Anda di halaman 1dari 5

Sumber daya manusia rumah sakit terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan.

Sumber daya
manusia rumah sakit adalah aset rumah sakit yang sangat berharga karena manusialah yang
mengendalikan seluruh kegiatan yang ada di rumah sakit. Kegiatan inti rumah sakit yaitu pelayanan
kesehatan dikerjakan oleh tenaga kesehatan, sedangkan kegiatan manajemen dan teknis yang tidak
langsung berhubungan dengan pelayanan kesehatan dikerjakan oleh tenaga non kesehatan. Rumah
sakit adalah organisasi yang sangat kompleks, terutama sumber daya manusianya. Rumah sakit
merupakan organisasi pelayanan jasa yang memiliki ragam dalam hal sumber daya manusia, sarana
prasarana dan peralatan yang digunakan.

Padat modal karena rumah sakit memerlukan investasi yang tinggi untuk memenuhi persyaratan yang
ada. Padat sumber daya manusia karena di dalam rumah sakit pasti terdapat berbagai profesi dan
jumlah pegawai yang banyak. Padat teknologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam rumah sakit
terdapat peralatan berteknologi tinggi serta berbagai disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat.

Tenaga kesehatan terdiri berasal dari berbagai profesi kesehatan, yang dilayani adalah pasien per-
individu. Tenaga kesehatan bekerja dalam tim yang terdiri dari berbagai profesi, yaitu dokter, dokter
spesialis, perawat, laboran, ahli gizi, ahli farmasi atau apoteker dan asisten apoteker dan sebagainya.
Keberhasilan pelayanan kesehatan apabila pasien yang sudah mendapatkan pelayanan sembuh atau
pulih kembali menjadi sehat, dan semakin sehat, pemahaman pasien terhadap kesehatannya meningkat
akibat pemberian edukasi selama perawatannya di rumah sakit.

Rumah sakit dapat sukses, tidak terlepas dari manajemen rumah sakit sebagai fungsi penunjang
terhadap fungsi utamanya yaitu pelayanan kesehatan. Fungsi penunjang terdiri dari manajemen sumber
daya manusia, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen operasional, manajemen
sistem informasi, penelitian dan pengembangan, dan manajemen pembelian.

Direktur utama rumah sakit adalah seorang dokter, direktur-direktur untuk fungsi penunjang, biasanya
juga para dokter.

Namun dalam fungsi manajerial, bukan keahlian kedokterannya yang digunakan tetapi keahlian
manajemen rumah sakit. Oleh karena itu para direktur wajib untuk mempunyai kompetensi manajerial
rumah sakit.

Sebagai sarana pelayanan maka Rumah Sakit harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar tercipta peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang
setinggi-tingginya. Variatif komponen berperan dan mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Salah satu unsur utama pendukung kualitas pelayanan kesehatan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) .

Menurut Mondy, R.W., Noe, R.M., Premeaux, S.R.,1993 sebagai berikut: “Human resorce development is
a planned, continuous effort by management to improve employee competency levels and
organizational performance through training, education, and development programs” (Pengembangan
SDM adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam
meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program pelatihan,
pendidikan, dan pengembangan)

Pengembangan SDM adalah proses sepanjang hidup, karenanya berhubungan dengan pendidikan orang
dewasa dan pembelajaran sepanjang

hidup. Pengembangan ini juga merupakan proses membantu dan berbagi yang menimbulkan
kompetensi dan kepuasan baik dengan proses dan hasilnya.

Sebagai salah satu unsur utama maka perawat merupakan sumber daya manusia yang ikut mewarnai
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Oleh karena itu pelayanan keperawatan memberi kontribusi dalam
menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit (Mulyono, 2013:18). Perawat menghabiskan lebih banyak
waktu dengan pasien dibandingkan melakukan penyedia perawatan kesehatan lainnya. Perbaikan dalam
keselamatan pasien dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja perawat

Dokter dan mahasiswa Doktoral Ilmu Komunikasi dan pemerhati masalah hukum kesehatan serta
praktisi s(Delusia, 2012 : 11).

