Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

Kelompok 2 : 1. Faais Naufal (11170162000051)


2. Nabilah (11190162000004)
3. Cut Zauja Chairunnisa (11190162000011)
4. Muhayah (11190162000025)
Kelas : 4A Pendidikan Kimia
Tugas : Teori Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kimia

A. Pengertian Teori Pembelajaran Konstruktivisme


Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata
susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan sebuah teori yang
sifatnya membangun, membangun dari segi kemampuan, pemahaman, dalam proses
pembelajaran. Sebab dengan memiliki sifat membangun maka dapat diharapkan keaktifan
dari pada siswa akan meningkat kecerdasannya.
Teori konstruktivisme menurut para ahli, yaitu: menurut Hill, konstruktivisme merupakan
bagaimana menghasilkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya, dengan kata lain bahwa
bagaimana memadukan sebuah pembelajaran dengan melakukan atau mempraktikkan dalam
kehidupannya supaya berguna untuk kemaslahatan. Menurut Shymansky mengatakan
konstuktivisme adalah aktivitas yang aktif, di mana peserta didik membina sendiri
pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari, dan merupakan proses
menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dimilikinya.
Menurut Thobroni konstruktivisme merupakan teori yang memberikan kebebasan untuk
mereka yang belajar atau juga mendapatkan kebutuhan dengan kemampuan yang di milikinya
guna memenuhi keinginan dan kebutuhannya dengan bantuan dukungan dari orang lain.
Seseorang untuk belajarnya menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi
informasi guna untuk keperluannya mengembangkan diri.
Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat di pahami bahwa konsturktivisme
merupakan bagaimana mengaktifkan siswa dengan cara memberikan ruang yang seluas-
luasnya untuk memahami apa yang mereka telah pelajari dengan cara menerapkan konsep-
konsep yang di ketahuinya kemudian mempaktikkannya ke dalam kehidupan sehari-harinya.
B. Langkah-langkah dalam Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Alters (2004), langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai
berikut:
1. Menarik Perhatian
Dalam tahapan ini, guru memberikan gambaran singkat tentang sebuah fenomena dan
menanyakan pengalaman siswa tentang fenomena tersebut.
2. Prediksi Pribadi
Pada tahapan ini, siswa diberikan kesempatan untuk membuat prediksi tentang percobaan
yang akan dilakukan.
3. Prediksi Kelompok
Guru mengajak siswa untuk membuat kelompok kecil dan berdiskusi di dalam kelompok
untuk membuat prediksi kelompok. Kemudian masing-masing kelompok diharapkan
menyampaikan prediksi mereka.
4. Percobaan
Tahapan ini merupakan bagian yang sangat penting, karena pada bagian ini siswa akan
melakukan sendiri percobaan mereka. Mereka akan melakukan percobaan untuk menguji
hipotesis mereka dan mengobservasi apakah prediksi mereka akurat atau tidak.
5. Diskusi Kelompok
Setelah melakukan percobaan, siswa diajak untuk berdiskusi dalam kelompok mengenai
hasil percobaan mereka. Mereka berdiskusi apakah prediksi mereka akurat atau tidak dan
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
6. Laporan Kelompok
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka dan bermacam
alasan yang mendukung hipotesis dan konsep mereka.
7. Penjelasan
Pada tahapan ini, guru menyampaikan penjelasan singkat tentang teori dan konsep yang
mendasari percobaan serta juga mengoreksi sekiranya terdapat kesalahpahaman siswa.
8. Aplikasi
Pada tahap ini, guru mengajak siswa untuk berpikir tentang apa yang bisa mereka lakukan
untuk mengembangkan percobaan yang telah dikerjakan atau menjelaskan fakta lain
mengenai percobaan yang mereka lakukan.
C. Tahapan Pembelajaran Kimia dengan Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

1. Guru membuka pembelajaran dengan


memberi salam, membaca doa,
menanyakan kabar siswa, dan
melakukan absen kehadiran siswa.
2. Guru bertanya kepada siswa mengenai
materi yang akan di bahas nantinya,
agar guru dapat mengetahui siswa mana
saja yang aktif dan siswa mana saja
yang sebelumnya telah mempelajari
materi yang akan disampaikan. Contoh
pertanyaannya, yaitu:
Kegiatan awal 30 menit
 Siapa yang bisa menjelaskan,
apa itu larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit?
 Siapa yang bisa menyebutkan
perbedaan antara larutan
elektrolit dengan larutan non
elektrolit berdasarkan sifatnya?
3. Guru memberi tahu kepada siswa tujuan
pembelajaran terkait materi larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit
menggunakan teori pembelajaran
konstruktivisme.
1. Guru memberikan gambaran singkat
mengenai larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit dan menanyakan apa saja
yang sudah diketahui atau sudah
dipraktikan pada siswa mengenai
larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit.
2. Guru mempersilahkan salah satu siswa
untuk menjelaskan hipotesis terkait
percobaan larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit.
3. Guru membuat kelompok kecil untuk
melakukan diskusi di dalam kelompok
tersebut, untuk membuat prediksi
kelompok mengenai percobaan larutan
Kegiatan inti elektrolit dan larutan non elektrolit, 70 menit

kemudian masing-masing kelompok


menyampaikan hipotesis mereka yang
telah didiskusikan.
4. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk melakukan percobaan larutan
elektrolit dan non elektrolit, hal ini
untuk menguji hipotesis siswa dan
mengobservasi apakah hipotesis siswa
tersebut akurat atau tidak.
5. Setelah melakukan percobaan, siswa
berdiskusi dalam kelompok mengenai
percobaan yang sudah dilakukan oleh
siswa. Siswa berdiskusi apakah
hipotesis tersebut akurat atau tidak dan
menjelaskan mengapa hal tersebut dapat
terjadi.
6. Masing-masing siswa pada setiap
kelompok menyampaikan hasil diskusi
kelompok tersebut.
7. Guru menyampaikan penjelasan singkat
mengenai larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit serta mengkoreksi hasil
diskusi setiap kelompok, agar tidak ada
kesalahpahaman siswa terhadap konsep
materi larutan elektrolit dan non
elektrolit.

1. Guru mempersilahkan siswa untuk


bertanya terkait materi yang kurang
dipahami oleh siswa.
2. Siswa bersama guru dapat
menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Penutup 3. Guru menginformasikan materi yang 20 menit
akan dipelajari di pertemuan yang akan
datang, agar siswa dapat mempelajari
terlebih dulu sebelum pembelajaran
berlangsung.
4. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa dan memberi salam.

Anda mungkin juga menyukai