaksanakan kebijakan APB Desa. c) menyebar disekitar diagram dan mengikuti
Perangkat yang mengelola keuangan desa yang model regresi sehingga dapat disimpulkan
meliputi penerimaan pendapatan desa dan bahwa data yang diolah merupakan data yang
pengeluaran/pembiyayaan pelaksanaan APB berdistribusi normal sehingga uji normalitas
Desa. d) Perangkat yang bertindak seabgai terpenuhi. Dapat dilihat pada gambar 1 sebagai
pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya, berikut :
Penentuan responden dengan jumlah 19
desa dengan masing-masing tiap desa 4
responden yang memenuhi kriteria yang
ditentukan yaitu kepala desa 1 orang, sekertaris
desa 1 orang, bendahara desa 1 orang, kepala
seksi 1 orang, sehingga sampel yang diambil
dalam penelitian ini berjumnlah 76 responden.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Hasil Uji Normalitas


Sumber : Data diolah, tahun 2019
Analisis Deskriptif
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
Untuk memperkuwat model regresi dalam
terhadap 68 responden yang diambil dari setiap
penelitian ini memenuhi asumsi klasik
desa yang ada di Kecamatan Mrebet Kabupaten
normalitas maka dalam penelitian ini
Purbalingga. Berikut ini adalah hasil deskriptif
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
pervariabel tersebut pada tabel 1
Tabel 3. Hasil Uji Stastistik One-Sampel
Tabel 1. Stastistik Deskriptif
Kolomogrov-Smirnov Test
Std.
N Minimum Maximum Mean Unstandardized
Deviation
Residual
Total_X1 68 30 45 39.90 3.374
N 68
Total_X2 68 48 65 57.35 5.766
Normal Mean .0000000
Total_X3 68 33 45 40.49 3.458
Parametersa Std. Deviation 1.33537904
Total_X4 68 33 45 40.15 3.257
Total_Y 68 57 75 66.90 5.586 Absolute .058
Most Extreme
Valid N Positive .047
68 Differences
(listwise) Negative -.058
Sumber : Data diolah, tahun 2019 Kolmogorov-Smirnov Z .481
Uji Reliabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) .975
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui a. Test distribution is Normal
apakah kuesioner yang digunakan memiliki Sumber : Data diolah, tahun 2019

55
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Uji Multikolonieritas transparansi, kompetensi, sistem pengendalian
Uji multikolonieritas bertujuan menguji internal dan komitmen organisasi terhadap
apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi akuntabilitas. Hasil analisis regresi tersebut
anatar variabel bebas (independen). Hasil uji ini disajikan pada tabel berikut :
dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linier
Tabel 4. Hasil Uji Multikolonieritas Berganda
Toler
Variabel VIF Keterangan
ance Koefisien
Non T Keteran
Transparansi 0,266 3,764 variabel (Unstanda Sig
Multikolonieritas hitung gan
rdized)
Non
Kompetensi 0,347 2,881 Multikolonieritas Transop
0,703 8,040 0,000 Signifikan
Sistem aransi
Non Kompet
Pengendalian 0,319 3,136 Multikolonieritas 0,187 3,772 0,000 Signifikan
Internal ensi
Komitmen Non Sistem
0,264 3,787 Multikolonieritas
Organisasi Pengen
0,218 2,535 0,014 Signifikan
Sumber : Data diolah, tahun 2019 dalian
Internal
Komitm
Pada tabel 4 ini merupakan hasil analisis en
0,452 4,498 0000 Signifikan
data diatas diperoleh nilai VIF untuk variabel Organis
tarnsparansi, kompetensi, sistem penegndalian asi
internal dan komitmen organisasi lebih kecil dari Konstanta = 1,059
F hitung ; Signifikan = 259,800
10 dan nilai tolerance lebih besar 0,10 atau nilai Adjusted R2 = 0,939
VIF < 10 dan nilai tolerance > 10. Hal ini dapat Sumber : Data diolah, tahun 2019
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi
multikolonieritas. Hipotesis Pertama
Pengaruh Transparansi Terhadap
Uji Heteroskedastisitas Akuntabilitas
Uji heteroskedastisitas keadaan dimana Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.16,
terjadinya ketidaksamaan varian dari residual diperoleh nilai t hitung = 8,040, t tabel = 1,99 dan
pada model regresiHasil uiji ini dapat dilihat nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Artinya
pada gambar 2 dibawah ini : transparansi berpengaruh terhadap akuntabilitas.
Sehingga pada hipotesis pertama yang
menyatakan “Transparansi berpengaruh positif
terhadap akuntabilitas” diterima.

