Anda di halaman 1dari 30

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BERDIFERENSIASI

Satuan Pendidikan : SMP ……..


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/ Ganjil
Materi : Pengenalan Sel
Sub Materi : Sel dan Mikroskop
Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit (Pertemuan ke satu)
2 X 40 Menit (Pertemuan ke dua)

A. Capaian Pembelajaran
Dengan mempelajari IPA secara terpadu, peserta didik ngembangkan dirinya
sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan dapat:
1. mengembangkan ketertarikan dan rasa ingin tahu sehingga peserta didik
terpacu untuk mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami
bagaimana alam semesta bekerja dan memberikan dampak timbal-balik bagi
kehidupan manusia;
2. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam,
mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak;
3. mengembangkan keterampilan proses inkuiri untuk mengidentifikasi,
merumuskan hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata;
4. memahami persyaratan-persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk
menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami
arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia, sehingga dia dapat
berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
dirinya dan lingkungan di sekitarnya; dan
5. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep di dalam
serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari.
Pada materi pengenalan sel, peserta didik mampu melakukan Identifikasi materi
serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi system
organisasi kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan
sistem organ berdasarkan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul
pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem
pernafasan dan system reproduksi).

B. Konsep Awal
1. Profil Pelajar Pancasila
a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Berkebinekaan Global.
c) Mandiri
d) Bergotong royong
e) Bernalar Kritis
f) Kreatif
2. Sarana dan Prasarana
a) Media : PPT, Gambar, Torso, Video
b) Alat : LCD, Leptop, HP
c) Lingkungan Belajar :Ruang Kelas, Laboratorium
d) Bahan Bacaan : Lingkungan sekitar , Buku IPA siswa kelas VIII, artikel
maupun video pembelajaran
3. Target Peserta Didik
a) Peserta Didik Reguler
b) Peserta Didik dengan Kesulitan Belajar
c) Peserta Didik dengan pencapaian tinggi
4. Model Pembelajaran
a) Model Pembelajaran Tatap Muka

C. Kompetensi Inti
1. Tujuan Pembelajaran :
a) Mendeskripsikan sel
b) Mendiskripsikan steuktur dan fungsi bagian sel
c) Membandingkan perbesaran dan resolusi gambar pada mikroskop
d) Membuat purwarupa mikroskop sederhana
e) Membuat model sel
2. Pemahaman Bermakna
Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti Pembelajaran ialah peserta didik
terampil dalam menggunakan mikroskop dan mampu mengidentifikasi struktur
dan fungsi bagian-bagian sel.
3. Pertanyaan Pemantik
“Apakah penyusun terkecil pada makhluk hidup?”
“ Bagaimana kita dapat melihat struktur terkecil pada makhluk hidup?”
4. Persiapan Pembelajaran
a) Menyiapkan Modul Ajar
b) Menyiapkan Materi Pembelajaran.
c) Menyiapkan LKPD
d) Menyiapkan Media dan alat
5. Alur Tujuan Pembelajaran
a) Memahami sistem organisasi kehidupan, dimulai dari atom, molekul, dan
sel sebagai unit terkecil penyusun materi/makhluk hidup
b) Mengaplikasikan penggunaan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari.

A. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1.
Kegiatan Diskripsi Keguiatan

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam, berdoa,dan mengecek


kehadiran peserta didik
(15 Menit)
2. Guru memotivasi peserta didik dengan meminta
peserta didik tetap semangat belajar.

3. Guru memberikan apersesi kepada peserta didi


dengan mengajukan pertanyaan pemantik

4. " Apakah penyusun terkecil pada makhluk hidup?"

5. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat


pembelajaran

6. Guru membuat kesepakatan kelas

Kegiatan Diskripsi Kegiatan


Inti 1. Guru memberikan beberapa gambar

(90 Menit) 2. Peserta didik mengamati gambar

3. Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang


gambar yang diberikan

4. Guru membagikan kelompok dan memberikan LKPD


untuk setiap kelompok

5. Peserta didik mendiskusikan hasil mengamati gambar


untuk menjawab pertanyaan di LKPD

6. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil


pengamatannya di depan kelas

7. Peserta didik dipandu guru melakukan tanya jawab


dengan peserta didik yang lain

8. Peserta didik bersama guru melakukan tanya jawab


tentang gambar ilustrasi yang telah mereka amati.
Pertanyaan tentang Bagian-bagian Sel.

