Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

STUDIO PRANCANGAN ARSITEKTUR 3

PERANCANGAN BALAI KULINER DAN PERTEMUAN

DISUSUN OLEH :
FENY NOVIA ANGGRAINI, 120240079
NAMA DOSEN PEMBIMBING : GURUH KRISTIADI KURNIAWAN, S.T., M.T.
KELAS : RC

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

The culinary company merupakan perusahaan yang bergerak dibidang hospitality and culinary
industryindustry. Perusahaan yang bermaksud untuk mengembangkan sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan ekonomi pariwisata di beberapa kota besar di Pulau Sumatera antara lain Medan,
Batam, Bandar Lampung, Palembang, Padang dan Bengkulu. Indonesia berpotensi besar dalam wisata
makanan, karena memiliki kekayaan etnis dan budaya, yang masing-masing memiliki kuliner khas
tersendiri. Oleh karena itu The culinary company berencana membangun sebuah fasilitas yang
dinamakan “ Balai kuliner dan Pertemuan” yang bersifat komersial, dimana sehari-harinya bukan hanya
berfungsi sebagai suatu sarana wisata kuliner, tetapi sebagian dari fasilitas kuliner ini dapat digunakan
untuk mengakomodasi kegiatan pertemuan dalam skala sedang (pernikahan atau pertemuan umum)
apabila kegiatan tersebut diperlukan.

Balai Kuliner dan Pertemuan, kata “kuliner” yang ditempatkan di depan kata “Pertemuan” karena
kegiatan kuliner (restoran) adalah yang menjadi andalan utama dalam fasilitas ini. Restaurant yang
merupakan suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan
pelayanan dengan baik kepada semua konsumennya baik berupa makanan maupun minuman.
Mendefinisikan restaurant merupakan salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian
atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minum bagi umum di tempat
usahanya. Balai pertemuan itu sendiri adalah suatu tempat yang menyediakan untuk kegiatan rapat,
maupun resepsi pernikahan. Penginapan merupakan jenis tempat tinggal dalam perjalanan di mana
orang yang harus tinggal jauh dari rumah lebih dari satu hari keperluan tempat untuk tidur, istirahat,
keselamatan, tempat berteduh dari suhu dingin atau hujan, penyimpanan barang, serta akses ke fungsi
umum pada rumah tangga. Retail merupakan suatu tempat yang disediakan dan disewakan untuk
kegiatan bisnis yang melibatkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen dalam jumlah satuan atau
eceran.Peluang pasar yang terjadi seperti kegiatan pertemuan, resepsi pernikahan atau pertemuan skala
sedang, yang apabila diakomodasi dalam fasilitas tempat makan yang inovatif, maka berpeluang besar
dapat memperkenalkan identitas perusahaan di masyarakat sekitar.

Peluang pasar ini tidak hanya dikarenakan wilayah Sumatera yang memiliki wilayah yang sangat
luas dengan pertumbuhan penduduk yang pesat namun banyaknya ragam budaya yang mencirikan
masing-masing wilayah yang belum terakomodasi secara maksimal.

1.2 Isu Umum

A. Terkait Fungsi
Balai Kuliner dan Pertemuan berfungsi sebagai suatu sarana wisata kuliner yang menjadi andalan
utama, akan tetapi sebagian dari fasilitas kuliner ini dapat digunakan untuk mengakomodasi kegiatan
pertemuan dalam skala sedang (pernikahan atau pertemuan umum) apabila kegiatan tersebut
diperlukan. Kuliner saat ini diminati oleh semua kalangan tidak hanya anak- anak maupun remaja, akan
tetapi orang tua juga, karena Balai Kuliner dan Pertemuan ini menyediakan beragam macam aneka
kuliner. Dengan sediakannya beberapa retail yang menjual jajanan tradisional atau oleh-oleh yang
biasanya diminati pengunjung dari kalangan yang lebih tua (orang tua). Balai Kuliner dan Pertemuan
ini memiliki tiga fungsi, yaitu primer, sekunder dan juga tersier. Fungsi Primer sendiri merupakan
fungsi utama dari Balai Kuliner dan Pertemuan sebagai tempat yang menyajikan beberapa makanan
dan minuman(restoran) serta tempat untuk kegiatan pertemuan lainnya seperti rapat ataupun resepsi
pernikahan. Fungsi Sekunder merupakan fungsi pendukung dari apa yang menjadi fungsi utama Balai
Kuliner dan Pertemuan tersebut seperti tempat rekreasi, bekerja dan belajar. Fungsi Tersier merupakan
sebagai tempat berinteraksi dan pendukung dari fungsi primer dan sekunder seperti berkumpul Bersama
keluar, teman maupun kerabat dan kegiatan sosial.