Peran SDM dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakitumber daya manusia

Peran SDM dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit

Sumber daya manusia rumah sakit terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan. Sumber daya
manusia rumah sakit adalah aset rumah sakit yang sangat berharga karena manusialah yang
mengendalikan seluruh kegiatan yang ada di rumah sakit. Kegiatan inti rumah sakit yaitu pelayanan
kesehatan dikerjakan oleh tenaga kesehatan, sedangkan kegiatan manajemen dan teknis yang tidak
langsung berhubungan dengan pelayanan kesehatan dikerjakan oleh tenaga non kesehatan. Rumah
sakit adalah organisasi yang sangat kompleks, terutama sumber daya manusianya. Rumah sakit
merupakan organisasi pelayanan jasa yang memiliki ragam dalam hal sumber daya manusia, sarana
prasarana dan peralatan yang digunakan.

Rumah sakit sebagai organisasi yang padat modal, padat sumber daya manusia, padat teknologi dan
ilmu pengetahuan serta padat regulasi.

Padat modal karena rumah sakit memerlukan investasi yang tinggi untuk memenuhi persyaratan yang
ada. Padat sumber daya manusia karena di dalam rumah sakit pasti terdapat berbagai profesi dan
jumlah pegawai yang banyak. Padat teknologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam rumah sakit
terdapat peralatan berteknologi tinggi serta berbagai disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat.
Tenaga kesehatan terdiri berasal dari berbagai profesi kesehatan, yang dilayani adalah pasien per-
individu. Tenaga kesehatan bekerja dalam tim yang terdiri dari berbagai profesi, yaitu dokter, dokter
spesialis, perawat, laboran, ahli gizi, ahli farmasi atau apoteker dan asisten apoteker dan sebagainya.
Keberhasilan pelayanan kesehatan apabila pasien yang sudah mendapatkan pelayanan sembuh atau
pulih kembali menjadi sehat, dan semakin sehat, pemahaman pasien terhadap kesehatannya meningkat
akibat pemberian edukasi selama perawatannya di rumah sakit.

Rumah sakit dapat sukses, tidak terlepas dari manajemen rumah sakit sebagai fungsi penunjang
terhadap fungsi utamanya yaitu pelayanan kesehatan. Fungsi penunjang terdiri dari manajemen sumber
daya manusia, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen operasional, manajemen
sistem informasi, penelitian dan pengembangan, dan manajemen pembelian.

Direktur utama rumah sakit adalah seorang dokter, direktur-direktur untuk fungsi penunjang, biasanya
juga para dokter.

Namun dalam fungsi manajerial, bukan keahlian kedokterannya yang digunakan tetapi keahlian
manajemen rumah sakit. Oleh karena itu para direktur wajib untuk mempunyai kompetensi manajerial
rumah sakit.

Sebagai sarana pelayanan maka Rumah Sakit harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar tercipta peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang
setinggi-tingginya. Variatif komponen berperan dan mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Salah satu unsur utama pendukung kualitas pelayanan kesehatan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) .

Menurut Mondy, R.W., Noe, R.M., Premeaux, S.R.,1993 sebagai berikut: “Human resorce development is
a planned, continuous effort by management to improve employee competency levels and
organizational performance through training, education, and development programs” (Pengembangan
SDM adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam
meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program pelatihan,
pendidikan, dan pengembangan)

Pengembangan SDM adalah proses sepanjang hidup, karenanya berhubungan dengan pendidikan orang
dewasa dan pembelajaran sepanjang hidup. Pengembangan ini juga merupakan proses membantu dan
berbagi yang menimbulkan kompetensi dan kepuasan baik dengan proses dan hasilnya.
Sebagai salah satu unsur utama maka perawat merupakan sumber daya manusia yang ikut mewarnai
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Oleh karena itu pelayanan keperawatan memberi kontribusi dalam
menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit (Mulyono, 2013:18). Perawat menghabiskan lebih banyak
waktu dengan pasien dibandingkan melakukan penyedia perawatan kesehatan lainnya. Perbaikan dalam
keselamatan pasien dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja perawat (Delusia, 2012 : 11).

Sebagai salah satu tenaga kesehatan maka perawat memegang peran penting dalam mencapai tujuan
pembangunan kesehatan. Partisipasi perawat dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi klien
mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan (Potter, 2015).