9. Guru menayangkan video mengenai Sel sebagai


penguatan konsep

10. Untuk memperkuat pemahaman, peserta didik


diberikan link materi yang perlu dipelajari secara
mandiri di rumah. Materi terkait Sel (Diferensiasi
proses secara mandiri untuk memahami konsep)

11. Peserta didik menyimak penguatan yang diberikan


guru.

Deferensiasi Konten dan Produk.

1. Melanjutkan kegiatan Bagian-bagian sel

2. Siswa membuat produk tentang hasil pengamatan


terhadap bagian- bagian Sel melalui berbagai cara
berdasarkan minat siswa (boleh dalam bentuk poster,
video, makalah, torso dan lain-lain)

- Siswa yang suka menggambar dapat membuat


produk berupa poster.
- Siswa yang praktik membuat produk berupa
video pengamatan di alam
- Siswa yang suka menulis membuat produk
berupa makalah/artikel
- Siswa dapat membuat model torso menggunakan
perlatan sederhana

3. Produk dibuat dengan kriteria yang jelas. Terkait


konten apa saja yang minimal harus ada dalam
menggambarkan produknya.

4. Menyepakati batas waktu penyelesaian kegiatan.


Siswa dapat mengirimkan foto karya atau video
mereka melalui WA, Instagram, tiktok atau aplikasi
yang lain dilengkapi dengan deskripsi kedalaman
konten dari produknya

5. Peserta didik membuat simpulan

6. Guru mengkonfirmasi terhadap kesimpulan yang


disampaikan peserta didik.

Kegiatan Diskripsi Kegiatan

Penutup 1. Peserta didik dan guru merefleksikan hasil kegiatan

(15 Menit) 2. Guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan

3. Guru memberikan penghargaan pada peserta didik


yang aktif

4. Guru menyampaikan materi pada pertemuan


berikutnya

5. Guru dan peserta didik berdoa di akhir pembelajaran.

Pertemua 2
Kegiatan Diskripsi Keguiatan

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam, berdo’a,dan mengecek


kehadiran peserta didik
(15 Menit)
2. Guru memotivasi peserta didik dengan meminta
peserta didik tetap semangat belajar.
3. Guru memotivasi peserta didik dengan meminta
peserta didik tetap semangat belajar.

4. Guru memberikan apersesi kepada peserta didi


dengan mengajukan pertanyaan pemantik

“ Bagaimana kita dapat melihat struktur terkecil pada


makhluk hidup?”
5. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran.
6. Guru membuat kesepakatan kelas

Kegiatan Diskripsi Kegiatan

Inti 1. Guru memberikan beberapa Mikroskop

(55 Menit) 2. Guru mempersiapkan beberapa bahan dan


preparat

3. Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang


benda yang telah guru siapkan.

4. Guru membagikan kelompok dan memberikan


LKPD untuk setiap kelompok

5. Peserta didik mendiskusikan hasil preparate


dengan Mikroskop untuk menjawab pertanyaan di
LKPD

6. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil


pengamatannya di depan kelas

7. Peserta didik dipandu guru melakukan tanya


jawab dengan peserta didik yang lain

8. Peserta didik bersama guru melakukan tanya


jawab tentang gambar hasil pengamatan yang
telah mereka amati.

9. Guru menayangkan video pengamatan dengan


menggunakan Mikroskop sebagai penguatan
konsep

10. Untuk memperkuat pemahaman, peserta didik


diberikan link materi yang perlu dipelajari secara
mandiri di rumah. Materi terkait Mikroskop
(Diferensiasi proses secara mandiri untuk
memahami konsep)

11. Peserta didik menyimak penguatan yang diberikan


guru.

Deferensiasi Konten dan Produk.

7. Melanjutkan kegiatan Pengamatan dengan


mikroskop

8. Siswa membuat produk tentang hasil pengamatan


mikroskop ((Preparat pilihan murid)

- Siswa yang suka menggambar dapat membuat


produk berupa poster.

- Siswa yang praktik membuat produk berupa


video pengamatan.

- Siswa yang suka menulis membuat produk


berupa makalah/artikel

9. Produk dibuat dengan kriteria yang jelas. Terkait


konten apa saja yang minimal harus ada dalam
menggambarkan produknya.

10. Menyepakati batas waktu penyelesaian kegiatan.


Siswa dapat mengirimkan foto karya atau video
mereka melalui WA, Instagram, tiktok atau aplikasi
yang lain dilengkapi dengan deskripsi kedalaman
konten dari produknya

11. Peserta didik membuat simpulan

12. Guru mengkonfirmasi terhadap kesimpulan yang


disampaikan peserta didik.

Kegiatan Diskripsi Kegiatan

Penutup 1. Peserta didik dan guru merefleksikan hasil


kegiatan
(10 Menit)
2. Guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan

3. Guru memberikan penghargaan pada peserta


didik yang aktif

4. Guru menyampaikan materi pada pertemuan


berikutnya

5. Guru dan peserta didik berdoa di akhir


pembelajaran.

D. Penilaian
1. Sikap
Teknik Penilaian : Observasi
Instrumen : Lembar Observasi
2. Pengertahuan
Teknik Penilaian : Tes dan Penugasan
Instrumen : Tes Esay dan pilihan ganda
3. Keterampilan
Teknik Penilaian : Observasi
Instrumen : Lembar Observasi Keterampilan

Mengetahui, Sukoharjo, …….. 2023


Kepala SMP …………………... Guru Mata Pelajaran

………………………………… …………………………..
NIP……………………………… NIP. ………………………..

Lampiran 1.

Instrumen Diagnosis Non Kognitif Awal Pembelajaran

Tujuan Diagnosis :
Memastikan kebutuhan belajar terkait dengan minat dan profil pelajar
Nama :
Kelas :
Jawablah dengan jujur pertanyaan berikut :
1. Tulislkan harapanmu Ketika kita akan belajar materi sel dan Mikroskop?
2. Apabila diberikan tugas membuat sebuah produk untuk menilai seberapa jauh
pemahamanmu tentang materi Sel dan Mikroskop. Produk apa yang kiranya ingin
kamu buat? (jawaban hanya satu)
● Gambar/infografis/poster

● Video

● Artikel/makalah

3. Cara belajar yang kamu senangi dengan ... (pilih satu)

● Mendengarkan (audio)

● Melihat gambar (visual)

● Memperagakan / mendemonstrasikan ( kinestatik

Tabel Pemantauan Kebutuhan Belajar Murid


Kebutuhan Belajar

No Nama Siswa Kesimpulan Minat Belajar Profil Pelajar


Belajar

Lampiran 2.

a) Penilaian Pembelajaran
a).Sikap
Teknik Penilaian : Observasi
Instrumen : Lembar Observasi
Petunjuk :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah,apabila tidak pernah melakukan
Skor

No Aspek Pengamatan SB B C K

4 3 2 1

1 Siswa mengikuti intruksi


dari guru

2 Siswa menanyakan hal-hal


yang belum dipahami

3 Ketepatan waktu
mengumpulkan tugas

4 Siswa serius dalam


melakukan pembelajaran

Ket : SB = Sangat baik B = Baik C = Cukup K = Kurang Penilaian


Skor maksimal = 16
Nilai = (Skor yang diperoleh/ skor maksimal) x 10

b) Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Pilihan ganda (20 soal)

c) Keterampilan
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen :
Penilaian

No Aspek yang dinilai SB B C K

4 3 2 1

1 Data hasil pengamatan

2 Penguasaan materi
diskusi dan presentasi

3 Kemampuan menjawab
pertanyaan

4 Membuat simpulan

Jumlah

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(Pertemuan 1)
Kelompok :
A. KOMPETENSI DASAR
1. Mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai
organisme dan komposisi utama penyusun sel.
B. TUJUAN
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian sel
2. Siswa mampu menjelaskan organel dan bagian sel beserta fungsinya
3. Siswa mampu menjelaskan perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan.
C. BAHAN DISKUSI

2. Mengidentifikasi Organel-organel sel

3. Melengkapi bagian-bagian dan fungsi sel

No Bagian Sel Fungsi


1 Dinding sel
2 Membran sel
3 Lisosom
4 Plastida
5 Vakuola
6 Mitokondria
7 Ribosom
8 Apparatus Golgi
9 Retikulum Endoplasma
10 Sentriol

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(Pertemuan 2)
MEMBUAT DAN MENYIAPKAN PREPARAT BASAH
Tujuan:
Membuat preparat basah untuk bahan percobaan
Alat-alat dan bahan:
• Kaca preparat/gelas objek • Sampel berupa kata dari koran/majalah
• Droper/Penetes; air • Tisu atau kertas isap
• Gunting • Gelas penutup preparat
Prosedur:
1. Gunting tiga sampai lima huruf yang berukuran kecil dari koran atau
majalah. Huruf-huruf ini akan dijadikan spesimen pengamatan.
2. Letakkan spesimen di kaca preparat/ gelas objek
3. Dengan menggunakan droper, teteskan setetes air di atas spesimen
4. Tutup spesimen dengan gelas penutup secara lembut dan perlahan.
Lihat

Gambar: Menyiapkan preparat basah


5. Dengan perlahan lap sisa air di sekitar gelas penutup preparat
dengan tisu atau kertas isap.
6. Letakkan preparat di bagian meja objek, lalu jepit dengan penjepit mikroskop
7. Atur pencahayaan mikroskop untuk memaksimalkan cahaya agar
mengenai preparat
8. Atur lensa objektif dengan perbesaran terkecil
9. Atur jarak dengan menggunakan mikrometer agar bayangan di lensa
okuler lebih fokus
10. Sketsa gambar yang terbentuk, hitung berapa banyak huruf yang
mampu tertangkap
11. Atur kembali lensa objektif dengan perbesaran yang lebih besar,
ulangi dengan menggunakan perbesaran yang terbesar
Pertanyaan:
Berapa banyak huruf yang mampu ditangkap melalui lensa objektif untuk tiap
perbesaran? Bagaimana kualitas gambar yang dihasilkan? Buatlah grafik
hubungan antara perbesaran dengan banyaknya huruf yang ditangkap pada
bidang pandang!
Refleksi:
Keterampilan atau kemampuan baru apa yang kamu dapat melalui percobaan
MATERI PEMBELAJARAN
BAB I
PENGENALAN SEL
Pernahkah kalian mendengar istilah sel punca? Sel punca adalah sel
yang belum terdiferensiasi sehingga memiliki kemampuan untuk
berkembang biak dan berdiferensiasi menjadi sel-sel lain yang lebih spesifik
pada tubuh manusia. Sel punca sangat penting untuk perkembangan,
pertumbuhan dan perbaikan sel atau jaringan pada tubuh.Katanya, sel
punca mampu menyembuhkan penyakit yang sebelumnya tidak bisa
disembuhkan. Sel punca memberi harapan bagi manusia untuk kembali
sehat, bahkan awet muda. Begitu hebatnya sel punca, sehingga para
peneliti terus menelitinya. Kira-kira apa ya, sel punca itu? Dan apa
kaitannya dengan sel yang akan kita pelajari di bab ini? Dan bagaimana
awalnya mikroskop ditemukan? Semua pertanyaan kalian akan dijawab di
bab ini! Ayo kita pelajari bersama-sama!

A. Sel dan Mikroskop


Ketika mendengar kata sel, apa yang terlintas di kepala kalian?
Apakah sesuatu yang kecil? Berbentuk kotak? Atau justru sekat-
sekat? Mengapa kita harus mempelajari sel? Apa pentingnya sel
bagi kehidupan kita? Di dalam bab ini kita akan belajar memahami
apa itu sel, serta bagaimana melihat sel melalui mikroskop. Mari
kita diskusikan bersama-sama.
1. Apa itu sel?
Ketika kalian melihat bunga yang indah di taman, terlintaskah di
kepala kalian, mengapa bunga-bunga tersebut memiliki warna-
warna yang indah? Kira- kira apa yang menyusunnya?
Gambar :Taman bunga yang indah (Ediger, 2017)
Sumber: shutterstock.com/Tanachot Srijam

Gambar : Batu bata dan bangunan kelas


Sumber: www.walpaperlist.com/josecortezdesigns (2017)

