Anda di halaman 1dari 96

SKRIPSI

ANALISA PENGGUNAAN FRAME RELAY SEBAGAI


PROTOKOL KOMUNIKASI DATA

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat


Dalama Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

UNIVERSITAS
MERCU BUANA

Oleh :
Arby Sabry
41405110077

PROGAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2007
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Arby Sabry


NIM : 41405110077
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri
Judul Skripsi : Analisa Penggunaan Frame Relay Sebagai
Protokol Komunikasi Data

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini

merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di

kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan

terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan dan tata tertib di

Universitas Mencu Buana.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak di paksakan.

Penulis,

Arby Sabry
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PENGGUNAAN FRAME RELAY SEBAGAI


PROTOKOL KOMUNIKASI DATA

Disusun Oleh :
Nama : Arby Sabry
NIM : 41405110077
Program Studi : Teknik Elektro
Peminat : Telekomunikasi

Menyetujui

Pembimbing Koordinator TA

Ir. Bambang S. Hutomo, Bc.TT Ir. Yudhi Gunardi, MT

Menyetujui
Ketua Program Studi

Ir. Budiyanto Husodo, M.Sc


ABSTRAK

Pertukaran informasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting saat


ini. Proses pertukaran informasi tersebut dapat menemui kendala apabila tempat
yang dituju terlalu jauh, dan juga akan tidak efektif dari segi biaya apabila kita
memasang kabel atau koneksinya sendiri ke lokasi-lokasi tersebut. Oleh karena itu
diperlukan sebuah layanan komunikasi yang cepat, ekonomis, dan mampu
mencakup daerah yang jauh.
Tujuan dan metode yang digunakan dalam penulisan ini secara umum
yaitu untuk memberikan informasi dan solusi untuk permasalahan tersebut yaitu
dengan menggunakan teknologi frame relay. Di harapkan hasilnya dapat dijadikan
referensi bagi perusahaan atau perorangan yang ingin membangun sebuah koneksi
antar lokasi yang berjauhan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen
dengan tahapan observasi, studi literature dan uji coba dengan cara
membandingkan kecepatan pengiriman data menggunakan protocol frame relay di
beberapa kantor cabang PT. Bank Bukopin,Tbk. Serta perangkat lunak yang
digunakan adalah outlook express.
Berdasarkan dari hasil uji coba yang dilakukan dengan melakukan
pengiriman data berupa e-mail dengan 3 data bervariasi dan 2 waktu yang berbeda
dari kantor pusat Bank Bukopin kantor cabang dengan menggunakan protocol
Frame Relay, dengan mengamati Throughput dari setiap percobaan yang di
pengaruhi oleh besarnya bandwidth, CIR dan Trafik. Dan dari uji coba dengan
melakukan Ping dan pengiriman data berupa email didapat bahwa protocol frame
relay memiliki respon waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan protocol Vsat
dengan selisih waktu rata-rata 150 detik.

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb,

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah

SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah Penyusunan laporan skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Analisa Penggunaan Frame Relay Sebagai

Protokol Komunikasi Data”, dalam penyusunan skripsi ini kami telah banyak

mendapat bantuan dan dorongan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk

itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Yuriadi Kusuma, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Mercu Buana.

2. Bapak Ir. Budiyanto Husodo, M.Sc, selaku Ketua Progam Studi Teknik

Elektro Universitas Mercu Buana..

3. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, MT. selaku Sekretaris Progam Studi Teknik Elektro

Universitas Mercu Buana.

4. Bapak Ir. Said Attamimi, selaku Koordinator Program Kuliah Sabtu Minggu

Universitas Mercu Buana.

5. Pembimbing Utama yaitu Bapak Ir. Bambang S. Hutomo, Bc.TT. yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, saran-saran dan

petunjuk selama masa bimbingan.

ii
6. Seluruh staf dosen pengajar dan staf Tata Usaha Program Kuliah Sabtu

Minggu Teknik Elektro Universitas Mercu Buana.

7. Kepada Kedua Orang Tuaku yang telah Membesarkanku dengan penuh kasih

sayang dan keikhlasannya, Adik-adik ku tersayang, Listya, Nadia. yang selalu

menghibur serta memberikan bantuan baik moril maupun do’a.

8. Kepada seseorang yang special Evi Yuni Romdloni, yang selalu ada dan

memberi dukungan dalam penyelesaian pembuatan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku Andri, Babas, Ogi, Dhanny, Annas, Yoga, Jul, Dedi, Teten,

Oce, Megah, yang selalu setia menemaniku disaat senang maupun sedih.

10. Serta Semua Pihak yang tidak kami sebutkan satu persatu.

Semoga Allah S.W.T membalas amal baik semua pihak yang telah

membantu penulis dalam punyusunan laporan skripsi dan semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi kita semua yang membutuhkannya.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi

isi dan pembahasannya atau dari segi bahasa dan tata cara penulisannya. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan segala

kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan ini lebih lanjut.

Jakarta, Agustus 2006

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................... 3

1.5 Metode Penelitian......................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Dasar Komunikasi Data ................................................... 6

2.2 Pengertian Jaringan Komputer ..................................................... 8

2.3 Jenis Topologi .............................................................................. 9

2.3.1 Topologi Jaringan Bintang ... ............................................... 9

2.3.2 Topologi Jaringan Bus ......................................................... 9

iv
2.3.3 Topologi Jaringan Pohon ..................................................... 10

2.3.4 Topologi Jaringan Cincin ....... ............................................. 11

2.4 Jenis – jenis Jaringan ................................................................... 12

2.4.1 Local Area Network ( LAN ) ............................................... 12

2.4.2 Metropolitan Area Network ( MAN ) ....... ........................... 14

2.4.3 Wide Area Network ( WAN ) .............................................. 14

2.5 PROTOCOL ( Protokol ) ............................................................. 16

2.6 Model OSI ( Open System Interconnection ) ................................ 21

BAB III FRAME RELAY DAN ROUTER CISCO 1700

3.1 Wide Are Network ( WAN )........................................................ 27

3.1.1 Jenis Koneksi WAN .......................................................... 28

3.2 Frame Relay ............................................................................... 30

3.2.1 Perangkat Frame Relay....................................................... 30

3.2.2 Rangkaian Virtual .............................................................. 32

3.2.3 Fasilitas Frame Relay ........................................................ 33

3.2.4 Local Managemet Interface ( LMI ) ................................... 35

3.2.5 Jenis Enkapsulasi Frame Relay .......................................... 35

3.2.6 Data Link Connection identifiers ( DLCI ) ......................... 35

3.2.7 Struktur Frame Relay ......................................................... 36

3.3 Cara Kerja Frame Relay .............................................................. 37

3.4 Router Cisco 1700 ...................................................................... 39

3.4.1 CISCO Internetwork Operating System ( IOS ) ................. 40

3.4.2 Koneksi Ke Router Cisco .................................................. 41

v
3.4.3 Menghidupkan Router ........................................................ 45

3.4.4 Setup Mode ....................................................................... 46

3.4.5 Command Lnie Interface (CLI) .......................................... 47

3.4.6 Logging Ke Router ............................................................ 49

3.5 Konfigurasi Router ……………………………………………….. 51

3.5.1 Setting Password ................................................................ 55

3.5.2 Setting Hostname .............................................................. 57

3.5.3 Setting interface dan IP Address ..... ................................... 57

BAB IV ANALISA PENGGUNAAN FRAME RELAY

4.1 Proses Percobaan Penggunaan Frame Relay ............................... 59

4.2 Analisa Penggunaan Frame Relay ............................................... 60

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan ........................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... x

LAMPIRAN ..................................................................................................... xi

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Diagram Venn Komunikasi Data......................................................... 6

Gambar 2.2 Topologi Jaringan Bintang.................................................................. 9

Gambar 2.3 Topologi Jaringan Bus........................................................................ 10

Gambar 2.4 Topologi Jaringan Pohon................................................................. 11

Gambar 2.5 Topologi Jaringan Cincin.................................................................... 12

Gambar 2.6 Dua kelompok di dalam OSI layer................................................ .... 22

Gambar 3.1 Jenis Koneksi Leased Line ............................................................. 28

Gambar 3.2 Jenis Koneksi Circuit Switching ..................................................... 29

Gambar 3.3 Jenis Koneksi Packet Switching ...................................................... 29

Gambar 3.4 Jaringan Frame Relay ..................................................................... 30

Gambar 3.5 Diagram CIR .................................................................................. 34

Gambar 3.6 Struktur Frame Relay ..................................................................... 36

Gambar 3.7 Skema Diagram Frame Relay ......................................................... 37

Gambar 3.8 Cisco 1760 Back-Panel and LEDs .................................................. 40

Gambar 3.9 Koneksi Melalui Port Konsol ......................................................... 42

Gambar 3.10 Koneksi Melalui Port Auxiliary .................................................... 43

vii
DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 4.1 Throughput Transfer Data Pondok Gede ( Pagi ) ................................. 60

Grafik 4.2 Transfer Data Pondok Gede ( Pagi ) ............................................... ... 61

Grafik 4.3 Throughput Transfer Data Pondok Gede ( Siang ) ................................ 62

Grafik 4.2 Transfer Data Pondok Gede ( Siang ) ................................................. 63

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Throughput Transfer Data Pondok Gede ( Pagi ) ................................. 59

Tabel 4.2 Waktu Transfer Data Berdasarkan CIR 32 Kbps ................................ 59

Tabel 4.2 Waktu Transfer Data Berdasarkan Bandwidth 64 Kbps ...................... 60

Tabel 4.4 Throughput Transfer Data Pondok Gede ( Siang ) ................................ 62

Tabel 4.5 Waktu Transfer Data Menggunakan Protokol VSAT ...................... .. 72

Tabel 4.6 Waktu Transfer Data Menggunakan Protokol Frame Relay ............... 72

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertama kali komputer ditemukan, ia belum bisa berkomunikasi dengan

sesamanya. pada saat itu komputer masih sangat sederhana. Berkat kemajuan

teknologi dibidang elektronika dan telekomunikasi, komputer mulai berkembang

pesat dan semakin dirasakan manfaatnya dalam kehidupan kita. Saat ini komputer

tidak hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan, universitas-universitas, atau

lembaga-lembaga kepemerintahan saja, tetapi komputer sudah dapat dimiliki

secara pribadi.

Suatu perusahaan yang besar seringkali memiliki kantor-kantor cabang

dibeberapa tempat, dan menghubungkan situs-situs perusahaan agar informasi

dapat dipertukarkan merupakan suatu kebutuhan ekonomi dewasa ini. Akan tetapi,

hal itu tidak akan efektif dari segi biaya jika anda memasang kabel atau

koneksinya sendiri untuk menghubungkan lokasi-lokasi remote perusahaan anda.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada sebuah cara yang lebih baik yaitu

dengan menggunakan service provider (penyedia layanan) yang akan

menyewakan atau membagi koneksi yang telah mereka pasang, hal ini akan

menghemat biaya dan waktu.

Dikarenakan perlunya efektifitas biaya dan kecepatan dalam memperoleh

informasi data, maka penulis ingin mencoba memberikan sebuah solusi yang lebih

baik mengenai permasalahan diatas dengan memberikan alternatif layanan

1
komunikasi data yang cepat dan juga lebih efektif dari segi biaya dibandingkan

sambungan titik ke titik (poit-to-point). Jenis layanan tersebut yaitu Frame Relay.

Frame Relay merupakan suatu layanan data paket yang memungkinkan

beberapa pengguna menggunakan satu jalur transmisi pada saat yang bersamaan.

Dalam teknik telekomunikasi, penyakelaran paket (packet switch) dikembangkan

untuk memenuhi komunikasi data yang cepat dan akurat. Frame relay adalah

sebuah spesifikasi layer data link dan layer physical yang menyediakan unjuk

kerja yang baik. Frame Relay menyediakan fungsi-fungsi tambahan untuk alokasi

bandwith dinamis dan pengendalian congestion (lalulintas data).

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah melihat latar belakang yang tertulis diatas, kami mencoba

untuk mengidentifikasi masalah yang ditemukan yaitu sebagai berikut :

1. Diperlukannya ketepatan dan kecepatan dalam pertukaran informasi.

2. Biaya yang murah untuk membangun koneksi antar cabang (WAN)

1.3 Batasan Masalah

Mengacu pada judul dan latar belakang permasalahan maka penulis

membahas masalah yang akan dibahas hanya menganalisa keunggulan dan cara

kerja frame relay untuk pengiriman data di PT. Bank Bukopin, Tbk.

2
1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu:

1. Untuk membandingkan penggunaan frame relay di PT. Bank Bukopin,

Tbk dengan melihat Throughput yang di pengaruhi oleh besarnya

bandwidth, CIR dan trafik yang berbeda.

2. Untuk memberikan informasi bagi perusahaan yang ingin membangun

koneksi antar cabang dengan memberikan informasi mengenai keunggulan

dan efesiensi pemakaian teknologi frame relay dibandingkan protokol

komunikasi data yang lain.

1.5 Metode Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan

skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metoda deskriptif

yang dilakukan dalam waktu relatif singkat dan gambaran yang bersifat umum.

adapun teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan data ini adalah:

1. Riset lapangan, yaitu dilakukan dengan cara mendatangi tempat yang

bersangkutan dan pengumpulan datanya dilakukan langsung melalui

responden.

2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung kepada pihak yang

berkepentingan.

3. Studi pustaka, yaitu dilakukan dengan cara menelaah buku yang

berhubungan erat dengan masalah yang dibahas. Data ini dipergunakan

sebagai teoritis dalam memperoleh evaluasi yang baik terhadap sumber

data sebagai sumber studi.

3
1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan hasil laporan tugas akhir yang teratur dan tersusun,

maka penulis melakukan penulisan ini berdasarkan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan yang diambil,

maksud tujuan penelitian, metedologi penelitian, perumusan masalah dan

sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan sebagai dasar tinjauan

teoritis untuk menganalisa permasalahan yang terjadi.

BAB III FRAME RELAY DAN ROUTER CISCO 1700

Bab ini menjelaskan tentang jenis koneksi WAN, Pengenalan Frame Relay,

dan Router cisco 1700

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN FRAME RELAY

Bab ini membahas tentang analisa penggunaan Frame Relay sebagai

komunikasi data di PT. Bank Bukopin, Tbk

4
BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan atas penjelasan dari hasil analisa serta

saran untuk pengembangan atas hasil penulisan skripsi ini.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prinsip Dasar Komunikasi Data

Komunikasi data merupakan gabungan antara pengolahan data (Data

Processing) dan komunikasi (Communication). Pengolahan data terdiri dari

pemasukan, pemrosesan, penyimpanan dan penampilan data, dilakukan dengan

bantuan program yang dijalankan oleh sistem komputer. Sedangkan komunikasi

adalah hubungan antara piranti dengan piranti lain. Jadi komunikasi data adalah

proses pemindahan informasi yang telah diolah dari satu piranti ke piranti lain.

Perkembangan teknik komputer dan teknik komunikasi akhir-akhir ini

menjadi sangat pesat. Akibatnya teknik komunikasi data yang merupakan panduan

antara kedua teknik tersebut juga berkembang dengan pesat. Secara umum dapat

dikatakan bahwa komunikasi data memberikan fasilitas komunikasi jarak jauh

dengan sistem komputer.

Gambar 2.1 Diagram Venn Komunikasi Data

6
Untuk mengkomunikasikan data dari satu lokasi ke lokasi yang lain,

diperlukan tiga elemen sistem yang harus tersedia, yaitu sumber data, media

transmisi dan penerima. Jika salah satu elemen tidak ada, maka komunikasi tidak

dapat dilakukan. Berikut penjelasan dari ketiga elemen tersebut.

1. Sumber

Sumber adalah pihak yang mengirim informasi, misalnya pesawat telepon,

telex, terminal dan lain-lain. Tugasnya membangkitkan berita atau

informasi dan menempatkannya pada media transmisi. Sumber pada

umumnya dilengkapi pada alat lain (antarmuka atau transducer) yang

dapat mengubah informasi yang akan dikirim menjadi bentuk yang sesuai

dengan media transmisi yang digunakan.

2. Media transmisi

Media transmisi adalah media yang digunakan sebagai jalur transmisi atau

carrier dari data yang dikirimkan, media tersebut dapat berupa kabel,

gelombang elektromagnetik, dan lain-lain. Transmisi data merupakan

proses pengiriman data dari satu sumber ke penerima data.

Beberapa tipe media transmisi yang umum digunakan adalah :

− Kabel Pilin(UTP&STP)

− Kabel Koaksial(Coaxial Cable)

− Kabel Serat Optik (Fiber Optic)

− Sistem Gelombang Micro

7
3. Penerima

Penerima adalah alat yang menerima data atau informasi, misalnya

telepon, terminal dan lain-lain. Tugasnya menerima informasi atau data

yang dikirim oleh sumber informasi.

2.2 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan

peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-

kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar

informasi dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama

menggunakan hardware atau software yang terhubung dengan jaringan. Tiap

komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node.

Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan

node. Sebuah jaringan biasanya terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling

berhubungan diantara satu dengan yang lain, dan saling berbagi sumber daya

misalnya CDROM, Printer, pertukaran file, atau memungkinkan untuk saling

berkomunikasi secara elektronik. Komputer yang terhubung tersebut,

dimungkinkan berhubungan dengan media kabel, saluran telepon, gelombang

radio, satelit, atau sinar infra merah.

Jaringan komputer dapat dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan Topologi,

Ruang Lingkup dan Jangkauan, serta Cara Pemrosesan Data dan Metode Akses-nya.

8
2.3 JENIS TOPOLOGI

Topologi suatu jaringan didasarkan pada cara penghubung sejumlah node

atau sentraldalam membentuk suatu sistem jaringan. Topologi jaringan yang

umum dipakai adalah : Bintang (Star), Bus, pohon (Tree), dan Cincin (Ring).

2.3.1 Topologi Jaringan Bintang

Pada topologi bintang setiap node dihubungkan melalui suatu saluran

langsung yang menuju ke titik-pusat (Hub/Concentrator). Penyaluran data dari

seluruh trafik pada jaringan baik dari titik sentral menuju ke semua titik-luar

maupun antar titik-luar, dikontrol oleh titik-pusat. Performansi topologi bintang

ini akan optimal jika sebagian besar arah komunikasinya dari titik-sentral menuju

ke titik-luar.

Gambar 2.2 Topologi Jaringan Bintang.

2.3.2 Topologi Jaringan Bus

Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada

medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal dari

suatu sentral tidak dialirkan secara bersamaan dalam dua arah. Hal ini berbeda

sekali dengan yang terjadi pada topologi jaringan bintang, yang pada sistem

9
tersebut dapat dilakukan komunikasi atau interkoneksi antar sentral secara

bersamaan. Topologi jaringan bus tidak umum digunakan untuk interkoneksi antar

sentral, tetapi biasanya digunakan pada sistem jaringan komputer.

Gambar 2.3 Topologi Jaringan Bus

2.3.3 Topologi Jaringan Pohon

Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat.

Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki

yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang

rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan

jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer

10
Gambar 2.4 Topologi Jaringan Pohon

2.3.4 Topologi Jaringan Cincin

Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri

satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Dalam

sistem ini setiap sentral harus di rancang agar dapat berinteraksi dengan sentral

yang berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian kemampuan melakukan

switching ke berbagai arah sentral. Keuntungan dari topologi jaringan ini antara

lain : tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana), juga bila ada gangguan atau

kerusakan pada suatu sentral maka aliran trafik dapat dilewatkan pada arah lain

dalam sistem. Yang paling banyak digunakan dalam jaringan komputer adalah

jaringan bertipe bus dan pohon, hal ini karena alasan kerumitan, kemudahan

instalasi dan pemeliharaan serta harganya. Tapi hanya jaringan bertipe pohon saja

11
yang diakui kehandalannya karena putusnya salah satu kabel pada client, tidak

akan mempengaruhi hubungan client yang lain.

Gambar 2.5 Topologi Jaringan Cincin

2.4 Jenis-Jenis jaringan Komputer

Jarak merupakan hal yang penting dalam membangun sebuah jaringan

komputer, karena untuk setiap jarak yang berbeda diperlukan teknik teknik yang

berbeda-beda pula. Jaringan komputer berdasarkan jarak/ruang lingkup/ jangkauan

dan area kerjanya/pengalamatannya dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

jaringan LAN (Local Area Network), jaringan MAN (Metropolitan Area Network),

dan jaringan WAN (Wide Area Network) yang ketiga-tiganya menggunakan piranti

kabel sebagai alat untuk bertukar komunikasi.

2.4.1 Local Area Network (LAN)

Jaringan LAN adalah jaringan yang menghubungkan beberapa komputer

dalam suatu local area (biasanya dalam satu gedung atau antar gedung). Biasanya

12
digunakan di dalam rumah, perkantoran, perindustrian, universitas atau akademik,

rumah sakit dan daerah yang sejenis. LAN mempunyai ukuran yang terbatas, yang

berarti bahwa waktu transmisi pada keadaan terburuknya terbatas dan dapat

diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui keterbatasnnya, menyebabkan adanya

kemungkinan untuk menggunakan jenis desain tertentu. Hal ini juga memudahkan

manajemen jaringan.

LAN seringkali menggunakan teknologih transmisi kabel tunggal. LAN

tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik)

dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai faktor kesalahan

yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi,

sampai ratusan megabit/detik.

Sistem LAN yang sering digunakan adalah system Ethernet yang

dikembangkan oleh perusahaan Xerox. Penggunaan titik koneksi (titik koneksi)

intermediate (sepert repeater, bridge, dan switch) memungkinkan LAN terkoneksi

membentuk jaringan yang lebih luas. LAN juga dapat terkoneksi ke LAN, WAN

(Wide Area Network), atau MAN (Metropolitan Area Network) lain

menggunakan router. Secara garis besar, LAN adalah sebuah jaringan komunikasi

antar komputer yang :

- Bersifat local

- Dikontrol oleh suatu kekuasaan administrative

- Pengguna dalam sebuah LAN dianggap dapat dipercaya.

- Biasanya mempunyai kecepatan yang tinggi dan data dalam semua computer

selalu di sharing.

13
Dan keuntungan menggunakan LAN adalah

- Akses data antar komputer berlangsung cepat dan mudah.

- Dapat menghubungkan banyak komputer.

- Dapat terkoneksi ke Internet

- Back up data berlangsung lebih mudah dan cepat.

2.4.2 Metropolitan Area Network ( MAN )

Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN

yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan

LAN. MAN merupakan pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor

dalam suatu kota. MAN dapat mencakup perusahaan yang memiliki kantor-kantor

yang letaknya sangat berdekatan dan MAN mampu menunjang data dan suara,

bahkan bias disambungkan dengan jaringan televisi kabel. Jaringan ini memiliki

jarak dengan radius 10-50 km. Didalam jaringan MAN hanya memiliki satu atau

dua buah kabel yang fungsinya untuk mengatur paket data melalui kabel output.

Namun ada alasan utama untuk memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah

telah ditentukannya standart untuk MAN, dan standart ini sekarang sedang

diimplementasikan. Standart tersebut disebut DQDB (Distributed Queue Dual

Bus) atau 802.6 menurut standart IEEE. DQDB terdiri dari dua buah kabel

unidirectional dimana semua komputer dihubungkan

2.4.3 Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang memiliki jarak

yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. Pada

14
sebagian besar WAN, komponen yang dipakai dalam berkomunikasi biasanya

terdiri dari dua komponen, yaitu kabel transmisi dan elemen switching. Kabel

transmisi berfungsi untuk memindahkan bit-bit dari suau komputer ke komputer

lainnya, sedangkan elemen switching disini adalah sebuah komputer khusus yang

digunakan untuk menghubungkan dua buah kabel transmisi atau lebih. Saat data

yang dikirimkan sampai ke kabel penerima, elemen switching harus memilih

kabel pengirim untuk meneruskan paket-paket data tersebut.

Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel

atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router. Bila dua router yang

tidak menggunakan kabel yang sama akan melakukan komunikasi, maka

keduanya harus berkomunikasi secara tidak langsung melalui router. Paket data

yang dikirimkan dari router yang satu ke router yang lainnya akan melalui router

perantara. Setelah diterima dalam kondisi yang lengkap maka paket ini disimpan

sampai saluran untuk output dalam kondisi yang bebas baru paket data akan

diteruskan.

Kecepatan transmisinya beragam dari 2Mbps, 34 Mbps, 45 Mbps, 155

Mbps, sampai 625 Mbps (atau kadang-kadang lebih). Faktor khusus yang

mempengaruhi desain dan performance-nya terletak pada siklus komunikasi,

seperti jaringan telepon, satelit atau komunikasi pembawa lain yang disewa.

Ciri dari jaringan WAN adalah adanya penekanan pada fasilitas transmisi

sehingga komunikasi dapat berjalan effisien. Sangatlah penting untuk mengontrol

jumlah lalu lintas data dan mencegah delay yang berlebihan karena topologi WAN

lebih komplek.

15
Banyak jaringan WAN yang telah dibangun seperti jaringan publik,

jaringan korporasi yang besar, jaringan militer, jaringan perbankan, jaringan

perdagangan online dan jaringan pemesanan jasa angkutan.

2.5 PROTOCOL (Protokol)

Protokol adalah aturan-aturan main yang mengatur komunikasi diantara

beberapa komputer di dalam sebuah jaringan, aturan itu termasuk di dalamnya

petunjuk yang berlaku bagi cara-cara atau metode mengakses sebuah jaringan,

topologi fisik, tipe-tipe kabel dan kecepatan transfer data, dimana protokol-

Protokol yang dikenal adalah sebagai berikut :

1. Ethernet 6. HDLC

2. LocalTalk 7. PPP

3. Token Ring 8. Frame Relay

4. FDDI 9. ISDN

5. ATM 10. VSAT

1. Ethernet

Protocol Ethernet sejauh ini adalah yang paling banyak digunakan,

Ethernet menggunakan metode akses yang disebut CSMA/CD (Carrier Sense

MultipleAccess/Collision Detection). Sistem ini menjelaskan bahwa setiap

kompute rmemperhatikan ke dalam kabel dari network sebelum mengirimkan

sesuatu kedalamnya. Jika dalam jaringan tidak ada aktifitas atau bersih

komputer akan mentransmisikan data, jika ada transmisi lain di dalam kabel,

komputer akan menunggu dan akan mencoba kembali transmisi jika jaringan

telah bersih. Kadang kala dua buah komputer melakukan transmisi pada saat

16
yang sama, ketika hal ini terjadi, masing-masing komputer akan mundur dan

akan menunggu kesempatan secara acakuntuk mentransmisikan data kembali.

metode ini dikenal dengan koalisi, dan tidakakan berpengaruh pada kecepatan

transmisi dari network. Protokol Ethernet dapat digunakan untuk pada model

jaringan Garis lurus, Bintang, atau Pohon. Data dapatditransmisikan melewati

kabel twisted pair, koaksial, ataupun kabel fiber optic pada kecepatan 10

Mbps.

2. LocalTalk

LocalTalk adalah sebuh protokol network yang di kembangkan oleh Apple

Computer,Inc. untuk mesin-mesin komputer Macintosh . Metode yang

digunakan oleh LocalTalk adalah CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access

with Collision Avoidance). Hampir sama dengan CSMA/CD. Adapter

LocalTalk dan kabel twisted pair khusus dapat digunakan untuk

menghubungkan beberapa komputer melewati port serial. Sistem Operasi

Macintosh memungkinkan koneksi secara jaringan peer-to-peer tanpa

membutuhkan tambahan aplikasi khusus Protokol LocalTalk dapat digunakan

untuk model jaringan Garis Lurus , Bintang , ataupun model Pohon dengan

menggunakan kabel twisted pair . Kekurangan yang paling mencolok yaitu

kecepatan transmisinya. Kecepatan transmisinya hanya 230 Kbps.

3. Token Ring

Protokol Token di kembangkan oleh IBM pada pertengahan tahun 1980.

Metode Aksesnya melalui lewatnya sebuah token dalam sebuah lingkaran

17
seperti Cincin Dalam lingkaran token, komputer-komputer dihubungkan satu

dengan yang lainnya seperti sebuah cincin. Sebuah Sinyal token bergerak

berputar dalam sebuah lingkaran (cincin) dalam sebuah jaringan dan bergerak

dari sebuah komputer-menuju ke komputer berikutnya, jika pada persinggahan

di salah satu komputer ternyata ada data yang ingin ditransmisikan, token akan

mengangkutnya ke tempat dimana data itu ingin ditujukan, token bergerak

terus untuk saling mengkoneksikan diantara masing-masing komputer.

Protokol Token Ring membutuhkan model jaringan Bintang dengan

menggunakan kabel twisted pair atau kabel fiber optic . Dan dapat melakukan

kecepatan transmisi 4 Mbps atau 16 Mbps. Sejalan dengan perkembangan

Ethernet, penggunaan Token Ring makin berkurang sampai sekarang.

4. FDDI

Fiber Distributed Data Interface (FDDI) adalah sebuah Protokol jaringan

yang menghubungkan antara dua atau lebih jaringan bahkan pada jarak yang

jauh Metode aksesnya yang digunakan oleh FDDI adalah model token . FDDI

menggunakan dua buah topologi ring secara fisik. Proses transmisi baiasanya

menggunakan satu buah ring, namun jika ada masalah ditemukan akan secara

otomatis menggunakan ring yang kedua. Sebuah keuntungan dari FDDI

adalah kecepatan dengan menggunakan fiber optic cable pada kecepatan 100

Mbps.

18
5. ATM

ATM adalah singkatan dari Asynchronous Transfer Mode (ATM) yaitu

sebuah protokol jaringan yang mentransmisikan pada kecepatan 155 Mbps

atau lebih . ATM mentarnsmisikan data kedalam satu paket dimana pada

protokol yang lain mentransfer pada besar-kecilnya paket. ATM mendukung

variasi media seperti video, CD-audio,dan gambar. ATM bekerja pada model

topologi Bintang dengan menggunakan Kabel fiber optic ataupun kabel

twisted pair . ATM pada umumnya digunakan untuk menghubungkan dua atau

lebih LAN . dia juga banyak dipakai oleh Internet ServiceProviders (ISP)

untuk meningkatkan kecepatan akses Internet untuk klien mereka.

6. High Level Data Link Control (HDLC)

HDLC merupakan pengembangan dari Synchronus Data Link Control

(SDLC) yang diciptakan oleh IBM sebagai sebuah protokol koneksi datalink.

HDLC adalah sebuah protokol di layer data link, ia memiliki overhead yang

kecil di bandingkan LAPB. Setiap vendor yang menggunakan HDLC memiliki

cara mereka sendiri dalam melakukan identifikasi protokol layer network,

yang berarti setiap HDLC Yang dimiliki sebuah vendor bersifat proprietary

(hanya dapat dipakai untuk perlengkapan buatan mereka sendiri)

7. Point-to-Point Protocol (PPP)

PPP adalah sebuah protokol standar industri. Karena semua versi

multiprotkol HDLC bersifat proprietary, maka PPP dapat digunakan untuk

19
menciptakan sambungan titik ke titik antara perlengkapan dari vendor-vendor

yang berbeda

8. FRAME RELAY

Sebagai sebuah teknologi packet switched yang muncul pada awal tahun

1990. Frame relay adalah sebuah protokol WAN yang bekerja pada layer data

link dan layer Physical yang menyediakan unjuk kerja yang baik. frame relay

dapat lebih efektif dari segi biaya dibandingkan sambungan titik-ke-titik

(point-to-point), dapat berjalan pada kecepatan 64 kbps dan dapat mencapai 45

Mbps. Frame relay menyediakan fungsi-fungsi tambahan untuk alokasi

bandwith dinamis dan pengendalian congestion.

9. Integrated Services Digital Network (ISDN)

ISDN adalah sekumpulan layanan digital yang memindahkan suara dan

data melalui sambungan telepon yang ada. ISDN dapat menyediakan sebuah

solusi yang efektif dari segi biaya untuk pengguna remote yang membutuhkan

koneksi yang lebih cepat daripada yang ditawarkan oleh sambungan dial up.

10. Very Small Aperture Terminal (VSAT)

Pada mulanya, komunikasi satelit membutuhkan antena-antena besar dan

hanya menghubungkan koneksi point to point. Kegunaan komunikasi satelit

saat itu masih terbatas bagi kapasitas besar seperti untuk operator (misalnya

PT TELKOM), trunking, microwave back-up, dan pelayanan telekomunikasi

20
pada daerah terpencil. Pada awal tahun 1980 di temukan sebuah teknologi

baru yang di namakan dengan Vsat (Very Small Aperature Terminal)

Vsat adalah teknologi komunikasi satelit dengan menggunakan antenna

kecil, yang mampu menghubungkan koneksi point-to-multipoint atau

multipoint-to-point. Vsat memiliki keunggulan yaitu jangkauannya yang luas

akan tetapi Vsat juga memiliki kelemahan yaitu waktu respon yang lambat.

2.6 Model OSI (Open System Interconnection)

Ketika teknologi jaringan pertamakali muncul, sebuah komputer biasanya

hanya dapat berkomunikasi dengan komputer lain yang berasal dari manufaktur

yang sama. Model OSI di buat oleh International for Standarization Organization

(ISO) untuk memecahkan masalah kompabilitas device antar vendor, dengan

menyediakan standarisasi yang dapat digunakan oleh para vendor dalam membuat

device, sehingga berbagai device yang berasal dari manufaktur yang berbeda tetap

dapat saling mendukung (compa-tible).

Sebuah model referensi merupakan konsep yang menggambarkan

bagaimana komunikasi seharusnya dilakukan. Model referensi OSI merupakan

salah satu model referensi yang menjelaskan bagaimana data dan informasi

jaringan berkomunikasi dari sebuah aplikasi pada sebuah komputer melewati

media jaringan ke aplikasi yang berada di computer lain. Tujuan utama dari setiap

model referensi, khususnya OSI model adalah untuk mengijinkan berbagai macam

device dari manufaktur yang berbeda dapat saling beroperasi.

OSI terdiri dari tujuh layer yang secara umum terbagi dalam dua

kelompok, yakni Upper Layer (Application layer) dan Lower layer (Data

21
Transport Layer). Layer yang tergolong dalam Upper layer mendefinisikan

bagaimana apliksi pada sebuah host akan berkomunikasi dengan user dan host

lainnya. Sedangakan Lower layer mendefinisikan bagaimana data terkirim dari

satu host ke host lainnya.

Application
Application Presentation

Session

Transport

Network
Data
Transport Data Link

Physical

Gambar 2.6 Dua kelompok di dalam OSI layer

Model Referensi OSI terdiri dari tujuh layer, antara lain :

1. Layer Aplikasi

Layer Aplikasi berfungsi sebagai interface antara user dan komputer.

Layer ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi partner komunikasi,

menentukan ketersediaan resources dan melakukan proses sinkronisasi

komunikasi. Ketika mengdentifikasi partner komunikasi, layer aplikasi

menentukan identitas dan ketersediaan dari partner komunikasi untuk

sebuah aplikasi dengan data yang di kirim. Ketika menentukan

22
ketersediaan resource, layer aplikasi harus memutuskan apakah resource

jaringan dapat memenuhi kebutuhan komunikasi yang terjadi.

Beberapa contoh aplikasi yang bekerja pada layer aplikasai adalah : word

Wide Web ( WWW ); E-mail Gateway, dengan menggunakan SMTP

(Simple Mail Transfer Protocol) untuk mengirimkan pesan antar aplikasi

e-mail yang berbeda.

2. Layer Presentasi

Layer pesentasi berfungsi untuk menyediakan system penyajian data ke

layer aplkasi. Layer ini juga menyediakan pembentukan kode (format

coding) dan menyediakan proses konversi antar format coding yang

berbeda. Komputer di konfigurasi untuk menerima bentuk data yang

umum dan kemudian mengubah ke dalam bentuk asli pada saat

pembacaan. Dengan menydiakan layanan translation, layer presentasi

menjamin data yang di kirim dari layer aplikasi suatu system dapat dibaca

oleh layer aplikasi di system yang lain. Beberapa contoh aplikasi yang

bekerja pada layer Presentasi adalah: PICT,TIFF,JPEG, merupakan format

data untuk aplikasi berupa gambar (image); MIDI,MPEG dan Quicktime,

merupakan format data untuk aplikasi sound dan movie.

3. Session Layer

Session layer bertanggung jawab pada proses pembentukan, pengelolaan

dan pemutusan session antar system aplikasi. Session layer juga bertugas

mengendalikan dialog antar device atau nodes. Session layer

23
mengkoordinasikan jalannya komnikasi antar system dengan tiga mode,

yakni simplex, half-duplex dan full-duplex. Beberapa contoh protocol

yang bekerja di session layer adalah : NFS (Network File System);

Stuctured Query Language (SQL); Remote Prosedure Call (RPC).

4. Layer Transport

Layer transport bertanggung jawab dalam proses pengemasan data Upper

layer ke dalam segment dan menyediakan mekanisme multiplexing

aplikasi dari upper layer. Layer Transport juga bertanggung jawab dalam

pengiriman segmen anatar host (end to end connection). Dalam layer

tansport berfungsi menetapkan hubungan secara logic antara host pengirim

dan host penerima dengan membentuk virtual circuit. Secara optimal, layer

taransport menjamin proses pengiriman data ynga dapat di andalkan.

5. Network Layer

Network layer bertanggung jawab untuk mengarahkan perjalanan (routing)

melalui internetwork dan bertanggung jawab mengelola system

pengalamatan network. Router merupakan device yang bekerja di layer

network dan bertanggung jawab untuk membawa trafik antar device yang

terletak dalam network yang berbeda. Ketika packet diterima oleh

interface sebuah router, maka alamat tujuan akan di periksa. Jika alamat

tujuan tidak ditemukan maka packet tersebut akan di buang. Tetapi jika

alamat tujuan di temukan dalam routing table maka packet akan di

24
keluarkan melalui outbound interface menuju ke alamat tujuan. Pada

networka layer terdapat dua jenis packet, yakni :

• Packet Data, digunakan untuk membawa data milik user yang

dikirimkan melalui jaringan. Protokol yang di gunakan untuk

mengelola packet data di sebut Routed Protocol. Contoh protocol

yang tergolong ke dalam routed protocol antara lain : IP dan IPX.

• Route Update packet, digunakan untuk meng-update informasi

yang terdapat dalam routing tabe milik router yang terhubung

denga router lainnya. Prokol yang mengelola routing table disebut

dengan Routing Protocol. Contoh protocol yang tergolong dalam

routing protocol antara lain : RIP,IGRP,OSPF.

6. Data Link Layer

Data Link layer menjamin bahwa pesan di kirimkan ke media yang tepat

dan menerjemahkan pesan dari network layer kedalam bentuk bit di

physical layer untuk di kirim ke host lain. Data link layer akan berbentuk

packet ke dalam bentuk frame dan menambahkan sebuah header yang

berisi alamat hardware (physical/hardware addressing). Switch atau Bridge

merupaka device yang bekerja di data link layer.

Data Link terbagi dalam dua sublayer :

• Logical Link Control (LLC), sublayer ini bertanggung jawab untuk

mengidentifikasi protocol-protokol network layer dan kemudian

melakukan enkapsulasi protocol-protokol tersebut. Isi LLC akan

menentukan langkah selanjutnya yang harus lakkan ketika

25
menerima frame dari host lain. Sebagai contoh, ketika host

menerima frame, LLC akan mengerti bahwa packet di tujukan

untuk protoko IP di Network layer.

• Media Access Control (MAC), mengidentifikasikan bagaimana

packet di tempatkan pada sebuah media. Dalam sublayer ini system

pengalamatan hardware didefinisikan.

7. Physical Layer

Tanggung jawab dari layer ini dalah melakukan pengiriman dan

penerimaan bit. Physical layer secara langsung menghubungan media

komunikasi yang berbeda-beda. Physical layer menetapkan kebutuhan-

kebutuhan secara elektrikal, mechanical, procedural untuk mengaktifkan,

memelihara dan memutuskan jalur antar system secara fisik.

Hub merupakan salah satu device yang di pergunakan di layer physical.

Hub berfungsi untuk menghubungkan dan memperkuat signal antar host

dalam sebuah jaringan.

26
BAB III

FRAME RELAY DAN ROUTER CISCO 1700

3.1 Wide Area Network (WAN)

Wide Area Networks (WAN) adalah jaringan yang lingkup areanya sangat

besar dan biasanya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut

sebagi media transmisinya. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan-

jaringan LAN satu dengan yang lain, baik yang berdekatan maupun yang

berjauhan. Di dalam konsep WAN ini ada beberapa istilah yang dipakai yaitu:

a. Central office (CO) adalah fasilitas switching milik perusahaan

(telkom/service provider) yang terdekat dengan pelanggan.

b. Customer Premise Equipment (CPE) adalah perlengkapan yang dimiliki

pelanggan dan berada pada lokasi pelanggan.

c. Titik demarkasi (Demarcation point) adalah titik batas pemisah antara

peralatan milik perusahaan dengan CPE.

d. Local loop adalah titik yang menghubungkan jalur komunikasi antara titik

demarkasi dengan CO.

e. Channel Service Unit/Data Service Unit (CSU/DSU) adalah peralatan

digital interface yang menghubungkan peralatan pemakai dengan jaringan

telepon lokal.

27
3.1.1 Jenis Koneksi WAN

Terdapat tiga jenis koneksi WAN yaitu : leased line, circuit switching,

packet switching.

a. Leased Line

Leased line biasa juga disebut juga dengan koneksi dari titik ke titik, yang

artinya koneksi dan bandwith yang disediakan hanya untuk pengguna itu

saja. Kecepatan dari koneksi leased line ini dapat mencapai kecepatan 45

Mbps.

Gambar 3.1 Jenis Koneksi Leased Line

b. Circuit Switching

Circuit switching merupakan koneksi yang mirip dengan koneksi

sambungan telepon. Pada koneksi jenis ini data tidak dapat dipindahkan

atau dikirimkan sebelum terbentuknya sebuah koneksi lebih dahulu.

Circuit switching biasanya menggunakan modem dial-up dan digunakan

untuk transfer data dengan bandwith kecil

28
Gambar 3.2 Jenis Koneksi Circuit Switching

c. Packet Switching

Packet switching adalah suatu metoda switching WAN yang

memungkinkan kita untuk berbagi bandwith dengan pengguna lain. Packet

switching juga dapat dianggap sebagai sebuah jaringan yang dirancang

dengan kecepatan seperti leased line dan harga seperti circuit switching.

Packet switching bekerja pada kecepatan antara 56 Kbps sampai dengan 45

Mbps.

Gambar 3.3 Jenis Koneksi Packet Switching

29
3.2 Frame Relay

Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama

dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis

interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi

yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk

menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice.

Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area

network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-

masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk

menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam jaringan frame

relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan.

3.2.1 Perangkat Frame Relay

Sebuah jaringan frame relay terdiri dari “endpoint” (PC, server, komputer

host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access

device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1).

Gambar 3.4 Jaringan Frame Relay

30
Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori yang berbeda :

1. DTE: Data Terminating Equipment

DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat

internetworking. Perangkat DTE ini mencakup “endpoint” dan perangkat

akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu pertukaran

informasi. DTE merupakan piranti yang mempunyai sistem fungsional

yaitu pengendali logika, penyimpan data, masukan atau keluaran,

pengontrol kesalahan, sinkronisasi serta kemampuan mengidentifikasikan

stasiun. DTE merupakan sumber atau tujuan data, dan mungkin sebagai

keduanya, yaitu sumber dan tujuan data. Umumnya DTE berupa suatu unit

komputer atau terminal,router dan bridge.

2. DCE: Data Communication Equipment

DCE adalah perangkat “internetworking” pengontrol “carrier”.

Perangkat-perangkat ini juga mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di

sekitar perangkat jaringan. DCE merespon pertukaran informasi yang

dimulai oleh perangkat DTE. DCE merupakan piranti yang berfungsi

untuk mempersiapkan, melakukan dan mengakhiri suatu hubungan , dan

jika perlu dapat berfungsi untuk mengkonversi sinyal, serta

mengkodekannya. Konsep dibalik teknologi WAN ini adalah mampu

menghubungkan dua buah network DTE melalui sebuah network DCE.

31
3.2.2 Rangkaian Virtual

Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay

(frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu

koneksi fisik antara “endpoint” dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang

telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit

(VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software

antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran

informasi dalam jaringan. Terdapat dua tipe virtual circuit (VC) :

1. Switched Virtual Circuit (SVC)

Switched Virtual Circuits (SVC), adalah koneksi sementara yang

digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati

jaringan Frame Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC:

Empat status pada SVC :

1. Call setup : Dalam status awal memulai komunikasi, virtual circuit

(VC) antar dua perangkat DTE Frame Relay terbentuk

2. Data transfer : Kemudian, data ditransfer antar perangkat DTE melalui

virtual circuit (VC).

3. Idling : Pada kondisi “idling”, koneksi masih ada dan terbuka, tetapi

transfer data telah berhenti.

4. Call termination : Setelah koneksi “idle” untuk beberapa perioda

waktu tertentu, koneksi antar dua DTE akan diputus.

32
2. Permanent Virtual Circuit (PVC).

PVC adalah jalur/path tetap, oleh karena itu tidak dibentuk berdasarkan

permintaan atau berdasarkan “call-by-call”. Walaupun jalur aktual melalui

jaringan berdasarkan variasi waktu ke waktu (TDM) tetapi “circuit” dari

awal ke tujuan tidak akan berubah. PVC adalah koneksi permanen terus

menerus seperti “dedicated point-to-point circuit”. PVC lebih populer

karena menyediakan alternatif yang lebih murah dibandingkan “leased

line”. Berbeda dengan SVC, PVC tidak pernah putus (disconnect), oleh

karena itu, tidak pernah terdapat status “call setup” dan

“termination”.Hanya terdapat 2 status :

• Data transfer

• Idling

3.2.3 Fasilitas Frame Relay

1. Konsep CIR

• CIR adalah kecepatan (dalam bit/s) transmisi data yang dapat dijamin

oleh jaringan, dimana jaringan melakukan transfer informasi melalui

sebuah sirkuit virtual (VC) dalam keadaan tertentu. Sebuah sirkuit

virtual bisa berbentuk PVC maupun SVC. CIR berarti kecepatan data

memasuki jaringan. Sebuah port Frame Relay bisa memiliki banyak

jaringan virtual (VC). Setiap VC ditandai dengan 2 CIR, masuk dan

keluar port. CIR tidak ada hubungannya dengan kecepatan bit pada

hubungan fisik pelanggan. Waktu interval pada pengukuran CIR

berkisar antara beberapa millisecond s/d 10 millisecond. Kecepatan

33
informasi yang dijamin melintasi hubungan fisik antara 64 Kbps s/d 2

Mbps. Jika ada pelimpahan data sampai 2 Mbps,maka jaringan akan

memotong frame yang diluar CIR.

• Penerapan CIR berdasarkan teknik Fast Forward berarti frame (data)

memasuki jaringan dan ditransmisikan secepat mungkin menuju port

tujuan. Pada kecepatan tertentu mungkin bertolak belakang dengan

implementasi lain yang tertunda atau frame yang tertinggal pada

jaringan saat kecepatan CIR.

Trunk 2Mbps
EIR

CIR = 1Mbps

Gambar 3.5 Diagram CIR

2. Excess Information Rate ( EIR )

• EIR adalah kecepatan yang memungkinkan dari sebuah informasi

untuk melewati sebuah jaringan apabila terjadi kecepatan yang

melebihi CIR yang telah ditentukan. Dengan kata lain jaringan akan

mengirimkan data dengan kecepatan melebihi CIR yang telah

ditentukan apabila tersedia cukup bandwith,.

• Misalkan pelanggan A melewati trunk 2 Mbps dengan CIR 1 Mbps,

data yang dilewatkan 1.5 Mbps, maka apabila EIR kosong maka data

tersebut bisa dilewatkan bahkan sampai 2 Mbps sekalipun. Akan tetapi

apabila trafik data sedang penuh, dalam hal ini berarti EIR penuh maka

data yang melebihi CIR akan dipotong.

34
3.2.4 Local Management Interface (LMI)

Local Management Interface adalah sebuah standar persinyalan yang

digunakan antara router dengan switch frame relay pertama yang terhubung

dengan router tersebut. LMI memungkinkan perpindahan informasi tentang

operasi dan status dari rangkaian virtual antara service provider dengan router

(DTE). Terdapat tiga jenis format pesan LMI yaitu: Cisco, ANSI, dan Q933A.

Pada peralatan cisco tipe default LMI adalah cisco, tetapi kita dapat

mengubahnya ke dalam format ANSI atau Q933A tergantung tipe dan konfigurasi

peralatan telekomunikasi yang dipakai.

3.2.5 Jenis Enkapsulasi Frame Relay

Enkapsulasi adalah teknik yang digunakan oleh protokol ber-layer

dimana sebuah layer menambahkan informasi header ke unit data protokol dari

layer diatasnya.

Pada frame relay terdapat dua macam enkapsulasi yaitu :

1. Cisco, jenis enkapsulasi ini dipakai untuk menghubungkan dua alat cisco dan

enkapsulasi cisco ini merupakan default dari router cisco.

2. Internet Engineering Task Force (IETF) adalah jenis enkapsulasi yang

digunakan untuk menghubungkan sebuah alat cisco dengan bukan cisco

3.2.6 Data Link Connection Identifiers (DLCI)

DLCI digunakan untuk mengidentifikasikan PVC dari frame relay dan

juga di gunakan untuk membedakan rangkaian-rangkaian virtual yang berbeda di

karenakan banyaknya rangkaian virtual yang dapat dihubungkan ke interface

35
frame relay, nilai DLCI di tentukan oleh penyedia layanan frame relay dan di

mulai dengan angka 16-1007.

3.2.7 Struktur Frame Relay

Dalam sebuah frame Frame Relay, paket data user tidak berubah, Frame Relay

menambahkan header dua-byte pada paket. Struktur frame adalah sebagai berikut:

Gambar 3.6 Struktur Frame Relay

• Flags - menandakan awal dan akhir sebuah frame

• Address - terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended

Address (EA), C/R, dan “Congestion control information”

• DLCI Value - menunjukkan nilai dari “data link connection

identifier”. Terdiri dari 10 bit pertama dari “Address field”/alamat.

• Extended Address (EA) - menunjukkan panjang dari “Address

field”, yang panjangnya 2 bytes.

• C/R - Bit yang mengikuti byte DLCI dalam “Address field”. Bit C/R

tidak didefinisikan saat ini.

36
• Congestion Control - Tiga bit yang mengontrol mekanisme

pemberitahuan antrian (congestion) Frame Relay.

• Data - terdiri dari data ter-encapsulasi dari “upper layer” yang panjangnya

bervariasi.

• FCS - (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan

keutuhan frame.

3.3 Cara Kerja Frame Relay

Gambar 3.7 Skema Diagram Frame relay

Konsep dibalik jaringan Frame Relay adalah mengijinkan pengguna untuk

berkomunikasi diantara dua alat DTE (dalam hal ini router) melaului alat-alat

DCE. Pengguna tidak akan melihat perbedaaan antara melakukan koneksi dan

mengambil data dari sebuah server lokal dengan melakukan koneksi dan

mengambil data dari server sisi remote yang terhubung dengan frame relay.

37
Dibawah ini akan ditunjukan bagaimana prosesnya bekerja:

1. Host di network pengguna mengirimkan sebuah frame data keluar

network local. Alamat dari router (sebagai default gateway) akan masuk

kedalm header frame.

2. Router mengambil frame tersebut, melakuka ekstraksi paket dan apa yang

tertinggal di frame. Router kemudian melihat alamat IP tujuan di dalam

paket dan melakukan cek apakah router mengetahui bagaimana cara

untuk mencapai network tujuan tanpa melihat ke dalam routing table.

3. Router kemudian akan meneruskan data tersebut keluar dari interface

yang menurutnya dapat mencari network remote yang menjadi

tujuan.(jika router tidak mampu menemukan network tujuan di routing

table maka router akan membuang paket tersebut ). Karena interface

yang akan meneruskan paket adalah sebuah interface serial yang

dienkapulasi dengan frame relay, maka router akan meletakan paket

tersebut ke layer network frame relay dan dienkapulasi dalam sebuah

frame dari frame relay.

4. Channel Service Unit/Data Service Unit (CSU/DSU) menerima sinyal

digital dan melakukan encoding terhadap sinyal itu menjadi sebuah tipe

sinyal digital yang dapat dimengerti oleh switch.

5. CSU/DSU terhubung ke sebuah demarcation point yang dipasang oleh

service provider. Demarcation point (demarc) biasanya berupa port RJ-

45 yang dipasang dekat dengan router dan CSU/DSU.

6. Demarc biasanya adalah sebuah kabel twisted pair yang terhubung ke

loop local,dan loop local terhubung ke central office (CO) yang terdekat.

38
Loop local dapat melakukan koneksi dengan berbagai media fisik

biasanya kabel twisted pair dan serat optik.

7. Central Office menerima frame dan mengirimnya melalui awan frame

relay menuju ke tujuannya. Awan ini dapat berupa kumpulan kantor

switching,

8. Setelah frame mencapai kantor switching yang terdekat dengan kantor

tujuan maka ia akan dikirim melalui local loop. Frame di terima pada

demarc, dan lalu dikirimkan ke CSU/DSU selanjutnya router akan

melakukan ekstraksi pada paket dari framenya dan meletakan paket

tersebut ke dalam sebuah frame LAN untuk dikirimkan ke host yang

menjadi tujuan.

3.4 Router Cisco 1700

Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan router cisco tipe 1760 sebagai objek

dari penelitian

Router cisco 1760 merupakan family dari router cisco seri 1700, kelebihan

dari router seri 1700 ini yaitu fleksibel dalam penggunaanya, karena router tipe

ini memiliki slot modul yang dapat diganti-ganti sesuai dengan kebutuhannya.

Router jenis ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Processor :MPC860P, 50MHz

Memory :SDRAM 32 MByte dengan maximum mencapai 64 MByte,

Flash memory 16 Mbyte dengan maximum mencapai 32MByte.

39
Interface :

Gambar 3.8 Cisco 1760 Back-Panel Ports and LEDs

Keterangan Gambar :

3.4.1 CISCO Internetwork Operating System (IOS)

Suatu Komputer tentu memerlukan sistem operasi seperti Disk Operating

System (DOS) atau UNIX untuk mengatur kerja dan konfigurasi komputer

tersebut. Demikian pula halnya dengan cisco router, peralatan ini dilengkapi pula

dengan Cisco IOS .

Cisco Internetwork Operating System adalah suatu sistem operasi yang

berfungsi untuk mengatur dan mengkonfigurasikan cisco router dan juga

merupakan inti dari router cisco. Cisco IOS di buat untuk memberikan layanan

network dan memungkinkan aplikasi jaringan.

40
IOS router cisco memiliki beberapa fungsi yaitu:

− Membawa protokol network dan fungsi.

− Menghubungkan lalulintas kecepatan tinggi antar alat.

− Menambah keamanan ke akses kontrol dan menghentikan pemakaian

jaringan oleh yang tidak berhak.

− Menyediakan skalabilitas untuk kemudahan berkembangnya jaringan dan

redudansi.

− Menyediakan realibilitas jaringan untuk koneksi ke sumber daya jaringan

Cisco IOS dapat diakses melalui port console router, dari modem

melalui port auxiliary , atau dengan bantuan program telnet. Dan proses

pengaksesan IOS ini disebut dengan EXEC session.

3.4.2 Koneksi ke Router Cisco

Koneksi ke router cisco bertujuan untuk melakukan konfigurasi,

mengecek konfigurasi, dan mengecek statistik Terdapat beberapa cara untuk

melakukan koneksi ke dalam router yaitu: melalui port console , melalui port

auxiliary , dan melalui program telnet.

a. Melalui Port Konsol

Port konsol biasanya berupa koneksi RJ-45 (8 pin modular) yang terletak

dibelakang router. Proses koneksi melalui port ini memerlukan bantuan

sebuah kabel rolled over dan program seperti hyper terminal atau secure

crt.

41
Gambar 3.9 Koneksi Melalui Port Konsol

Dibawah ini akan ditunjukan proses koneksi router melalui program

hyperterminal.

− Buka hyperterminal dan masukan nama dari koneksi lalu klik

OK.

− Langkah yang kedua yaitu pilih port komunikasi yang dipakai.

− Langkah yang ketiga atur seting nilai port.

42
Yang harus diperhatikan pada penyetingan nilai port ini yaitu bahwa bit

rate harus diset ke nilai 9600 dan flow control diset ke none. Setelah

semua kolom terisi dengan benar lalu klik ok maka secara otomatis kita

telah terkoneksi dengan router.

b. Melalui Port Auxiliary

Proses koneksi melalui port Auxiliary pada dasarnya sama seperti kita

melakukan proses koneksi melalui console port, tetapi pada auxiliary port

kita dapat melakukan konfigurasi perintah modem. Untuk menghubungkan

modem dengan port aux diperlukan kabel RJ-45 dan sebuah adapter DB-

25.

Gambar 3.10 Koneksi Melalui Port Auxiliary

43
c. Melalui Program Telnet

Telnet adalah program emulsi terminal yang bertindak sebagai dump

terminal. Dengan menggunakan program telnet kita dapat melakukan

koneksi ke setiap interface yang aktif pada router seperti port ethernet

atau port serial.

Berikut ini akan ditunjukan proses koneksi router dengan menggunakan

aplikasi telnet :

− Klik tombol start dan pilih run,pada kolom run ketik cmd untuk

windows xp atau command untuk windows 98 lalu klik ok.

− Langkah yang kedua yaitu pada command dos prompt kita ketikan

perintah telnet.

44
3.4.3 Menghidupkan Router

Ketika pertama kali router di hidupkan maka proses Power On Self Test

(POST) akan dijalankan, dan proses POST dapat dilewati maka router akan

menjalankan cisco ios dari flash memory dan apabila semua proses diatas telah

dijalankan maka selanjutnya router akan mencari dan menjalankan konfigurasi

yang tersimpan pada NVRAM.

System Bootstrap, version 12.3(13)T, RELEASE SOFTWARE (fc1)

Copyright © 2003 by cisco system, inc.

C1700 platform with 32768 kbytes of main memory

Pesan diatas adalah tampilan pertama pada saat proses boot atau reload

router. Setelah pesan diatas tampil maka selanjutnya router akan melakukan

proses dekompresi IOS ke dalam RAM, dan akan muncul tampilan sebagai

berikut:

program load complete, entry point: 0x800800, size:

0x43b7fc

Self decompressing the image :

######################################################
###########################################################
###########################################################
###########################################################
###########################################################
######################## [ok]

Cisco Internetwork Operating System Software

IOS (tm) C1700 Software (C1700-ENTSERVICESK9-M), Version 12.3(1a),

RELEASE SOFTWARE (fc1)

Copyright (c) 1986-2003 by cisco Systems, Inc.

Compiled Fri 06-Jun-03 19:50 by dchih

Image text-base: 0x80008120, data-base: 0x8182C204

45
Setelah proses dekompresi IOS kedalam RAM selesai maka selanjutnya

IOS akan di load dan dijalankan. Proses tersebut akan terlihat seperti dibawah

ini:

cisco 1760 (MPC860P) processor (revision 0x500) with

60889K/4647K bytes of memory.

Processor board ID FOC07371FXQ (155034687),

with hardware revision 0000

MPC860P processor: part number 5, mask 2

Bridging software.

X.25 software, Version 3.0.0.

1 FastEthernet/IEEE 802.3 interface(s)

2 Serial(sync/async) network interface(s)

32K bytes of non-volatile configuration memory.

32768K bytes of processor board System flash (Read/Write)

Tahapan-tahapan yang terjadi seperti pada tampilan diatas tidak akan

sama untuk semua router, tampilan ini berasal dari router cisco 1760.

3.4.4 Setup Mode

Proses setup mode terjadi apabila jika tidak terdapat data konfigurasi di

dalam NVRAM, maka secara otomatis router akan masuk ke dalam mode ini.Setup

mode yaitu sebuah proses dalam mengkonfigurasi router. Setup mode terdiri dari

dua pilihan yaitu : Basic Management dan Extended Setup. Pada Basic

Management kita hanya diberikan kemampuan-kemampuan dasar untuk

mengkonfigurasi konektifitas ke router. Sedangkan pada extended setup kita

46
diberikan akses penuh untuk mengkonfigurasi beberapa parameter global seperti

konfigurasi interface.

Di bawah ini akan ditunjukan proses masuk kedalam proses setup mode,

setelah proses-proses diatas dilalui dan ternyata tidak ada konfigurasi yang

tersimpan maka akan tampil pertanyaan sebagai berikut:

……System Configuration Dialog……

Would you like to enter the intial configuration dialog?

[yes/no]: y

At any point you may enter a question mark ‘?’ for help.

Use ctrl-c to abort configuration dialog at any prompt.

Default settings are in the square brackets ‘[ ]’.

Sedangkan untuk masuk ke dalam basic management atau extended setup

maka akan tampil pertanyaan sebagi berikut:

Would you like to enter basic management setup? [yes/no]:

Apabila kita menuliskan “Y” maka secara otomatis akan masuk kedalam

basic management setup dan apabila kita mengetikan “N” maka kita akan masuk

ke dalam extended setup mode. Di dalam kedua mode setup tersebut kita di

haruskan mengkonfigurasikan password, dan interface-interface yang terpasang

3.4.6 Command Line Interface (CLI)

Command line interface (CLI) merupakan salah satu fasilitas yang

disediakan oleh router untuk memudahkan kita dalam melakukan proses

pengkonfigurasian router. Pada mode ini proses pengkonfigurasian router

47
menjadi sedikit lebih fleksibel dan mudah dikarenakan kita bisa menggunakan

fasilitas-fasilitas editing yang disediakan oleh CLI.

Command line interface (CLI) memiliki beberapa fungsi yaitu:

− Sebagai sistem bantuan dalam penanganan manajemen informasi.

− Sebagai sistem pengelolaan proses input dan edit perintah.

Untuk menggunakan CLI kita hanya perlu mengetikan No pada

configuration dialog. Dibawah ini akan ditunjukan contoh proses masuk ke dalam

CLI

Would you like to Enter the initial configuration dialog?

[yes]:n

Setelah kita mngetikan ‘n’ pada configuration dialog maka akan tampil

pesan seperti berikut:

Would like to terminate autoinstall? [yes]:[enter]

Tahap selanjutnya setelah kita menekan tombol enter maka akan muncul

pesan atau tapilan sebagai berikut:

Press RETURN to get started!

*Mar 1 00:00:04.558: %LINK-3-UPDOWN: Interface FastEthernet0/0, changed

state to up

*Mar 1 00:00:05.568: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

FastEthernet0/0, changed state to up

*Mar 1 00:00:09.046: %IPM_C54X-3-NODSP: Can't get dsp resources

*Mar 1 00:00:14.631: asnl_process_main: Creating subscription table

*Mar 1 00:00:14.635: %LINK-3-UPDOWN: Interface Serial0/0, changed state to

down

48
*Mar 1 00:00:14.635: %LINK-3-UPDOWN: Interface Serial0/1, changed state to

down

*Mar 1 00:00:15.636: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

Serial0/0,

changed state to down

*Mar 1 00:00:15.636: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

Serial0/1, changed state to down

*Mar 1 00:00:15.636: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

FastEthernet0/0, changed state to down

*Mar 1 00:00:51.038: %LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0, changed state to

administratively down

*Mar 1 00:00:51.047: %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed

state to administratively down

*Mar 1 00:00:51.047: %LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/1, changed state to

adm inistratively down

*Mar 1 00:00:55.033: %SYS-5-RESTART: System restarted --

Cisco Internetwork Operating System Software

IOS (tm) C1700 Software (C1700-ENTSERVICESK9-M), Version 12.3(1a),

RELEASE SOFTWARE (fc1)

Copyright (c) 1986-2003 by cisco Systems, Inc.

Compiled Fri 06-Jun-03 19:50 by dchih

*Mar 1 00:00:55.057: %SNMP-5-COLDSTART: SNMP agent on host Router is

undergoing a cold start

3.4.6 Logging Ke Router

Setelah pesan status interface ditampilkan (seperti langkah diatas) kita

selanjutnya menekan enter ini bertujuan untuk menampilkan prompt (Router>),

prompt router yang tampil ini dinamakan dengan user exec mode (user mode).

User mode digunakan hanya untuk melihat statistic dari router jadi dengan kata

49
lain pada user mode kita tidak dapat melakukan proses konfigurasi router. selain

user mode router cisco juga menyediakan mode lain yaitu privileged exec mode

(privileged mode). Mode ini memungkinkan kita untuk mengubah dan melihat

konfigurasi dari router. Untuk masuk ke dalam mode ini kita hanya perlu

mengetikan enable pada user mode.

Dibawah ini akan diberikan contoh untuk masuk ke dalam privileged

mode:

Router> (user mode)

Router>enable

Router# (privileged mode)

Dan apabila kita ingin keluar dari privileged mode kita hanya perlu

mengetikan disable maka secara otomatis kita akan kembali ke dalam user mode.

Router#disable

Router>

Dan pada kondisi ini juga kita dapat mengetikan logout untuk keluar dari

console:

Router>logout

Router con0 is now available

Press RETURN to get started.

Selain kita dapat keluar dari console melalui user mode kita juga dapat

keluar dari console melalui privileged mode dengan cara mengetikan logout atau

exit :

50
Router#logout

Router con0 is now available

Press RETURN to get started.

3.5 Konfigurasi Router

Pada penulisan skripsi ini penulis tidak akan membahas semua perintah konfigurasi

yang ada pada router tetapi hanya membahas konfigurasi standard pada router seperti:

seting password, seting interface,seting ip pada interface dan seting hostname.

Untuk melakukan proses konfigurasi router, hal pertama yang harus

dilakukan adalah merubah mode privileged menjadi mode global configuration,

pada mode ini kita dapat melakukan semua konfigurasi router. Untuk merubah

mode privileged menjadi mode konfigurasi global hanya diperlukan sebuah

perintah yaitu dengan cara mengetikan Configuration Terminal atau config t dari

mode privileged.

Dibawah ini akan ditunjukan cara bagaimana merubah mode privileged

menjadi mode konfigurasi global.

Router#config t

Enter configuration commands, one per line End with CTRL+Z

Router (config)

Proses penyetingan router yang dilakukan pada mode konfigurasi global

akan langsung berakibat kepada konfigurasi yang sedang aktif atau berjalan,

dengan kata lain akan mengubah isi konfigurasi yang tersimpan didalam DRAM.

Perubahan yang terjadi pada DRAM tidak akan tersimpan pada NVRAM apabila

kita tidak melakukan proses penyimpanan konfigurasi, hilangnya konfigurasi pada

DRAM bisa diakibatkan proses booting atau shutdown pada router karena semua

51
konfigurasi yang tersimpan pada DRAM hanya bersifat sementara. Secara manual

kita dapat menyimpan file atau konfigurasi dari DRAM ke NVRAM dengan

menggunakan perintah copy running-config startup-config atau copy run start.

Di bawah ini akan ditunjukan contoh bagaimana melakukan proses

penyimpanan dari DRAM ke NVRAM :

Router# copy run start

Destination filename[startup-config]?[enter]

Warning: Atemping to overwrite an NVRAM configuration

Previously written by different version of the system image.

Overwrite the previous NVRAM configuration?[confirm][enter]

Pesan diatas menginformasikan bahwa kita akan melakukan proses

menimpa konfigurasi yang sudah tersimpan dengan yang baru, dan pesan yang

berada pada tanda [ ] ,itu berarti apabila kita menekan Enter berarti kita memilih

jawaban default.

Setelah proses penyimpanan selesai kita dapat melihat file yang tersimpan

tadi dengan cara mengetikan perintah show running-config atau show startup-

config dari privileged mode. Perintah show running config dapat kita singkat

menjadi sh run dan perintah show startup-config dapat kita singkat menjadi sh

start. Sebagai contohnya :

Router#sh run

Building configuration...

Current configuration : 628 bytes

version 12.3

52
service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encrypt

hostname Router

ip subnet-zero

ip audit notify log

ip audit po max-events 100

no ftp-server write-enable

no voice hpi capture buffer

no voice hpi capture destination

53
!

interface FastEthernet0/0

no ip address

shutdown

speed auto

interface Serial0/0

no ip address

shutdown

interface Serial0/1

no ip address

shutdown

ip classless

no ip http server

no ip http secure-server

line con 0

line aux 0

line vty 0 4

54
!

no scheduler allocate

end

3.5.1 Setting Password

Terdapat lima password yang digunakan untuk mengamankan router

cisco: console, auxiliary, telnet, enable password , dan enable secret. Fungsi dari

masing-masing password berbeda-beda, tetapi untuk fungsi enable password dan

enable secret memiliki keasamaan yaitu password ini digunakan untuk

mengamankan privileged mode.

Langkah–langkah yang harus dilakukan untuk menyeting password yaitu:

a. Enable Password

Router>ena

Router#config t

Router(config)#enable password arbie

b. Enable Secret Password

Router>ena

Router#config t

Router(config)#enable secret arbie

Apabila kita mengkonfigurasi enable password dan enable secret

Password maka hanya konfigurasi enable secret lah yang akan dipakai sebagi

pengaman privileged mode pada router.

55
c. Password Auxiliary

Router>ena

Router#config t

Router(config)#line aux 0

Router(config-line)#login

Router(config-line)password arbie

d. Password Telnet

Router>ena

Router#config t

Router(config)#line vty 0 4

Router(config-line)#login

Router(config-line)password arbie

e. Password Console

Router>ena

Router#config t

Router(config)#line con 0

Router(config-line)#login

Router(config-line)password arbie

Untuk mengecek konfigurasi yang telah kita buat kita hanya perlu

mengetikan sh run pada mode privileged .

56
3.5.2 Seting Hostname

Penyetingan hostname ini hanya bertujuan untuk memberikan identitas

atau nama dari router dan hanya bersifat lokal saja.

Router>ena

Router#config t

Router (config)hostname arbie

Arbie(config)#

3.5.3 Setting Interface dan IP Address

Mode konfigurasi interface adalah suatu mode yang digunakan untuk

mengkonfigurasikan suatu interface tertentu. Untuk melakukan proses konfigurasi

interface pertama-tama kita harus berada dalam mode konfigurasi interface.

Dibawah ini akan ditunjukan contoh mengkonfigurasi sebuah interface:

a. Interface Fastethernet

Router>ena

Router#config t

Router(config)#int fastethernet 0/0

Router(config-if)#ip address 10.2.62.254 255.255.255.0

Router(config-if)no shut

Router(config-if)ctrl+Z

b. Interface Serial

Router>ena

Router#config t

Router(config)#int s 0/0

57
Router(config-if)#ip address 10.2.61.2 255.255.255.252

Router(config-if)no shut

Router(config-if)ctrl+Z

Pada penyetingan interface, perintah no shut berfungsi untuk

mengaktifkan interface karena secara default kondisi interface router adalah shut

down. Dan untuk mengecek status konfigurasi dari interface adalah dengan

menggunakan perintah show running-config atau show interface fast ethernet

untuk Ethernet dan show interface serial untuk interface serial.

58
BAB IV

ANALISA PENGUNAAN FRAME RELAY

4.1 Proses percobaan Penggunaan Frame Relay

Pada proses penganalisaan ini penulis melakukan tes untuk

membandingkan antara pengiriman data dari kantor pusat ke kantor cabang

menggunakan komunikasi frame relay dan pengujian ini dilakukan di Bank

Bukopin Kantor Pusat Jakarta

Media yang di gunakan adalah stopwatch sebagai media atau alat pencatat

waktu, dan software outlook express digunakan untuk pengiriman data.

Percobaan pertama dilakukan dengan melakukan proses tiga kali uji coba

transfer data menggunakan protocol Frame Relay melalui pengiriman data berupa

email sebesar 200 Kbyte, 500 Kbyte dan 1 Mbyte menggunakan Microsoft outlook

dan dalam waktu yang berbeda pagi hari dan siang hari.

Kemudian percobaan kedua melakukan beberapa kali ping untuk

mengetahui respon time dari protocol Frame Relay yang dibandingkan dengan

protocol lain (Vsat).

Percobaan Terakhir adalah untuk mengetahui perbandingan kecepatan

transfer data dari protocol Frame Relay dan Vsat dengan melakukan pengiriman

data berupa email sebesar 200 Kbyte, 500 Kbyte, 1 Mbyte, 2 Mbyte dan 4 Mbyte

menggunakan Microsoft outlook.

59
4.2 Analisa Percobaan Frame Relay

Pada percobaan pertama dilakukan pengiriman data berupa email dari

Bank Bukopin Kantor Pusat ke Capem Bukopin Pondok Gede pada jam 09.00

(pagi hari) dengan menghasilkan data seperti pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Throughput Transfer Data Pondok Gede (pagi)

Besarnya data Waktu Transfer Data Throughput


(KB) (Detik) (Kbps)
202 KB 43 detik 37.58 Kbps
529 KB 105 detik 40.3 Kbps
998 KB 183 detik 43.62 Kbps

Througput adalah actual measured bandwidth yaitu Bandwidth yang terukur saat

itu.

Untuk mendapatkan throughput dari data pada tabel di atas, dapat dihitungi dari

perbandingan antara besarnya data di bagi dengan waktu pengiriman data.

Bandwidth Bukopin Capem Pondok Gede adalah 64 Kbps dengan CIR 32 Kbps,

maka waktu yang di jamin untuk transfer data tersebut adalah berdasarkan dari

besarnya CIR. Sedangkan untuk mengetahui waktu yang di jamin dapat di hitung

dari perbandingan antara besarnya data di bagi dengan CIR, hasilnya terlihat

dalam tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Waktu Transfer Data berdasarkan CIR 32 Kbps

Besarnya data Waktu Transfer data ( CIR ( Kbps )


(KB) detik)
202 KB 50.5 detik 32 Kbps
529 KB 132.25 detik 32 Kbps
998 KB 249.5 detik 32 Kbps

60
Dari kedua tabel diatas, terlihat bahwa hasil percobaan (Throughput), kecepatan

transfer datanya melebihi kecepatan Transfer data yang dijamin oleh CIR, hal ini

di sebabkan karena pemakaian trafik pada pagi hari tidak padat sehingga

throughput-nya bisa melebihi CIR.atau dengan kata lain lalu lintas data belum

terlalu padat. Di bawah ini adalah gambar grafik perbandingan pemakaian

throughput dan CIR dari hasil percobaan.

Grafik 4.1 Throughput Transfer data Pondok Gede ( pagi )

Pada table 4.3 adalah waktu transfer data yang di dapat berdasarkan bandwidth,

namun hasil ini didapat apabila lalu lintas data benar-benar kosong, sehingga

kecepatannya adalah waktu tercepat transfer data yang di batasi besar bandwidth.

Tabel 4.3 Waktu Transfer Data berdasarkan Bandwidth 64 Kbps

Besarnya data Waktu Transfer data ( Bandwidth


(KB) detik) (Kbps)
202 KB 25 detik 64 Kbps
529 KB 66.125 detik 64 Kbps
998 KB 124.75 detik 64 Kbps

61
Adapun grafik antara besarnya data dan waktu transfer adalah sebagai berikut :

Grafik 4.2 waktu Transfer Data Pondok Gede ( pagi )

Dalam grafik diatas terlihat perbandingan antara garis fungsi untuk CIR 32 Kbps,

garis fungsi hasil percobaan transfer data (Throughput) dan garis fungsi untuk

Bandwidth.

Percobaan kedua adalah mengirimkan data berupa email dari Bank

Bukopin Kantor Pusat ke Capem Bukopin Pondok Gede pada jam 11.00 ( siang

hari ) dengan hasil percobaan terlihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :

62
Tabel 4.4 Throughput Transfer Data Pondok Gede ( Siang )

Besarnya data Waktu Transfer Data Throughput


(KB) (Detik) (Kbps)
202 KB 50 detik 32.32 Kbps
529 KB 125 detik 33.856 Kbps
998 KB 215 detik 37.135 Kbps

Dari tabel di atas terlihat bahwa waktu transfer data lebih lama di bandingkan

percobaan pertama ( pagi hari ), ini di sebabkan pada siang hari trafik mulai padat

yang menyebabkan lamanya transfer data. Di bawah ini adalah gambar pemakaian

CIR dan throughput

Grafik 4.3 Throughput Transfer Data Pondok Gede( siang )

63
Ini adalah grafik antara besarnya data dan waktu transfer data dari percobaan
kedua

Grafik 4.4 Transfer Data Pondok Gede ( Siang )

Dari hasil kedua percobaan pengiriman data berupa email pada pagi hari

dan siang hari terlihat bahwa pengiriman data sangat tergantung dari trafik, CIR

dan besarnya bandwidth, trafik padat bisa di sebabkan banyaknya jaringan yang

terpakai atau jalur lalu lintas transfer data penuh atau bisa di katakan banyak user

yang sedang menggunakan lalu lintas ini untuk mengirim data. Bandwidth di set

untuk kebutuhan besarnya data yang dikirim dalam byte per sekon, biasanya ini di

tentukan dan di sesuaikan untuk keperluan pengiriman data, di Bank Bukopin

untuk Capem ( Cabang Pembantu ) biasanya bandwidthnya antara 64 Kbps sampai

1 Mbps, sedangkan untuk Kankas ( Kantor Kas ) biasanya bandwidth-nya antara

32 Kbps sampai 64 Kbps dan untuk CIR-nya berdasarkan pesanan ke provider

64
tergantung dengan kebutuhan aplikasi pengiriman data yang ada. Di Bank

Bukopin Aplikasi-aplikasi itu adalah

Untuk mengatur agar lebih efisien dalam penggunaan jaringan biasanya memakai

QOS ( Quality Of Service), fungsinya membagi bagi bandwidth untuk semua

aplikasi yang di pakai. Namun di PT. Bank Bukopin belum sepenuhnya di

terapkan, karena aplikasi yang di gunakan masih dalam kecepatan yang normal

dan dalam trafik yang tidak terlalu padat. Penulis disini memberi saran di

kemudian hari agar penerapan QOS di terapkan di seluruh jaringan Bukopin,

karena bisa lebih efisien dan kecepatan transfer data bisa tercapai maksimal.

Pada percobaan berikutnya penulis mencoba untuk membandingkan

kecepatan respon time dari protocol Frame relay dan Vsat dengan cara melakukan

percobaan Ping. Adapun hasil dari percobaannya adalah sebagai berikut :

Hasil Ping dengan protocol Frame Relay dari capem pondok gede dengan

data sebagai berikut :

C:\Documents and Settings\arby>ping -t 10.3.85.2

Pinging 10.3.85.2 with 32 bytes of data:

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=41ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=35ms TTL=253

65
Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=43ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=46ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=35ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=32ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=46ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=54ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=34ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=63ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=34ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=271ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=32ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=35ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=34ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=237ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=36ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=61ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=38ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=141ms TTL=253

66
Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=44ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=32ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=42ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=34ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=220ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=42ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=33ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=67ms TTL=253

Reply from 10.3.85.2: bytes=32 time=34ms TTL=253

Ping statistics for 10.3.85.2:

Packets: Sent = 39, Received = 39, Lost = 0 (0% loss),

Approximate round trip times in milli-seconds:

Minimum = 32ms, Maximum = 271ms, Average = 57ms

Hasil Ping dengan protocol Frame Relay dari Kankas UNJ dengan data

sebagai berikut :

C:\Documents and Settings\arby>ping -t 10.3.45.2

Pinging 10.3.45.2 with 32 bytes of data:

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=697ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=608ms TTL=253

67
Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=130ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=643ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=1234ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=720ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=463ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=534ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=540ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=562ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=625ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=1048ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=158ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=558ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=436ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=410ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=1010ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=713ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=407ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=507ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=407ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=1174ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=567ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=110ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=183ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=215ms TTL=253

68
Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=249ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=168ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=208ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=229ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=221ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=261ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=263ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=270ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=298ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=235ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=287ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=284ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=292ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=200ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=341ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=233ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=97ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=135ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=121ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=208ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=180ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=102ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=152ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=149ms TTL=253

69
Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=96ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=119ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=107ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=772ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=88ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=123ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=96ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=132ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=89ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=129ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=145ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=246ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=140ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=1044ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=276ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=230ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=173ms TTL=253

Reply from 10.3.45.2: bytes=32 time=185ms TTL=253

Ping statistics for 10.3.45.2:

Packets: Sent = 68, Received = 68, Lost = 0 (0% loss),

Approximate round trip times in milli-seconds:

Minimum = 88ms, Maximum = 1234ms, Average = 353ms

70
Hasil Ping dengan protocol Vsat dari capem Kalianda dengan data sebagai

berikut :

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1999ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1906ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1401ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=2038ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1458ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1386ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1407ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1395ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1505ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1399ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=2002ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1899ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=2633ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1462ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1906ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1994ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1992ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1898ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1917ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1486ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1911ms TTL=253

71
Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1888ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1994ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1901ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=2006ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=2118ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=1876ms TTL=253

Reply from 10.65.13.2: bytes=32 time=2001ms TTL=253

Ping statistics for 10.65.13.2:

Packets: Sent = 736, Received = 736, Lost = 0 (0% loss),

Approximate round trip times in milli-seconds:

Minimum = 1371ms, Maximum = 3899ms, Average = 1873ms

Dari ketiga data diatas terlihat bahwa respon time untuk protocol Frame Relay

lebih cepat dibanding Protocol Vsat ini di sebabkan karena Vsat memiliki delay

saat transfer melalui satelit. Dari hasil Ping Capem Pondok Gede dan Kankas UNJ

terlihat bahwa respon time dari Capem Pondok Gede lebih cepat dibanding respon

time Kankas UNJ ini di karenakan CIR dan Bandwidth dari Pondok Gede lebih

besar dibanding UNJ. Dengan kata lain respon time dari protocol Frame Relay

dengan Bandwidth yang berbeda menghasilkan respon time berbeda tergantung

besarnyanya Bandwidth, namun apa bila di bandinkan dengan protocol Vsat,

Protocol Frame Relay lebih cepat respon time-nya dengan selisih rata2 sebesar

1816 ms.

72
Pada percobaan berikutnya penulis mencoba membandingkan pengiriman data

berupa email menggunakan Protocol Frame Relay dan Vsat. Dengan hasil sebagai

berikut ;

Tabel 4.5 Pengiriman Data Menggunakan Protokol Vsat

Besarnya Data ( KB) Waktu Transfer Data ( Detik )

202 KB 163 Detik

529 KB 265 Detik

998 KB 355 Detik

2 MB 496 Detik

4 MB 790 Detik

Tabel 4.6 Pengiriman Data Menggunakan Protokol Frame Relay

Besarnya Data ( KB) Waktu Transfer Data ( Detik )

202 KB 43 Detik

529 KB 105 Detik

998 KB 183 Detik

2 MB 330 Detik

4 MB 642 Detik

Berdasarkan hasil pengujian diatas di dapat bahwa frame relay lebih cepat

di bandingkan Vsat dalam proses pengiriman data, ini dikarenakan pada Vsat

terjadi delay waktu. Meskipun Vsat memiliki respon waktu yang lebih lambat

73
dibandingkan Frame Relay tetapi Vsat memiliki keunggulan yaitu jangkauan yang

luas. Dikarenakan Vsat memiliki respon waktu yang sedikit lebih lambat

dibandingkan Frame Relay maka pada Bank Bukopin kebanyakan Vsat hanya

dijadikan backup apabila Frame Relay mengalami ganguan atau kendala dan juga

digunakan untuk koneksi ATM (Anjungan Tunai Mandiri) apabila lokasi ATM

tersebut jauh dari lokasi Bank Bukopin atau jaraknya lebih dari 100 m, sedangkan

apabila ATM tersebut berada pada Bank Bukopin maka koneksi yang dipakai

yaitu dengan menggunakan Frame Relay.

74
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan daari hasil percobaan pengiriman data berupa email pada pagi

hari dan siang hari di dapatkan grafik 4.1 dan grafik 4.2 yang

menggambarkan garis fungsi Throughput, CIR dan bandwidth dimana

garis fungsi throughput berada diantara CIR dan Bandwidth, yang artinya

bahwa hasil percobaan Throughput transfer data waktunya lebih besar dari

waktu yang dijamin berdasarkan CIR namun masih di bawah batasan

Bandwidth.

2. Dalam Percobaan yang mempengaruhi perbedaan Throughput pengiriman

data pagi hari dan siang hari adalah Trafik lalu lintas data. Dimana trafik

hanya mempengaruhi kecepatan transfer data rata-rata 5 – 15 sekon.

3. Waktu transfer data tercepat di dapat pada percobaan pengiriman data

berupa email dari kantor pusat ke capem pondok gede yang di lakukan

pada pagi hari dengan besarnya data 998 KB menghasilkan waktu 215

detik dengan Throughput sebesar 43.62 Kbps, ada penambahan 36.3125 %

dari CIR-nya.

4. Waktu Transfer data pada percobaan pengiriman data berupa email dari

kantor pusat ke cabang pondok gede yang dilakukan pada siang hari

dengan data sebesar 202 KB di dapatkan waktu 50 detik dan throughput

32,32 Kbps, artinya bahwa pengiriman data minimal adalah sama dengan

CIR yaitu 32 Kbps. Ini adalah pengiriman data yang dijamin.

75
5. Berdasarkan dari data hasil percobaan beberapa ping dapat terlihat respon

time dari protocol Frame Relay lebih cepat di banding protocol Vsat denga

selisih waktu rata-rata sebesar 1816 ms.

6. Berdasarkan dari hasil perbandingan pengiriman data berupa email dengan

mengunakan protocol Frame Relay Dan Vsat, dapat di simpukan bahwa

pengiriman data menggunakan protocol Frame Relay lebih cepat

dibanding pengiriman data menggunakan protocol Vsat dengan selisih

rata-rata 150 sekon.

76
DAFTAR PUSTAKA

Cisco 1700 Router User Guide,http://www.cisco.com

Frame Relay,http://www.cisco.com

Frame Relay,http://www.lintasarta.co.id

Ir. Hendra Wijaya, Belajar Sendiri Cisco Router, PT. Elex Media Komputindo,

Jakarta, 2001.

Zaenal Arifin, Langkah Mudah Mengkonfigurasi ROUTER CISCO,

ANDI,Yogyakarta 2003

http ://www.ilmukomputer.com

Todd Lammlee, Cisco Certified Network Associate(CCNA) Study Guide, PT elex

Media Komputindo,jakarta 2005.

x
LAMPIRAN

xi
Gambar Konfigurasi Frame Relay

xii
Konfigurasi Frame Relay

Konfigurasi LAN di Head Office:

Network : 10.10.10.0
Subnet Mask : 255.255.255.0
Jumlah IP Host : 10.10.10.1 – 10.10.10.254 (254 IP Addresses)
IP PC Server : 10.10.10.2
PC Client : 10.10.10.4 & 10.10.10.5
IP Ethernet Router : 10.10.10.1

Konfigurasi LAN Remote A/Branch Office:

Network : 10.10.11.0
Subnet Mask : 255.255.255.0
Jumlah IP Host : 10.10.11.1 – 10.10.11.254 (254 IP Addresses)
PC Client : 10.10.11.2 & 10.10.11.4
IP Ethernet Router : 10.10.11.1

Konfigurasi LAN Remote B/Branch Office:

Network : 10.10.15.0
Subnet Mask : 255.255.255.0
Jumlah IP Host : 10.10.15.1 – 10.10.15.254 (254 IP Addresses)
PC Client : 10.10.15.2 & 10.10.15.4
IP Ethernet Router : 10.10.15.1

Konfigurasi Router Cisco Head Office

Konfigurasi Ethernet

RouterHQ#config term
RouterHQ(config)#interface fastethernet 0/0
RouterHQ(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
RouterHQ(config-if)#speed auto
RouterHQ(config-if)#duplex auto
RouterHQ(config-if)#exit

Konfigurasi WAN Serial


Sub-interface for point-to-point connection

RouterHQ#config term
RouterHQ(config)#interface serial 0

xiii
RouterHQ(config-if)#encapsulation Frame Relay
RouterHQ(config-if)#Frame Relay LMI-type ansi

RouterHQ(config)#interface serial0.1 point-to-point


RouterHQ(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.252
RouterHQ(config-subif)#frame-relay interface-dlci 50
(contoh jika koneksi ke remote A menggunakan DLCI 50)

RouterHQ(config)#interface serial0.2 point-to-point


RouterHQ(config-subif)#ip address 192.168.1.5 255.255.255.252
RouterHQ(config-subif)#frame-relay interface-dlci 100
(contoh jika koneksi ke remote B menggunakan DLCI 100)

Konfigurasi Routing Statik ke Remote A dan Remote B

RouterHQ(config)#ip route 10.10.11.0 255.255.255.0 s0.1


RouterHQ(config)#ip route 10.10.15.0 255.255.255.0 s0.2

=========================================

Konfigurasi Router Cisco Remote A

Konfigurasi Ethernet

RouterA#config term
RouterA#(config)#interface fastethernet 0/0
RouterA#(config-if)#ip address 10.10.11.1 25.255.255.0
RouterA#(config-if)#speed auto
RouterA#(config-if)#duplex auto
RouterA#(config-if)#exit

Konfigurasi WAN Serial


Sub-interface for point-to-point connection

RouterA(config)#interface serial 0
RouterA(config-if)#encapsulation Frame Relay
RouterA(config-if)#Frame Relay LMI-type ansi
RouterA(config-if)#exit
!
RouterA(config)#interface serial0.1 point-to-point
RouterA(config-subif)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.252
RouterA(config-subif)#frame-relay interface-dlci 50

Routing Statik ke Head Office

RouterA(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0.1

xiv
=========================================

Konfigurasi Router Cisco Remote B

Konfigurasi Ethernet

Konfigurasi Ethernet

RouterB#config term
RouterB#(config)#interface fastethernet 0/0
RouterB#(config-if)#ip address 10.10.15.1 25.255.255.0
RouterB#(config-if)#speed auto
RouterB#(config-if)#duplex auto
RouterB#(config-if)#exit

Konfigurasi WAN Serial


Sub-interface for point-to-point connection

RouterB(config)#interface serial 0
RouterB(config-if)#encapsulation Frame Relay
RouterB(config-if)#Frame Relay LMI-type ansi
RouterB(config-if)#exit
!
RouterB(config)#interface serial0.1 point-to-point
RouterB(config-subif)#ip address 192.168.1.6 255.255.255.252
RouterB(config-subif)#frame-relay interface-dlci 100

Routing Statik ke Head Office


RouterB(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0.1

=========================================

Hasil Show Running Configuration

RouterHQ#sh running
!

xv
inteface FastEthernet 0
ip address 10.10.10.1 25.255.255.0
speed auto
duplex auto

inteface serial 0
encapsulation Frame-Relay
Frame Relay LMI-type ansi

interface serial 0.1 point-to-point


ip address 192.168.1.1 255.255.255.252
frame-relay interface-DLCI 50

interface serial 0.2 point-to-point


ip address 192.168.1.5 255.255.255.252
frame-relay interface-DLCI 100

ip classless
ip route 10.10.11.0 255.255.255.0 s0.1
ip route 10.10.15.0 255.255.255.0 s0.2

RouterA#sh running
!

inteface FastEthernet 0
ip address 10.10.11.1 25.255.255.0
speed auto
duplex auto

inteface serial 0
encapsulation Frame-Relay
Frame Relay LMI-type ansi

interface serial 0.1 point-to-point


ip address 192.168.1.2 255.255.255.252
frame-relay interface-DLCI 50

!
ip classless
ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0.1

RouterB#sh running
!

inteface FastEthernet 0
ip address 10.10.15.1 25.255.255.0

xvi
speed auto
duplex auto

inteface serial 0
encapsulation Frame-Relay
Frame Relay LMI-type ansi

interface serial 0.1 point-to-point


ip address 192.168.1.6 255.255.255.252
frame-relay interface-DLCI 100

!
ip classless
ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0.1

xvii

Anda mungkin juga menyukai