2. Nabilah (11190162000004) 3. Cut Zauja Chairunnisa (11190162000011) 4. Muhayah (11190162000025) Kelas : 4A Pendidikan Kimia Tugas : Teori Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kimia
A. Pengertian Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan sebuah teori yang sifatnya membangun, membangun dari segi kemampuan, pemahaman, dalam proses pembelajaran. Sebab dengan memiliki sifat membangun maka dapat diharapkan keaktifan dari pada siswa akan meningkat kecerdasannya. Teori konstruktivisme menurut para ahli, yaitu: menurut Hill, konstruktivisme merupakan bagaimana menghasilkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya, dengan kata lain bahwa bagaimana memadukan sebuah pembelajaran dengan melakukan atau mempraktikkan dalam kehidupannya supaya berguna untuk kemaslahatan. Menurut Shymansky mengatakan konstuktivisme adalah aktivitas yang aktif, di mana peserta didik membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari, dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dimilikinya. Menurut Thobroni konstruktivisme merupakan teori yang memberikan kebebasan untuk mereka yang belajar atau juga mendapatkan kebutuhan dengan kemampuan yang di milikinya guna memenuhi keinginan dan kebutuhannya dengan bantuan dukungan dari orang lain. Seseorang untuk belajarnya menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi informasi guna untuk keperluannya mengembangkan diri. Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat di pahami bahwa konsturktivisme merupakan bagaimana mengaktifkan siswa dengan cara memberikan ruang yang seluas- luasnya untuk memahami apa yang mereka telah pelajari dengan cara menerapkan konsep- konsep yang di ketahuinya kemudian mempaktikkannya ke dalam kehidupan sehari-harinya. B. Langkah-langkah dalam Teori Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Alters (2004), langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut: 1. Menarik Perhatian Dalam tahapan ini, guru memberikan gambaran singkat tentang sebuah fenomena dan menanyakan pengalaman siswa tentang fenomena tersebut. 2. Prediksi Pribadi Pada tahapan ini, siswa diberikan kesempatan untuk membuat prediksi tentang percobaan yang akan dilakukan. 3. Prediksi Kelompok Guru mengajak siswa untuk membuat kelompok kecil dan berdiskusi di dalam kelompok untuk membuat prediksi kelompok. Kemudian masing-masing kelompok diharapkan menyampaikan prediksi mereka. 4. Percobaan Tahapan ini merupakan bagian yang sangat penting, karena pada bagian ini siswa akan melakukan sendiri percobaan mereka. Mereka akan melakukan percobaan untuk menguji hipotesis mereka dan mengobservasi apakah prediksi mereka akurat atau tidak. 5. Diskusi Kelompok Setelah melakukan percobaan, siswa diajak untuk berdiskusi dalam kelompok mengenai hasil percobaan mereka. Mereka berdiskusi apakah prediksi mereka akurat atau tidak dan mengapa hal tersebut bisa terjadi. 6. Laporan Kelompok Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka dan bermacam alasan yang mendukung hipotesis dan konsep mereka. 7. Penjelasan Pada tahapan ini, guru menyampaikan penjelasan singkat tentang teori dan konsep yang mendasari percobaan serta juga mengoreksi sekiranya terdapat kesalahpahaman siswa. 8. Aplikasi Pada tahap ini, guru mengajak siswa untuk berpikir tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk mengembangkan percobaan yang telah dikerjakan atau menjelaskan fakta lain mengenai percobaan yang mereka lakukan. C. Tahapan Pembelajaran Kimia dengan Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1. Guru membuka pembelajaran dengan
memberi salam, membaca doa, menanyakan kabar siswa, dan melakukan absen kehadiran siswa. 2. Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang akan di bahas nantinya, agar guru dapat mengetahui siswa mana saja yang aktif dan siswa mana saja yang sebelumnya telah mempelajari materi yang akan disampaikan. Contoh pertanyaannya, yaitu: Kegiatan awal 30 menit Siapa yang bisa menjelaskan, apa itu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit? Siapa yang bisa menyebutkan perbedaan antara larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit berdasarkan sifatnya? 3. Guru memberi tahu kepada siswa tujuan pembelajaran terkait materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit menggunakan teori pembelajaran konstruktivisme. 1. Guru memberikan gambaran singkat mengenai larutan elektrolit dan larutan non elektrolit dan menanyakan apa saja yang sudah diketahui atau sudah dipraktikan pada siswa mengenai larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. 2. Guru mempersilahkan salah satu siswa untuk menjelaskan hipotesis terkait percobaan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. 3. Guru membuat kelompok kecil untuk melakukan diskusi di dalam kelompok tersebut, untuk membuat prediksi kelompok mengenai percobaan larutan Kegiatan inti elektrolit dan larutan non elektrolit, 70 menit
kemudian masing-masing kelompok
menyampaikan hipotesis mereka yang telah didiskusikan. 4. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit, hal ini untuk menguji hipotesis siswa dan mengobservasi apakah hipotesis siswa tersebut akurat atau tidak. 5. Setelah melakukan percobaan, siswa berdiskusi dalam kelompok mengenai percobaan yang sudah dilakukan oleh siswa. Siswa berdiskusi apakah hipotesis tersebut akurat atau tidak dan menjelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi. 6. Masing-masing siswa pada setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok tersebut. 7. Guru menyampaikan penjelasan singkat mengenai larutan elektrolit dan larutan non elektrolit serta mengkoreksi hasil diskusi setiap kelompok, agar tidak ada kesalahpahaman siswa terhadap konsep materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
1. Guru mempersilahkan siswa untuk
bertanya terkait materi yang kurang dipahami oleh siswa. 2. Siswa bersama guru dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Penutup 3. Guru menginformasikan materi yang 20 menit akan dipelajari di pertemuan yang akan datang, agar siswa dapat mempelajari terlebih dulu sebelum pembelajaran berlangsung. 4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan memberi salam.