Jurnal PKL, Muhammmad Fahmi Ashiddiq, 1199240110
Jurnal PKL, Muhammmad Fahmi Ashiddiq, 1199240110
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
E-mail : mashiddiq37@gmail.com
ABSTRAK
Praktek Kerja Lapangan ini bagi mahasiswa bertujuan agar para
mahasiswa dapat memahami penerapan teori yang telah dipelajari selama
pendidikan yang sudah ditempuh. