Anda di halaman 1dari 13

Kompensasi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) Pada Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat


Muhammad Fahmi Ashiddiq 1199240110

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
E-mail : mashiddiq37@gmail.com
ABSTRAK
Praktek Kerja Lapangan ini bagi mahasiswa bertujuan agar para
mahasiswa dapat memahami penerapan teori yang telah dipelajari selama
pendidikan yang sudah ditempuh. Praktik Kerja Lapang adalah salah satu mata
kuliah wajib yang ditetapkan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung yang bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja.
Pada Praktik Kerja Lapangan ini berfokus pada kompensasi pegawai pemerintah
non pegawai negeri di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat.
Pelaksanaan PKL dimulai pada tanggal 20 Juni 2022 sapai dengan 20 Juli 2022 di
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. Metode dasar yang
digunakan dalam PKL ini adalah Observasi, Praktek Lapangan, Wawancara, dan
Studi Pustaka.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat memiliki tenaga
kerja yang terdiri menjadi dua bagian berdasarkan statusnya, yaitu, Pegawai
Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang menjalankan
tugasnya masing masing sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kontrak kerja
yang disetujui. Masing masingnya diberi kompensasi yang berbeda terutama
diantara tenaga kerja PNS dan PPNPN. Berdasarkan Analisa data dapat
disimpulkan bahwa tenaga kerja PPNPN juga sebaiknya mendapatkan kompensasi
yang sama dengan PNS atau minimal sesuai dengan Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UMK).

Kata Kunci: Kompensasi, Pegawai Pemerintan Non Pegawai Negeri, UMK


ABSTRACT
This internship for students aims to enable students to understand the
application of theories that have been learned during the education that has been
taken. Internship is one of the compulsory courses set by the State Islamic
University Sunan Gunung Djati Bandung which aims to introduce students to the
world of work.
This internship focuses on the compensation of non-civil servant
government employees at the Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa
Barat. The implementation of the internship began on 20 June 2022 up to 20 July
2022 at the Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Jawa Barat. The basic
methods used in this internship are Observation, Field Practice, Interview, and
Literature Study.
The Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat has a
workforce that consists of two parts based on their status, namely, Civil Servants
and Non-Civil Servants who carry out their respective duties in accordance with
applicable regulations and approved work contracts. Each is compensated
differently, especially between civil servants and non-government employees.
Based on data analysis, it can be concluded that PPNPN workers should also
receive the same compensation as civil servants or at least in accordance with the
Regency / City Minimum Wage .
Keyword : Compensation, Pegawai Pemerintan Non Pegawai Negeri (PPNPN),
City Minimum Wage.

PENDAHULUAN
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk
mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar.
Manajemen merupakan suatu proses untuk membuat aktivitas terselenggara secara
efisien dan efektif. Yang mana salah satu manajemen yang mempengaruhi
pencapaian organisasi adalah dengan manajemen sumber daya manusia, Menurut
Michael Armstrong dalam (Hamali, 2016:1), Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah suatu pendekatan terhadap manajemen manusia, yang berdasarkan empat
perinsip dasar. Pertama, sumber daya manusia adalah harta yang paling penting
dimiliki oleh suatu organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci
keberhasilan organisasi tersebut.. Maka dari pernyataan diatas itu pada dasarnya
manajemen sumber daya manusia mengatur bagaimana pemberdayaan sumber
daya yang ada dengan kinerja tenaga kerja untuk mencapai sebuah tujuan yang
telah ditentukan.
Kinerja (performance) merupakan hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja
mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi
juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang
apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai diantaranya faktor dari diri pegawai itu sendiri,
kepemimpinan, kelompok atau rekan sekerja, sistem yang terbentuk dalam
organisasi tersebut dan kondisi atau situasi pada saat itu. Pada garis besarnya
kinerja dipengaruhi oleh kompetensi, kompensasi dan motivasi. Ketiga faktor itu
sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai, tentang bagaimana kompetensi
yang di kembangkan, kompensasi yang di berikan dan motivasi yang di
sampaikan.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat memegang
peran strategis di bidang pertanian, terutama pertanian di Jawa Barat. BPTP Jawa
Barat memiliki visi, yaitu “menjadi lembaga pegkajian pertanian penghasil
teknologi sfesifik lokasi mendukung Jawa Barat untuk mencapai kedalulatan
pangan dan kesejahteraan petani. Tenaga kerja yang akan di kerjakan di BPTP
direkrut dari seleksi bersama melalui tes CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dan
juga Pegawai Non Pegawai Negeri yang direkrut secara mandiri. PNS yang
berada di BPTP Jawa Barat mendapatkan kompensasi sesuai dengan peraturan
undang-undang yang berlaku, yaitu :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah 11
(sebelas) kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2009.
Kompensasi PPNPN di BPTP Jawa Barat ditetapkan berdasarkan surat
keputusan yang diturunkan oleh kepala balai secara berkala yaitu, 1 tahun sekali
karena meiliki sistem kontrak, dalam hal ini kompensasi yang diterima oleh
PPNPN masih berada dibawah UMK yang di tetapkan pemerintah provinsi, yang
mana seharusnya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) pada prinsip telah mengatur bahwa
pengusaha dilarang memberikan upah di bawah upah minimum. Akan tetapi,
pengusaha diperbolehkan menangguhkan pembayaran upah minimum. Dan juga
kompensasi yang di berikan tidak sesuai dengan resiko kerja.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dalaha dengan cara


kualitatif yang mana peneliti melakukan wawancara mengenai data yang
dibutuhkan, dalam pokok pembahasan yang telah diajukan dalam rumusan
masalah yang ada di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, yang
mana menurut profile dan sejarah yang ada di BPTP Jawa Barat ini adalah sebuah
organisasi atau intansi pemerintahan yang berfokus pada pengembangan teknologi
pertanian sfesifik lokasi yang ada di Jawa Barat, tenaga kerja yang berada di
BPTP Jawa Barat ini terdiri dari 112 orang yang terdiri dari 81 orang PNS dan 31
orang Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN). Dari penelitian ini
dilakukan wawancara mengenai pokok pembahasan peneliti mengenai
kompensasi pegawai pemerintah non pegawai negeri.
Di BPTP Jawa barat memilki pegawai pemerintah non pegawai negeri
yang ter diri dari keamanan, cleaning service, dan pengemudi. PPNPN di rektrut
melalui pebukaan lowonan kerja ber beda dengan pns yang melalui test pns yang
dilakukan secara nasional.
SUMBER DAYA MANUSIA
Tenaga kerja yang akan di kerjakan di BPTP direkrut dari seleksi bersama
melalui tes CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dan juga pegawai non PNS yang
direkrut secara mandiri.
BPTP Jawa Barat dipimpin oleh seorang kepala yang melaksanakan
pengkajian, perakitan, pengembangan dan diseminasi teknologi pertanian tepat
guna spesifik lokasi. Yang mana di bantu oleh tenaga kerja jabatan funsional yang
terdiri dari Peneliti, Penyuluhan Pertanian, Teknisi Litkayasa, Pustakawan, dan
Asparis.
Adapun
susunan organisasi
BPTP Jawa Barat
yang ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri pertanian No.
20/Permetan/OT.140/3/2013 Tanggal 11 maret 2013 terdiri atas: (a) Kepala; (b)
Subbagian Tata Usaha; (Seksi Kerjasama Dan Pelayanan pengkajian; (d)
Kelompok Jabatan Fungsional Adapun.
Kepala BPTP Jawa Barat adalah jabatan structural eselon IIa dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh Subbagian Tata usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan
Pelayanan Pengkajian dengan jabatab stuktural eselon IV a.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan rumah tangga, Sedangkan Seksi
Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian Mempunyai tugas Melakukan penyiapan
bahan penyususnan program, rencana kerja, anggaran pemantauan, evaluasi dan
laporan srta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil, serta pelayanan secara
teknis pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi.

Tugas Jabatan Fungsional peneliti sebagai berikut:

a. Melakukan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian


tepat guna sepesifik lokasi.
b. Malakukan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertnian tepat
guna spesifik lokasi.
c. Malakukan kegiatan fungsional lainya sesuai dangan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
d. Tugas Jabatan Fungsional Penyuluh sebagai berikut:
e. Melakukan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta
perakitan materi penyuluhan
f. Melakukan kegiatan fungsional lainya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Adapun tugas kelompok Jabatan Funsional lainya yaitu: Pustakawan;
teknisis litkayasa dan Arsiparis mempunyai tugas malakukan kegiatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seiring waktu jumlah PNS di BPTP Jawa Barat memliki kecenderungan
penurunan jumlah, berturut-turut dari jumlah 136 orang (2014); 132 orang (2015);
125 orang (2016); 116 orang (2017); 105 orang (2018); 102 orang (2019); dan
102 orang (2020).
Berdasrkan tingkat Pendidikan PNS BPTP Jawa Barat terbagi kedalam 9
tingkat, yaitu dimulai dari SD, SLTP, SLTA, D3, SM, D4, S1 (Sarjana), S2
(Magiste), dan S3 (Doktor). Tingkat Pendidikan PNS BPTP Jawa Barat
didiminasi oleh SLTA sebanyak 34 orang dan sarjana (S1) yaitu sebanyak 33
orang. Perkembanga komposisi pegawai BPTP Jawa Barat berdasarkan tingkat
Pendidikan 5 tahun terakhir disajikan pada table 2. Komposisi itu akan terus
berkembang seiring kebutuhan dan perkembangan pelayanan pengkajian dan
diseminasi.1
BPTP Jawa Barat yang memiliki fungsi bidang pengkajian dan
diseminasi teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, oleh karena didalam nya
ter dapat PNS dengan jabatan fungsional yang terdiri dari Peneliti, Penyuluh
Pertanian, Teknisi Litkayasa, Pustakawan, dan Arsiparis.
BPTP Jawa Barat memiliki pegawai selain PNS yaitu Pegawai Pemerintah
Non Pegawai Negeri yang mana terdiri dari office boy, supir dan keamanan yng di
rekrut dari hasil mandiri yaitu melalui wawancara dan seleksi tertentu.

1
Laporan Kinerja Balai Pengkajian Teknologi BPTP Jawa Barat
Tabel 1.1 Daftar Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Barat Tahun Anggaran 2022.2
DAFTAR
PEGAWAI PEMERINTAH NON PEGAWAI NEGERI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA BARAT
TAH UN ANGGARAN 2022

Besar Honor
No. Nama Tugas Jumlah OB Jasa per OB
1. Doni Mulyadi Satuan Pengaman 13 2.750. 000

2. Supriatna Satuan Pengaman 13 2.750.000

3. Kamal Kurnia Sudrajat Satuan Pengaman 13 2.750.000

4. Tedi Febrians yah Satuan Pengaman 13 2.750.000

5. Encu Mulyana Satuan Pengaman 13 2.750.000

6. Soleh Saripudin Satuan Pengaman 2.750.000

7. Dody Supriatna Satuan Pengaman 2.750.000

8. Ayi Mulyadi Satuan Pengaman 13 2.750.000

9. Maulana Yusuf Satuan Pengaman 2,750,000

10. Dasep Suwandi Satuan Pengaman 2, /50.000

11. Diki Rodiana Satuan Pengaman 2,750, 000

12. Yana Suhana Cleaning Service 13 2.750.000

2
SK Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
13. Widarsih Cleaning Service 2.750. 000

14. Sumarna Cleaning Service 13 2.750. 000

15. Ade Suhendar Cleaning Service 13 2.750.000

16. Dididn Rohedin Cleaning Service 13 2.750.000

17. Angga Hergiansyah Cleaning Service 13 2.750.000

18. Amini Cleaning Service 2.750.000

19. Ujang Sarmid Cleaning Service 2.750.000

20. Agi Fajar Koswara Cleaning Service 13 2.750.000

2 1. M. Sidik Cleaning Service 13 2.750.000

22. Cahya Hidayat Pramubakti 13 2.750.000

23. Deden Riandi Kosasih Pramubakti 13 2.750.000

24. Ali Nurdin Pramubakti 13 2.750.000

25. lyan Septiana Pramubakti 13 2.750.000

26. Tita Nurbaya Pramubakti 13 2.750.000

27. Apriyodi Pengemudi 13 2.750.000

28. Topik Yasin Pengemudi 13 2.750.000

29. Deni Wadi Pengemudi 13 2.750.000

30. Hariyanto Sulaeman Pengemudi 13 2.750. 000


31. Muhamad Syahrul Pengemudi 2.750.000
Ramdani

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau barang tidak langsung, yang diterima karyawan sebagai imbalan
dan jasa yang diberikan pada perusahaan. Kompensasi finansial atau non finansial
diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dan
usaha meningkatkan kesejahteraan mereka seperti tunjangan hari raya dan uang
pensiun. reward) yang diberikan terhadap karyawan atas pekerjaan yang telah
dilakukan dalam suatu organisasi. Kompensasi dapat berupa finansial atau uang
atau segala sesuatu yang dapat di ukur dengan uang, atau bisa juga dalam bentuk
non-finansial yaitu bisa berupa penghargaan, jabatan, kondisi kerja dan lainnya.3
Di BPTP Jawa Barat kompensasi yang diberikan kepada para pegawai
terbagi menjadi dua golongan yaitu dari PNS dan PPNPN yang mana masing-
masing memilki mekanisme dan penentuan kompensasi yang berbeda. Penetapan
gaji PNS mengikuti peraturan yang telah di tentukan pemerintah secara umum
untuk PNS, sedangkan untuk PPNPN sendiri penetapan kompensasi dilkaukan
sesuai dengan penurunan surat putusan dari Kepala Balai.
Mengingat kompensasi sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan
pegawai maka ini adalah salah satu hal yang harus di perhatikan oleh perusahaan.
Perusahaan harus memberikan kompensasi yang sesuai dengan beban kerja dan
juga peraturan yang berlaku dalam pemberian kompensasi.
Tujuan dari kompensasi, antara lain adalah sebagai motivasi yaitu jika
balas jasa yang diberikan memotivasi bawahannya cukup besar, manajemen akan
lebih mudah memotivasi bawahannya. (Hasibuan 2016)
Peneliti merasa senang karena bisa berkesempatan melakukan praktik
kerja lapangan di BPTP Jawa Barat karena banyak ilmu yang bisa didapat baik
yang sesuai dengan Pendidikan yang diambil maupun tidak.

3
Munajah, Siti. Manajemen Kompensasi. 2019. Surabaya: CV. Putra Media Nusantara (PMN)
Hasil yang didapatkan selama peneliti melakukan praktik kerja lapangan di
BPTP Jawa Barat Adalah:
1. Mengetahui tugas pokok dan fungsi sebuah intansi kelembagaan yang
beroperasi dalam pembinaan spesifik pengkajian teknologi pertanian.
2. Mengetahui alur birokrasi realisasi anggaran yang sudah direncanakan
maupun dalam keadaan darurat.
3. Mengetahui bagai mana system rekrutment kepegawaian yang ada di
BPTP Jwa Barat.
4. Mengetahui bagaimana pengembangan kinerja yang diupayakan oleh
sebuah intansi pemerintahan.
5. Mengetahui penetapan dan peraturan mengenai kompensasi yang
diberikan kepada tenaga kerja yang ada di BPTP Jawa Barat.
Dari hasil yang didapatkan diatas peneliti menemokan permasalahan yang
menurut peneliti menarik untuk dibahas karena hal ini muncul di dalam
lingkungan yang sama namun kesenjangan yang lumayan timpang, yaitu
mengenai kompensasi yang diberikan kepada PPNPN berbeda jauh sekali
denga napa yang diberikan kepada PNS meskipun melalui alur yang berbeda
tetapi idealnya kompensasi yang diberi kan kepada PPNPN itu sesuai dengang
Upah Minimum Kota/Kabupaten. Sedangkan menurut data yang di temukan
oleh peneliti dari hasil wawancara kepada staf kepegawaian yang ada di BPTP
Jawa Barat semua pegawai PPNPN hanya mendapatkan gaji sebsesar RP.
2.750.000.00 dengan tambahan kompensasi berupa tunjangan hari raya dan
reward yang biasanya hanya berupa barang sedangkan PNS banyak
mendapatkan tunjangan yang telah tercantum pada Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Tjahjo Kumolo menegaskan, strategi ini adalah amanat Undang-
undang No. 5/2014 tentang ASN yang disepakati bersama Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). "Tenaga honorer sekarang kesejahteraannya jauh dibawah
UMR. Pemerintah dan DPR mencari jalan agar kompensasi tenaga honorer
bisa setara dengan UMR," jelas Menteri Tjahjo, Sabtu (04/06).
Banyak anggapan yang mengatakan bahwa pengangkatan tenaga non-ASN
adalah perintah pemerintah pusat. Menteri Tjahjo menjelaskan bahwa
anggapan tersebut adalah salah. Sejak tahunan lalu, rekrutmen tenaga honorer
diangkat secara mandiri oleh masing-masing instansi. Agar ada standardisasi
rekrutmen dan upah, kini tenaga non-ASN itu diharapkan dapat ditata. Dengan
skema itu, pengangkatan tenaga non-ASN harus sesuai dengan kebutuhan
instansi. Untuk mengatur bahwa honorer harus sesuai kebutuhan dan
penghasilan layak sesuai UMR, maka model pengangkatannya melalui
outsourcing. "Yang saat ini statusnya honorer tidak langsung diberhentikan
tahun 2023. Tenaga non-ASN tetap dibutuhkan, hanya saja pola rekrutmennya
kedepan harus sesuai kebutuhan mendapat penghasilan layak, setidaknya
sesuai UMR," tegas mantan Menteri Dalam Negeri ini.4
Tidak meneutup kemungkinan bahwasanya pengaruh kesenjangan antara
gaji PNS dengan PPNPN, rendah nya gaji yang kurang dari UMK bisa
berpengaruh terhadap motivasi dan kinerja tenaga kerja PPNPN.
McClelland’s Achievement Motivation Theory dikemukakan oleh David
McClelland (Hasibuan, 2003:230-232), berpendapat bahwa setiap karyawan
mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan
tergatung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta
peluang yang tersedia. Seorang pegawai harus memenuhi faktor pendorong
tersebut untuk memenuhi kebutuhannya maka ia akan memiliki motivasi
kerja yang tinggi. Dengan motivasi kerja yang tinggi maka guru bekerja
dengan baik sehingga kinerja pegawai akan tinggi pula.5
Faktor yang paling penting yang harus perlu dipertimbangkan dalam
motivasi kerja seorang pegawai adalah membutuhan penghargaan (reward),
dipromosikan jika berprestasi. Sesuai pendapat McClelland dan kawan-kawan
dalam Avery dan Baker (2002:138) membagi jenis kebutuhan ke dalam tiga
kategori dasar, yaitu: (1) Need of achievement (kebutuhan berprestasi), yaitu
4
2022 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi - Republik
Indonesia
5
Analisis Adversity Quotient (AQ) dan Occuppational Stress Terhadap Kinerja Pegawai Dengan
Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pegawai PPNPN PPI Madiun). (Novi
Meiyrdhayanti, Eka Askafi, 2021, h 176)
keinginan untuk berbuat lebih baik dalam suasana persaingan dengan
memperhatikan standar-standar tertentu dalam bekerja. Kebutuhan berprestasi
juga merupakan kebutuhan untuk selalu meningkatkan hasil kerja dan mutu
kerja serta selalu ingin menonjol dikalangan sesamanya. Orang yang memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi secara umum memiliki ciri-ciri : mereka
bersemangat sekali apabila unggul, menentukan tujuan secara realistis dan
mengambil risiko yang telah diperhitungkan dan mereka tidak percaya pada
nasib baik, mereka mau bertanggung jawab sendiri mengenai hasil kerjanya,
bertindak sebagai wirausaha, memiliki tugas menantang, dan menunjukkan
perilaku yang lebih berinisiatif daripada kebanyak orang, mereka
menghendaki umpan balik konkrit yang cepat terhadap prestasi, mereka
bekerja tidak terutama mendapatkan uang atau kekuasaan, mereka dapat
diandalkan sebagai tulang punggung, organisasi dan diperlukan dalam
organisasi. (2) Need for power (kebutuhan akan kekuasaan), yaitu keinginan
untuk mampu mempengaruhi orang lain. Beberapa orang mungkin selalu
untuk memiliki pengaruh, dihormati dan senang mengatur manusia lain
senang dengan tugas yang dibebankan kepadanya atau statusnya dan
cenderung lebih peduli dengan kebanggaan, prestise dan memperoleh
pengaruh terhadap orang lain. (3) Need for affiliation (kebutuhan sosial), yaitu
keinginan untuk bersosialisasi dengan anggota masyarakat lain yang ada
disekitarnya. Kebutuhan untuk berafiliasi atau berhubungan dengan orang
lain adalah kebutuhan yang bersifat sosial, senang bergaul dengan sesama
orang lain dan bersifat penolong terhadap sesama yang mengalami kesusahan
atau kesukaran.6
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dikantor Balai Pengkajian
Teknologi Jawa Barat untuk mengetahui dampak dari kompensasi yang tidak
sesuai terhadap PPNPN dapat disimpulkan sebagai berikut:

6
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TEHADAP KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DAN
PPNPN PADA KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN KELAS III TALANG DUKUH
JAMBI. (Dwi Indah Permatasari, 2021, h 298)
1. Kompensasi yang diberikan terhadap PPNPN belum mencapai UMR atau
UMK
2. Kompensasi sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai
3. Kompensasi sangat berpengaruh terhadapa motivasi kerja
4. Kesenjangan diantara tenaga kerja yang ada di BPTP Jawa Barat
5. Cara untuk mengatasi rendahnya gaji ppnpn bisa dengan cara berkerja
sama dengan perusahaan outsourcing

Anda mungkin juga menyukai