Jurnal Percobaan 4 - Kelompok 5 - Kimia 14
Jurnal Percobaan 4 - Kelompok 5 - Kimia 14
UJI PH OKSIDA
Kelompok 5:
B. Dasar Teori
Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang mengandung hidrogen yang
terionisasi dan menghasilkan ion hidrogen (H+) dalam larutan. Dia juga mengatakan
bahwa basa adalah senyawa yang terionisasi dan menghasilkan ion hidroksida (OH)
dalam larutan (Wilbraham, 2008).
Teori Bronsted-Lowry mendefinisikan asam sebagai donor ion hidrogen, dan
basa sebagai akseptor ion hidrogen. Semua asam dan basa yang termasuk dalam teori
Arrhenius juga merupakan asam dan basa menurut teori Bronsted-Lowry. Beberapa
senyawa yang tidak termasuk dalam teori Arrhenius diklasifikasikan sebagai basa dalam
teori Bronsted-Lowry (Wilbraham, 2008).
Perpanjangan dari definisi Bronsted tentang asam dan basa adalah konsep
pasangan asam-basa konjugasi, yang dapat didefinisikan sebagai asam dan basa
konjugasinya atau basa dan asam konjugasinya. Basa konjugat asam Bronsted adalah
spesies yang tersisa ketika satu proton telah dihapus dari asam. Sebaliknya, asam
konjugasi dihasilkan dari penambahan proton ke basa Bronsted. Setiap asam Bronsted
memiliki basa konjugasi, dan setiap basa Bronsted memiliki asam konjugasi. Misalnya,
ion klorida (Cl−) adalah basa konjugasi yang terbentuk dari asam HCl, dan H3O+ (ion
hidronium) adalah asam konjugasi dari basa H2O (Chang & Overby, 2019).
Teori ketiga dari asam dan basa diusulkan oleh Gilbert Lewis. Lewis
mengusulkan bahwa asam menerima sepasang elektron selama reaksi, sedangkan basa
menyumbangkan sepasang elektron. Konsep ini lebih umum daripada teori Arrhenius
atau teori Bronsted-Lowry. Asam Lewis adalah zat yang dapat menerima sepasang
elektron untuk membentuk ikatan kovalen. Basa Lewis adalah zat yang dapat
menyumbangkan sepasang elektron untuk membentuk ikatan kovalen. Ion hidrogen
(asam Bronsted-Lowry) dapat menerima sepasang elektron dalam membentuk ikatan.
Oleh karena itu, ion hidrogen juga merupakan asam Lewis. Basa Bronsted-Lowry, atau
zat yang menerima ion hidrogen, harus memiliki sepasang elektron yang tersedia dan,
oleh karena itu, juga merupakan basa Lewis. Perhatikan reaksi H+ dan OH-
(Wilbraham, 2008).
Pada tahun 1909, Soren Sorensen mengemukakan sebuah sistem pengukuran
untuk mengukur keasaman suatu larutan yang disebut pH. pH dinyatakan sebagai
logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan, atau
Semakin nilai pH naik, maka kadar [H+] menurun sehingga larutan bersifat basa.
Sebaliknya jika pH menurun maka kadar [H+] meningkat dan larutan bersifat lebih
asam. (Goldsby & Chang, 2015).
C. MSDS
Struktur
Mr 40 g/mol
Bahaya
Korosif
H314 - Menyebabkan luka bakar kulit
yang parah dan kerusakan mata
H318 - Menyebabkan kerusakan mata
yang serius.
H402 - Berbahaya bagi kehidupan air
Mr 63 g/mol
Bahaya
Struktur
Mr 56.11 g/mol
Struktur
Mr 98 g/mol
Bahaya
Korosif
H314 - Menyebabkan luka bakar kulit
yang parah dan kerusakan mata
Mr 74 g/mol
Bahaya
E. Daftar Pustaka
Chang, R., & Overby, J. (2019). Chemistry. McGraw-Hill Education.
Goldsby, K. A., & Chang, R. (2015). Chemistry. McGraw-Hill Education.
Wilbraham, A. C. (2008). Prentice Hall Chemistry. Pearson Prentice Hall.
F. Lampiran
Nama Pembagian Tugas