Ini terkait dengan keberadaan perawat yang bertugas secara berkesinambungan selama 24 jam yang
terbagi dalam tiga shift dan jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit, yaitu
sekitar 40-60% (Swansburg, 2010). Dampak positif kelebihan perawat dalam hal jumlah dan waktu
pelayanan terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan sangat tergantung pada kinerja
perawat.

Kinerja dikutip dari bahasa Inggris, performance atau job performance, yang artinya keberhasilan/
kegagalan dalam melakukan pekerjaan (Uno, 2012:117-118). Seseorang memiliki kemampuan,
kemauan, usaha serta dukungan dari lingkungan sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Kinerja merupakan bentuk nyata dari kesuksesan dan kegagalan personal dalam menunjukkan hasil
kerjanya. Kinerja seseorang dalam suatu organisasi/ perusahaan dinilai melalui penilaian kinerja.
Berkembang atau tidaknya perusahaan/ organisasi direfleksikan dalam penilaian kinerja pegawai/
personel (Rivai, 2013).

Penilaian kinerja dilakukan untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan
tanggung jawab yang sesuai kepada pegawai sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di
masa mendatang dan sebagai dasar untuk memenuhi kebijakan dalam hal promosi jabatan atau
penentuan imbalan (Mangkunegara, 2012). Sistem penilaian kinerja merupakan media untuk
mendapatkan informasi umum, sistem penggajian, promosi, tindakan penegakan disiplin dan
pengakhiran (Marquis, 2006). Baik kurangnya hasil kerja atau kinerja seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya: keterampilan, persepsi, motivasi kerja, kepuasan kerja, struktur
organisasi, pengembangan karier dan pelatihan, kepemimpinan serta penghargaan. Hasil penilaian
kinerja dapat menunjukkan apakah Sumber Daya Manusia (SDM) telah memenuhi tuntutan yang
dikehendaki perusahaan/ organisasi, baik dilihat dari sisi kualitas maupun kuantitas. Fungsi dari
manajemen sumber daya manusia terdiri dari analisis jabatan, perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi
dan penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, pengembangan
karier, kesejahteraan dan keselamatan kerja, hubungan industrial, dan pemutusan hubungan kerja.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
kinerja. Pengembangan SDM ini meliputi: pengembangan pendidikan dan pelatihan, pengembangan
karier atau pegawai, kompetensi dan promosi (Swansburg, 2001). Pengembangan SDM sangat signifikan
dalam meningkatkan kinerja (performance) organisasi dan merupakan alat manajemen untuk
mewujudkan sosok dan profesionalisme (Martoyo, 2007).

Rumah Sakit yang memikirkan karier pegawainya tentu memiliki value yang lebih di mata pegawai
dibandingkan dengan yang tidak. Sebuah rumah sakit yang memiliki sistem karier yang jelas dan terbuka
untuk semua pegawai pastilah menjadi incaran talenta talenta potensial untuk bergabung. Agar tim
menjadi lebih loyal dan solid Rumah Sakit sebaiknya membuat rumusan sistem karier yang sesuai
dengan tujuan dan kondisi. Sistem karier sendiri adalah sebuah sistem yang mengatur pergerakan /
perpindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain dalam organisasi suatu Rumah Sakit. Banyak hal
yang harus dirumuskan dalam membuat sistem karier yang baik, salah satunya adalah perumusan
golongan pegawai berdasarkan kriteria tertentu. Golongan atau grade sendiri adalah tingkatan / level
penggolongan jabatan yang disusun berdasarkan berat ringannya tugas dan tanggung jawab jabatan
dalam organisasi suatu Rumah Sakit.

Keberadaan SDM yang kompeten dan sistem yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan keberhasilan industri rumah sakit. Melihat pentingnya faktor tersebut, perlu adanya
metode proses penyusunan kompetensi serta manajemen kompetensi yang efektif. Pengembangan
SDM berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan
sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kompetensi menyangkut kewenangan
setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam
organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan ini mau tidak
mau,suka tidak suka menjadi PR besar bagi manajemen di rumah sakit saat ini terutama di saat Pandemi
Covid 19 yang tentunya membuat hal yang dulu tidak bisa dilakukan lagi dengan cara yang sama.

Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil
keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai