Layana
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : AKHIR 2018
Surveyor :
5 10
EP 4 4. Pelanggan mengetahui dan mengikuti alur
yang ditetapkan. 5 10
EP 5 5. Terdapat cara mengetahui bahwa
pelanggan puas terhadap proses pendaftaran.
5 10
EP 6 6. Terdapat tindak lanjut jika pelanggan
tidak puas
5 10
EP 7 7. Keselamatan pelanggan terjamin di tempat
pendaftaran.
5 10
Jumlah 40 70
5 10
EP 4 4. Pelanggan mendapat tanggapan sesuai yang
dibutuhkan ketika meminta informasi kepada
petugas
0 10
EP 5 5. Tersedia informasi tentang kerjasama
dengan fasilitas rujukan lain 5 10
EP 6 6. Tersedia informasi tentang bentuk
kerjasama dengan fasilitas rujukan lain 10 10
Jumlah 30 60
5 10
EP 2 2. Ada upaya tindak lanjut untuk mengatasi
atau membatasi hambatan pada waktu pasien
membutuhkan pelayanan di Puskesmas. 5 10
EP 3 3. Upaya tersebut telah dilaksanakan.
0 10
Jumlah 10 30
5 10
EP 2 2. Proses kajian dilakukan oleh tenaga yang
kompeten untuk melakukan kajian
10 10
EP 3 3. Pemeriksaan dan diagnosis mengacu pada
standar profesi dan standar asuhan
5 10
EP 4 4. Prosedur pengkajian yang ada menjamin
tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu
5 10
Jumlah 25 40
5 10
EP 2 2. Petugas tersebut dilatih menggunakan
kriteria ini. 0 10
EP 3 3. Pasien diprioritaskan atas dasar urgensi
kebutuhan. 5 10
EP 4 4. Pasien emergensi diperiksa dan dibuat
stabil terlebih dahulu sesuai kemampuan
Puskesmas sebelum dirujuk ke pelayanan
yang mempunyai kemampuan lebih tinggi
5 10
Jumlah 15 40
5 10
EP 4 4. Petugas yang diberi kewenangan telah
mengikuti pelatihan yang memadai, apabila
tidak tersedia tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan
0 10
Jumlah 15 40
0 10
Jumlah 5 30
5 10
EP 2 2. Setiap petugas yang terkait dalam
pelayanan klinis mengetahui kebijakan dan
prosedur tersebut serta menerapkan dalam
penyusunan rencana terapi dan/atau rencana
layanan terpadu
5 10
EP 3 3. Dilakukan evaluasi kesesuaian pelaksanaan
rencana terapi dan/atau rencana asuhan
dengan kebijakan dan prosedur 0 10
EP 4 4. Dilakukan tindak lanjut jika terjadi
ketidaksesuaian antara rencana layanan
dengan kebijakan dan prosedur 0 10
EP 5 5. Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
dan hasil tindak lanjut. 0 10
Jumlah 10 50
5 10
EP 2 2. Rencana layanan disusun untuk setiap
pasien dengan kejelasan tujuan yang ingin
dicapai 5 10
EP 3 3. Penyusunan rencana layanan tersebut
mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan tata nilai
budaya pasien 0 10
EP 4 4. Bila memungkinkan dan tersedia,
pasien/keluarga pasien diperbolehkan untuk
memilih tenaga/ profesi kesehatan 0 10
Jumlah 10 40
5 10
EP 4 4. Dilakukan komunikasi dengan fasilitas
kesehatan yang menjadi tujuan rujukan untuk
memastikan kesiapan fasilitas tersebut untuk
menerima rujukan. 5 10
Jumlah 25 40
5 10
EP 3 3. Dilakukan kerjasama dengan fasilitas
kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan
asuhan 10 10
Jumlah 20 30
0 10
EP 2 2. Resume klinis memuat kondisi pasien.
0 10
EP 3 3. Resume klinis memuat prosedur dan
tindakan-tindakan lain yang telah dilakukan
0 10
EP 4 4. Resume klinis memuat kebutuhan pasien
akan pelayanan lebih lanjut
0 10
Jumlah 0 40
5 10
EP 2 2. Tersedia kebijakan dan prosedur untuk
menjamin kesinambungan pelayanan 5 10
EP 3 3. Layanan klinis dan pelayanan penunjang
yang dibutuhkan dipadukan dengan baik,
sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak
perlu. 0 10
Jumlah 10 30
50.00%
sudah ada Bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien namun belum
semua pasien paham tentang hak dan kewajibannya
68.75%
sudah ada SOP alur pelayanan pasie, ada bagan alur pelayanan
yang diletakkan didepan sehingga pasien bisa melihat dari awal
datang ke puskesmas, hasil telusur pasien paham.
75.00%
33.33%
terdapat SOP pengkajian awal , belum ada kajian awal klinis per
profesi, form masih 1 smaa semua unit pelayanan.
62.50%
sudah ada SOP dan formulir kajian awal yang memuat informasi
apa saja yang harus diperoleh selama proses pengkajian (tim
pelayanan klinis perlu menetapkan informasi apa saja yang perlu
dicantumkan dalam rekam medis pasien)
Sudah ada SOP dan formulir kajian awal yang memuat informasi
apa saja yang harus diperoleh selama proses pengkajian namun
masih global
33.33%
37.50%
37.50%
16.67%
RM belum standar,...sudah ada Kebijakan penyusunan rencana
layanan medis. SOP penyusunan rencana layanan terpadu jika
diperlukan penanganan secara tim., SOP penyusunan rencana
layanan medis
20.00%
25.00%
ada Bukti dalam SOAP jika ada asesmen risiko klinis yang mungkin
terjadi selama pelayanan
62.50%
66.67%
0.00%
56.25%
sudah ada Daftar kasus-kasus gawat darurat/berisiko tinggi yang
biasa ditangani
80.00%
20.00%
sudah ada SK identifikasi dan penanganan keluhan, SOP
identifikasi dan penanganan keluhan sesuai metode yang berlaku
37.50%
33.33%
50.00%
ada SK tentang jenis-jenis anestesi lokal yang dapat dilakukan di
Puskesmas.
ada SK tentang tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan
melakukan anestesi lokal
ada Bukti anestesi lokal, teknik anestesi lokal ditulis dalam rekam
medis namun belum pada semua kasus.
70.00%
50.00%
50.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
sudah ada SOP tranportasi rujukan
62.50%
42.72%
REKOMENDASI
Perbaiki SOP sesuai tata naskah
-
Prosedur/Langkah2 :
- Form
Survey,
menetapkan identifikasi pasien dengan menggunakan minimal 2 hal yang
tidak berubah, misal nama dan tanggal lahir. Dan digunakan disetiap
memulai pelayanan, sehingga tidak terjadi kesalahan pasien.
- Nama pelanggan,
- Alamat pelanggan,
membuat prioritas untuk lansia , ibu hamil dan anak mulai dari
pendaftaran sampai ke ruang pelayanan.
membuat inovasi dalam pelaksanaan penyampaian hak dan kewajiban
pasien sehingga pasien dan petugas memahami
- Kajian Sosial
- Menjamin
melengkapi SOP pelayanan medis dan SOPtidak terjadi
asuhan pengulangan
keperawatan yg
, asuhan
tidak perlu.bedasarkan kasus yang mampu ditangani di Puskesmas.
kebidanan
Tenaga Medis wajib mencatat secara lengkap semua kajian awal di semua
Rekam Medis.tim pelayanan klinis perlu menetapkan informasi apa saja
yang perlu dicantumkan dalam rekam medis pasien, merencanakan secara
terus menerus form RM yang informatif.
SOP harus
sesuai dgn ketentuan/pedoman,
Langkah/Prosedur memuat, a.l. :
- Koordinasi
mengadakan sosialisasi kebijakandengan petugas
dan SOP kesehatan
penyusunan yanglayanan
rencana lain,
medis kepada semua petugas pemberi layanan klinis
melaksanakan audit klinis sesuai SOP dan secara periodik untuk evaluasi
kesesuaian pelaksanaan rencana terapi ataurencana asuhan.(tim audit
internal)
membuat laporan tindak lanjut hasil audit secara periodik dan terstruktur
layanan terpadu dilaksanakan sesuai SOP dengan waktu yang jelas dan
dilaksnakan pada semua pasien dan terdokumentasi dalam RM
sebaiknya semua layanan terpadu mempertimbangkan efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang ada di Puskesmas
implementasi
- alasan rujukan,
perubahan rencana layanan ditulis dalam rekam medik pada semua kasus,
melengkapi RM
lengkapi dengan Pedoman/panduan seta SOP kasus gawat darurat.
implementasi
implementasi
implementasi
implementasi
petugas harus memberi informasi dan menjaga komunikasi yang baik yang
berkaitan dengan keputusan menolak terhadap pelayanan.
implementasi
implementasi
BAB.VII. Layanan Klin
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : AKHIR 2019
Surveior :
5 10
EP 4 4. Pelanggan mengetahui dan mengikuti alur
yang ditetapkan. 5 10
EP 5 5. Terdapat cara mengetahui bahwa
pelanggan puas terhadap proses pendaftaran. 10 10
EP 6 6. Terdapat tindak lanjut jika pelanggan
tidak puas
5 10
EP 7 7. Keselamatan pelanggan terjamin di tempat
pendaftaran.
5 10
Jumlah 45 70
KRITERIA 7.1.2. SKOR SKOR Maksimal
EP 1 1. Tersedia media informasi tentang
pendaftaran di tempat pendaftaran 5 10
EP 2 2. Semua pihak yang membutuhkan informasi
pendaftaran memperoleh informasi sesuai
dengan yang dibutuhkan 5 10
EP 3 3. Pelanggan dapat memperoleh informasi lain
tentang sarana pelayanan, antara lain tarif,
jenis pelayanan, rujukan, ketersediaan tempat
tidur untuk Puskesmas perawatan/rawat inap
dan informasi lain yang dibutuhkan
5 10
EP 4 4. Pelanggan mendapat tanggapan sesuai yang
dibutuhkan ketika meminta informasi kepada
petugas
0 10
EP 5 5. Tersedia informasi tentang kerjasama
dengan fasilitas rujukan lain 5 10
EP 6 6. Tersedia informasi tentang bentuk
kerjasama dengan fasilitas rujukan lain 10 10
Jumlah 30 60
5 10
EP 2 2. Ada upaya tindak lanjut untuk mengatasi
atau membatasi hambatan pada waktu pasien
membutuhkan pelayanan di Puskesmas. 5 10
EP 3 3. Upaya tersebut telah dilaksanakan.
0 10
Jumlah 10 30
5 10
EP 2 2. Proses kajian dilakukan oleh tenaga yang
kompeten untuk melakukan kajian
10 10
EP 3 3. Pemeriksaan dan diagnosis mengacu pada
standar profesi dan standar asuhan 5 10
EP 4 4. Prosedur pengkajian yang ada menjamin
tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu
5 10
Jumlah 25 40
5 10
Jumlah 15 40
5 10
EP 4 4. Petugas yang diberi kewenangan telah
mengikuti pelatihan yang memadai, apabila
tidak tersedia tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan
0 10
Jumlah 15 40
0 10
Jumlah 5 30
5 10
EP 2 2. Setiap petugas yang terkait dalam
pelayanan klinis mengetahui kebijakan dan
prosedur tersebut serta menerapkan dalam
penyusunan rencana terapi dan/atau rencana
layanan terpadu
5 10
EP 3 3. Dilakukan evaluasi kesesuaian pelaksanaan
rencana terapi dan/atau rencana asuhan
dengan kebijakan dan prosedur 0 10
EP 4 4. Dilakukan tindak lanjut jika terjadi
ketidaksesuaian antara rencana layanan
dengan kebijakan dan prosedur 0 10
EP 5 5. Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
dan hasil tindak lanjut. 0 10
Jumlah 10 50
5 10
EP 2 2. Rencana layanan disusun untuk setiap
pasien dengan kejelasan tujuan yang ingin
dicapai 5 10
EP 3 3. Penyusunan rencana layanan tersebut
mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan tata nilai
budaya pasien 0 10
EP 4 4. Bila memungkinkan dan tersedia,
pasien/keluarga pasien diperbolehkan untuk
memilih tenaga/ profesi kesehatan 0 10
Jumlah 10 40
5 10
EP 4 4. Dilakukan komunikasi dengan fasilitas
kesehatan yang menjadi tujuan rujukan untuk
memastikan kesiapan fasilitas tersebut untuk
menerima rujukan. 5 10
Jumlah 25 40
5 10
EP 3 3. Dilakukan kerjasama dengan fasilitas
kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan
asuhan 10 10
Jumlah 20 30
0 10
EP 2 2. Resume klinis memuat kondisi pasien.
0 10
EP 3 3. Resume klinis memuat prosedur dan
tindakan-tindakan lain yang telah dilakukan
0 10
EP 4 4. Resume klinis memuat kebutuhan pasien
akan pelayanan lebih lanjut
0 10
Jumlah 0 40
5 10
EP 2 2. Tersedia kebijakan dan prosedur untuk
menjamin kesinambungan pelayanan 5 10
EP 3 3. Layanan klinis dan pelayanan penunjang
yang dibutuhkan dipadukan dengan baik,
sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak
perlu. 0 10
Jumlah 10 30
50.00%
sudah ada Bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien namun belum
semua pasien paham tentang hak dan kewajibannya
68.75%
sudah ada SOP alur pelayanan pasie, ada bagan alur pelayanan
yang diletakkan didepan sehingga pasien bisa melihat dari awal
datang ke puskesmas, hasil telusur pasien paham.
75.00%
33.33%
terdapat SOP pengkajian awal , belum ada kajian awal klinis per
profesi, form masih 1 smaa semua unit pelayanan.
62.50%
sudah ada SOP dan formulir kajian awal yang memuat informasi
apa saja yang harus diperoleh selama proses pengkajian (tim
pelayanan klinis perlu menetapkan informasi apa saja yang perlu
dicantumkan dalam rekam medis pasien)
Sudah ada SOP dan formulir kajian awal yang memuat informasi
apa saja yang harus diperoleh selama proses pengkajian namun
masih global
33.33%
37.50%
37.50%
16.67%
RM belum standar,...sudah ada Kebijakan penyusunan rencana
layanan medis. SOP penyusunan rencana layanan terpadu jika
diperlukan penanganan secara tim., SOP penyusunan rencana
layanan medis
20.00%
25.00%
ada Bukti dalam SOAP jika ada asesmen risiko klinis yang mungkin
terjadi selama pelayanan
62.50%
66.67%
0.00%
56.25%
sudah ada Daftar kasus-kasus gawat darurat/berisiko tinggi yang
biasa ditangani
80.00%
40.00%
sudah ada SK identifikasi dan penanganan keluhan, SOP
identifikasi dan penanganan keluhan sesuai metode yang berlaku
50.00%
33.33%
62.50%
ada SK tentang jenis-jenis anestesi lokal yang dapat dilakukan di
Puskesmas.
ada SK tentang tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan
melakukan anestesi lokal
ada Bukti anestesi lokal, teknik anestesi lokal ditulis dalam rekam
medis namun belum pada semua kasus.
80.00%
50.00%
50.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
sudah ada SOP tranportasi rujukan
62.50%
44.70%
REKOMENDASI
Perbaiki SOP sesuai tata naskah
-
Prosedur/Langkah2 :
SOP pendaftaran bukan hanya untuk dibuat dan diketahui saja oleh
petugas, tapi dilaksanakan. Disesuaikan dengan kegiatan yanga ada.
Biasakanlah tulis yang dikerjakan, kerjakan yang ditulis.evaluasi kembali
SOP pendaftaran.
- Form
Survey,
menetapkan identifikasi pasien dengan menggunakan minimal 2 hal yang
tidak berubah, misal nama dan tanggal lahir. Dan digunakan disetiap
memulai pelayanan, sehingga tidak terjadi kesalahan pasien.
melengkapi dan mengupdate media informasi , brosur dll sehingga
memudahkan petugas dlam memberi informasi
menyesuaikan SOP sesuai kegiatan yang ada selama proses pendaftaran.
1.
Bagan alur pendaftaran.
2. Jam buka – tutup.
3. Hak dan kewajiban pasien.
4. Jenis – jenis pelayanan : UKM – UKP.
5. Petunjuk arah unit – unit pelayanan.
6. Jenis – jenis dan tarif pemeriksaan laboratorium.
7. Alamat laboratorium rujukan.
8. Alamat Rumah Sakit rujukan.
9. Peraturan Per-UU yg berhub Puskesmas (mis: Perda Retribusi)
10.Denah Puskesmas.
- Nama pelanggan,
- Alamat pelanggan,
membuat prioritas untuk lansia , ibu hamil dan anak mulai dari
pendaftaran sampai ke ruang pelayanan.
- Kajian Sosial
- Menjamin
melengkapi SOP pelayanan medis dan SOPtidak terjadi
asuhan pengulangan
keperawatan yg
, asuhan
tidak perlu.
kebidanan bedasarkan kasus yang mampu ditangani di Puskesmas.
Tenaga Medis wajib mencatat secara lengkap semua kajian awal di semua
Rekam Medis.tim pelayanan klinis perlu menetapkan informasi apa saja
yang perlu dicantumkan dalam rekam medis pasien, merencanakan secara
terus menerus form RM yang informatif.
Form harus lengkap memuat informasi yg dibutuhkan untuk kajian medis,
kajian keperawatan, dan kajian lain yang diperlukan, mengevaluasi
kembali form yang sdh ada , koreksi kedepan masing2 profesi.
- Koordinasi
mengadakan sosialisasi kebijakandengan petugas
dan SOP kesehatan
penyusunan yanglayanan
rencana lain,
medis kepada semua petugas pemberi layanan klinis
melaksanakan audit klinis sesuai SOP dan secara periodik untuk evaluasi
kesesuaian pelaksanaan rencana terapi ataurencana asuhan.(tim audit
internal)
membuat laporan tindak lanjut hasil audit secara periodik dan terstruktur
layanan terpadu dilaksanakan sesuai SOP dengan waktu yang jelas dan
dilaksnakan pada semua pasien dan terdokumentasi dalam RM
sebaiknya semua layanan terpadu mempertimbangkan efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang ada di Puskesmas
implementasi
- alasan rujukan,
perubahan rencana layanan ditulis dalam rekam medik pada semua kasus,
melengkapi RM
lengkapi dengan Pedoman/panduan seta SOP kasus gawat darurat.
implementasi
implementasi
petugas harus memberi informasi dan menjaga komunikasi yang baik yang
berkaitan dengan keputusan menolak terhadap pelayanan.
implementasi
implementasi
BAB.VII. Layanan Klin
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR 1
Tanggal : AKHIR 2020
Surveior :
5 10
EP 4 4. Pelanggan mengetahui dan mengikuti alur
yang ditetapkan. 5 10
EP 5 5. Terdapat cara mengetahui bahwa
pelanggan puas terhadap proses pendaftaran.
10 10
EP 6 6. Terdapat tindak lanjut jika pelanggan
tidak puas
5 10
EP 7 7. Keselamatan pelanggan terjamin di tempat
pendaftaran.
5 10
Jumlah 45 70
0 10
EP 5 5. Tersedia informasi tentang kerjasama
dengan fasilitas rujukan lain 5 10
EP 6 6. Tersedia informasi tentang bentuk
kerjasama dengan fasilitas rujukan lain 10 10
Jumlah 35 60
5 10
EP 2 2. Ada upaya tindak lanjut untuk mengatasi
atau membatasi hambatan pada waktu pasien
membutuhkan pelayanan di Puskesmas. 5 10
EP 3 3. Upaya tersebut telah dilaksanakan.
0 10
Jumlah 10 30
5 10
EP 2 2. Proses kajian dilakukan oleh tenaga yang
kompeten untuk melakukan kajian
10 10
EP 3 3. Pemeriksaan dan diagnosis mengacu pada
standar profesi dan standar asuhan 5 10
EP 4 4. Prosedur pengkajian yang ada menjamin
tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu
5 10
Jumlah 25 40
5 10
Jumlah 15 40
5 10
EP 4 4. Petugas yang diberi kewenangan telah
mengikuti pelatihan yang memadai, apabila
tidak tersedia tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan
0 10
Jumlah 15 40
0 10
Jumlah 5 30
5 10
EP 2 2. Setiap petugas yang terkait dalam
pelayanan klinis mengetahui kebijakan dan
prosedur tersebut serta menerapkan dalam
penyusunan rencana terapi dan/atau rencana
layanan terpadu
5 10
EP 3 3. Dilakukan evaluasi kesesuaian pelaksanaan
rencana terapi dan/atau rencana asuhan
dengan kebijakan dan prosedur 0 10
EP 4 4. Dilakukan tindak lanjut jika terjadi
ketidaksesuaian antara rencana layanan
dengan kebijakan dan prosedur 5 10
EP 5 5. Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
dan hasil tindak lanjut. 5 10
Jumlah 20 50
5 10
EP 2 2. Rencana layanan disusun untuk setiap
pasien dengan kejelasan tujuan yang ingin
dicapai 5 10
EP 3 3. Penyusunan rencana layanan tersebut
mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan tata nilai
budaya pasien 0 10
EP 4 4. Bila memungkinkan dan tersedia,
pasien/keluarga pasien diperbolehkan untuk
memilih tenaga/ profesi kesehatan 0 10
Jumlah 10 40
5 10
EP 4 4. Dilakukan komunikasi dengan fasilitas
kesehatan yang menjadi tujuan rujukan untuk
memastikan kesiapan fasilitas tersebut untuk
menerima rujukan. 5 10
Jumlah 25 40
5 10
EP 3 3. Dilakukan kerjasama dengan fasilitas
kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan
asuhan 10 10
Jumlah 20 30
5 10
EP 2 2. Resume klinis memuat kondisi pasien.
5 10
EP 3 3. Resume klinis memuat prosedur dan
tindakan-tindakan lain yang telah dilakukan
5 10
EP 4 4. Resume klinis memuat kebutuhan pasien
akan pelayanan lebih lanjut
5 10
Jumlah 20 40
5 10
EP 2 2. Tersedia kebijakan dan prosedur untuk
menjamin kesinambungan pelayanan 5 10
EP 3 3. Layanan klinis dan pelayanan penunjang
yang dibutuhkan dipadukan dengan baik,
sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak
perlu. 0 10
Jumlah 10 30
58.33%
sudah ada Bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien namun belum
semua pasien paham tentang hak dan kewajibannya
68.75%
sudah ada SOP alur pelayanan pasie, ada bagan alur pelayanan
yang diletakkan didepan sehingga pasien bisa melihat dari awal
datang ke puskesmas, hasil telusur pasien paham.
75.00%
33.33%
terdapat SOP pengkajian awal , belum ada kajian awal klinis per
profesi, form masih 1 smaa semua unit pelayanan.
62.50%
sudah ada SOP dan formulir kajian awal yang memuat informasi
apa saja yang harus diperoleh selama proses pengkajian (tim
pelayanan klinis perlu menetapkan informasi apa saja yang perlu
dicantumkan dalam rekam medis pasien)
Sudah ada SOP dan formulir kajian awal yang memuat informasi
apa saja yang harus diperoleh selama proses pengkajian namun
masih global
33.33%
37.50%
37.50%
16.67%
RM belum standar,...sudah ada Kebijakan penyusunan rencana
layanan medis. SOP penyusunan rencana layanan terpadu jika
diperlukan penanganan secara tim., SOP penyusunan rencana
layanan medis
25.00%
ada Bukti dalam SOAP jika ada asesmen risiko klinis yang mungkin
terjadi selama pelayanan
62.50%
66.67%
50.00%
56.25%
sudah ada Daftar kasus-kasus gawat darurat/berisiko tinggi yang
biasa ditangani
80.00%
40.00%
sudah ada SK identifikasi dan penanganan keluhan, SOP
identifikasi dan penanganan keluhan sesuai metode yang berlaku
50.00%
33.33%
62.50%
ada SK tentang jenis-jenis anestesi lokal yang dapat dilakukan di
Puskesmas.
ada SK tentang tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan
melakukan anestesi lokal
ada Bukti anestesi lokal, teknik anestesi lokal ditulis dalam rekam
medis namun belum pada semua kasus.
80.00%
50.00%
50.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
sudah ada SOP tranportasi rujukan
62.50%
47.02%
REKOMENDASI
Perbaiki SOP sesuai tata naskah
-
Prosedur/Langkah2 :
SOP pendaftaran bukan hanya untuk dibuat dan diketahui saja oleh
petugas, tapi dilaksanakan. Disesuaikan dengan kegiatan yanga ada.
Biasakanlah tulis yang dikerjakan, kerjakan yang ditulis.evaluasi kembali
SOP pendaftaran.
- Form
Survey,
menetapkan identifikasi pasien dengan menggunakan minimal 2 hal yang
tidak berubah, misal nama dan tanggal lahir. Dan digunakan disetiap
memulai pelayanan, sehingga tidak terjadi kesalahan pasien.
- Nama pelanggan,
- Alamat pelanggan,
membuat prioritas untuk lansia , ibu hamil dan anak mulai dari
pendaftaran sampai ke ruang pelayanan.
- Kajian Sosial
- Menjamin
melengkapi SOP pelayanan medis dan SOPtidak terjadi
asuhan pengulangan
keperawatan yg
, asuhan
tidak perlu.
kebidanan bedasarkan kasus yang mampu ditangani di Puskesmas.
Tenaga Medis wajib mencatat secara lengkap semua kajian awal di semua
Rekam Medis.tim pelayanan klinis perlu menetapkan informasi apa saja
yang perlu dicantumkan dalam rekam medis pasien, merencanakan secara
terus menerus form RM yang informatif.
Form harus lengkap memuat informasi yg dibutuhkan untuk kajian medis,
kajian keperawatan, dan kajian lain yang diperlukan, mengevaluasi
kembali form yang sdh ada , koreksi kedepan masing2 profesi.
- Koordinasi
mengadakan sosialisasi kebijakandengan petugas
dan SOP kesehatan
penyusunan yanglayanan
rencana lain,
medis kepada semua petugas pemberi layanan klinis
melaksanakan audit klinis sesuai SOP dan secara periodik untuk evaluasi
kesesuaian pelaksanaan rencana terapi ataurencana asuhan.(tim audit
internal)
membuat laporan tindak lanjut hasil audit secara periodik dan terstruktur
layanan terpadu dilaksanakan sesuai SOP dengan waktu yang jelas dan
dilaksnakan pada semua pasien dan terdokumentasi dalam RM
sebaiknya semua layanan terpadu mempertimbangkan efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang ada di Puskesmas
implementasi
- alasan rujukan,
perubahan rencana layanan ditulis dalam rekam medik pada semua kasus,
melengkapi RM
lengkapi dengan Pedoman/panduan seta SOP kasus gawat darurat.
implementasi
implementasi
petugas harus memberi informasi dan menjaga komunikasi yang baik yang
berkaitan dengan keputusan menolak terhadap pelayanan.
implementasi
implementasi
BAB.VII. Layanan Klin
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR 1
Tanggal : AKHIR 2020
Surveior :
5 10
EP 4 4. Pelanggan mengetahui dan mengikuti alur
yang ditetapkan. 5 10
EP 5 5. Terdapat cara mengetahui bahwa
pelanggan puas terhadap proses pendaftaran. 10 10
EP 6 6. Terdapat tindak lanjut jika pelanggan
tidak puas
5 10
EP 7 7. Keselamatan pelanggan terjamin di tempat
pendaftaran.
5 10
Jumlah 45 70
KRITERIA 7.1.2. SKOR SKOR Maksimal
EP 1 1. Tersedia media informasi tentang
pendaftaran di tempat pendaftaran 5 10
EP 2 2. Semua pihak yang membutuhkan informasi
pendaftaran memperoleh informasi sesuai
dengan yang dibutuhkan 5 10
EP 3 3. Pelanggan dapat memperoleh informasi lain
tentang sarana pelayanan, antara lain tarif,
jenis pelayanan, rujukan, ketersediaan tempat
tidur untuk Puskesmas perawatan/rawat inap
dan informasi lain yang dibutuhkan
10 10
EP 4 4. Pelanggan mendapat tanggapan sesuai yang
dibutuhkan ketika meminta informasi kepada
petugas
0 10
EP 5 5. Tersedia informasi tentang kerjasama
dengan fasilitas rujukan lain 5 10
EP 6 6. Tersedia informasi tentang bentuk
kerjasama dengan fasilitas rujukan lain 10 10
Jumlah 35 60
5 10
EP 2 2. Ada upaya tindak lanjut untuk mengatasi
atau membatasi hambatan pada waktu pasien
membutuhkan pelayanan di Puskesmas. 5 10
EP 3 3. Upaya tersebut telah dilaksanakan.
0 10
Jumlah 10 30
5 10
EP 2 2. Proses kajian dilakukan oleh tenaga yang
kompeten untuk melakukan kajian
10 10
EP 3 3. Pemeriksaan dan diagnosis mengacu pada
standar profesi dan standar asuhan 5 10
EP 4 4. Prosedur pengkajian yang ada menjamin
tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu
5 10
Jumlah 25 40
5 10
Jumlah 15 40
5 10
EP 4 4. Petugas yang diberi kewenangan telah
mengikuti pelatihan yang memadai, apabila
tidak tersedia tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan
0 10
Jumlah 15 40
0 10
Jumlah 5 30
5 10
EP 2 2. Setiap petugas yang terkait dalam
pelayanan klinis mengetahui kebijakan dan
prosedur tersebut serta menerapkan dalam
penyusunan rencana terapi dan/atau rencana
layanan terpadu
5 10
EP 3 3. Dilakukan evaluasi kesesuaian pelaksanaan
rencana terapi dan/atau rencana asuhan
dengan kebijakan dan prosedur 0 10
EP 4 4. Dilakukan tindak lanjut jika terjadi
ketidaksesuaian antara rencana layanan
dengan kebijakan dan prosedur 5 10
EP 5 5. Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
dan hasil tindak lanjut. 5 10
Jumlah 20 50
5 10
EP 2 2. Rencana layanan disusun untuk setiap
pasien dengan kejelasan tujuan yang ingin
dicapai 5 10
EP 3 3. Penyusunan rencana layanan tersebut
mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan tata nilai
budaya pasien 0 10
EP 4 4. Bila memungkinkan dan tersedia,
pasien/keluarga pasien diperbolehkan untuk
memilih tenaga/ profesi kesehatan 0 10
Jumlah 10 40
5 10
EP 4 4. Dilakukan komunikasi dengan fasilitas
kesehatan yang menjadi tujuan rujukan untuk
memastikan kesiapan fasilitas tersebut untuk
menerima rujukan. 5 10
Jumlah 25 40
5 10
EP 3 3. Dilakukan kerjasama dengan fasilitas
kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan
asuhan 10 10
Jumlah 20 30
5 10
EP 2 2. Resume klinis memuat kondisi pasien.
5 10
EP 3 3. Resume klinis memuat prosedur dan
tindakan-tindakan lain yang telah dilakukan
5 10
EP 4 4. Resume klinis memuat kebutuhan pasien
akan pelayanan lebih lanjut
5 10
Jumlah 20 40
5 10
EP 2 2. Tersedia kebijakan dan prosedur untuk
menjamin kesinambungan pelayanan 5 10
EP 3 3. Layanan klinis dan pelayanan penunjang
yang dibutuhkan dipadukan dengan baik,
sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak
perlu. 0 10
Jumlah 10 30
58.33%
sudah ada Bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien namun belum
semua pasien paham tentang hak dan kewajibannya
68.75%
sudah ada SOP alur pelayanan pasie, ada bagan alur pelayanan
yang diletakkan didepan sehingga pasien bisa melihat dari awal
datang ke puskesmas, hasil telusur pasien paham.
75.00%
33.33%
terdapat SOP pengkajian awal , belum ada kajian awal klinis per
profesi, form masih 1 smaa semua unit pelayanan.
62.50%
sudah ada SOP dan formulir kajian awal yang memuat informasi
apa saja yang harus diperoleh selama proses pengkajian (tim
pelayanan klinis perlu menetapkan informasi apa saja yang perlu
dicantumkan dalam rekam medis pasien)
Sudah ada SOP dan formulir kajian awal yang memuat informasi
apa saja yang harus diperoleh selama proses pengkajian namun
masih global
33.33%
37.50%
37.50%
16.67%
RM belum standar,...sudah ada Kebijakan penyusunan rencana
layanan medis. SOP penyusunan rencana layanan terpadu jika
diperlukan penanganan secara tim., SOP penyusunan rencana
layanan medis
25.00%
ada Bukti dalam SOAP jika ada asesmen risiko klinis yang mungkin
terjadi selama pelayanan
62.50%
66.67%
50.00%
56.25%
sudah ada Daftar kasus-kasus gawat darurat/berisiko tinggi yang
biasa ditangani
80.00%
40.00%
sudah ada SK identifikasi dan penanganan keluhan, SOP
identifikasi dan penanganan keluhan sesuai metode yang berlaku
50.00%
33.33%
62.50%
ada SK tentang jenis-jenis anestesi lokal yang dapat dilakukan di
Puskesmas.
ada SK tentang tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan
melakukan anestesi lokal
ada Bukti anestesi lokal, teknik anestesi lokal ditulis dalam rekam
medis namun belum pada semua kasus.
80.00%
50.00%
50.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
tidak dinilai
tidak dinilai
tidak dinilai
0.00%
sudah ada SOP tranportasi rujukan
62.50%
47.02%
REKOMENDASI
Perbaiki SOP sesuai tata naskah
-
Prosedur/Langkah2 :
SOP pendaftaran bukan hanya untuk dibuat dan diketahui saja oleh
petugas, tapi dilaksanakan. Disesuaikan dengan kegiatan yanga ada.
Biasakanlah tulis yang dikerjakan, kerjakan yang ditulis.evaluasi kembali
SOP pendaftaran.
- Form
Survey,
menetapkan identifikasi pasien dengan menggunakan minimal 2 hal yang
tidak berubah, misal nama dan tanggal lahir. Dan digunakan disetiap
memulai pelayanan, sehingga tidak terjadi kesalahan pasien.
melengkapi dan mengupdate media informasi , brosur dll sehingga
memudahkan petugas dlam memberi informasi
menyesuaikan SOP sesuai kegiatan yang ada selama proses pendaftaran.
- Nama pelanggan,
- Alamat pelanggan,
membuat prioritas untuk lansia , ibu hamil dan anak mulai dari
pendaftaran sampai ke ruang pelayanan.
- Kajian Sosial
- Menjamin
melengkapi SOP pelayanan medis dan SOPtidak terjadi
asuhan pengulangan
keperawatan yg
, asuhan
tidak perlu.
kebidanan bedasarkan kasus yang mampu ditangani di Puskesmas.
Tenaga Medis wajib mencatat secara lengkap semua kajian awal di semua
Rekam Medis.tim pelayanan klinis perlu menetapkan informasi apa saja
yang perlu dicantumkan dalam rekam medis pasien, merencanakan secara
terus menerus form RM yang informatif.
Form harus lengkap memuat informasi yg dibutuhkan untuk kajian medis,
kajian keperawatan, dan kajian lain yang diperlukan, mengevaluasi
kembali form yang sdh ada , koreksi kedepan masing2 profesi.
- Koordinasi
mengadakan sosialisasi kebijakandengan petugas
dan SOP kesehatan
penyusunan yanglayanan
rencana lain,
medis kepada semua petugas pemberi layanan klinis
melaksanakan audit klinis sesuai SOP dan secara periodik untuk evaluasi
kesesuaian pelaksanaan rencana terapi ataurencana asuhan.(tim audit
internal)
membuat laporan tindak lanjut hasil audit secara periodik dan terstruktur
layanan terpadu dilaksanakan sesuai SOP dengan waktu yang jelas dan
dilaksnakan pada semua pasien dan terdokumentasi dalam RM
sebaiknya semua layanan terpadu mempertimbangkan efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang ada di Puskesmas
implementasi
- alasan rujukan,
perubahan rencana layanan ditulis dalam rekam medik pada semua kasus,
melengkapi RM
lengkapi dengan Pedoman/panduan seta SOP kasus gawat darurat.
implementasi
implementasi
petugas harus memberi informasi dan menjaga komunikasi yang baik yang
berkaitan dengan keputusan menolak terhadap pelayanan.
implementasi
implementasi
BAB.VIII. Manajemen Penunjang Laya
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : 2018
Surveior :
5 10
EP 3 3. Prosedur tersebut menetapkan oleh siapa
dan kepada siapa hasil yang kritis dari
pemeriksaan diagnostik harus dilaporkan 5 10
EP 4 4. Prosedur tersebut menetapkan apa yang
dicatat di dalam rekam medis pasien 5 10
EP 5 5. Proses dimonitor untuk memenuhi
ketentuan dan dimodifikasi berdasarkan hasil
monitoring 0 10
Jumlah 20 50 40.00%
0 10
EP 3 3. Petugas laboratorium melaporkan kegiatan
pelaksanaan program keselamatan kepada
pengelola program keselamatan di Puskesmas
sekurang-kurangnya setahun sekali dan bila
terjadi insiden keselamatan
0 10
EP 4 4. Terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
tentang penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya
5 10
EP 5 5. Dilakukan identifikasi, analisis dan tindak
lanjut risiko keselamatan di laboratorium
0 10
EP 6 6. Staf laboratorium diberikan orientasi untuk
prosedur dan praktik keselamatan/keamanan
kerja 0 10
EP 7 7. Staf laboratorium mendapat
pelatihan/pendidikan untuk prosedur baru dan
penggunaan bahan berbahaya yang baru,
maupun peralatan yang baru. 0 10
Jumlah 5 70 7.14%
5 10
EP 7 7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
ketersediaan obat dibandingkan dengan
formularium 5 10
EP 8 8. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
kesesuaian peresepan dengan formularium.
0 10
Jumlah 55 80 68.75%
5 10
EP 5 5. Terdapat prosedur untuk menjaga tidak
terjadinya pemberian obat yang kedaluwarsa
kepada pasien
5 10
EP 6 6. Dilakukan pengawasan terhadap
penggunaan dan pengelolaan obat oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota secara teratur
0 10
EP 7 7. Terdapat ketentuan siapa yang berhak
menuliskan resep untuk obat-obat tertentu
(misal psikotropika dan narkotika) 10 10
EP 8 8. Ada kebijakan dan prosedur penggunaan
obat-obatan pasien rawat inap, yang dibawa
sendiri oleh pasien/ keluarga pasien
10 10
EP 9 9. Penggunaan obat-obatan
psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain
yang berbahaya diawasi dan dikendalikan
secara ketat
0 10
Jumlah 45 90 50.00%
5 10
EP 3 3. Dilakukan pembakuan singkatan-singkatan
yang digunakan dalam pelayanan sesuai
dengan standar nasional atau lokal
5 10
Jumlah 15 30 50.00%
0 10
EP 2 2. Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas
dan sistem lain yang digunakan dipantau
secara periodik oleh petugas yang diberi
tanggung jawab 0 10
EP 3 3. Tersedia sarana untuk menangani masalah
listrik/api apabila terjadi kebakaran
10 10
EP 4 4. Tersedia kebijakan dan prosedur inspeksi,
pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan
5 10
EP 5 5. Inspeksi, pemantauan, pemeliharaan, dan
perbaikan alat dilakukan sesuai dengan
prosedur dan jadwal yang ditetapkan 5 10
EP 6 6. Dilakukan dokumentasi pelaksanaan, hasil
dan tindak lanjut inspeksi, pemantauan,
pemeliharaan dan perbaikan yang telah
dilakukan. 5 10
Jumlah 25 60 41.67%
5 10
EP 3 3. Ada sistem untuk kontrol peralatan,
testing, dan perawatan secara rutin
5 10
EP 4 4. Hasil pemantauan tersebut
didokumentasikan
0 10
EP 5 5. Ditetapkan kebijakan dan prosedur
penggantian dan perbaikan alat yang rusak
agar tidak mengganggu pelayanan
0 10
Jumlah 15 50 30.00%
0 10
EP 4 4. Ada upaya untuk meningkatkan
kompetensi tenaga klinis agar sesuai
persyaratan dan kualifikasi 5 10
Jumlah 25 40 62.50%
- Tata naskah :
minimal tdd 7 Komponen : (Pengertian, Tujuan,
Kebijakan, Referensi, Prosedur/Langkah2,
Diagram/Bagan Alir , Unit Terkait).
- Pengertian
harus lengkap dan jelas.
- Referensi :
harus jelas.
tidak ada Tenaga analis .tersedia Pola ketenagaan, usulan analis
persyaratan kompetensi, ketentuan jam buka
pelayanan sdh ditentukan
tenaga tidak kompeten, mengikuti pelatihan usulan analis dan pelatihan untuk tenaga yang
bertanggung jawab di lab
sudah ada SOP kesehatan dan keselamatan kerja pelaksanaan sesuai SOP
bagi petugas
sudah ada SOP penggunaan alat pelindung diri, pelaksanaan sesuai SOP
SOP pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
ada SOP pengelolaan bahan berbahaya dan PJ kesling harus membuat prosedur pengelolaan
beracun, SOP pengelolaan limbah hasil B3, penegelolaan limbah termasuk limbah
pemeriksaan laboratorium pemeriksaan lab
sudah ada SOP pengelolaan reagen implementasi
belum ada prosedur pengelolaan limbah, ada petugas kesling harus membuat prosedur dalam
SPAL mengelola limbah medis, mensosialisasikan
kepada seluruh unit layanan.usulan IPAL
SK tentang waktu penyampaian laporan hasil mengevaluasi ketepatan penyampaian hasil LAB,
pemeriksaan laboratorium, SK tentang waktu membuat buku pencatatan hasil
penyampaian laporan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk pasien urgen (cito)
ada SOP pemantauan waktu penyampaian hasil Dibuat kebijakan ketepatan waktu melaporkan
pemeriksaan laboratorium untuk pasien hasil pemeriksaan yang urgen/gawat darurat yang
urgen/gawat darurat. Hasil pemantauan. terukur.dan melaksanakan pemantauan waktu
penyampaian hasil lab urgen.
belum ada Hasil pemantauan pelaporan hasil melakukam pemantauan dan mendokumentasi
pemeriksaan laboratorium bukti pemantauan hasil pemeriksaan Lab
sudah ada Bukti proses kolaboratif dalam pelaksanaan pencatatan dalam rekam medis oleh
menyusun prosedur pelaporan hasil krtis dan semua profesi
pemeriksaan diagnostik, belum pada semua
adanya penetapan nilai ambang kritis untuk tiap tes penetapan nilai ambang ktitis untuk setiap
pada prosedur pelaporan hasil pemeriksaan pemeriksaan lab, dan membuat prosedur jika ada
hasil kritis , dan ada cara untuk pencatatan dan
pelaporannya.
belum ada kejelasan prosedur pelaporan hasil membuat prosuder yang jelas untuk pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium yang kritis, disebutkan pelaporan lab kritis, jelas oleh siapa kepada siapa
oleh siapa dan kepada siapa hasil harus dilaporkan harus dilaporkan
ada SOP yang menetapkan apa yang dicatat dalam petugas melaksnakan pencattan hasil pemeriksaan
RM,tidak ada pncatatan dalam RM Lab yang kritis di RM, buat SOP
belum ada Bukti hasil montiroing, tindak lanjut proses penyampaian hasil krisis dimonitor untuk
monitoring, terhadap penyampaian hasil kritis memenuhi ketentuan dan dimodifikasi
berdasarkan hasil monitoring
sudah ada SK tentang jenis reagensia esensial dan mengidentifikasi kembali reagen yang dibutuhkan
bahan lain yang harus tersedia dan ada upaya menyedikan reagen tersebut untyk
pelayanan.
sudah ada SK tentang menyatakan kapan reagensia implementasi
tidak tersedia (batas buffer stock untuk melakukan
order)
sudah ada SOP penyimpanan dan distribusi implementasi
reagensia
ada Panduan tertulis untuk evaluasi reagensia, melakukan evaluasi dan tindak lanjut
belum ada bukti evaluasi dan tindak lanjut
belum ada pelabelan yang lengkap pada reagensia membuat prosedur pelabelana, implementasi
n belum ada prosedurnya
SK rentang nilai yang menjadi rujukan hasil membuat SK rentang nilai sesuai referensi yang
pemeriksaan laboratorium dipakai
Form laporan hasil pemeriksaan laboratorium membuat form rentang nilai yang dipakai
memuat rentang nilai normal puskesmas
tidak ada Form laporan hasil pemeriksaan meminta form pemerikasaan dar lab luar yang
laboratorium luar memuat rentang nilai normal menjadi rujukan
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap Rentang nilai dievaluasi secara berkala
rentang nilai, hasil evaluasi dan tindak lanjut
ada SK pengendalian mutu laboratorium, SOP membuat kebijakan dan prosedur PMI dan PME
pengendalian mutu laboratorium serta pelaksanaan PMI dan PME
sudah ada SOP Kalibrasi, sudah ada usulan
kalibrasi, ada Bukti pelaksanaan kalibrasi dan
validasi instrumen
ada bukti-bukti pelaksanaan kalibrasi atau validasi
dan masi berklaku, ada usulan untuk tiap
tahunnya.
ada Bukti pelaksanaan perbaikan, bukti Pelaksanaan perbaikan jika ditemukan hasil
pelaksanaan perbaikan pengukuran dari alkes yang menyimpang dan
didokumentasikan
Belum ada bukti pelaksanaan PME, Hasil PME. pelaksanaan PMI dan dan permintaan ke
labkesda untuk pelaksanaan PME
belum ada Bukti pelaksanaan PMI dan PME Pelaksanaan PMI dan PME
belum ada perancaaan untuk pelatihan membuat usulan perencanaan program
keselamatan di lab keselamatan dan dipastikan masuk dlam RUK
puskesmas.
belum ada Kerangka acuan program melengkapi kerangka acuan dan panduan
keselamatan/keamanan laboratorium, dan program keselamatan pasien.koordinasi dengan
Panduan Program Keselamatan Pasien di tim manajemen mutu
Puskesmas
belum ada SOP pelaporan program keselamatan Petugas laboratorium melaporkan kegiatan
dan pelaporan insiden, belum ada bukti laporan. pelaksanaan program keselamatan kepada Tim
keselamatan Pasien, Tim keselamatan pasien
menyerahkan SOP pelaporan insiden kepada lab
dan unit lain.
ada SK tentang penanganan dan pembuangan PJ kesling membuat kebijakan dan prosedur
bahan berbahaya, SOP tentang penanganan dan penanganan B3 di puskesmas, buat daftra B3
pembuangan bahan berbahaya yang ada d puskesmas dan siapa yg bertanggung
jawab.
belum ada Bukti pelaksanaan manajemen risiko: melaksanakan manajemen resiko di lab,
identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko membuat Bukti pelaksanaan manajemen risiko:
identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko
belum ada SOP orientasi prosedur dan praktik Seharusnya petugas laboratorium diberikan
keselamatan/keamanan kerja, belum ada bukti orientasi untuk prosedur dan praktik
pelaksanaan program orientasi keselamatan/keamanan kerja
belum ada Bukti pelaksanaan pelatihan dan sebaiknya ada pelatihan dan pendidikan prosedur
pendidikan untuk prosedur baru, bahan baru agar petugas lab update ilmu
berbahaya, peralatan baru (jika ada)
ada Pedoman dan sudah ada SOP penilaian, usulan Apoteker, membuat pedoman, membuat
pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat. SOP perencanaan obat
ada tenaga farmasi TTK
ada SOP penyediaan dan penggunaan obat
sudah tersedia formularium obat , tidak ada bukti membuat formularium internal Puskesmas dan
proses penyusunan formularium mendistribusi formularium obat kepada petugas
kesehatan disemua unit pelayanan sehingga
peresepan sesuai formularium
ada Bukti pelaksanaan evaluasi ketersediaan obat melaksanaan evaluasi ketersediaan obat
terhadap formularium, hasil evaluasi dan tindak terhadap formularium, mendokumentasikan hasil
lanjut evaluasi dan tindak lanjut
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi kesesuaian mendokumentasikan Bukti pelaksanaan evaluasi
peresepan dengan formularium, hasil evaluasi dan kesesuaian peresepan dengan formularium, hasil
tindak lanjut evaluasi dan tindak lanjut
Petugas adalah TTK di bantu tenaga perawat yang usulan apoteker, pelatihan
diberikan pelatihan
ada SK peresepan, pemesanan, dan pengelolaan melengkapi sop rutinitas petugas farmasi baik d
obat, SOP peresepan, pemesanan, dan gudang maupun di ruang pelayanan farmasi.
pengelolaan obat namun pelaksanaan belum
maksimal
belum ada Bukti pelaksanaan pengawasan dan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
pengendalian penggunaan psikotropika dan penggunaan psikotropika dan narkotika, antara
narkotika, antara lain: lemari narkotika terkunci lain: lemari narkotika terkunci dengan dua kunci,
dengan dua kunci, pembatasan siapa yang boleh pembatasan siapa yang boleh meresepkan, dan
meresepkan, dan memberikan), dokumen ekternal memberikan), dokumen ekternal penggunaan
penggunaan psikotropika dan narkotika, psikotropika dan narkotika,serta
mendokumentasikannya.
belum ada Bukti penjelasan tentang petunjuk petugas harus menjelaskan bagaimana cara
penyimpanan obat di rumah penyimpanan obat di rumah (PIO)
ada SK dan SOP penanganan obat
kedaluwarsa/rusak
ada SOP namun tidak ada Bukti pelaksanaan mendokumentasikan pelaksanaan penanganan
penanganan obat kedaluwarsa/rusak obat kadaluarsa/rusak
ada SOP pelaporan efek samping obat membuat SOP untuk pelaporan efek samping
obat, menyediakan form pelaporan dan
menetukan PJ bila ada kejadian
belum ada Bukti dokumen efek samping obat Efek samping obat didokumentasikan dalam
didokumentasikan dalam rekam medis rekam medis
belum ada SOP pencatatan, pemantauan, Dibuat kebijakan dan prosedur untuk mencatat,
pelaporan efek samping obat, KTD, memantau, dan melaporkan bila terjadi efek
samping penggunaan obat dan KTD, termasuk
kesalahan pemberian obat, ( oleh tim
keselamatan pasien )
belum ada Bukti pelaksanaan tindak lanjut efek Kejadian efek samping obat dan KTD harus
samping obat dan KTD ditindaklanjuti dan didokumentasikan, sesuai
form yang diberikaan oleh tim keselamatan
pasien
SOP monitoring penyediaan obat emergensi di unit petugas melaksanakan monitoring obat
kerja. emergency di unit pelayanan , buat form
monitoring
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
ada SK tentang standarisasi kode klasifikasi memperbaik Rekam Medik dan isinya sesuaikan
diagnosis dan terminologi yang digunakan dengan yang berlaku di Puskesmas, membuat
pedoman RM.
sudah ada Standarisasi kode klasifikasi diagnosis melengkapi standarisasi kode sesuai yang
dan terminologi di Puskesmas berlaku di puskesmas.
ada SK tentang akses terhadap rekam medis, SOP implementasi sesuai prosedur, bahwa ruang RM
tentang akses terhadap rekam medis, ada ruang tidak bisa di akses oleh sembaran orang, harus
rekam medis . selalu tertutup.
akses petugas terhadap informasi yang implementasi, bahwa pada saat dibutuhkan
dibutuhkan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan informasi kepada siapa harus ijin dan bagaimana
tanggung jawab pelaksanaannya
ada sosialisasi kebijakan dan prosedur akses terhadap implementasi sosialisasikan kepada semua
RM petugas tentang akses terhadap RM juga
kerahsiaannya.
sudah ada kebijakan yang mengatur hak untuk pelaksanaan akses dengan jaminan kerahsiaan
mengakses informasi tersebut mempertimbangkan
tingkat kerahasiaan dan keamanan informasi
namun tidak sesuai pelaksanannya
sudah ada SK pelayanan rekam medis dan metode memperbaiki SK sesuai tata naskah dan
identifikasi, namun RM masih belum standar. melengkapi isi dengan metode identifikasi yang
Masih terbatas ruang untuk menulis SOAP dan baku.perencanaan RM yang lebih standar dan
edukasi yang jelas sesuai peraturan dan informatif
sudah ada SK pelayanan rekam medis memuat pelaksanaan sesuai kebijakan dan prosedur yang
tentang sistem pengkodean, penyimpanan, berlaku.
dokumentasi rekam medis.
belum ada Bukti pelaksanaan penilaian Dilakukan penilaian dan tindak lanjut
kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis, hasil kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis
dan tindak lanjutnya secara berkala
sudah ada SOP kerahasiaan rekam medis pelaksanaan sesuai prosedur bahwa tidak semua
orang bisa mengakses ruang RM
belum ada Bukti pelaksanaan pemantauan Kondisi fisik lingkungan Puskesmas harus
lingkungan fisik Puskesmas: ada jadwal dipantau secara rutin sesuai dengan
pelaksanaan namun belum ada bukti pelaksanaan perencanaan.PJ kesling harus membuat
perencanaan pemanantauan kebersihan, ceklist
kebersihan ruangan dll
belum ada Bukti pelaksanaan pemeliharaan dan Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan
pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lain yang digunakan agar dipantau secara
sistem lain, dan tindak lanjut periodik oleh petugas yang diberi tanggung jawab
tidak ada Bukti pemantauan pelaksanaan kebijakan Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
dan prosedur penanganan limbah berbahaya, dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan
tindak lanjut limbah berbahaya, seharusnya terjadwal dengan
baik
ada Rencana program keamanan lingkungan fisik membuat Rencana program keamanan
Puskesmas lingkungan fisik dan pelaksanaan sesuai rencana
program
ada SK penanggung jawab pengelolaan keamanan menetapkan PJ kemanan lingkungan fisik dengan
lingkungan fisik Puskesmas, namun petugas tidak uaraian tugas yang jelas, dan PJ harus membuat
memahami tugas dan wewnangnya. perencanana pemeliharaan dan menetukan
pelaksana tekhnisnya.. Melakukan monitoring dst
ada Rencana program keamanan lingkungan fisik membuat Rencana program keamanan
Puskesmas namun tidak memuat: perencanaan, lingkungan fisik Puskesmas yang memuat:
pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan petugas, perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan
pemantauan, dan evaluasi pelatihan petugas, pemantauan, dan evaluasi
belum ada Bukti pelaksanaan program, evaluasi, Seharusnya dilakukan monitoring, evaluasi dan
dan tindak lanjut tindak lanjut terhadap pelaksanaan program
ada SK dan SOP memisahkan alat yang bersih dan membuat SK dan SOP memisahkan alat yang
alat yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, bersih dan alat yang kotor, alat yang memerlukan
alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan
(tidak siap pakai), serta alat-alat yang lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-alat yang
membutuhkan persyaratan khusus untuk membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya peletakannya
ada Daftar inventaris peralatan klinis .ASPAC belum PJ barang harus membuat daftar inventaris
update peralatan klinis yang terpisah dari sarana
prasaran lain, harus membuat tim jadi seandainya
ada SK penanggung jawab pengelolaan peralatan pengusulan kalibrasi alat
PJ barang berhalangan jgnoleh unit masing
menjadi kepada
hambatan
dan kalibrasi, ada pelaksanaannya kepala puskesmas,PJ
untuk puskesmas. barang sertanaggung jawab
membuat perencanaa pelaksanaan kalibrasi
secara periodik 1 tahun sekali.
ada SOP kontrol peralatan, testing, dan perawatan penanggung jawab alat harus membuat
secara rutin untuk peralatan klinis yang digunakan perencanaan program pelaksanaan kontrol
testing dan perawatan alat, sesuaikan SOP
dengan apa yang dilakukan
belum ada pelaksanaan pemantauan namun harus dilakukan pemantauan dan Hasil
belum ada Dokumentasi hasil pemantauan pemantauan didokumentasikan, membuat form
pemantauan/form monitoring
belum ada SOP penggantian dan perbaikan alat membuat SOP penggantian dan perbaikan alat
yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan. yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan
sesuai dengan yang dilakukan di
puskesmas.implementasi
ada Pemetaan kompetensi, belum ada rencana sebaiknya dibuat perencanaan tiap tahun untuk
peningkatan kompetensi, ada usulan peningkatan kompetensi tenaga klinis
ada SOP penilaian kinerja petugas pemberi melakukan penilaian kinerja klinis sesuai indikator
pelayanan klinis, proses evaluasi, hasil evaluasi dan yang berlaku
tindak lanjut
belum ada Bukti analisis, bukti tindak lanjut Dilakukan analisis dan tindak lanjut terhadap hasil
evaluasi
sudah ada SK tentang keterlibatan petugas melibatkan semua petugas pemberi layanan klinis
pemberi pelayanan klinis dalam peningkatan mutu dalam meningkatkan mutu pelayanan klinis
klinis
belum ada Bukti penyediaan informasi tentang mensosilisasikan penyediaan informasi peluan
peluang pendidikan dan pelatihan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh
pegawai puskesmas
sudah ada dukungan manajemen untuk pendidikan puskesmas harus mendukung pelaksanaan
dan pelatihan pelatihan dan pendidikan para karyawan baik
betupa ijin, maupun dukungan dana
ada SOP evaluasi hasil mengikuti pendidikan dan Jika ada tenaga kesehatan yang mengikuti
pelatihan, belum ada bukti pelaksanaan evaluasi pendidikan atau pelatihan, dilakukan evaluasi
penerapan hasil pelatihan di tempat kerja, yang
dilaksanakan secara terjadwal.
sudah ada Uraian tugas petugas pemberi lengkapi dengan wewenang dan tanggung jawab,
pelayanan klinis dan kewenangan klinis namun koordinasi dengan admen
belum dilengkapi dengan wewenang dan tanggung
jawab
SK tentang pemberian kewenangan jika tidak Jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang
tersedia tenaga kesehatan yang memenuhai memenuhi persyaratan untuk menjalankan
persyaratan, bukti pemberian kewenangan khusus kewenangan dalam pelayanan klinis, ditetapkan
pada petugas petugas kesehatan dengan persyaratan tertentu
untuk diberi kewenangan khusus, yang prosesnya
memenuhi ketentuan dasar pemberian
kewenangan
tidak ada TIM kredensial Apabila tenaga kesehatan tersebut diberi
kewenangan khusus, seharusnya dilakukan
penilaian terhadap pengetahuan dan
keterampilan yang terkait dengan kewenangan
khusus yang diberikan
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap Seharusnya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
uraian tugas dan pemberian kewenangan pada terhadap pelaksanaan uraian tugas dan
petugas pemberi pelayanan klinis, dan tindak wewenang bagi setiap tenaga kesehatan
lanjut
BAB.VIII. Manajemen Penunjang Laya
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : 2019
Surveior :
0 10
EP 3 3. Petugas laboratorium melaporkan kegiatan
pelaksanaan program keselamatan kepada
pengelola program keselamatan di Puskesmas
sekurang-kurangnya setahun sekali dan bila
terjadi insiden keselamatan
5 10
EP 4 4. Terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
tentang penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya
5 10
EP 5 5. Dilakukan identifikasi, analisis dan tindak
lanjut risiko keselamatan di laboratorium
0 10
EP 6 6. Staf laboratorium diberikan orientasi untuk
prosedur dan praktik keselamatan/keamanan
kerja 5 10
EP 7 7. Staf laboratorium mendapat
pelatihan/pendidikan untuk prosedur baru dan
penggunaan bahan berbahaya yang baru,
maupun peralatan yang baru. 0 10
Jumlah 25 70 35.71%
5 10
EP 7 7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
ketersediaan obat dibandingkan dengan
formularium 5 10
EP 8 8. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
kesesuaian peresepan dengan formularium.
0 10
Jumlah 55 80 68.75%
5 10
EP 5 5. Terdapat prosedur untuk menjaga tidak
terjadinya pemberian obat yang kedaluwarsa
kepada pasien
5 10
EP 6 6. Dilakukan pengawasan terhadap
penggunaan dan pengelolaan obat oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota secara teratur
0 10
EP 7 7. Terdapat ketentuan siapa yang berhak
menuliskan resep untuk obat-obat tertentu
(misal psikotropika dan narkotika) 10 10
EP 8 8. Ada kebijakan dan prosedur penggunaan
obat-obatan pasien rawat inap, yang dibawa
sendiri oleh pasien/ keluarga pasien
10 10
EP 9 9. Penggunaan obat-obatan
psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain
yang berbahaya diawasi dan dikendalikan
secara ketat
0 10
Jumlah 45 90 50.00%
10 10
EP 3 3. Dilakukan pembakuan singkatan-singkatan
yang digunakan dalam pelayanan sesuai
dengan standar nasional atau lokal
5 10
Jumlah 25 30 83.33%
0 10
EP 2 2. Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas
dan sistem lain yang digunakan dipantau
secara periodik oleh petugas yang diberi
tanggung jawab 0 10
EP 3 3. Tersedia sarana untuk menangani masalah
listrik/api apabila terjadi kebakaran
10 10
EP 4 4. Tersedia kebijakan dan prosedur inspeksi,
pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan
5 10
EP 5 5. Inspeksi, pemantauan, pemeliharaan, dan
perbaikan alat dilakukan sesuai dengan
prosedur dan jadwal yang ditetapkan 5 10
EP 6 6. Dilakukan dokumentasi pelaksanaan, hasil
dan tindak lanjut inspeksi, pemantauan,
pemeliharaan dan perbaikan yang telah
dilakukan. 5 10
Jumlah 25 60 41.67%
5 10
EP 3 3. Ada sistem untuk kontrol peralatan,
testing, dan perawatan secara rutin
5 10
EP 4 4. Hasil pemantauan tersebut
didokumentasikan
0 10
EP 5 5. Ditetapkan kebijakan dan prosedur
penggantian dan perbaikan alat yang rusak
agar tidak mengganggu pelayanan
0 10
Jumlah 15 50 30.00%
0 10
EP 4 4. Ada upaya untuk meningkatkan
kompetensi tenaga klinis agar sesuai
persyaratan dan kualifikasi 5 10
Jumlah 25 40 62.50%
- Tata naskah :
minimal tdd 7 Komponen : (Pengertian, Tujuan,
Kebijakan, Referensi, Prosedur/Langkah2,
Diagram/Bagan Alir , Unit Terkait).
- Pengertian
harus lengkap dan jelas.
- Referensi :
harus jelas.
Sudah tersedia tenaga analis yang kompeten
sudah ada SOP pemantauan pelaksanaan prosedur Petugas harus melakukan pemantauan secara
pemeriksaan laboratorium, hasil pemantauan, berkala terhadap pelaksanaan SOP
tindak lanjut pemantauan
ada SOP penilaian ketepatan waktu penyerahan petugas harus melakukan evaluasi terhadap
hasil, hasil evaluasi dan tindak lanjut hasil evaluasi ketepatan waktu penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium
ada pelayanan 24 jam, pendelegasian kepada
petugas jaga
sudah ada SOP kesehatan dan keselamatan kerja pelaksanaan sesuai SOP
bagi petugas
sudah ada SOP penggunaan alat pelindung diri, pelaksanaan sesuai SOP
SOP pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
belum ada prosedur pengelolaan limbah, ada petugas kesling harus membuat prosedur dalam
SPAL mengelola limbah medis, mensosialisasikan
kepada seluruh unit layanan.usulan IPAL
SK tentang waktu penyampaian laporan hasil mengevaluasi ketepatan penyampaian hasil LAB,
pemeriksaan laboratorium, SK tentang waktu membuat buku pencatatan hasil
penyampaian laporan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk pasien urgen (cito)
ada SOP pemantauan waktu penyampaian hasil Dibuat kebijakan ketepatan waktu melaporkan
pemeriksaan laboratorium untuk pasien hasil pemeriksaan yang urgen/gawat darurat yang
urgen/gawat darurat. Hasil pemantauan. terukur.dan melaksanakan pemantauan waktu
penyampaian hasil lab urgen.