Hipotesis Kedua
Pengaruh Kompetensi Terhadap
Akuntabilitas
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.16,
diperoleh nilai t hitung = 3,772 t tabel = 1,99 dan
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Artinya
Gambar 2. Hasil Uji Heterosdastisitas kompetensi berpengaruh terhadap akuntabilitas.
Sumber : Data diolah, tahun 2019 Sehingga pada hipotesis kedua yang menyatakan
“kompetensi berpengaruh positif terhadap
Dari scatterplot diatas dapat diketahui akuntabilitas” diterima.
bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang
tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 pada Hipotesis Ketiga
sumbu Y maka pada model regresi tidak terjadi Pengaruh Sistem Pengendalian Internal
masalah heteroskedastisitas. Terhadap Akuntabilitas
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.16,
Analisis regresi berganda merupakan diperoleh nilai t hitung = 2,535 t tabel = 1,99 dan
analisis untuk mengetahui pengaruh variabel nilai signifikansi sebesar 0,014 < 0,05. Artinya

56
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
sistem pengendalian internal berpengaruh kepercayaan pemerintah serta masyarakat
terhadap akuntabilitas. Sehingga pada hipotesis terhadap pengalokasian dana desa.
ketiga yang menyatakan “sistem pengendalian c. Sistem pengendalian internal berpengaruh
internal berpengaruh positif terhadap positif dan signifikan terhadap akuntabilitas
akuntabilitas” diterima. pemerintah desa dalam mengelola alokasi
dana desa di Kecamatan Mrebet Kabupaten
Hipotesis Keempat Purbalingga. Artinya sistem pengendalian
Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap internal menyatu pada tindakan dan kegiatan
Akuntabilitas yang dilakukan oleh perangkat sehingga
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.16, menciptakan akuntabilitas yang baik dalam
diperoleh nilai t hitung = 4,498 t tabel = 1,99 dan mengelola alokasi dana desa
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Artinya d. Komitmen organisasi berpengaruh positif
komitmen organisasi berpengaruh terhadap dan signifikan terhadap akuntabilitas
akuntabilitas. Sehingga hipotesis keempat yang pemerintah desa dalam mengelola alokasi
menyatakan “komitmen organisasi berpengaruh dana desa di Kecamatan Mrebet Kabupaten
positif terhadap akuntabilitas” diterima. Purbalingga. Artinya para aparatur
pemerintah yang serius menunjukkan
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) komitemn organisasi memiliki kemungkinan
Koefisien determinasi digunakan untuk yang lebih besar untuk menunjukkan tingkat
mengukur seberapa jauh kemampuan variabel keikutsertaan yang tinggi dalam organisasi
bebas (independen) dalam menerangkan sehingga dapat menciptakan akuntabilitas
variabel terikat (dependen). Berdasarkan hasil dalam mengelola alokasi dana desa.
regresi linier berganda pada tabel 4.16 diperoleh
nilai Adjusted R square sebesar 0,939, artinya Saran
besar kontribusi variabel transparansi, Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
kompetensi, sistem pengendalian internal dan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai
komitmen organisasi terhadap akuntabilitas berikut : hasil penelitian terbukti bahwa
sebesar 93,9%. Sedangkan sisanya 6,1% transparansi, kompetensi, sistem pengendalian
akuntabilitas dipengaruhi variabel lain yang internal, dan komitmen organisasi berpengaruh
tidak diteliti dalam penelitian ini. terhadap akuntabilita. Sehingga disarankan agar
perangkat desa dapat menjaga tanggung jawab
5. PENUTUP yang diberikan, menjaga kejujuran,
Kesimpulan meningkatkan kuwalitas pengetahuan sehingga
Berdasarkan hasil analisis data kuesioner dalam mengelola alokasi dana desa bisa berjalan
yang disebarkan kepada perangkat desa di sebagai mana mestinya.
Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Implikasi Penelitian
a. Transparansi berpengaruh positif dan Hasil penilitian ini dapat dijadikan rujukan
signifikan terhadap akuntabilitas pemerintah untuk penelitian selanjutnya tentang
desa dalam mengelola alokasi dana desa di akuntabilitas pemerintah desa dalam mengelola
Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. alokasi dana desa. Peneliti selanjutnya dapat
Artinya semakin tinggi tingkat transparansi menganalisis penelitan tentang akuntabilitas
maka semakin baik pemerintah desa dalam pemerintah desa dala mengelola alokasi dana
mengelola alokasi dana desa desa lebih mendalam dengan menggunakan
b. Kompetensi berpengaruh positif dan variabel lainya seperti, pemanfatan teknologi,
signifikan terhadap akuntabilitas pemerintah gaya kepemimpinan dan varaibel lainya.
desa dalam mengelola alokasi dana desa di
Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. 6. DAFTAR PUSTAKA
Artinya semakin banyak perangkat desa Cheng, R.H., H.E. John., C. Susan ,. dan K. Fall.
yang memiliki kompetensi didalam 2002. Mendidik Manajer Keuangan
bidangnya maka semakin tinggi tingkat pemerintah: Kolaborasi universitas antara
bisnis.

57
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Duna, F.S dan Frans, P. 2016. Intraksi komitmen daerah dan aksesibilitasnya terhadap
organisasi terhadap faktor faktor yang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
memengaruhi kualitas laporan keuangan keuangan daerah. Jurnal Akuntansi
pemerintah daerah. Jurnal Ilmu Ekonomi Pemerintah. Vol.2.No.1. 2013
dan Sosial, Vol VII, No 2. P-ISSN: 2085- Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008
8779 e-ISSN : 2354-7723 Tentang Sistem Pengendalian Intern
Hasniati. 2016. Model Akuntabilitas Pemerintah.
Pengelolaan Dana Desa. Jurnal Analisis Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
Dan Pelayanan Publik Vol.2 No.1. tentang Desa, pasal 6
Universitas Hasanuddin: Makasar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Hazrita Fadilah dkk. 2010. Pengaruh Nomor 101 Tahun 2000 Tentang
Kompetensi dan Sistem Akuntansi Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Terhadap Kualitas Pertanggung jawaban Negeri Sipil.
Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lingkungan Kanwil Kementrian Agama Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar
Provinsi Riau. Jurnal Sorot. Volume 9 No 1. Akuntansi Pemerintahan.
April hal 1-121 Lembaga Penelitian Permendagri nomor 113 tahun 2014 tentang asas
Universitas Riau pengelolaan keuangan desa
Hoesada, j. 2014. Komite Setandar Akuntansi Ratifah, I dan Ridwan, M. 2012. Komitmen
Pemerintah (KSAP). Jakarta. Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem
Justita Dora. 2016. Pengaruh akuntabilitas Akuntansi Keuangan Daerah terhadap
pengelolaan keuangan alokasi dana desa, Kualitas Laporan Keuangan, Trikonomika
kebijakan desa, dan kelembagaan desa Volume 11 No. 1, Juni 2012, Hal. 29–39
terhadap kesejahteraan masyarakat. Jurnal Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A.
JIBEKA Vol. 10 No 1 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba
Kadek Leh Sri & Ni Luh Gede Erni. 2015. Empat
Pengaruh Penerapan sistem Akuntansi Rosyidi, Muhammad, 2018. Pengaruh
Keuangan Pemerintah Daerah, Kompetensi Transparansi, kompentansi dan sistem
Sumber Daya Manusia dan Pengelolaan pengendalian internal terhadap akuntabilitas
Keuangan Daerah terhadap Kualitas pemerintah desa dalam mengelola alokasi
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: dana desa. Jurnal Jom Feb, Volume 1 Edisi
Studi Empiris Pada Tiga Dinas Kabupaten Januari
Buleleng. e-Journal. Volume 3 No. 1 Tahun Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
2015 Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Khusaini, Mohammad, 2006. Ekonomi Publik - Alfabeta, CV
Desentralisasi Fiskal danPembangunan _________. 2009. Metode Penelitian
Daerah, Malang, BPFE Unibraw. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Kurtz, M. J., dan A. Schrank. 2007. Alfabeta.
Pertumbuhan dan Pemerintahan: Model, _________. 2011. Metode Penelitian
Ukuran, dan Mekanisme. Jurnal Politik 69 Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.
(2), Mei 2007, hlm. 538–554. Bandung.
LAN BPKP RI. Jakarta Lembaga Administrasi Uddin, S., dan T. Hopper. 2001. A opera sabun
Negara dan Badan Pengawasan Keuangan Bangladesh: Privatisasi, akuntansi, dan
dan Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas rezim kendali di negara yang kurang
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), berkembang. Organisasi dan Masyarakat
Maria Eni Surasih. 2002. Pemerintah Desa dan Akuntansi 26: 643−672
implementasinya, Jakarta: Penerbit Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Erlangga. Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri Daam Negeri No. 37 Tahun Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Desa
Keuangan Desa. Poae, Aries Dedy. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003
Pengaruh penyajian laporan keuangan tentang Ketenagakerjaa

58
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Widiyatama, Arif dkk. 2017. Pengaruh
kompentensi dan sistem pengendalian
internal terhadap akuntabilitas pemerintah
desa dalam mengelola alokasi dana desa.
Artikel Berkala akuntansi dan keuangan
indonesia volume 2 nomor 2

59

Anda mungkin juga menyukai