Sekarang mari kita, bandingkan dengan bangunan kelas


kita, Apa ysng menyusun bangunan itu? Marterialnya yang
membentuknya.
Ruangan kelas kita terususun dari batu bata, semen, pasir,
dan bahan material lainnya. Nah, bunga-bunga yang berada di
taman tersebut pun tersusun dari bagian-bagian kecil yang
disebut dengan sel. Bukan hanya bunga saja, tetapi seluruh
makhluk hidup tersusun dari sel. Dari sini kita dapat menarik
kesimpulan bahwa sel merupakan unit atau bagian terkecil
yang menyusun tubuh makhluk hidup.
Definisi dari sel adalah unit terkecil dari sebuah organisme
atau makhluk hidup. Sel merupakan unit struktural dan
fungsional dasar organisme, sama seperti atom dalam struktur
kimia. Sel dapat menentukan daya tahan dari makhluk hidup.
Zat yang menyusun sel terdiri dari senyawa organik dan
anorganik. Unsur anorganik sel terdiri dari karbon, hidrogen,
nitrogen, dan oksigen. Sedangkan unsur organik berupa
struktur yang kompleks mulai dari intisel, ribosom, dan lainnya.
Selain itu mengapa sel disebut sebagai unit terkecil
fungsional? Hal tersebut karena di dalam sel ada bagian-
bagian yang masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi
spesifik. Itulah sebabnya manusia memiliki struktur tubuh yang
bisa digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti
berpikir, makan, minum, bernafas, dan sebagainya.
Itulah sebabnya manusia harus menyadari bahwa segala
hal yang normal pada dirinya bukanlah sebuah
kesederhanaan, melainkan tersusun dari hal yang sangat kecil
sekalipun.
Hal tersebut bisa terjadi karena adanya kerja sama antar
sistem organ, jaringan, organ, yang diawali dengan sel dengan
baik. Jika ada salah satu kerusakan pada sel atau tidak
bekerja sama dengan baik, maka akan berdampak pada
organisme dan struktur yang lebih besar pada tubuh kita.
Letak sel ada di setiap makhluk hidup, termasuk hewan,
tumbuhan, dan tentu manusia yang pasti memiliki bentuk sel
yang lebih kompleks. Sel pada tumbuhan, mungkin kita tidak
bisa melihat tumbuhan bergerak secara signifikan secara
sendirinya, namun tumbuhan juga memiliki struktur sel juga.
Struktur sel dan letaknya sel juga pasti berbeda antar
tumbuhan, hewan dan manusia. Namun dengan kumpulan sel
tersebut akan terjadi kerjasama antar organ, sistem organ,
jaringan sehingga bisa membantu makhluk hidup tersebut
untuk bertahan hidup dan melakukan proses aktivitas
kehidupan, seperti pencernaan, pernapasan, pertumbuhan,
dan sebagainya.
Jadi bisa dikatakan meskipun kecil, sel memiliki peran
yang penting dalam struktur organisme makhluk hidup.
Meskipun merupakan unit terkecil struktural, namun sel
memiliki fungsional yang besar pada makhluk hidup.
Semua sel itu dibatasi dengan membran atau disebut juga
dengan istilah membran plasma. Sedangkan daerah di dalam
sel disebut dengan sitoplasma. Setiap sel kemudian pada
tahap tertentu akan berisi DNA sebagai materi yang bisa
diwariskan untuk aktivitas kerja sel tersebut.
Selain itu, setiap sel juga memiliki ribosom yang berfungsi
untuk membuat protein yang akan digunakan
sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.
Setiap organisme ini tersusun atas salah satu atau dua jenis
sel yang dibangun berbeda, yakni sel prokariotik atau
sel eukariotik.
Kedua jenis sel tersebut dibedakan berdasarkan letak DNA
di dalam sel itu sendiri. Jadi setiap bagian DNA pada
eukariotik membran organel yang terselubung atau nukleus
diberi nama isi sel. Sedangkan prokariota itu tidak memiliki
nukleus. Hanya bentuk bakteri dan arkea saja yang memiliki
sel prokariotik, sedangkan jamur, tumbuhan, protista,
dan binatang memiliki sel eukariotik.
Sel Prokariota
Sel Prokariotik adalah organisme uniseluler dengan ukuran sel
yang memiliki ukuran kecil antara 0,7 sampai 0, 2. Biasanya
sel ini tersusun dari selubung sel, membrane sel, sitoplasma,
nucleoid, dan beberapa susunan lainnya. Hampir semua sel
ini memiliki selubung sel di luar membrane selnya. Selain itu
juga biasanya memiliki satu molekul DNA pembangun yang
melingkar dan berkonsentrasi pada nukleotida.
Sel Eukariota
Tidak seperti sel Prokariota, sel Eukariota memiliki nucleus.
Jadi, sitoplasma eukariota adalah bentuk daerah di bagian
selang nukleus dan membran sel tersebut. Sitoplasma ini
kemudian terdiri lagi dari beberapa medium semicair yang
disebut juga dengan istilah sitosol.
Di dalam sitosol tersebut terdapat organel-organel dengan
bentuk dan fungsi yang terspesialisasi. Pada sebagian sitosol
tersebut juga tidak dimiliki prokariota. umumnya organel
tersebut akan dibatasi dengan satu lapis membrane. Namun
tetap dibatasi dengan dua membran, misalnya ada susunan
nukleus.
Sel begitu kecil dan tidak terlihat oleh mata kita, tetapi hal
tersebut tidak menghalangi para ilmuwan untuk meneliti sel.
Mereka berusaha menciptakan suatu alat untuk mengamati
sel, kemudian melalui proses serta penelitian yang panjang
akhirnya terciptalah suatu teori tentang sel. Teori sel tersebut
menyatakan bahwa
• Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel
• Sel adalah unit dasar dari struktur dan fungsi makhluk
hidup
• Seluruh sel berasal dari sel sebelumnya.
Teori sel ini berlaku untuk seluruh makhluk hidup, baik itu
besar maupun kecil. Teori tersebut, mendorong para ilmuwan
untuk mempelajari tentang makhluk hidup beserta ciri-cirinya.

