Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Vayruz Ervany

NIM: 170413618272

MK Batalkan Pilihan Sengketa Perbankan Syariah

Penjelasan Singkat Kasus


Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan Penjelasan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang mengatur perihal pilihan sengketa antara
nasabah dan pihak bank. Ketua Majelis Hakim Akil Mochtar mengatakan bahwa penjelasan
Pasal 55 ayat (2) UU Perbankan Syariah bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat. Seperti adanya pilihan forum penyelesaian dalam penjelasan
pasal tersebut yang justru dapat menimbulkan persoalan konstitusionalitas yang pada akhirnya
dapat memunculkan adanya ketidakpastian hukum yang dapat menyebabkan kerugian, bukan
hanya bagi nasabah, melainkan juga pihak unit usaha syariah.
Perlakukan Tokoh Pertama dan Dampaknya
MK membatalkan Penjelasan Pasal 55 ayat 2 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah yang mengatur perihal sengketa antara nasabah dan pihak bank. Dalam memutuskan
perkara tersebut, Majelis Hakim tidak memiliki suara bulat karena Hakim Konstitusi Muhammad
Alim memiliki pendapat yang berbeda dan dua hakim (Hamdan Zoelva dan Fadlil)
menyampaikan alasan berbeda. Yaitu menyatakan bahwa Penjelasan Pasal 55 ayat 2 huruf a, b,
dan c Undang Undang Perbankan Syariah yang menentukan bahwa yang dimaksud dengan
penyelesaian sengketa sesuai dengan akad adalah upaya musyawarah, mediasi perbankan,
melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional. Pilihan penyelesaian sengketa (choice of forum)
untuk menyelesaikan sengketa dalam perbankan syariah pada akhirnya akan menyebabkan
adanya tumpang tindih kewenangan untuk mengadili. Karena ada dua peradilan yang diberikan
kewenangan untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Notulensi
1. Bagaimana cara menangani masalah tersebut jika majelis hakim tidak satu opini?
Jawab: Mahakamah Konstitusi telah memutuskan bahwa yang dapat menanganisengketa
tersebut hanya Pengadilan Agama karena pengadilan tersebut telahsesuai dengan hal
yang diadili oleh Pengadilan Agama.

2. Mengapa choice of forum tetap digunakan atau dipilih, padahal tidak tercapainya suara
bulat dari Majelis Hakim?
Choice of forum ini terdapat pihak ketiga atau penengah, Sehingga tidak ada satu yang
lebih unggul, karena jika hanya ada dua pihak yang menyelesaikan masalah maka tidak
akan diperoleh sebuah kesepakatan. Oleh karena itu, dalam kasus ini menggunakan
choice of forum Arbitrase.
Kesimpulan
Penyelesaikan sengketa perbankan syariah ini mencegah dualisme yang terjadi. Pengadilan
Agama menjadi satu-satunya pengadilan yang berwenang dalam menyelesaikan sengketa
Perbankan syariah akan tetapi di sisi lain menjadi tantangan tersendiri, karena bidang perbankan
syariah secara khusus dan ekonomi secara umum merupakan bidang baru yang sangat kompleks
permasalahannya. Jika peradilan hanya memiliki satu itu akan mempermudah pengambilan
sebuah keputusan karena tidak perlu masukan dari peradilan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai