OKSIDASI HIDROGEN
Kelompok 1:
B. Dasar Teori
Di dalam reaksi reduksi-oksidasi (redoks), elektron berpindah antara zat yang bereaksi
saat mereka bergabung untuk membuat produk. Pertukaran ini digambarkan melalui
perubahan bilangan oksidasi (biloks) reaktan. Bilangan oksidasi akan mengalami
peningkatan untuk zat yang melepaskan elektron, dan akan mengalami penurunan untuk
zat yang menerima elektron (Oxtoby et al., 2015).
Elektrolisis adalah penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya oleh arus
listrik. Elektrolisis sering digunakan untuk mengekstrak logam yang memiliki
reaktivitas tinggi. Elektrolisis juga digunakan untuk menghasilkan non-logam seperti
klorin. Elektrolisis umumnya dilakukan di dalam sel elektrolisis. Elektrolit adalah
senyawa yang terurai yaitu senyawa ionik cair atau larutan ion pekat. Elektroda adalah
batang yang terbuat dari karbon (grafit) atau logam yang mengahantarkan listrik dari
elektrolit dan menuju elektrolit. Elektroda positif adalah anode dan elektroda negatif
adalah katoda. Pada proses elektrolisis, reduksi terjadi di katoda karena ion memperoleh
elektron dari katoda dan okksidasi terjadi di anoda karena ion kehilangan elektron ke
anoda. Oleh karena itu, elektrolisis adalah reaksi redoks (Ryan & Norris, 2020).
Larutan elektrolit mengandung lebih dari satu kation dan anion. Contohnya,
larutan natrium klorida mengandung ion Na+, Cl⁻, H+, dan OH⁻. Ion H+ dan OH⁻ pada
larutan tersebut muncul dari persamaan ionisasi air yaitu:
H2O ⇌ H+ + OH⁻
Elektrolisis larutan berair bergantung pada elektroda potensial relatif dari ion dan
konsentrasi sebuah ion (Ryan & Norris, 2020).
C. MSDS
Ar 158.11 g/mol
Mr 36.46 g/mol
Titik Didih 83 °C
Korosif
H314 - Menyebabkan luka kulit berat
dan kerusakan mata.
Mr 159.60 g/mol
Ryan, L., & Norris, R. (2020). Cambridge International AS & A Level Chemistry
Coursebook with Digital Access. 886.
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P., & Butler, L. J. (2015). Principles of Modern Chemistry
(8th ed.). Cengage Learning.
F. Lampiran