B. Terkait Lokasi
Lahan yang berada di Jl. Dr.Sutomo, Padang, Sumatera Barat, Indonesia yang beriklim tropis. Iklim
tropis ini dapat mengakibatkan radiasi yang dipancarkan oleh matahari sangat tinggi. Sehingga semua
wilayah serta makhluk hidup yang berada di bawahnya akan terpengaruh oleh panas yang muncul.
Panasnya radiasi matahari juga dapat menguapkan air di lautan dan menyebabkan curah hujan menjadi
tinggi. Suhu di Indonesia dominan tinggi yaitu mencapai 26oC - 28oC, jeda suhu yang tidak berbeda
jauh ini mengakibatkan pergerakan anginnya rendah dan angin akan mengalir dari suhu yang dingin
ke suhu yang panas. Sehingga isu-isu yang terjadi di lahan ini, meliputi:

• Topografi,
• Aksesbilitas,
• Kebisingan,
• Utilitas,
• Vegetasi,
• View dan Bangunan sekitar
• Iklim

1.3 Kendala

• Lahan yang berada diperempatan sebuah jalan yang dimana dilewati oleh banyaknya kendaraan,
sehingga menyebabkan kebisingan yang menjadi masalah yang cukup mengganggu pada lahan
tersebut.
• Lahan kosong tanpa kontur tanah yang rata dengan jalan dan belum adanya vegetasi apapun,
lahan ini terkesan panas serta gersang. Dan juga dengan keadaan lahan yang rata dengan jalan
ini dapat dengan mudah dimasuki oleh air genangan dari jalan jika musim hujan datang.
• Bentuk lahan yang cukup sulit sehingga untuk bangunan yang akan dibangun seperti tatanan
ruang dan lain-lain diperlukan pemahaman perancangan tapak lahan yang lebih intens, agar
perancangan tapak pun lebih maksimal.

1.4 Ketentuan Proyek

Proyek yang akan dikembangkan adalah suatu fasilitas yang fungsi utamanya adalah fasilitas wisata
kuliner, yang terdiri dari beberapa ruangan makan, dari yang besar, sedang hingga relatif kecil, serta
ruang luar yang difungsikan sebagai tempat makan. Dengan “setting” seperti ini, pengunjung dapat
menikmati acara makannya dalam ruang yang bersifat lebih umum (di ruang makan yang berdaya
tampung besar), atau di ruang yang lebih privat di ruang makan yang berdaya tampung sedang atau
kecil. Pengadaan ruang makan yang apabila dibutuhkan, ruang makan besar yang digunakan oleh suatu
kegiatan pertemuan yang membutuhkan kapasitas tampung besar (rapat besar atau acara resepsi
pernikahan), atau pertemuan kecil di ruang makan yang sedang atau kecil. Fasilitas keseluruhan
diharapkan dapat menjadi fasilitas kuliner yang inovatif dan rekreatif, dengan ruang luar yang
difungsikan sebagai ruang makan “pemersatu” dari keseluruhan fasilitas kuliner. Apabila sebagian
fasilitas ini digunakan untuk suatu pertemuan yang bersifat privat (resepsi pernikahan atau pertemuan
seperti seminar atau rapat kantor), kegiatan kuliner yang bersifat lebih umum tetap dapat berlangsung
dibagian lainnya. Keduanya diharapkan berlangsung tanpa saling mengganggu walau ruang-ruang yang
ada di fasilitas ini diminta bersifat menerus. Kontinuitas ruang, baik antar ruang ruang dalam, maupun
antar ruang dalam dan ruang luar, adalah salah satu wujud yang diharapkan dapat dipenuhi rancangan.
Hal lain yang diminta adalah sifat-sifat rekreatif dari fasilitas ini, yang antara lain diwujudkan dari
adanya tempat bermain anak di tapak dan ruangan di dalam bangunan fasilitas dan bentuk serta suasana
(ambience) dari arsitektur fasilitas ini. Walaupun fungsi-fungsi utama dari fasilitas adalah sebagai
tempat rekreasi kuliner dan pertemuan, fasilitas ini direncanakan juga dilengkapi dengan beberapa
fungsi retail dan beberapa kamar. Fungsi retail direncanakan berupa ruang toko berukuran sedang yang
masing-masing akan disewakan pada yang berminat, sedangkan unit-unit kamar tidur terutama
diadakan untuk mendukung keperluan menginap keluarga yang akan melangsungkan acara dan resepsi
pernikahan di fasilitas ini. Dalam hal ini, perletakan unit-unit retail juga dimaksudkan agar mudah
diakses langsung oleh pengunjung umum yang tidak memiliki keperluan mengunjungi fasilitas
kuliner/pertemuan, sedangkan unit-unit kamar diletakkan pada tempat yang dapat menjaga privacy
penghuninya dan mudah/langsung berhubungan dengan tempat resepsi diselenggarakan.

Indikasi Program Kebutuhan Ruang


1. Fasilitas untuk Makan
a. Ruang makan besar (untuk sekitar 300 orang)
b. Ruang makan sedang dan kecil (beberapa)
c. Sebagian ruang luar dapat digunakan untuk makan
2. Tempat bermain anak (di dalam dan di luar)
3. Fasilitas Masak
a. Dapur besar dan dapur kecil, termasuk tempat penyimpanan alat-alat masak
b. Gudang/tempat penyimpanan makanan untuk dimasak (kering dan basah)
c. Tempat penyimpanan makanan siap saji
d. Tempat cuci dan penyimpanan peralatan makan dan gudang peralatan dapur lain
e. Ruang saji
f. Ruang chef
4. Fasilitas Pengelola
5. Tempat berlangsungnya“akad” pernikahan (musholla dan chapel)
6. Tempat menginap
a. Kamar tidur (beberapa)
b. Ruang duduk (dapat digunakan untuk makan)
c. Ruang rias dan toilet
7. Retail (beberapa)
8. Gudang umum
9. Ruang-ruang utilitas, mekanikal-elektrikal, dan ruang Karyawan
10. Parkir (bisa menampung 200 mobil, 100 motor, dan 2 bus)

Keseluruhan kebutuhan di atas ditampung di satu bidang lahan seluas sekitar 7,000 m 2 hingga 8,000
m 2 . Kecuali fungsi-fungsi di ruang luar dan tempat parkir, secara keseluruhan kebutuhan ruang yang
berada dalam bangunan memiliki luas total sekitar 3,000 m 2 .

1.3 Lingkup

Lingkup perancangan pada proyek Balai Kuliner dan Pertemuan diawali dengan memahami TOR
proyek, kemudian mengumpulkan data dan informasi mengenai keadaan lahan dan sekitarnya. Setelah
itu melakukan analisis lahan dengan menentukan topografi, aksebilitas, kebisingan, utilitas, vegetasi,
view, bangunan sekitar, arah matahari dan angin. Melakukan analisis fungsi dengan menentukan
analisis kegiatan dan kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang dan zoning. Lalu dari data
yang telah dibuat, Terakhir membuat dalam bentuk rancangan skematik mapun lembar kerja mengenai
denah, site plan, blok plan tampak, potongan, potongan, kontruksi dan 3D.
BAB II
PEMAHAMAN PROYEK
2.1 Pengertian Proyek

