Diusulkan Oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2022
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2
2.1 Produksi Telur 2
2.2 Kualitas Telur 2
BAB III PEMBAHASAN 4
3.1 Jenis – Jenis Pakan Ayam 4
3.2 Kebutuhan Kandungan Nutrien Pakan Ayam 5
3.3 Pengaruh Terhadap Performa Produksi dan Kualitas Telur 7
BAB IV PENUTUP 10
4.1 Kesimpulan 10
4.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini ternak ayam merupakan komoditi unggulan yang sangat berpotensi
untuk dikembangkan. Produksi telur dan penyediaan bibit ayam lokal untuk masa
kini di masyarakat masih tergolong rendah. Produksi telur ayam lokal yang
produktivitas ini disebabkan tidak lain karena mutu genetik yang kurang mumpuni,
memerlukan bibit unggas dari industri peternakan yang bergerak dalam bidang
pembibit, peternakan komersil dapat menerima bibit unggas yang berkualitas dan
Salah satu faktor yang mampu meningkatkan performa produksi dan kualitas
telur tetas adalah pakan. Dengan formulasi dan juga pemberian porsi pakan yang
tepat tentu saja dapat meningkatkan performa maupun kualitas telur tetas itu
sendiri.
telur
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Produksi telur adalah output yang dihasilkan oleh peternak telur, produksi telur
dan system tata laksana pemeliharaan ayam petelur (manajemen). Produksi telur
akan tercapai secara maksimal apabila kualitas pakan yang diberikan mencukupi
pakan yang salah dapat memicu stres dan defisiensi salah satu nutrisi sehingga
ayam banyak menemui masalah, ayam membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk
hidupnya, misalnya bernafas, peredaran darah dan bergerak yang disebut kebutuhan
hidup pokok selain itu unsur gizi dibutuhkan untuk produksi telur (Rasyaf, 1997).
Untuk memproduksi telur yang berkualitas, dalam ransum harus tersedia: protein,
Kualitas telur adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa standar yang
menentukan baik kualitas internal dan eksternal. Kualitas eksternal difokuskan pada
kebersihan kulit, tekstur, bentuk, warna kulit, tekstur permukaan, kulit, dan
keutuhan telur. Kualitas internal mengacu pada putih telur (albumen) kebersihan
dan viskositas, ukuran sel udara, bentuk kuning telur dan kekuatan kuning telur.
Keenceran pada putih telur dapat menunjukkan bagaimana kualitas interior telur
tersebut dan berkorelasi dengan nilai Haugh Unit. Pengukuran Haugh unit
merupakan cara yang tepat dalam penentuan kualitas interior telur ( Buckle et al.,
1987).
Penurunan kualitas telur dapat terjadi akibat adanya kerusakan, baik kerusakan
dapat masuk ke dalam telur melalui pori - pori yang terdapat pada kulit telur, baik
2
melalui air, udara, maupun kotoran ayam. Oleh karena itu, perlu diperhatikan cara
pengawetan dan penyimpanan agar kualitas telur tetap terjaga (Haryoto, 1993).
Mutu atau kualitas telur dipengaruhi juga oleh adanya kantung telur yang terdapat
pada bagian tumpul pada ujung telur. Semakin lama penyimpanan semakin besar
membran luar pada kerabang, dan membran dalam menempel pada albumen (Gary
et al, 2009). Standar kualitas telur menurut USDA ditentukan berdasarkan kondisi
telur secara eksterior maupun interior, dengan nilai standar kualitas AA, A, dan B
telur dapat dilakukan dengan cara pasteurisasi yakni suatu cara pemanasan dengan
suhu 60oC selama 3,5 menit untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang
terdapat pada telur. Siregar, dkk (2012) menambahkan bahwa kualitas telur dapat
menurun terutama selama penyimpanan. Penguapan air akan terjadi karena adanya
penyimpanan telur yang mengakibatkan penurunan berat pada telur terutama dari
3
BAB III
PEMBAHASAN
sebagian besar berupa konsentrat. Bahan pakan untuk unggas umumnya bersumber
dari bahan pakan asal nabati atau yang bersumber dari produk pertanian dan bahan
pakan asal hewani atau bahan pakan asal produk perikanan, serta bahan pakan
pelengkap yang umumnya buatan pabrik, yang biasanya digunakan untuk menutupi
90-94% dari total formulasi ransum (Rasyaf, 2005). Hal tersebut disebabkan karena
bahan pakan nabati umumnya sebagai sumber energi yang harus selalu terpenuhi di
6% dan pakan pelengkap antara 0-3%. Terdapat dua jenis pakan yang diberikan
a. Pakan konvensional
menjadi 2 jenis yaitu, bahan pakan konvensional dan bahan pakan non
adalah bahan pakan yang tidak atau belum lazim dipakai untuk menyusun
ransum. Bahan pakan ini berpotensi digunakan sebagai campuran pakan unggas
4
Tepung Ikan dan Udan, Tepung Darah, Minyak atau Lemak, dan Bahan Pakan
Sumber Mineral.
Bahan pakan non konvensional merpakan bahan pakan yang belum sering
Kulit Biji Kacang Kedelai, Kulit Cokelat (Theobroma cacao), Ampas Tahu,
Ampas Kecap, Ampas Roti, Ubi Kayu, Onggok, Ubi Jalar (Ipomea batatas L.),
Serbuk Gergaji Kayu, Kotoran Ayam, Bulu Ayam, dan Isi Rumen.
Ayam ras petelur membutuhkan sejumlah nutrisi yang lengkap berupa protein,
energi metabolis, lemak, serat kasar, kalsium, dan fosfor. Keseluruhan nutrisi ini
harus disusun dalam jumlah yang tepat dan seimbang dalam makanan yang berupa
ransum. Pemberian nutrisi kepada ayam ras petelur tidak sama antara satu dengan
yang lainnya. Kadar nutrisi yang diberikan dipengaruhi oleh umur atau periode
ayam. Dalam penelitian ini digunakan ayam yang sedang berada pada periode
Menurut SNI (2014) bahwa standar ransum pakan ayam petelur periode layer
yaitu kadar air maksinal 14%, protein kasar minimal 16%, lemak kasar 2,5 - 7%,
kalsium 3,25 - 4%, fosfor 0,6 – 1,0%, lysine 0,8%, metionin 0,35% dan energi
metabolis 2.650 kkal/kg. Jika energi pakan saat fase layer terlalu rendah (kurang
dari 2.600 kkal), konsumsi pakan lebih banyak sehingga Feed Convertion Ratio
(FCR) meningkat dan efisiensi pakan menurun. Sebaliknya jika energi pakan terlalu
1. Protein
5
Protein merupakan komponen organik kompleks yang terdiri dari karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Protein juga dibentuk dari berbagai
jenis asam amino yang dirangkai oleh ikatan peptida (Rasyaf, 2003).
protein dalam jumlah yang cukup tinggi adalah anak ayam periode awal
(starter) dan ayam dalam proses produksi (layer). Bagi ayam dewasa yang
Kadar protein kasar yang dibutuhkan oleh ayam tipe layer adalah 18%.
2. Lemak
sumber dan cadangan energy, sebagai lapisan lemak tubuh di bawah kulit,
dan sumber asam lemak esensial. Dalam tubuh ayam petelur tipe layer,
3. Kalsium
4. Fosfor
asam amino dan lemak, metabolisme jaringan saraf, kimiawi darah normal,
Tingkat fosfor dalam pakan tidak boleh diabaikan karena kelebihan fosfor
6
karbonat dalam kelenjar kerabang sehingga akan mengurangi kualitas
kerabang telur.
5. Energi Metabolis
Metabolism Energy (ME) berasal dari karbohidrat dan lemak yang berada
cadangan energi dalam bentuk lemak ini masih belum bisa mencukupi
Produksi dan kualitas telur secara eksternal dan internal ditentukan oleh
kuantitas dan kualitas pakan. Apabila kualitas pakan yang diberikan mencukupi
sesuai umur dan tatalaksana pemeliharaan maka produksi dan kualitas telur akan
tercapai secara maksimal dan akan tercapai secara efisien apabila tersedia pakan
murah dengan kandungan nutrisi yang dapat memenuhi kebutuhan ayam (Tugiyanti
danIriyanti, 2012).
a. Performa produksi
Produksi telur pada ayam dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
kondisi awal ayam pada saat mulai bertelur dan potensi tumbuh ayam dari
7
produksi telur yang tinggi, bobot telur serta efisiensi penggunaan ransum
ransum yang lebih tinggi menghasilkan produksi telur yang lebih tinggi
disebabkan oleh kandungan asam amino yang lebih lengkap daripada yang
terdapat dalam ransum yang proteinnya lebih rendah (Onwudike dan Oke,
1986).
b. Kualitas telur
Tebal kerabang telur ayam yang baik berkisar antara 0,33 - 0,35 mm
bersifat terbatas, oleh karena itu bila suhu tinggi dan konsumsi pakan
lembek. Berat dan tebal kerabang juga dipengaruhi juga oleh faktor
8
genetik, umur induk, molting, kesehatan ayam, dan umur dewasa
Berat telur
lysine, energi, lemak total, dan asam lemak esensial seperti asam
jika hal tersebut terjadi pada ayam petelur produksi sebelum umur
- Viskositas Telur
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Kuantitas dan kualitas pakan sangat berpengaruh dalam produksi dan kualitas
telur secara eksternal dan internal. Ketika kualitas pakan sesuai dan mencukupi
umur dan pelaksanaan pemeliharaan akan menghasilkan produksi dan kualitas telur
yang maksimal. Dalam pemberian ransum, ada dua hal yang harus diperhatikan
dan juga fosfor, alasan kenapa kandungan protein yang tinggi bisa meningkatkan
produksi telur karena kandungan protein ransum yang lebih tinggi menghasilkan
produksi telur yang lebih tinggi disebabkan oleh kandungan asam amino yang lebih
lengkap.
4.2 Saran
Ketika pemeliharaan dan juga pemberikan pakan pada unggas petelur harus
komposisi dan takaran ransum yang baik akan sangat berpengaruh dalam
10
DAFTAR PUSTAKA
Anon, 2011. Buku Penuntun Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton, 1987. Ilmu Pangan.
Jakarta: UI-Press.
Gary D, Butcher DVM, dan Richard Miles. 2009. Ilmu Unggas, Jasa Ekstensi
Koperasi, Lembaga Ilmu Pangan dan Pertanian Universitas Florida.
Gainesville.
Jacqueline, P. Y., R. Miles and M. F. Ben. 2000. Kualitas telur. Jasa Ekstensi
Gainesville.
Brawijaya).
Kanisius, Yogyakarta.
11
Rifaid, R. (2018). Kualitas dan Produksi Telur Berdasarkan Umur dan Pakan
Alauddin Makassar).
Romanoff, A. L. and A. J. Romanoff. 1993. The avian egg. Jhon Wiley and
in angel food cake. International Food Research Journal, 19 (1): 303- 308.
Unsyiah.
12