Sudah ada hasil pemantauan pemeriksaan
laboratorium
belum ada pelabelan yang lengkap pada reagensia membuat prosedur pelabelana, implementasi
n belum ada prosedurnya
SK rentang nilai yang menjadi rujukan hasil
pemeriksaan laboratorium
ada SK pengendalian mutu laboratorium, SOP membuat kebijakan dan prosedur PMI dan PME
pengendalian mutu laboratorium serta pelaksanaan PMI dan PME
sudah ada SOP Kalibrasi, sudah ada usulan
kalibrasi, ada Bukti pelaksanaan kalibrasi dan
validasi instrumen
ada bukti-bukti pelaksanaan kalibrasi atau validasi
dan masi berklaku, ada usulan untuk tiap
tahunnya.
ada Bukti pelaksanaan perbaikan, bukti Pelaksanaan perbaikan jika ditemukan hasil
pelaksanaan perbaikan pengukuran dari alkes yang menyimpang dan
didokumentasikan
Belum ada bukti pelaksanaan PME, Hasil PME. pelaksanaan PMI dan dan permintaan ke
labkesda untuk pelaksanaan PME
belum ada Bukti pelaksanaan PMI dan PME Pelaksanaan PMI dan PME
ada perancaaan untuk pelatihan keselamatan di
lab
belum ada Kerangka acuan program melengkapi kerangka acuan dan panduan
keselamatan/keamanan laboratorium, dan program keselamatan pasien.koordinasi dengan
Panduan Program Keselamatan Pasien di tim manajemen mutu
Puskesmas
belum ada SOP pelaporan program keselamatan Petugas laboratorium melaporkan kegiatan
dan pelaporan insiden, belum ada bukti laporan. pelaksanaan program keselamatan kepada Tim
keselamatan Pasien, Tim keselamatan pasien
menyerahkan SOP pelaporan insiden kepada lab
dan unit lain.
ada SK tentang penanganan dan pembuangan PJ kesling membuat kebijakan dan prosedur
bahan berbahaya, SOP tentang penanganan dan penanganan B3 di puskesmas, buat daftra B3
pembuangan bahan berbahaya yang ada d puskesmas dan siapa yg bertanggung
jawab.
belum ada Bukti pelaksanaan manajemen risiko: melaksanakan manajemen resiko di lab,
identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko membuat Bukti pelaksanaan manajemen risiko:
identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko
sudah ada SOP orientasi prosedur dan praktik Seharusnya petugas laboratorium diberikan
keselamatan/keamanan kerja, belum ada bukti orientasi untuk prosedur dan praktik
pelaksanaan program orientasi keselamatan/keamanan kerja
belum ada Bukti pelaksanaan pelatihan dan sebaiknya ada pelatihan dan pendidikan prosedur
pendidikan untuk prosedur baru, bahan baru agar petugas lab update ilmu
berbahaya, peralatan baru (jika ada)
ada Pedoman dan sudah ada SOP penilaian, usulan Apoteker, membuat pedoman, membuat
pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat. SOP perencanaan obat
ada tenaga farmasi TTK
ada SOP penyediaan dan penggunaan obat
sudah tersedia formularium obat , tidak ada bukti membuat formularium internal Puskesmas dan
proses penyusunan formularium mendistribusi formularium obat kepada petugas
kesehatan disemua unit pelayanan sehingga
peresepan sesuai formularium
ada Bukti pelaksanaan evaluasi ketersediaan obat melaksanaan evaluasi ketersediaan obat
terhadap formularium, hasil evaluasi dan tindak terhadap formularium, mendokumentasikan hasil
lanjut evaluasi dan tindak lanjut
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi kesesuaian mendokumentasikan Bukti pelaksanaan evaluasi
peresepan dengan formularium, hasil evaluasi dan kesesuaian peresepan dengan formularium, hasil
tindak lanjut evaluasi dan tindak lanjut
Petugas adalah TTK di bantu tenaga perawat yang usulan apoteker, pelatihan
diberikan pelatihan
ada SK peresepan, pemesanan, dan pengelolaan melengkapi sop rutinitas petugas farmasi baik d
obat, SOP peresepan, pemesanan, dan gudang maupun di ruang pelayanan farmasi.
pengelolaan obat namun pelaksanaan belum
maksimal
belum ada Bukti pelaksanaan pengawasan dan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
pengendalian penggunaan psikotropika dan penggunaan psikotropika dan narkotika, antara
narkotika, antara lain: lemari narkotika terkunci lain: lemari narkotika terkunci dengan dua kunci,
dengan dua kunci, pembatasan siapa yang boleh pembatasan siapa yang boleh meresepkan, dan
meresepkan, dan memberikan), dokumen ekternal memberikan), dokumen ekternal penggunaan
penggunaan psikotropika dan narkotika, psikotropika dan narkotika,serta
mendokumentasikannya.
belum ada Bukti penjelasan tentang petunjuk petugas harus menjelaskan bagaimana cara
penyimpanan obat di rumah penyimpanan obat di rumah (PIO)
ada SK dan SOP penanganan obat
kedaluwarsa/rusak
ada SOP namun tidak ada Bukti pelaksanaan mendokumentasikan pelaksanaan penanganan
penanganan obat kedaluwarsa/rusak obat kadaluarsa/rusak
ada SOP pelaporan efek samping obat membuat SOP untuk pelaporan efek samping
obat, menyediakan form pelaporan dan
menetukan PJ bila ada kejadian
belum ada Bukti dokumen efek samping obat Efek samping obat didokumentasikan dalam
didokumentasikan dalam rekam medis rekam medis
belum ada SOP pencatatan, pemantauan, Dibuat kebijakan dan prosedur untuk mencatat,
pelaporan efek samping obat, KTD, memantau, dan melaporkan bila terjadi efek
samping penggunaan obat dan KTD, termasuk
kesalahan pemberian obat, ( oleh tim
keselamatan pasien )
belum ada Bukti pelaksanaan tindak lanjut efek Kejadian efek samping obat dan KTD harus
samping obat dan KTD ditindaklanjuti dan didokumentasikan, sesuai
form yang diberikaan oleh tim keselamatan
pasien
SOP monitoring penyediaan obat emergensi di unit petugas melaksanakan monitoring obat
kerja. emergency di unit pelayanan , buat form
monitoring
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
ada SK tentang standarisasi kode klasifikasi
diagnosis dan terminologi yang digunakan
ada SK tentang akses terhadap rekam medis, SOP implementasi sesuai prosedur, bahwa ruang RM
tentang akses terhadap rekam medis, ada ruang tidak bisa di akses oleh sembaran orang, harus
rekam medis . selalu tertutup.
akses petugas terhadap informasi yang implementasi, bahwa pada saat dibutuhkan
dibutuhkan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan informasi kepada siapa harus ijin dan bagaimana
tanggung jawab pelaksanaannya
ada sosialisasi kebijakan dan prosedur akses terhadap implementasi sosialisasikan kepada semua
RM petugas tentang akses terhadap RM juga
kerahsiaannya.
sudah ada kebijakan yang mengatur hak untuk pelaksanaan akses dengan jaminan kerahsiaan
mengakses informasi tersebut mempertimbangkan
tingkat kerahasiaan dan keamanan informasi
namun tidak sesuai pelaksanannya
sudah ada SK pelayanan rekam medis dan metode memperbaiki SK sesuai tata naskah dan
identifikasi, namun RM masih belum standar. melengkapi isi dengan metode identifikasi yang
Masih terbatas ruang untuk menulis SOAP dan baku.perencanaan RM yang lebih standar dan
edukasi yang jelas sesuai peraturan dan informatif
sudah ada SK pelayanan rekam medis memuat pelaksanaan sesuai kebijakan dan prosedur yang
tentang sistem pengkodean, penyimpanan, berlaku.
dokumentasi rekam medis.
belum ada Bukti pelaksanaan penilaian Dilakukan penilaian dan tindak lanjut
kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis, hasil kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis
dan tindak lanjutnya secara berkala
sudah ada SOP kerahasiaan rekam medis pelaksanaan sesuai prosedur bahwa tidak semua
orang bisa mengakses ruang RM
belum ada Bukti pelaksanaan pemantauan Kondisi fisik lingkungan Puskesmas harus
lingkungan fisik Puskesmas: ada jadwal dipantau secara rutin sesuai dengan
pelaksanaan namun belum ada bukti pelaksanaan perencanaan.PJ kesling harus membuat
perencanaan pemanantauan kebersihan, ceklist
kebersihan ruangan dll
belum ada Bukti pelaksanaan pemeliharaan dan Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan
pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lain yang digunakan agar dipantau secara
sistem lain, dan tindak lanjut periodik oleh petugas yang diberi tanggung jawab
tidak ada Bukti pemantauan pelaksanaan kebijakan Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
dan prosedur penanganan limbah berbahaya, dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan
tindak lanjut limbah berbahaya, seharusnya terjadwal dengan
baik
ada Rencana program keamanan lingkungan fisik membuat Rencana program keamanan
Puskesmas lingkungan fisik dan pelaksanaan sesuai rencana
program
ada SK penanggung jawab pengelolaan keamanan menetapkan PJ kemanan lingkungan fisik dengan
lingkungan fisik Puskesmas, namun petugas tidak uaraian tugas yang jelas, dan PJ harus membuat
memahami tugas dan wewnangnya. perencanana pemeliharaan dan menetukan
pelaksana tekhnisnya.. Melakukan monitoring dst
ada Rencana program keamanan lingkungan fisik membuat Rencana program keamanan
Puskesmas namun tidak memuat: perencanaan, lingkungan fisik Puskesmas yang memuat:
pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan petugas, perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan
pemantauan, dan evaluasi pelatihan petugas, pemantauan, dan evaluasi
belum ada Bukti pelaksanaan program, evaluasi, Seharusnya dilakukan monitoring, evaluasi dan
dan tindak lanjut tindak lanjut terhadap pelaksanaan program
ada SK dan SOP memisahkan alat yang bersih dan membuat SK dan SOP memisahkan alat yang
alat yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, bersih dan alat yang kotor, alat yang memerlukan
alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan
(tidak siap pakai), serta alat-alat yang lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-alat yang
membutuhkan persyaratan khusus untuk membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya peletakannya
sudah ada sop sterilisasi alat membuat prosedur bagaimana pelaksanaan
sterilisasi, penyimpanannya dan pemakaiaannya
ada pelaksanaan namun belum ada bukti Pemantauan terhadap pelaksanaan prosedur,
Pelaksanaan pemantauan berkala pelaksanaan seharusnya dilaksanakan secara berkala dan
prosedur pemeliharaan dan sterilisasi dokumentasikan, siapkan form monitoring.
ada SOP tentang ada
instrumen,sudah penanganan bantuan
SK petugas pemantau, membuat prosedur bila dalam menerima bantuan
belum ada bukti pelaksanaan pemantauan, hasil peralatan ,persyaratan-persyaratan fisik, tehnis.
pemantauan, tindak lanjut pemantauan Oleh PJ barang
ada Daftar inventaris peralatan klinis .ASPAC belum PJ barang harus membuat daftar inventaris
update peralatan klinis yang terpisah dari sarana
prasaran lain, harus membuat tim jadi seandainya
ada SK penanggung jawab pengelolaan peralatan pengusulan kalibrasi alat
PJ barang berhalangan jgnoleh unit masing
menjadi kepada
hambatan
dan kalibrasi, ada pelaksanaannya kepala puskesmas,PJ
untuk puskesmas. barang sertanaggung jawab
membuat perencanaa pelaksanaan kalibrasi
secara periodik 1 tahun sekali.
ada SOP kontrol peralatan, testing, dan perawatan penanggung jawab alat harus membuat
secara rutin untuk peralatan klinis yang digunakan perencanaan program pelaksanaan kontrol
testing dan perawatan alat, sesuaikan SOP
dengan apa yang dilakukan
belum ada pelaksanaan pemantauan namun harus dilakukan pemantauan dan Hasil
belum ada Dokumentasi hasil pemantauan pemantauan didokumentasikan, membuat form
pemantauan/form monitoring
belum ada SOP penggantian dan perbaikan alat membuat SOP penggantian dan perbaikan alat
yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan. yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan
sesuai dengan yang dilakukan di
puskesmas.implementasi
ada SOP penilaian kinerja petugas pemberi melakukan penilaian kinerja klinis sesuai indikator
pelayanan klinis, proses evaluasi, hasil evaluasi dan yang berlaku
tindak lanjut
belum ada Bukti analisis, bukti tindak lanjut Dilakukan analisis dan tindak lanjut terhadap hasil
evaluasi
sudah ada SK tentang keterlibatan petugas melibatkan semua petugas pemberi layanan klinis
pemberi pelayanan klinis dalam peningkatan mutu dalam meningkatkan mutu pelayanan klinis
klinis
belum ada Bukti penyediaan informasi tentang mensosilisasikan penyediaan informasi peluan
peluang pendidikan dan pelatihan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh
pegawai puskesmas
sudah ada dukungan manajemen untuk pendidikan puskesmas harus mendukung pelaksanaan
dan pelatihan pelatihan dan pendidikan para karyawan baik
betupa ijin, maupun dukungan dana
ada SOP evaluasi hasil mengikuti pendidikan dan Jika ada tenaga kesehatan yang mengikuti
pelatihan, belum ada bukti pelaksanaan evaluasi pendidikan atau pelatihan, dilakukan evaluasi
penerapan hasil pelatihan di tempat kerja, yang
dilaksanakan secara terjadwal.
sudah ada Uraian tugas petugas pemberi lengkapi dengan wewenang dan tanggung jawab,
pelayanan klinis dan kewenangan klinis namun koordinasi dengan admen
belum dilengkapi dengan wewenang dan tanggung
jawab
SK tentang pemberian kewenangan jika tidak Jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang
tersedia tenaga kesehatan yang memenuhai memenuhi persyaratan untuk menjalankan
persyaratan, bukti pemberian kewenangan khusus kewenangan dalam pelayanan klinis, ditetapkan
pada petugas petugas kesehatan dengan persyaratan tertentu
untuk diberi kewenangan khusus, yang prosesnya
memenuhi ketentuan dasar pemberian
kewenangan
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap Seharusnya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
uraian tugas dan pemberian kewenangan pada terhadap pelaksanaan uraian tugas dan
petugas pemberi pelayanan klinis, dan tindak wewenang bagi setiap tenaga kesehatan
lanjut
BAB.VIII. Manajemen Penunjang Laya
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : 2020
Surveior :
0 10
EP 3 3. Petugas laboratorium melaporkan kegiatan
pelaksanaan program keselamatan kepada
pengelola program keselamatan di Puskesmas
sekurang-kurangnya setahun sekali dan bila
terjadi insiden keselamatan
5 10
EP 4 4. Terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
tentang penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya
5 10
EP 5 5. Dilakukan identifikasi, analisis dan tindak
lanjut risiko keselamatan di laboratorium
0 10
EP 6 6. Staf laboratorium diberikan orientasi untuk
prosedur dan praktik keselamatan/keamanan
kerja 5 10
EP 7 7. Staf laboratorium mendapat
pelatihan/pendidikan untuk prosedur baru dan
penggunaan bahan berbahaya yang baru,
maupun peralatan yang baru. 10 10
Jumlah 35 70 50.00%
5 10
EP 7 7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
ketersediaan obat dibandingkan dengan
formularium 5 10
EP 8 8. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
kesesuaian peresepan dengan formularium.
0 10
Jumlah 55 80 68.75%
5 10
EP 5 5. Terdapat prosedur untuk menjaga tidak
terjadinya pemberian obat yang kedaluwarsa
kepada pasien
5 10
EP 6 6. Dilakukan pengawasan terhadap
penggunaan dan pengelolaan obat oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota secara teratur
0 10
EP 7 7. Terdapat ketentuan siapa yang berhak
menuliskan resep untuk obat-obat tertentu
(misal psikotropika dan narkotika) 10 10
EP 8 8. Ada kebijakan dan prosedur penggunaan
obat-obatan pasien rawat inap, yang dibawa
sendiri oleh pasien/ keluarga pasien
10 10
EP 9 9. Penggunaan obat-obatan
psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain
yang berbahaya diawasi dan dikendalikan
secara ketat
0 10
Jumlah 45 90 50.00%
10 10
EP 3 3. Dilakukan pembakuan singkatan-singkatan
yang digunakan dalam pelayanan sesuai
dengan standar nasional atau lokal
5 10
Jumlah 25 30 83.33%
0 10
EP 2 2. Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas
dan sistem lain yang digunakan dipantau
secara periodik oleh petugas yang diberi
tanggung jawab 0 10
EP 3 3. Tersedia sarana untuk menangani masalah
listrik/api apabila terjadi kebakaran
10 10
EP 4 4. Tersedia kebijakan dan prosedur inspeksi,
pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan
5 10
EP 5 5. Inspeksi, pemantauan, pemeliharaan, dan
perbaikan alat dilakukan sesuai dengan
prosedur dan jadwal yang ditetapkan 5 10
EP 6 6. Dilakukan dokumentasi pelaksanaan, hasil
dan tindak lanjut inspeksi, pemantauan,
pemeliharaan dan perbaikan yang telah
dilakukan. 5 10
Jumlah 25 60 41.67%
5 10
EP 3 3. Ada sistem untuk kontrol peralatan,
testing, dan perawatan secara rutin
5 10
EP 4 4. Hasil pemantauan tersebut
didokumentasikan
0 10
EP 5 5. Ditetapkan kebijakan dan prosedur
penggantian dan perbaikan alat yang rusak
agar tidak mengganggu pelayanan
0 10
Jumlah 15 50 30.00%
0 10
EP 4 4. Ada upaya untuk meningkatkan
kompetensi tenaga klinis agar sesuai
persyaratan dan kualifikasi 5 10
Jumlah 25 40 62.50%
- Tata naskah :
minimal tdd 7 Komponen : (Pengertian, Tujuan,
Kebijakan, Referensi, Prosedur/Langkah2,
Diagram/Bagan Alir , Unit Terkait).
- Pengertian
harus lengkap dan jelas.
- Referensi :
harus jelas.
Sudah tersedia tenaga analis yang kompeten
sudah ada SOP pemantauan pelaksanaan prosedur Petugas harus melakukan pemantauan secara
pemeriksaan laboratorium, hasil pemantauan, berkala terhadap pelaksanaan SOP
tindak lanjut pemantauan
ada SOP penilaian ketepatan waktu penyerahan petugas harus melakukan evaluasi terhadap
hasil, hasil evaluasi dan tindak lanjut hasil evaluasi ketepatan waktu penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium
ada pelayanan 24 jam, pendelegasian kepada
petugas jaga
sudah ada SOP kesehatan dan keselamatan kerja pelaksanaan sesuai SOP
bagi petugas
sudah ada SOP penggunaan alat pelindung diri, pelaksanaan sesuai SOP
SOP pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
belum ada prosedur pengelolaan limbah, ada petugas kesling harus membuat prosedur dalam
SPAL mengelola limbah medis, mensosialisasikan
kepada seluruh unit layanan.usulan IPAL
SK tentang waktu penyampaian laporan hasil mengevaluasi ketepatan penyampaian hasil LAB,
pemeriksaan laboratorium, SK tentang waktu membuat buku pencatatan hasil
penyampaian laporan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk pasien urgen (cito)
ada SOP pemantauan waktu penyampaian hasil Dibuat kebijakan ketepatan waktu melaporkan
pemeriksaan laboratorium untuk pasien hasil pemeriksaan yang urgen/gawat darurat yang
urgen/gawat darurat. Hasil pemantauan. terukur.dan melaksanakan pemantauan waktu
penyampaian hasil lab urgen.
Sudah ada hasil pemantauan pemeriksaan
laboratorium
belum ada pelabelan yang lengkap pada reagensia membuat prosedur pelabelana, implementasi
n belum ada prosedurnya
SK rentang nilai yang menjadi rujukan hasil
pemeriksaan laboratorium
ada SK pengendalian mutu laboratorium, SOP membuat kebijakan dan prosedur PMI dan PME
pengendalian mutu laboratorium serta pelaksanaan PMI dan PME
sudah ada SOP Kalibrasi, sudah ada usulan
kalibrasi, ada Bukti pelaksanaan kalibrasi dan
validasi instrumen
ada bukti-bukti pelaksanaan kalibrasi atau validasi
dan masi berklaku, ada usulan untuk tiap
tahunnya.
ada Bukti pelaksanaan perbaikan, bukti Pelaksanaan perbaikan jika ditemukan hasil
pelaksanaan perbaikan pengukuran dari alkes yang menyimpang dan
didokumentasikan
Belum ada bukti pelaksanaan PME, Hasil PME. pelaksanaan PMI dan dan permintaan ke
labkesda untuk pelaksanaan PME
belum ada Bukti pelaksanaan PMI dan PME Pelaksanaan PMI dan PME
belum ada SOP pelaporan program keselamatan Petugas laboratorium melaporkan kegiatan
dan pelaporan insiden, belum ada bukti laporan. pelaksanaan program keselamatan kepada Tim
keselamatan Pasien, Tim keselamatan pasien
menyerahkan SOP pelaporan insiden kepada lab
dan unit lain.
ada SK tentang penanganan dan pembuangan PJ kesling membuat kebijakan dan prosedur
bahan berbahaya, SOP tentang penanganan dan penanganan B3 di puskesmas, buat daftra B3
pembuangan bahan berbahaya yang ada d puskesmas dan siapa yg bertanggung
jawab.
belum ada Bukti pelaksanaan manajemen risiko: melaksanakan manajemen resiko di lab,
identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko membuat Bukti pelaksanaan manajemen risiko:
identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko
sudah ada SOP orientasi prosedur dan praktik Seharusnya petugas laboratorium diberikan
keselamatan/keamanan kerja, belum ada bukti orientasi untuk prosedur dan praktik
pelaksanaan program orientasi keselamatan/keamanan kerja
sudah ada Bukti pelaksanaan pelatihan dan
pendidikan untuk prosedur baru, bahan
berbahaya, peralatan baru (jika ada)
ada Pedoman dan sudah ada SOP penilaian, usulan Apoteker, membuat pedoman, membuat
pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat. SOP perencanaan obat
ada tenaga farmasi TTK
ada SOP penyediaan dan penggunaan obat
ada Bukti pelaksanaan evaluasi ketersediaan obat melaksanaan evaluasi ketersediaan obat
terhadap formularium, hasil evaluasi dan tindak terhadap formularium, mendokumentasikan hasil
lanjut evaluasi dan tindak lanjut
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi kesesuaian mendokumentasikan Bukti pelaksanaan evaluasi
peresepan dengan formularium, hasil evaluasi dan kesesuaian peresepan dengan formularium, hasil
tindak lanjut evaluasi dan tindak lanjut
Petugas adalah TTK di bantu tenaga perawat yang usulan apoteker, pelatihan
diberikan pelatihan
ada SK peresepan, pemesanan, dan pengelolaan melengkapi sop rutinitas petugas farmasi baik d
obat, SOP peresepan, pemesanan, dan gudang maupun di ruang pelayanan farmasi.
pengelolaan obat namun pelaksanaan belum
maksimal
belum ada Bukti penjelasan tentang petunjuk petugas harus menjelaskan bagaimana cara
penyimpanan obat di rumah penyimpanan obat di rumah (PIO)
ada SK dan SOP penanganan obat
kedaluwarsa/rusak
ada SOP namun tidak ada Bukti pelaksanaan mendokumentasikan pelaksanaan penanganan
penanganan obat kedaluwarsa/rusak obat kadaluarsa/rusak
ada SOP pelaporan efek samping obat membuat SOP untuk pelaporan efek samping
obat, menyediakan form pelaporan dan
menetukan PJ bila ada kejadian
belum ada Bukti dokumen efek samping obat Efek samping obat didokumentasikan dalam
didokumentasikan dalam rekam medis rekam medis
belum ada SOP pencatatan, pemantauan, Dibuat kebijakan dan prosedur untuk mencatat,
pelaporan efek samping obat, KTD, memantau, dan melaporkan bila terjadi efek
samping penggunaan obat dan KTD, termasuk
kesalahan pemberian obat, ( oleh tim
keselamatan pasien )
belum ada Bukti pelaksanaan tindak lanjut efek Kejadian efek samping obat dan KTD harus
samping obat dan KTD ditindaklanjuti dan didokumentasikan, sesuai
form yang diberikaan oleh tim keselamatan
pasien
SOP monitoring penyediaan obat emergensi di unit petugas melaksanakan monitoring obat
kerja. emergency di unit pelayanan , buat form
monitoring
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
ada SK tentang standarisasi kode klasifikasi
diagnosis dan terminologi yang digunakan
ada SK tentang akses terhadap rekam medis, SOP implementasi sesuai prosedur, bahwa ruang RM
tentang akses terhadap rekam medis, ada ruang tidak bisa di akses oleh sembaran orang, harus
rekam medis . selalu tertutup.
akses petugas terhadap informasi yang implementasi, bahwa pada saat dibutuhkan
dibutuhkan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan informasi kepada siapa harus ijin dan bagaimana
tanggung jawab pelaksanaannya
ada sosialisasi kebijakan dan prosedur akses terhadap implementasi sosialisasikan kepada semua
RM petugas tentang akses terhadap RM juga
kerahsiaannya.
sudah ada kebijakan yang mengatur hak untuk pelaksanaan akses dengan jaminan kerahsiaan
mengakses informasi tersebut mempertimbangkan
tingkat kerahasiaan dan keamanan informasi
namun tidak sesuai pelaksanannya
belum ada Bukti pelaksanaan penilaian Dilakukan penilaian dan tindak lanjut
kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis, hasil kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis
dan tindak lanjutnya secara berkala
sudah ada SOP kerahasiaan rekam medis pelaksanaan sesuai prosedur bahwa tidak semua
orang bisa mengakses ruang RM
belum ada Bukti pelaksanaan pemantauan Kondisi fisik lingkungan Puskesmas harus
lingkungan fisik Puskesmas: ada jadwal dipantau secara rutin sesuai dengan
pelaksanaan namun belum ada bukti pelaksanaan perencanaan.PJ kesling harus membuat
perencanaan pemanantauan kebersihan, ceklist
kebersihan ruangan dll
belum ada Bukti pelaksanaan pemeliharaan dan Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan
pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lain yang digunakan agar dipantau secara
sistem lain, dan tindak lanjut periodik oleh petugas yang diberi tanggung jawab
tidak ada Bukti pemantauan pelaksanaan kebijakan Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
dan prosedur penanganan limbah berbahaya, dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan
tindak lanjut limbah berbahaya, seharusnya terjadwal dengan
baik
ada Rencana program keamanan lingkungan fisik membuat Rencana program keamanan
Puskesmas lingkungan fisik dan pelaksanaan sesuai rencana
program
ada SK penanggung jawab pengelolaan keamanan menetapkan PJ kemanan lingkungan fisik dengan
lingkungan fisik Puskesmas, namun petugas tidak uaraian tugas yang jelas, dan PJ harus membuat
memahami tugas dan wewnangnya. perencanana pemeliharaan dan menetukan
pelaksana tekhnisnya.. Melakukan monitoring dst
ada Rencana program keamanan lingkungan fisik membuat Rencana program keamanan
Puskesmas namun tidak memuat: perencanaan, lingkungan fisik Puskesmas yang memuat:
pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan petugas, perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan
pemantauan, dan evaluasi pelatihan petugas, pemantauan, dan evaluasi
belum ada Bukti pelaksanaan program, evaluasi, Seharusnya dilakukan monitoring, evaluasi dan
dan tindak lanjut tindak lanjut terhadap pelaksanaan program
ada SK dan SOP memisahkan alat yang bersih dan membuat SK dan SOP memisahkan alat yang
alat yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, bersih dan alat yang kotor, alat yang memerlukan
alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan
(tidak siap pakai), serta alat-alat yang lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-alat yang
membutuhkan persyaratan khusus untuk membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya peletakannya
ada Daftar inventaris peralatan klinis .ASPAC belum PJ barang harus membuat daftar inventaris
update peralatan klinis yang terpisah dari sarana
prasaran lain, harus membuat tim jadi seandainya
ada SK penanggung jawab pengelolaan peralatan pengusulan kalibrasi alat
PJ barang berhalangan jgnoleh unit masing
menjadi kepada
hambatan
dan kalibrasi, ada pelaksanaannya kepala puskesmas,PJ
untuk puskesmas. barang sertanaggung jawab
membuat perencanaa pelaksanaan kalibrasi
secara periodik 1 tahun sekali.
ada SOP kontrol peralatan, testing, dan perawatan penanggung jawab alat harus membuat
secara rutin untuk peralatan klinis yang digunakan perencanaan program pelaksanaan kontrol
testing dan perawatan alat, sesuaikan SOP
dengan apa yang dilakukan
belum ada pelaksanaan pemantauan namun harus dilakukan pemantauan dan Hasil
belum ada Dokumentasi hasil pemantauan pemantauan didokumentasikan, membuat form
pemantauan/form monitoring
belum ada SOP penggantian dan perbaikan alat membuat SOP penggantian dan perbaikan alat
yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan. yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan
sesuai dengan yang dilakukan di
puskesmas.implementasi
ada Pemetaan kompetensi, belum ada rencana sebaiknya dibuat perencanaan tiap tahun untuk
peningkatan kompetensi, ada usulan peningkatan kompetensi tenaga klinis
ada SOP penilaian kinerja petugas pemberi melakukan penilaian kinerja klinis sesuai indikator
pelayanan klinis, proses evaluasi, hasil evaluasi dan yang berlaku
tindak lanjut
belum ada Bukti analisis, bukti tindak lanjut Dilakukan analisis dan tindak lanjut terhadap hasil
evaluasi
sudah ada SK tentang keterlibatan petugas melibatkan semua petugas pemberi layanan klinis
pemberi pelayanan klinis dalam peningkatan mutu dalam meningkatkan mutu pelayanan klinis
klinis
belum ada Bukti penyediaan informasi tentang mensosilisasikan penyediaan informasi peluan
peluang pendidikan dan pelatihan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh
pegawai puskesmas
sudah ada dukungan manajemen untuk pendidikan puskesmas harus mendukung pelaksanaan
dan pelatihan pelatihan dan pendidikan para karyawan baik
betupa ijin, maupun dukungan dana
ada SOP evaluasi hasil mengikuti pendidikan dan Jika ada tenaga kesehatan yang mengikuti
pelatihan, belum ada bukti pelaksanaan evaluasi pendidikan atau pelatihan, dilakukan evaluasi
penerapan hasil pelatihan di tempat kerja, yang
dilaksanakan secara terjadwal.
sudah ada Uraian tugas petugas pemberi lengkapi dengan wewenang dan tanggung jawab,
pelayanan klinis dan kewenangan klinis namun koordinasi dengan admen
belum dilengkapi dengan wewenang dan tanggung
jawab
SK tentang pemberian kewenangan jika tidak Jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang
tersedia tenaga kesehatan yang memenuhai memenuhi persyaratan untuk menjalankan
persyaratan, bukti pemberian kewenangan khusus kewenangan dalam pelayanan klinis, ditetapkan
pada petugas petugas kesehatan dengan persyaratan tertentu
untuk diberi kewenangan khusus, yang prosesnya
memenuhi ketentuan dasar pemberian
kewenangan
tidak ada TIM kredensial Apabila tenaga kesehatan tersebut diberi
kewenangan khusus, seharusnya dilakukan
penilaian terhadap pengetahuan dan
keterampilan yang terkait dengan kewenangan
khusus yang diberikan
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap Seharusnya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
uraian tugas dan pemberian kewenangan pada terhadap pelaksanaan uraian tugas dan
petugas pemberi pelayanan klinis, dan tindak wewenang bagi setiap tenaga kesehatan
lanjut
BAB.VIII. Manajemen Penunjang Laya
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : 2020
Surveior :
5 10
EP 2 2. Tersedia jenis dan jumlah petugas
kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan
dan jam buka pelayanan 0 10
EP 3 3. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh
analis/petugas yang terlatih dan
berpengalaman 0 10
EP 4 4. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium
dilakukan oleh petugas yang terlatih dan
berpengalaman 10 10
Jumlah 15 40 37.50%
5 10
EP 3 3. Prosedur tersebut menetapkan oleh siapa
dan kepada siapa hasil yang kritis dari
pemeriksaan diagnostik harus dilaporkan 5 10
EP 4 4. Prosedur tersebut menetapkan apa yang
dicatat di dalam rekam medis pasien 5 10
EP 5 5. Proses dimonitor untuk memenuhi
ketentuan dan dimodifikasi berdasarkan hasil
monitoring 0 10
Jumlah 20 50 40.00%
0 10
EP 3 3. Petugas laboratorium melaporkan kegiatan
pelaksanaan program keselamatan kepada
pengelola program keselamatan di Puskesmas
sekurang-kurangnya setahun sekali dan bila
terjadi insiden keselamatan
0 10
EP 4 4. Terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
tentang penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya
5 10
EP 5 5. Dilakukan identifikasi, analisis dan tindak
lanjut risiko keselamatan di laboratorium
0 10
EP 6 6. Staf laboratorium diberikan orientasi untuk
prosedur dan praktik keselamatan/keamanan
kerja 0 10
EP 7 7. Staf laboratorium mendapat
pelatihan/pendidikan untuk prosedur baru dan
penggunaan bahan berbahaya yang baru,
maupun peralatan yang baru. 0 10
Jumlah 5 70 7.14%
5 10
EP 7 7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
ketersediaan obat dibandingkan dengan
formularium 5 10
EP 8 8. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
kesesuaian peresepan dengan formularium.
0 10
Jumlah 55 80 68.75%
5 10
EP 5 5. Terdapat prosedur untuk menjaga tidak
terjadinya pemberian obat yang kedaluwarsa
kepada pasien
5 10
EP 6 6. Dilakukan pengawasan terhadap
penggunaan dan pengelolaan obat oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota secara teratur
0 10
EP 7 7. Terdapat ketentuan siapa yang berhak
menuliskan resep untuk obat-obat tertentu
(misal psikotropika dan narkotika) 10 10
EP 8 8. Ada kebijakan dan prosedur penggunaan
obat-obatan pasien rawat inap, yang dibawa
sendiri oleh pasien/ keluarga pasien
10 10
EP 9 9. Penggunaan obat-obatan
psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain
yang berbahaya diawasi dan dikendalikan
secara ketat
0 10
Jumlah 45 90 50.00%
5 10
EP 3 3. Dilakukan pembakuan singkatan-singkatan
yang digunakan dalam pelayanan sesuai
dengan standar nasional atau lokal
5 10
Jumlah 15 30 50.00%
0 10
EP 2 2. Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas
dan sistem lain yang digunakan dipantau
secara periodik oleh petugas yang diberi
tanggung jawab 0 10
EP 3 3. Tersedia sarana untuk menangani masalah
listrik/api apabila terjadi kebakaran
10 10
EP 4 4. Tersedia kebijakan dan prosedur inspeksi,
pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan
5 10
EP 5 5. Inspeksi, pemantauan, pemeliharaan, dan
perbaikan alat dilakukan sesuai dengan
prosedur dan jadwal yang ditetapkan 5 10
EP 6 6. Dilakukan dokumentasi pelaksanaan, hasil
dan tindak lanjut inspeksi, pemantauan,
pemeliharaan dan perbaikan yang telah
dilakukan. 5 10
Jumlah 25 60 41.67%
5 10
EP 3 3. Ada sistem untuk kontrol peralatan,
testing, dan perawatan secara rutin
5 10
EP 4 4. Hasil pemantauan tersebut
didokumentasikan
0 10
EP 5 5. Ditetapkan kebijakan dan prosedur
penggantian dan perbaikan alat yang rusak
agar tidak mengganggu pelayanan
0 10
Jumlah 15 50 30.00%
0 10
EP 4 4. Ada upaya untuk meningkatkan
kompetensi tenaga klinis agar sesuai
persyaratan dan kualifikasi 5 10
Jumlah 25 40 62.50%
- Tata naskah :
minimal tdd 7 Komponen : (Pengertian, Tujuan,
Kebijakan, Referensi, Prosedur/Langkah2,
Diagram/Bagan Alir , Unit Terkait).
- Pengertian
harus lengkap dan jelas.
- Referensi :
harus jelas.
tidak ada Tenaga analis .tersedia Pola ketenagaan, usulan analis
persyaratan kompetensi, ketentuan jam buka
pelayanan sdh ditentukan
tenaga tidak kompeten, mengikuti pelatihan usulan analis dan pelatihan untuk tenaga yang
bertanggung jawab di lab
sudah ada SOP kesehatan dan keselamatan kerja pelaksanaan sesuai SOP
bagi petugas
sudah ada SOP penggunaan alat pelindung diri, pelaksanaan sesuai SOP
SOP pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
ada SOP pengelolaan bahan berbahaya dan PJ kesling harus membuat prosedur pengelolaan
beracun, SOP pengelolaan limbah hasil B3, penegelolaan limbah termasuk limbah
pemeriksaan laboratorium pemeriksaan lab
sudah ada SOP pengelolaan reagen implementasi
belum ada prosedur pengelolaan limbah, ada petugas kesling harus membuat prosedur dalam
SPAL mengelola limbah medis, mensosialisasikan
kepada seluruh unit layanan.usulan IPAL
SK tentang waktu penyampaian laporan hasil mengevaluasi ketepatan penyampaian hasil LAB,
pemeriksaan laboratorium, SK tentang waktu membuat buku pencatatan hasil
penyampaian laporan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk pasien urgen (cito)
ada SOP pemantauan waktu penyampaian hasil Dibuat kebijakan ketepatan waktu melaporkan
pemeriksaan laboratorium untuk pasien hasil pemeriksaan yang urgen/gawat darurat yang
urgen/gawat darurat. Hasil pemantauan. terukur.dan melaksanakan pemantauan waktu
penyampaian hasil lab urgen.
belum ada Hasil pemantauan pelaporan hasil melakukam pemantauan dan mendokumentasi
pemeriksaan laboratorium bukti pemantauan hasil pemeriksaan Lab
sudah ada Bukti proses kolaboratif dalam pelaksanaan pencatatan dalam rekam medis oleh
menyusun prosedur pelaporan hasil krtis dan semua profesi
pemeriksaan diagnostik, belum pada semua
adanya penetapan nilai ambang kritis untuk tiap tes penetapan nilai ambang ktitis untuk setiap
pada prosedur pelaporan hasil pemeriksaan pemeriksaan lab, dan membuat prosedur jika ada
hasil kritis , dan ada cara untuk pencatatan dan
pelaporannya.
belum ada kejelasan prosedur pelaporan hasil membuat prosuder yang jelas untuk pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium yang kritis, disebutkan pelaporan lab kritis, jelas oleh siapa kepada siapa
oleh siapa dan kepada siapa hasil harus dilaporkan harus dilaporkan
ada SOP yang menetapkan apa yang dicatat dalam petugas melaksnakan pencattan hasil pemeriksaan
RM,tidak ada pncatatan dalam RM Lab yang kritis di RM, buat SOP
belum ada Bukti hasil montiroing, tindak lanjut proses penyampaian hasil krisis dimonitor untuk
monitoring, terhadap penyampaian hasil kritis memenuhi ketentuan dan dimodifikasi
berdasarkan hasil monitoring
sudah ada SK tentang jenis reagensia esensial dan mengidentifikasi kembali reagen yang dibutuhkan
bahan lain yang harus tersedia dan ada upaya menyedikan reagen tersebut untyk
pelayanan.
sudah ada SK tentang menyatakan kapan reagensia implementasi
tidak tersedia (batas buffer stock untuk melakukan
order)
sudah ada SOP penyimpanan dan distribusi implementasi
reagensia
ada Panduan tertulis untuk evaluasi reagensia, melakukan evaluasi dan tindak lanjut
belum ada bukti evaluasi dan tindak lanjut
belum ada pelabelan yang lengkap pada reagensia membuat prosedur pelabelana, implementasi
n belum ada prosedurnya
SK rentang nilai yang menjadi rujukan hasil membuat SK rentang nilai sesuai referensi yang
pemeriksaan laboratorium dipakai
Form laporan hasil pemeriksaan laboratorium membuat form rentang nilai yang dipakai
memuat rentang nilai normal puskesmas
tidak ada Form laporan hasil pemeriksaan meminta form pemerikasaan dar lab luar yang
laboratorium luar memuat rentang nilai normal menjadi rujukan
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap Rentang nilai dievaluasi secara berkala
rentang nilai, hasil evaluasi dan tindak lanjut
ada SK pengendalian mutu laboratorium, SOP membuat kebijakan dan prosedur PMI dan PME
pengendalian mutu laboratorium serta pelaksanaan PMI dan PME
sudah ada SOP Kalibrasi, sudah ada usulan
kalibrasi, ada Bukti pelaksanaan kalibrasi dan
validasi instrumen
ada bukti-bukti pelaksanaan kalibrasi atau validasi
dan masi berklaku, ada usulan untuk tiap
tahunnya.
ada Bukti pelaksanaan perbaikan, bukti Pelaksanaan perbaikan jika ditemukan hasil
pelaksanaan perbaikan pengukuran dari alkes yang menyimpang dan
didokumentasikan
Belum ada bukti pelaksanaan PME, Hasil PME. pelaksanaan PMI dan dan permintaan ke
labkesda untuk pelaksanaan PME
belum ada Bukti pelaksanaan PMI dan PME Pelaksanaan PMI dan PME
belum ada perancaaan untuk pelatihan membuat usulan perencanaan program
keselamatan di lab keselamatan dan dipastikan masuk dlam RUK
puskesmas.
belum ada Kerangka acuan program melengkapi kerangka acuan dan panduan
keselamatan/keamanan laboratorium, dan program keselamatan pasien.koordinasi dengan
Panduan Program Keselamatan Pasien di tim manajemen mutu
Puskesmas
belum ada SOP pelaporan program keselamatan Petugas laboratorium melaporkan kegiatan
dan pelaporan insiden, belum ada bukti laporan. pelaksanaan program keselamatan kepada Tim
keselamatan Pasien, Tim keselamatan pasien
menyerahkan SOP pelaporan insiden kepada lab
dan unit lain.
ada SK tentang penanganan dan pembuangan PJ kesling membuat kebijakan dan prosedur
bahan berbahaya, SOP tentang penanganan dan penanganan B3 di puskesmas, buat daftra B3
pembuangan bahan berbahaya yang ada d puskesmas dan siapa yg bertanggung
jawab.
belum ada Bukti pelaksanaan manajemen risiko: melaksanakan manajemen resiko di lab,
identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko membuat Bukti pelaksanaan manajemen risiko:
identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko
belum ada SOP orientasi prosedur dan praktik Seharusnya petugas laboratorium diberikan
keselamatan/keamanan kerja, belum ada bukti orientasi untuk prosedur dan praktik
pelaksanaan program orientasi keselamatan/keamanan kerja
belum ada Bukti pelaksanaan pelatihan dan sebaiknya ada pelatihan dan pendidikan prosedur
pendidikan untuk prosedur baru, bahan baru agar petugas lab update ilmu
berbahaya, peralatan baru (jika ada)
ada Pedoman dan sudah ada SOP penilaian, usulan Apoteker, membuat pedoman, membuat
pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat. SOP perencanaan obat
ada tenaga farmasi TTK
ada SOP penyediaan dan penggunaan obat
sudah tersedia formularium obat , tidak ada bukti membuat formularium internal Puskesmas dan
proses penyusunan formularium mendistribusi formularium obat kepada petugas
kesehatan disemua unit pelayanan sehingga
peresepan sesuai formularium
ada Bukti pelaksanaan evaluasi ketersediaan obat melaksanaan evaluasi ketersediaan obat
terhadap formularium, hasil evaluasi dan tindak terhadap formularium, mendokumentasikan hasil
lanjut evaluasi dan tindak lanjut
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi kesesuaian mendokumentasikan Bukti pelaksanaan evaluasi
peresepan dengan formularium, hasil evaluasi dan kesesuaian peresepan dengan formularium, hasil
tindak lanjut evaluasi dan tindak lanjut
Petugas adalah TTK di bantu tenaga perawat yang usulan apoteker, pelatihan
diberikan pelatihan
ada SK peresepan, pemesanan, dan pengelolaan melengkapi sop rutinitas petugas farmasi baik d
obat, SOP peresepan, pemesanan, dan gudang maupun di ruang pelayanan farmasi.
pengelolaan obat namun pelaksanaan belum
maksimal
belum ada Bukti pelaksanaan pengawasan dan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
pengendalian penggunaan psikotropika dan penggunaan psikotropika dan narkotika, antara
narkotika, antara lain: lemari narkotika terkunci lain: lemari narkotika terkunci dengan dua kunci,
dengan dua kunci, pembatasan siapa yang boleh pembatasan siapa yang boleh meresepkan, dan
meresepkan, dan memberikan), dokumen ekternal memberikan), dokumen ekternal penggunaan
penggunaan psikotropika dan narkotika, psikotropika dan narkotika,serta
mendokumentasikannya.
belum ada Bukti penjelasan tentang petunjuk petugas harus menjelaskan bagaimana cara
penyimpanan obat di rumah penyimpanan obat di rumah (PIO)
ada SK dan SOP penanganan obat
kedaluwarsa/rusak
ada SOP namun tidak ada Bukti pelaksanaan mendokumentasikan pelaksanaan penanganan
penanganan obat kedaluwarsa/rusak obat kadaluarsa/rusak
ada SOP pelaporan efek samping obat membuat SOP untuk pelaporan efek samping
obat, menyediakan form pelaporan dan
menetukan PJ bila ada kejadian
belum ada Bukti dokumen efek samping obat Efek samping obat didokumentasikan dalam
didokumentasikan dalam rekam medis rekam medis
belum ada SOP pencatatan, pemantauan, Dibuat kebijakan dan prosedur untuk mencatat,
pelaporan efek samping obat, KTD, memantau, dan melaporkan bila terjadi efek
samping penggunaan obat dan KTD, termasuk
kesalahan pemberian obat, ( oleh tim
keselamatan pasien )
belum ada Bukti pelaksanaan tindak lanjut efek Kejadian efek samping obat dan KTD harus
samping obat dan KTD ditindaklanjuti dan didokumentasikan, sesuai
form yang diberikaan oleh tim keselamatan
pasien
SOP monitoring penyediaan obat emergensi di unit petugas melaksanakan monitoring obat
kerja. emergency di unit pelayanan , buat form
monitoring
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
Tidak tersedia
ada SK tentang standarisasi kode klasifikasi memperbaik Rekam Medik dan isinya sesuaikan
diagnosis dan terminologi yang digunakan dengan yang berlaku di Puskesmas, membuat
pedoman RM.
sudah ada Standarisasi kode klasifikasi diagnosis melengkapi standarisasi kode sesuai yang
dan terminologi di Puskesmas berlaku di puskesmas.
ada SK tentang akses terhadap rekam medis, SOP implementasi sesuai prosedur, bahwa ruang RM
tentang akses terhadap rekam medis, ada ruang tidak bisa di akses oleh sembaran orang, harus
rekam medis . selalu tertutup.
akses petugas terhadap informasi yang
dibutuhkan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab
ada sosialisasi kebijakan dan prosedur akses terhadap
RM
sudah ada kebijakan yang mengatur hak untuk pelaksanaan akses dengan jaminan kerahsiaan
mengakses informasi tersebut mempertimbangkan
tingkat kerahasiaan dan keamanan informasi
namun tidak sesuai pelaksanannya
sudah ada SK pelayanan rekam medis dan metode memperbaiki SK sesuai tata naskah dan
identifikasi, namun RM masih belum standar. melengkapi isi dengan metode identifikasi yang
Masih terbatas ruang untuk menulis SOAP dan baku.perencanaan RM yang lebih standar dan
edukasi yang jelas sesuai peraturan dan informatif
belum ada Bukti pelaksanaan pemantauan Kondisi fisik lingkungan Puskesmas harus
lingkungan fisik Puskesmas: ada jadwal dipantau secara rutin sesuai dengan
pelaksanaan namun belum ada bukti pelaksanaan perencanaan.PJ kesling harus membuat
perencanaan pemanantauan kebersihan, ceklist
kebersihan ruangan dll
belum ada Bukti pelaksanaan pemeliharaan dan Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan
pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lain yang digunakan agar dipantau secara
sistem lain, dan tindak lanjut periodik oleh petugas yang diberi tanggung jawab
tidak ada Bukti pemantauan pelaksanaan kebijakan Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
dan prosedur penanganan limbah berbahaya, dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan
tindak lanjut limbah berbahaya, seharusnya terjadwal dengan
baik
ada Rencana program keamanan lingkungan fisik membuat Rencana program keamanan
Puskesmas lingkungan fisik dan pelaksanaan sesuai rencana
program
ada SK penanggung jawab pengelolaan keamanan menetapkan PJ kemanan lingkungan fisik dengan
lingkungan fisik Puskesmas, namun petugas tidak uaraian tugas yang jelas, dan PJ harus membuat
memahami tugas dan wewnangnya. perencanana pemeliharaan dan menetukan
pelaksana tekhnisnya.. Melakukan monitoring dst
ada Rencana program keamanan lingkungan fisik membuat Rencana program keamanan
Puskesmas namun tidak memuat: perencanaan, lingkungan fisik Puskesmas yang memuat:
pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan petugas, perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan
pemantauan, dan evaluasi pelatihan petugas, pemantauan, dan evaluasi
belum ada Bukti pelaksanaan program, evaluasi, Seharusnya dilakukan monitoring, evaluasi dan
dan tindak lanjut tindak lanjut terhadap pelaksanaan program
ada SK dan SOP memisahkan alat yang bersih dan membuat SK dan SOP memisahkan alat yang
alat yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, bersih dan alat yang kotor, alat yang memerlukan
alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan
(tidak siap pakai), serta alat-alat yang lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-alat yang
membutuhkan persyaratan khusus untuk membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya peletakannya
ada Daftar inventaris peralatan klinis .ASPAC belum PJ barang harus membuat daftar inventaris
update peralatan klinis yang terpisah dari sarana
prasaran lain, harus membuat tim jadi seandainya
ada SK penanggung jawab pengelolaan peralatan pengusulan kalibrasi alat
PJ barang berhalangan jgnoleh unit masing
menjadi kepada
hambatan
dan kalibrasi, ada pelaksanaannya kepala puskesmas,PJ
untuk puskesmas. barang sertanaggung jawab
membuat perencanaa pelaksanaan kalibrasi
secara periodik 1 tahun sekali.
ada SOP kontrol peralatan, testing, dan perawatan penanggung jawab alat harus membuat
secara rutin untuk peralatan klinis yang digunakan perencanaan program pelaksanaan kontrol
testing dan perawatan alat, sesuaikan SOP
dengan apa yang dilakukan
belum ada pelaksanaan pemantauan namun harus dilakukan pemantauan dan Hasil
belum ada Dokumentasi hasil pemantauan pemantauan didokumentasikan, membuat form
pemantauan/form monitoring
belum ada SOP penggantian dan perbaikan alat membuat SOP penggantian dan perbaikan alat
yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan. yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan
sesuai dengan yang dilakukan di
puskesmas.implementasi
ada Pemetaan kompetensi, belum ada rencana sebaiknya dibuat perencanaan tiap tahun untuk
peningkatan kompetensi, ada usulan peningkatan kompetensi tenaga klinis
ada SOP penilaian kinerja petugas pemberi melakukan penilaian kinerja klinis sesuai indikator
pelayanan klinis, proses evaluasi, hasil evaluasi dan yang berlaku
tindak lanjut
belum ada Bukti analisis, bukti tindak lanjut Dilakukan analisis dan tindak lanjut terhadap hasil
evaluasi
sudah ada SK tentang keterlibatan petugas melibatkan semua petugas pemberi layanan klinis
pemberi pelayanan klinis dalam peningkatan mutu dalam meningkatkan mutu pelayanan klinis
klinis
belum ada Bukti penyediaan informasi tentang mensosilisasikan penyediaan informasi peluan
peluang pendidikan dan pelatihan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh
pegawai puskesmas
sudah ada dukungan manajemen untuk pendidikan puskesmas harus mendukung pelaksanaan
dan pelatihan pelatihan dan pendidikan para karyawan baik
betupa ijin, maupun dukungan dana
ada SOP evaluasi hasil mengikuti pendidikan dan Jika ada tenaga kesehatan yang mengikuti
pelatihan, belum ada bukti pelaksanaan evaluasi pendidikan atau pelatihan, dilakukan evaluasi
penerapan hasil pelatihan di tempat kerja, yang
dilaksanakan secara terjadwal.
sudah ada Uraian tugas petugas pemberi lengkapi dengan wewenang dan tanggung jawab,
pelayanan klinis dan kewenangan klinis namun koordinasi dengan admen
belum dilengkapi dengan wewenang dan tanggung
jawab
SK tentang pemberian kewenangan jika tidak Jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang
tersedia tenaga kesehatan yang memenuhai memenuhi persyaratan untuk menjalankan
persyaratan, bukti pemberian kewenangan khusus kewenangan dalam pelayanan klinis, ditetapkan
pada petugas petugas kesehatan dengan persyaratan tertentu
untuk diberi kewenangan khusus, yang prosesnya
memenuhi ketentuan dasar pemberian
kewenangan
tidak ada TIM kredensial Apabila tenaga kesehatan tersebut diberi
kewenangan khusus, seharusnya dilakukan
penilaian terhadap pengetahuan dan
keterampilan yang terkait dengan kewenangan
khusus yang diberikan
belum ada Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap Seharusnya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
uraian tugas dan pemberian kewenangan pada terhadap pelaksanaan uraian tugas dan
petugas pemberi pelayanan klinis, dan tindak wewenang bagi setiap tenaga kesehatan
lanjut
BAB.IX.Peningkatan Mutu
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : 2018
Surveior :
0 10
Jumlah 10 30
0 10
Jumlah 10 30
35.00%
belum ditemukan Bukti pelaksanaan evaluasi perilaku
petugas dalam pelayanan klinis, bukti pelaksanaan
evaluasi, dan tindak lanjut
33.33%
50.00%
ada Penetapan target yang akan dicapai dari tiap
indikator mutu klinis dan keselamatan pasien namun
belum ada dokumentasi proses.
Adanya target pencapaian mutu klinis yang rasional di
Puskesmas namun tidak berdasarkan berbagai
pertimbangan
33.33%
33.33%
50.00%
belum ada Laporan hasil monitoring mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
belum ada Hasil analisis, kesimpulan, dan rekomendasi
hasil monitoring mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien
25.00%
12.50%
sudah ada SK penyampaian informasi hasil peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien, SOP
penyampaian informasi hasil peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien
36.21%
PK).
REKOMENDASI
pimpinan segera merevisi SK dengan uraian tugas yang jelas,
membentuk Tim keselamatan pasien sesuai permenkes 11 tahun 2017
Membuat uraian tugas penanggung jawab mutu dan program kerja Tim
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : 2019
Surveior :
0 10
Jumlah 10 30
0 10
Jumlah 10 30
65.00%
belum ditemukan Bukti pelaksanaan evaluasi perilaku
petugas dalam pelayanan klinis, bukti pelaksanaan
evaluasi, dan tindak lanjut
50.00%
50.00%
ada Penetapan target yang akan dicapai dari tiap
indikator mutu klinis dan keselamatan pasien namun
belum ada dokumentasi proses.
Adanya target pencapaian mutu klinis yang rasional di
Puskesmas namun tidak berdasarkan berbagai
pertimbangan
33.33%
33.33%
50.00%
belum ada Laporan hasil monitoring mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
belum ada Hasil analisis, kesimpulan, dan rekomendasi
hasil monitoring mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien
25.00%
37.50%
sudah ada SK penyampaian informasi hasil peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien, SOP
penyampaian informasi hasil peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien
49.14%
K).
REKOMENDASI
pimpinan segera merevisi SK dengan uraian tugas yang jelas,
membentuk Tim keselamatan pasien sesuai permenkes 11 tahun 2017
Membuat uraian tugas penanggung jawab mutu dan program kerja Tim
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : 2020
Surveior :
0 10
Jumlah 15 30
0 10
Jumlah 10 30
5 10
EP 4 4. Dilakukan pelaporan hasil peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 0 10
Jumlah 25 40
90.00%
belum ditemukan Bukti pelaksanaan evaluasi perilaku
petugas dalam pelayanan klinis, bukti pelaksanaan
evaluasi, dan tindak lanjut
83.33%
62.50%
ada Penetapan target yang akan dicapai dari tiap
indikator mutu klinis dan keselamatan pasien namun
belum ada dokumentasi proses.
50.00%
33.33%
50.00%
belum ada Laporan hasil monitoring mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
belum ada Hasil analisis, kesimpulan, dan rekomendasi
hasil monitoring mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien
50.00%
sudah ada SK penyampaian informasi hasil peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien, SOP
penyampaian informasi hasil peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien
68.97%
.
REKOMENDASI
Membuat uraian tugas penanggung jawab mutu dan program kerja Tim
Puskesmas : CIKADU
Kab./Kota : CIANJUR
Tanggal : 2021
Surveior :
5 10
EP 3 3. Dilakukan pengumpulan data,
analisis, dan pelaporan mutu
klinis dilakukan secara berkala.
10 10
EP 4 4. Pimpinan Puskesmas bersama
tenaga klinis melakukan evaluasi
dan tindak lanjut terhadap hasil
monitoring dan penilaian mutu
klinis. 10 10
EP 5 5. Dilakukan identifikasi dan
dokumentasi terhadap Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD),
Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kondisi Potensial Cedera (KPC),
maupun Kejadian Nyaris Cedera
(KNC).
10 10
EP 6 6. Ditetapkan kebijakan dan
prosedur penanganan KTD,
KTC, KPC, KNC, dan risiko
dalam pelayanan klinis.
10 10
EP 7 7. Jika terjadi KTD, KTC, dan
KNC dilakukan analisis dan
tindak lanjut.
10 10
EP 8 8. Risiko-risiko yang mungkin
terjadi dalam pelayanan klinis
diidentifikasi, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
10 10
EP 9 9. Dilakukan analisis risiko dan
upaya-upaya untuk
meminimalkan risiko pelayanan
klinis
5 10
EP 10 10. Berdasarkan hasil analisis
risiko, adanya kejadian KTD,
KTC, KPC, dan KNC, upaya
peningkatan keselamatan pasien
direncanakan, dilaksanakan,
dievaluasi, dan ditindaklanjuti
10 10
Jumlah 90 100 90.00%
10 10
EP 3 3. Ada keterlibatan tenaga klinis
dalam kegiatan peningkatan mutu
yang ditunjukkan dalam
penyusunan indikator untuk
menilai perilaku dalam
pemberian pelayanan klinis dan
ide-ide perbaikan
5 10
Jumlah 25 30 83.33%
10 10
EP 5 5. Kepala Puskesmas bersama
dengan tenaga klinis menyusun
rencana perbaikan pelayanan
prioritas yang ditetapkan dengan
sasaran yang jelas
10 10
EP 6 6. Kepala Puskesmas bersama
dengan tenaga klinis
melaksanakan kegiatan perbaikan
pelayanan klinis sesuai dengan
rencana
10 10
EP 7 7. Dilakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan perbaikan
pelayanan klinis
10 10
Jumlah 65 70 92.86%
5 10
EP 4 4. Ditetapkan prosedur
penyusunan standar/prosedur
layanan klinis
10 10
EP 5 5. Penyusunan standar/prosedur
layanan klinis sesuai dengan
prosedur
0 10
Jumlah 35 50 70.00%
5 10
EP 2 2. Ditetapkan sasaran-sasaran
keselamatan pasien sebagaimana
tertulis dalam Pokok Pikiran.
5 10
EP 3 3. Dilakukan pengukuran mutu
layanan klinis mencakup aspek
penilaian pasien, pelayanan
penunjang diagnosis, penggunaan
obat antibiotika, dan
pengendalian infeksi nosokomial
5 10
EP 4 4. Dilakukan pengukuran
terhadap indikator-indikator
keselamatan pasien sebagaimana
tertulis dalam Pokok Pikiran
10 10
Jumlah 25 40 62.50%
5 10
EP 2 2. Target tersebut ditetapkan
dengan mempertimbangkan
pencapaian mutu klinis
sebelumnya, pencapaian optimal
pada sarana kesehatan yang
serupa, dan sumber daya yang
dimiliki
10 10
EP 3 3. Proses penetapan target
tersebut melibatkan tenaga
profesi kesehatan yang terkait
0 10
Jumlah 15 30 50.00%
5 10
EP 2 2. Data mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien
didokumentasikan
5 10
EP 3 3. Data mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien dianalisis
untuk menentukan rencana dan
langkah-langkah perbaikan mutu
0 10
layanan klinis dan keselamatan
EP 3 3. Ada kejelasan uraian tugas dan
pasien
tanggung jawab tim
5 10
EP 4 4. Ada rencana dan program
peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien yang
dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang disusun
5 10
Jumlah 20 40 50.00%
0 10
EP 3 3. Dilakukan analisis penyebab
masalah
0 10
EP 4 4. Ditetapkan program-program
perbaikan mutu yang dituangkan
dalam rencana perbaikan mutu
10 10
EP 5 5. Rencana perbaikan mutu
layanan klinis dan keselamatan
pasien disusun dengan
mempertimbangkan peluang
keberhasilan, dan ketersediaan
sumber daya
10 10
EP 6 6. Ada kejelasan Penanggung
jawab untuk melaksanakan
kegiatan perbaikan yang
direncanakan
10 10
EP 7 7. Ada kejelasan Penanggung
jawab untuk memantau
pelaksanaan kegiatan perbaikan
10 10
EP 8 8. Ada tindak lanjut terhadap
hasil pemantauan upaya
peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
5 10
Jumlah 45 80 56.25%
KRITERIA 9.4.3. SKOR SKOR Maksimal
EP 1 1. Petugas mencatat peningkatan
setelah pelaksanaan kegiatan
peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
5 10
EP 2 2. Dilakukan evaluasi terhadap
hasil penilaian dengan
menggunakan indikator-indikator
mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien untuk menilai
adanya perbaikan
10 10
EP 3 3. Hasil perbaikan ditindak
lanjuti untuk perubahan
standar/prosedur pelayanan.
0 10
EP 4 4. Dilakukan pendokumentasian
terhadap keseluruhan upaya
peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
5 10
Jumlah 20 40 50.00%
10 10
EP 2 2. Proses dan hasil kegiatan
peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
disosialisasikan dan
dikomunikasikan kepada semua
petugas kesehatan yang
memberikan pelayanan klinis
10 10
EP 3 3. Dilakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan sosialisasi dan
komunikasi tersebut
5 10
EP 4 4. Dilakukan pelaporan hasil
peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
0 10
Jumlah 25 40 62.50%
sudah ada Pemilihan dan penetapan prioritas melaksanakan Pemilihan dan penetapan
indikator mutu klinis di Puskesmas sesuai prioritas indikator mutu klinis di Puskesmas
dengan SPM dinas kesehatan Kab namun sesuai dengan SPM dinas kesehatan Kab dan
tidak disesuaikan dengan kondisi Puskesmas sudah disesuaikan dengan kondisi Puskesmas
dan tidak terlihat proses penetapan tersebut dan dengan proses yang jelas melibatkan
semua unit.
ada register resiko, belum ada pelaksanaan dilakukan analisis risiko dan upaya-upaya
FMEA untuk meminimalkan risiko pelayanan klinis
secara mendalam dan didokumentasi, register
resiko, melakukan FMEA
ada Rencana peningkatan mutu belum ada mengupayakan semua Rencana peningkatan
kejelasan alokasi dan kepastian ketersediaan mutu dan keselamatan pasien ada kejelasan
sumber daya, tidak sesuai dengan kondisi alokasi dan kepastian ketersediaan sumber
puskesmas daya
ada penetapan pelayanan prioritas untuk menetapkan area prioritas, proses penetapan
diperbaiki dengan kriteria pemilihan yang harus jelas dan buktikan dengan DUNF
jelas.
sudah ada Rencana perbaikan pelayanan Kepala Puskesmas bersama dengan tenaga
klinis namun di buat oleh tim UKPmyang klinis melaksanakan kegiatan perbaikan
prioritas namun tidak ada bukti monitoring pelayanan klinis sesuai dengan rencana
dalam pelaksanaan
sudah ada SK tentang penetapan dokumen dokumen eksternal sebaiknya tersedia dan
eksternal yang menjadi acuan dalam disimpan karena menjadi acuan, buat daftar
penyusunan standar pelayanan klinis dokumen eksternal yang dimiliki UKP serahkan
k admen untuk d SK kan
sudah ada SOP tentang prosedur penyusunan
layanan klinis
ada SK tentang indikator mutu layanan klinis bukti proses penetapan indikator, kenapa
namun tidak jelas proses penetapan muncul indikator mutu layanan klinis
indikator , ada penetapan target tersebut.membuat Definisi Operasional dari
indikator mutu layanan klinis tersebut.
ada proses pengukuran mutu layanan klinis Perlu dilakukan pengukuran mutu layanan
tapi belum mencakup aspek penilaian klinis mencakup aspek penilaian pasien,
pasien, pelayanan penunjang diagnosis, pelayanan penunjang diagnosis, penggunaan
penggunaan obat antibiotika, dan obat antibiotika, dan pengendalian infeksi
pengendalian infeksi nosokomial, bukti nosokomial
monitoring dan tindak lanjut pengukuran
mutu layanan klinis
ada Penetapan target yang akan dicapai dari mendokumentasikan proses penetapan target
tiap indikator mutu klinis dan keselamatan yang akan dicapai disetiap indikator dan
pasien namun belum ada dokumentasi mendokumentasikan proses penetapan target
proses. yang akan dicapai
Adanya target pencapaian mutu klinis yang
rasional di Puskesmas
belum ada bukti keterlibatan tenaga-tenaga Proses penetapan target dengan melibatkan
pemberi layanan klinis dalam menetapkan tenaga profesi kesehatan yang terkait
tingkat pencapaian mutu klinis untuk seharusnya untuk seluruh pelayanan yang
pelayanan yang prioritas akan diperbaiki membutuhkan tim
sudah ada Bukti pengumpulan data mutu Data mutu layanan klinis dan keselamatan
layanan klinis dan keselamatan pasien pasien dikumpulkan secara periodik oleh
namun belum dilakukan secara periodik semua unit
belum ada Bukti analisis, penyusunan Data mutu layanan klinis dan keselamatan
rencana peningkatan mutu layanan klinis dan pasien seharusnya dianalisis untuk
keselamatan pasien menentukan rencana dan langkah-langkah
perbaikan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien
ada Uraian tugas dan tanggung jawab memperbaiki SK Penanggung jawab Mutu,
masing-masing anggota tim harus memuat uraian tugas,wewenang dan
tanggung jawab tim dalam upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas
ada Rencana dan program tim peningkatan Dibuat rencana dan program peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
namun belum ada bukti pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
program kerja, monitoring, dan evaluasi disusun serta dilaksanakan di monitoring dan
di evaluasi
belum ada Laporan hasil monitoring mutu melaksanakan monitoring mutu layanan klinis
layanan klinis dan keselamatan pasien dan keselamatan pasien dikumpulkan secara
periodik
belum ada Hasil analisis, kesimpulan, dan tim mutu harus melakukan analisis dan diambil
rekomendasi hasil monitoring mutu layanan kesimpulan untuk menetapkan masalah mutu
klinis dan keselamatan pasien layanan klinis, sekaligus juga untuk masalah
keselamatan pasien
belum ada Bukti analisis penyebab masalah keterlibatan penanggung jawab layanan klinis
dalam menganalisis masalah serta
mendokumentasi setiap analisa masalah
sudah ada bukti monitoring, bukti analisis Bukti pelaksanaan perbaikan mutu layanan
dan tindak lanjut terhadap monitoring klinis
pelaksanaan perbaikan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
ada Bukti pencatatan pelaksanaan kegiatan Dicatat semua peningkatan setelah
peningkatan mutu layanan klinis dan pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu
keselamatan pasien namun belum mencakup layanan klinis dan keselamatan pasien
semua aspek
belum ada Bukti tindak lanjut, bukti Hasil perbaikan harus ditindak lanjuti untuk
perubahan prosedur jika diperlukan untuk perubahan standar/prosedur pelayanan.
perbaikan layanan klinis
belum ada Dokumen pelaporan kegiatan Hasil peningkatan mutu layanan klinis dan
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien seharusnya dilaporkan ke
keselamatan pasien ke Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten.
Kabupaten/Kota