The Culinary Company bermaksud untuk mengembangkan sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan ekonomi pariwisata di beberapa kota besar di Pulau Sumatera antara lain Medan, Batam,
Bandar Lampung, Palembang, Padang dan Bengkulu. Perusahaan yang bermaksud membangun sebuah
fasilitas memiliki fungsi sebagai suatu sarana wisata kuliner yang menjadi andalan utama akan tetapi
sebagian fasilitas ini juga dapat digunakan untuk suatu pertemuan yang bersifat privat (misal resepsi
pernikahan atau pertemuan seperti seminar atau rapat kantor), kegiatan kuliner yang bersifat lebih
umum. Fasilitas tersebut dinamakan Balai Kuliner dan Pertemuan.

2.2 Tipologi Proyek

Balai Kuliner dan Pertemuan menerapkan tipologi yang mengelompokkan ruangan berdasarkan
fungsi dan karakteristiknya. Balai Kuliner dan Pertemuan membedakan atau memisahkan ruang serta
sirkulasinya yang bersifat privat maupun umum, yang bertujuan agar kegiatan yang bersifat umum tidak
menganggu kegiatan yang bersifat privat apabila kegiatan tersebut berlangsung secara bersamaan.

2.3 Studi Preseden

1. Between the Greens Wedding Hall / Archipatch

Arsitek: Archipatch
Daerah: 1367 m²
Tahun : 2019
Arsitek Penanggung Jawab : Archipatch, Keiko Yoshida
Tim Desain : Keiko Yoshida
Klien : Attractive Inc.
Negara : Jepang
Konsepnya adalah aula pernikahan yang dilebur di taman. Arsitek merancang berbagai gerakan
yang memungkinkan pengunjung berjalan ke taman dan berbagai perangkat yang memberi nuansa
alam. Bangunan ini dibagi menjadi lima volume sesuai dengan ukuran ruangan yang dibutuhkan, dan
disusun dalam bentuk U mengelilingi taman. Setiap volume memiliki atap yang dalam dengan
ketinggian berbeda yang memanjang ke arah taman.
Atap-atap tersebut berperan memperkenalkan keindahan alam ke dalam interior, seperti mengubah
sejenak bayangan penanaman, permukaan air kolam, cahaya lembut yang dipantulkan pada penanaman
dan kerikil. Selain itu, penggunaan material alami seperti kayu dan kertas Jepang juga membuat
interiornya menyatu dengan alam.
2. In S&N Resort / Penda
Arsitek Utama : Dayong Sun, Shuyan Wan
Daerah: 1700 m²
Tahun : 2021
Foto: Zhi Xia
Desainer Interior: penda
Kota : Beijing
Negara: Cina

Dengan kata kunci “liar” dan “mewah” yang dominan, desain bangunan menawarkan tempat bagi
orang-orang untuk melepas penat dari rutinitas perkotaan dan bersantai selama liburan, mengembalikan
tubuh dan pikiran mereka ke alam. Desain dengan bangunan dua lantai, dibangun selaras. Setiap kamar
tamu dapat menikmati pemandangan alam.
Dalam konteks modern, tipologi rumah rakyat dapat digabungkan dan dicangkokkan secara
fleksibel, mendobrak batas ruang dan waktu untuk membentuk komposisi baru bentuk-bentuk rumah
rakyat.
Manfaat desain dari komposisi dalam berbagai cara, bangunan sepenuhnya mencerminkan
karakteristik daerah dan semangat situs, membentuk kesatuan dan kesinambungan dengan
konteksnya. Atap miring menggambarkan bentuk bangunan tempat tinggal tradisional, sehingga
menciptakan suasana hotel yang halus dan tenang.
3. Garden Restaurant / Atelier 111 architekti

Arsitek: Atelier 111 Architekti


Daerah: 547 m²
Tahun : 2021
Foto-foto: BoysPlayNice
Arsitek Utama : Jiří Weinzettl, Veronika Indrava
Proyek: Michal Hamada
Kota : eské Budějovice
Negara: Republik Ceko
Pilar-pilar kayu yang halus memberikan keseluruhan struktur yang ringan, dan lapang dan
memungkinkan koneksi maksimum dari ruang dalam dengan sekitarnya. Pada sisi sisi restaurant
tersebut dibiarkan terbuka menyatu dengan alam, menumbuhkan kesan yang sejuk.
Fasilitas berisi dapur dengan ruang penyimpanan yang luas untuk memungkinkan berfungsi dalam
bentuk katering. Bagian tertutup, awalnya dianggap ditutupi dengan panel fasad coil-Brite (panel
aluminium yang disikat), kami menyadari dari panel cetris untuk alasan penghematan biaya.

2.4 Kesimpulan studi Tipologi dan Preseden

Dari studi mengenai tipologi dan presedendiatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perlunya
memperhatikan beberapa aspek yang diperlukan seperti, bentuk dari bangunan yang akan dibangun,
fungsi bangunan dan fungsi ruangan yang akan dibuat atau dirancang karena hal tersebut dapat
berpengaruh nantinya pada desain bangunan serta berpengaruh pada kenyamanan pengunjung.
Mempertimbangkan aspek-aspek yang mendukung dalam desain Balai Kuliner dan pertemuan yang
akan dibuat yaitu dengan konsep yang bernuansa perdesaan yang sejuk juga nyaman.
BAB III
ANALISIS PERANCANGAN

3.1 Analisis Fungsi

Balai Kuliner dan Pertemuan merupakan bangunan yang bersifat komersial, Balai Kuliner dan
Pertemuan membedakan atau memisahkan ruang serta sirkulasinya yang bersifat privat maupun umum,
yang bertujuan agar kegiatan yang bersifat umum tidak menganggu kegiatan yang bersifat privat apabila
kegiatan tersebut berlangsung secara bersamaan. Oleh karena itu Balai Kuliner dan Pertemuan memiliki
empat jenis yang berbeda yaitu, publik, semi publik, privat dan servis. Bertujuan agar kegiatan yang
bersifat umum tidak menganggu kegiatan yang bersifat privat apabila kegiatan tersebut berlangsung
secara bersamaan.

3.2 Tabel Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Pengguna Waktu Kegiatan Kebutuhan Ruang


Pengunjung dan Pagi hingga Makan, Minum, Berkumpul, Ruang makan besar (300 org)
pengelola Malam Resepsi pernikahan
Pengunjung dan Pagi hingga Makan, Minum, Berkumpul, Ruang makan sedang dan kecil
pengelola Malam Mengobrol, Rapat kantor
Pengunjung dan Pagi hingga Makan, Minum, Berkumpul Ruang makan Outdoor
pengelola Malam
Anak anak Pagi hingga Bermain Tempat bermain anak
Malam
Pengelola Pagi hingga Memasak, Menyajikan ✓ Dapur besar dan kecil
Malam
Pengelola Pagi hingga Menyimpan makanan Gudang penyimpanan
Malam makanan siap saji
Pengelola Pagi hingga Membersihkan dan Menyimpan Tempat cuci dan penyimpanan
Malam peralatan dapur peralatan dapur
Pengelola Pagi hingga Berpakaian, Mandi, Bersih- Toilet Pengelola
Malam bersih
Pengelola Pagi hingga Menyajikan Makanan dan Ruang saji
Malam Minuman
Chef Pagi hingga Istirahat, Bekerja, Membaca Ruang chef
Malam
Pengelola Pagi hingga Istirahat Fasilitas pengelola
Malam
Pengunjung dan Pagi hingga Shalat, Melaksanakan Akad, Mushollah dan Chapel
pengelola Malam Berdoa
Pengunjung dan Pagi hingga Istirahat, Tidur Penginapan
pengelola Malam
Pengunjung dan Pagi hingga Istirahat santai Ruang duduk
pengelola Malam
Pengunjung dan Pagi hingga Berpakaian, Mandi Ruang rias dan toilet
pengelola Malam
Pengunjung dan Pagi hingga Toilet Toilet umum
pengelola Malam
Pengunjung dan Pagi hingga Menjual dan Membeli barang Retail
pengelola Malam
Pengelola Pagi hingga Menyimpan peralatan serta Gudang umum
Malam Barang
Pengelola Pagi dan Malam Mengontrol system utilitas dan Ruang utilitas dan elektrikal
elektrikal
Karyawan Pagi hingga Istirahat Ruang karyawan
Malam
Memarkir Mobil, Motor, Busa Parkir