Teori Sel Menurut Para Ahli


Dalam perkembangannya, teori sel terus berkembang dari
banyak ilmuwan yang mencoba untuk menemukan tentang
kajian teori sel. Berikut ini ringkasan untuk memahami teori sel
lebih mudah:
1. Teori Sel Schleiden
Schleiden mengemukakan bahwa teori sel adalah setiap
bentuk makhluk hidup, termasuk tumbuhan itu tersusun
atas sel- sel. Anggapan Schleiden tersebut didukung oleh
Theodor Schwann yang juga mengungkapkan bahwa setiap
makhluk hidup tersusun atas sel- sel.
Dengan adanya dasar dan dukungan tersebut, Schleiden
dan Schwann akhirnya merumuskan teori sel. Menurut
pendapat Schleiden dan Schwann sel adalah suatu satuan
atau unit terkecil dari kehidupan atau makhluk hidup itu
sendiri.
2. Teori Sel Max Schulze
Max Schultze kemudian mengungkapkan bahwa sel adalah
bentuk unit fungsional terkecil dari makhluk hidup. Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam sel
akan terjadi bentuk kerjasama antara jaringan dan organel-
organel sel dengan baik, sehingga proses tersebut dapat
membantu makhluk hidup untuk beraktivitas lebih baik.
3. Teori Sel Rudolf Virchove
Rudolf Virchow juga mengungkapkan tentang teori sel
bahwa sel adalah suatu unit pertumbuhan yang terkecil dari
makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup didalamnya
memiliki sel yang kemudian akan tumbuh dan berkembang
dari kecil menjadi organisme yang lebih besar untuk
berfungsi. Teori ini juga dikenal dengan sebutan”Omne
cellula e cellula” yang artinya setiap sel berasal dari sel
yang sebelumnya dan akan terus mengalami pertumbuhan.

Fungsi Sel
Setelah mengetahui tentang banyak teori sel di atas,
penjelasan yang tidak kalah penting untuk di ketahui adalah
fungsi sel itu sendiri pada makhluk hidup, seperti berikut ini:
1. Metabolisme
Semua yang terjadi pada reaksi kimia
menciptakan makhluk hidup dalam melakukan aktivitas
adalah bentuk metabolism. Setiap reaksi kimia tersebut
kemudian terjadi di dalam sel. Metabolisme yang terjadi
di dalam sel bisa berbentuk reaksi katabolic yang
merupakan perombakan senyawa kimia untuk
berproduksi energi dan kemudian dibuat sebagai bahan
pembentukan senyawa lainnya.
Selain itu juga bisa berbentuk reaksi anabolic yang
merupakan reaksi penyusunan komponen sel. Salah
satu proses katabolik yang merubah molekul makanan
untuk berproduksi menjadi energi di dalam sel adalah
respirasi seluler. Proses tersebut kemudian berlanjut di
dalam mitokondria eukariot atau disebut
sitosol prokariota dan berproduksi menjadi ATP.
Sedangkan contoh proses anabolik adalah bentuk
sintesis protein yang kemudian berlanjut menjadi
ribosom dan membutuhkan ATP.
2. Komunikasi Sel
Kemampuan sel untuk membuat komunikasi adalah
proses menerima dan mengirimkan ‘sinyal’ dari dan
kepada bentuk sel lain. Hal ini menunjukkan adanya
interaksi antar organisme uniseluler untuk
mengatur fungsi dan perkembangan pada
tubuh organisme multiseluler tersebut.
Contohnya pada bakteri yang mengadakan komunikasi
antara satu sama lain dalam proses quorum sensing
atau pengindraan kuorum. Hal tersebut bertujuan untuk
menentukan apakah jumlah mereka sudah cukup
sebelum akhirnya membentuk biofilm. Sementara sel-
sel dalam embrio binatang akan mengadakan
komunikasi untuk koordinasi pada
proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel lainnya.
3. Siklus Sel
Perlu di ketahui bahwa setiap sel itu bersumber dari
pembelahan sel- sel sebelumnya. Sedangkan proses
kehidupan sel untuk mengalami pembelahan sel ke
pembelahan sel berikutnya disebut dengan siklus sel.
Biasanya siklus sel ini terdiri dari empat proses atau fase
yang terkoordinasi, yakni pertumbuhan sel, replikasi
DNA, pemisahan DNA yang sudah membelah kedua
yang kemudian akan menjadi sel anakan, serta terjadi
pembelahan sel berikutnya.
4. Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel ini membentuk beragam jenis sel yang
kemudian muncul selama
perkembangan suatu organisme multiseluler terjadi dari
suatu sel telur yang sudah dibuahi. Contohnya pada
mamalia yang bersumber dari suatu sel yang
berkembang menjadi suatu organisme dengan ratusan
jenis sel berbeda, yakni otot, saraf, dan kulit. Sel- sel
dalam embrio yang masih ada kemudian
melakukan pensinyalan sel untuk
mempengaruhi ekspresi gen sel lainnya dan
menyebabkan proses diferensiasi tersebut.
5. Kematian Sel Terprogram
Sel dalam organisme multiseluler bisa mengalami
kematian karena pengendalian populasi sel dengan
metode mengimbangi perbanyakan sel tidak terjadi
dengan baik. Contohnya untuk mencegah
munculnya tumor, yakni mematikan sel untuk
menghilangkan bidang tubuh yang tidak diperlukan.
Contoh lain pada saat pembentukan embrio yaitu jari-jari
pada tangan atau kaki manusia akan saling menyatu,
nah hal tersebut terjadi karena adanya kesadahan pada
kematian sel- sel antar jari. Pengen Jadi, waktu dan
tempat terjadinya kematian sel, sama seperti
pertumbuhan dan pembelahan sel, yakni proses yang
sangat terkendali.
Nah, itulah penjelasan tentang teori sel dalam kajian ilmu
biologi. Apakah sudah bisa memahaminya? Meskipun
terlihat mudah, kajian ilmu tentang sel ini juga lumayan
rumit dan banyak. Jadi jika masih membutuhkan
referensi untuk belajar tentang teori sel bisa belajar lebih
giat lagi.

2. Penemuan Mikroskop
Bentuk sel sangat kecil dan juga tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang. Alat pembesar yang menunjang agar bisa
melihat sel, seperti mikroskop. Alat tersebut mampu melihat
hal-hal yang bentuknya kecil, layaknya melihat bakteri, virus,
atau jamur untuk diamati bentuk dan perkembangannya.

Para ilmuwan yang meneliti tentang sel membutuhkan


suatu alat untuk meneliti bagian-bagian sel. Tanpa alat
tersebut teori tentang sel tidak akan tercipta, dan tentu saja
penelitian tentang tubuh makhluk hidup tidak akan dapat
dilakukan. Gambar 1.4 menunjukkan mikroskop yang
diciptakan oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama Robert
Hooke pada tahun 1663. Beliau mengamati sayatan gabus
dari kulit kayu pohon ek

Gambar : Mikroskop beserta sayatan gabus temuan Robert Hooke (Noe, 2007)
Sumber: Getty Images.com/SSPL; commons.wikimedia.org/Jeroen Rouwkema

Setelah Robert Hooke, tepatnya tahun 1674, seorang


ilmuan asal Belanda bernama Antonie Van Leeuwenhoek juga
menciptakan sebuah mikroskop, beliau mengamati sampel
dari air danau, kerokan dari gigi dan gusi, serta air dari talang
hujan. Leeuwenhoek sangat terkejut melihat berbagai macam
bentuk organisme tersebut. Beliau menyebut organisme
tersebut animalcula yang artinya binatang yang sangat kecil.
Gambar 1.5 menunjukan mikroskop buatan Leeuwenhoek

Gambar Mikroskop buatan Anton Van Leeweuhoek (Carboni, 2012)


Sumber: commons.wikimedia.org/ Jeroen Rouwkema

Meski pada saat itu, mereka belum memiliki alat- alat


yang canggih, namun rasa ingin tahu mereka yang tinggi
tidak menghalangi mereka untuk menggali lebih dalam
tentang sel dan alam sekitar. Penemuan mereka menjadi titik
terang bagi ilmuwan lain untuk meneliti sel. Hal tersebut juga
berlaku untuk kalian, walaupun dengan alat yang terbatas,
tidak menutup kemungkinan kalian dapat menjadi seorang
penemu atau peneliti, asalkan kalian memiliki keinginan yang
kuat untuk selalu belajar.

3. Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron


Setelah penemuan mikroskop dari Robert Hooke dan
Antonie Van Leeuwenhoek, para ilmuwan berlomba-lomba
untuk menciptakan mikroskop serta mengamati makhluk
hidup di sekitar mereka. Segala sesuatu yang hanya dapat
diamati di bawah mikroskop disebut mikroskopis, baik itu
benda mati ataupun makhluk hidup.
Beberapa mikroskop menggunakan cahaya yang merambat
melalui lensa untuk menghasilkan suatu bayangan yang
diperbesar, mikroskop tersebut dinamakan mikroskop
cahaya. Mikroskop cahaya dibagi menjadi dua jenis yaitu
mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler. Gambar 1.6
menunjukan mikroskop cahaya monokuler dan mikroskop
cahaya binokuler.

(a) (b)

Gambar : a) Mikroskop cahaya monokuler dan


(b) Mikroskop cahaya binokuler
Sumber: shutterstock.com/luchschenF

Perbedaan dari kedua mikroskop tersebut terletak


pada bagian atas dari mikroskop yang disebut dengan
lensa okuler. Jumlah lensa okuler pada mikroskop
monokuler hanya satu, sementara mikroskop binokuler
memiliki dua lensa.
Selain mikroskop cahaya, beberapa mikroskop
menggunakan sinar atau radiasi dari elektron karenanya
disebut mikroskop elektron. Kedua mikroskop tersebut
memiliki kesamaan yaitu untuk memperbesar suatu objek.
Namun tentu saja mikroskop elektron menghasilkan
gambar yang detil dan jauh lebih
jelas. Mikroskop elekron mampu memperbesar suatu
objek menjadi satu juta kali lebih besar, sehingga bagian-
bagian terkecil dari objek akan nampak dengan jelas, hal
tersebut tidak dimiliki oleh mikroskop cahaya. Oleh sebab
itu, mikroskop elektron biasanya digunakan di laboratorium
medis dan farmasi atau tempat-tempat yang
membutuhkan riset lebih dalam. Gambar dibawah ini
menunjukkan bentuk mikroskop elektron.

Gambar: Mikroskop elektron yang digunakan di laboratorium.


Sumber: shutterstock.com/ Elizaveta Galitckaia

Dua karakteristik yang harus dimiliki oleh suatu


mikroskop, baik itu mikroskop cahaya maupun elektron,
adalah adalah perbesaran dan resolusi gambar.
Perbesaran berhubungan dengan pembesaran gambar,
sementara resolusi berhubungan dengan kejelasan
gambar. Gambar dibawah menunjukkan contoh perbedaan
resolusi dari suatu gambar
Gambar : Perbandingan gambar dengan resolusi rendah, sedang, dan tinggi.
Sumber: eso.org /ESO

4. Bagian-Bagian Mikroskop Cahaya


Di paragraf sebelumnya kita telah menyinggung
tentang lensa okuler, secara lengkap bagian-bagian dari
mikroskop yang perlu kita ketahui saat mengamati suatu
objek adalah sebagai berikut

Gambar : Mikroskop cahaya beserta bagian-


bagiannya
Sumber: microscope.com

Ketika kalian menaruh suatu benda untuk diamati di


bawah mikroskop, maka benda itu disebut spesimen.
Sementara yang kalian lihat melalui lensa okuler disebut
objek gambar. Objek gambar telah mengalami perbesaran.
Perbesaran 100 X berarti ukuran asli dari benda tersebut
telah diperbesar sebanyak 100 kali. Baik lensa objektif
maupun lensa okuler memiliki perbesaran masing-masing.
Tabel berikut menunjukkan bagaimana cara menghitung
total perbesaran.

Perbesaran Perbesaran Perbes


lensa lensa aran
okuler objektif Total
10 4 (10 )  (4 ) = 40 

10 10 (10 )  (10 ) = 100 
 
10 40 (10 )  (40 ) = 400 
 

Tabel : Cara menghitung perbesaran total

Anda mungkin juga menyukai