Keterangan :
Privat

Semi Publik

Publik

Service

3.3 Analisis Besaran ruang

3.4 Analisis Lahan

Lahan yang berlokasikan di Jl. Dr. Sutomo, Padang, Sumatera Barat. Dengan luas lahan 8,061 m².

1. Analisis Topografi

• Data Lahan :
Batas lahan :
o Utara : Rumah Penduduk
o Timur : Rumah Penduduk
o Barat : Rumah Penduduk
o Selatan : Jalan utama
• Isu/ Masalah/ Analisis :

• Solusi/ Konsep :
2. Analisis Vegetasi

o Data Lahan :
Ada banyak jenis vegetasi yang memenuhi dalam lahan, seperti :
o Isu / Masalah/ Analisis :
Banyak nya vegetasi yang tumbuh dengan tidak beraturan serta semak belukar yang memenuhi lahan
tumbuh dengan liar. Dianggap mengganggu serta dapat menghambat saat melakukan pembangunan.
Dan juga karena vegetasi yang berada di dalam lahan tidak ada yang dapat dipertahankan ( kurang
bermanfaat ).
o Solusi/ Konsep :
Menghilangkan vegetasi yang dianggap mengganggu serta tidak bermanfaat, digantikan dengan
vegetasi yang berdaun lebat dengan penambahan tinggi pohon dalam jangka waktu yang cukup lama,
yang dapat dijadikan peneduh dan penghambat bising, serta ditambahkanya beberapa vegetasi
pendukung untuk lebih mempercantik lahan.
3. Analisis Aksesbilitas

• Data Lahan :
o Lebar Jalan : 17,5 m² dengan pembatas antar jalan 1,5 8,061 m².
o Sebagai akses utama atau sirkulasi kendaraan bermobil, motor, truk maupun bus.
o Lebar Trotoar dan Drainase : 75 cm+50 cm= 1,2 m².
o Sebagai akses sirkulasi pejalan kaki
o Lebar gang yang berada di samping lahan :
o Sebagai akses sirkulasi kendaraan serta pejalan kaki, masuk kedalam perumahan penduduk.
o Lebar drainase sekitar rumah penduduk :
• Isu/ Masalah/ Analisis :
o Jalan didepan lahan yang menjadi akses atau jalan utama akan menjadi lebih ramai (macet)
pada saat jam berangkat kerja maupun pulang kerja, serta pada hari weekend maupun pada
saat masa liburan.
o Terdapat sebuah gang kecil yang menuju perumahan penduduk, yang mungkin akan
menimbulkan kemacetan ringan, jika akses masuk ke lahan berdekataan
o Sirkulasi pejalan kaki yang kecil, akibat drainase yang tidak tertutup, sehingga sirkulasi nya
sedikit berbahaya karena tidak adanya perbedaan ketinggian serta batas khusus.
o Terdapat pedagang kaki lima tepat didepan lahan, yang menutupi area sirkulasi pejalan kaki.
• Solusi/ Konsep :
o Akses utama masuk kedalam lahan atau bangunan dibuat sedikit jauh dari pertigaan jalan
yang berada di samping lahan, agar mengurangi kemacetan.
o Akses masuk serta keluar lahan bangunan dibuat secara terpisah.

4. Analisis kebisingan

• Data Lahan :
Kebisingan yang dominan berasal dari jalan utama, disebabkan oleh kendaraan bermobil, motor, truk
maupun bus, dan untuk sekitaran sisi lahan lainnya hanya perumahan penduduk yang dianggap tidak
mengganggu.
• Isu/ Masalah/ Analisis :
Tinggi nya tingkat kebisingan pada jalan utama dapat mengganggu kenyaman pengunjung Balai
kuliner dan pertemuan.
• Solusi/ Konsep :
o Bangunan yang dibuat menjauh dari sumber kebisingan yang tinggi, khususnya ruangan yang
perlu kebisingan yang minim, seperti ruang pertemuan( rapat ), restoran serta area pernikahan.
o Membuat dinding pembatas antara area luar dan dalam untuk respon dari kebisingan yang
tinggi.
o Serta memberi dan menambahkan vegetasi yang berdaun lebat untuk lebih menetralisir
kebisingan.
5. Analisis Iklim dan Angin
U

• Data lahan :
o Lahan yang berlokasikan di Jl. Dr. Sutomo, Padang, Sumatera Barat, Indonesia yang
beriklim tropis,
o Curah hujan yang tinggi dibulan November, dengan rata-rata curah hujan 372 milimeter.
o Suhu di Kota Padang biasanya berkisar dari 24°C hingga 31°C, sedangkan pada 17 Juli, hari
terdingin dalam setahun, berkisar dari 23°C sampai 30°C.
o Angin yang paling sering bertiup dari arah selatan selama 3,7 minggu (16 agustus-11
september).
o Angin yang paling sering bertiup dari arah barat selama 11 bulan (11 september-16 agustus).
• Isu/ Masalah/ Analisis:
o Dari data yang didapat diatas, dapat dipastikan bahwa lingkungan sekitar lahan dapat
dibilang sejuk dan juga dingin.
o Terdapat dua arah angin yang paling dominan, yaitu dari arah barat dan selatan
o Bulan November merupakan bulan yang memiliki curah hujan yang tinggi
• Solusi/ Konsep :
o Memperbanyak bukaan pada bangunan, terutama pada sisi yang sejuk serta berangin
o Membuat bangunan yang beratap miring, dengan kemiringan ± 30°, agar air hujan
cepat turun dan tidak dapat mengendap di atas atap yang nantinya akan menyebabkan
bocor.

6. Analisis Utilitas

• Data Lahan :
o Drainase yang berada di jalan utama memiliki lebar 70 cm
o Drainase yang berada di sekitaran lahan atau di sekitaran rumah penduduk
memiliki lebar 30 cm
o Serta terdapat tiang listrik di sekitaran lahan
• Isu/ Masalah/ Analisis :
o Tidak adanya drainase di dalam lahan yang dapat mengakibatkan adanya
genangan air.
o Tidak ada sumber air di dalam lahan
• Solusi/ Konsep :
o Membuat drainase pada dalam lahan, yang nantinya akan dialirkan langsung ke
selokan jalan utama
o Pembuatan sumur bor
o Membuat septictank

BAB IV
PEMOGRAMAN

4.1 Program Ruang

Sebelum proyek ini dikerjakan, maka dibutuhkan Analisa ruang dengan kegiatan pengunjung
atau pengguna yang sebelumnya telat dibuat. Dalam analisis ruang terdapat beberapa ruangan yang
diperlukan diantaranya dengan syarat ruangan serta hubungan antar ruang.
No Nama Ruang Jenis Kapasitas Standart Ruang Jumlah Luas (m²) Sumber
Ruang Ruang
BAB V
KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Umum

5.2 Konsep Site Plan

5.3 Konsep Bangunan


Keterangan :
: Bangunan Utama
: Penginapan
: Retail
: Area parkir
: Taman

Anda mungkin juga menyukai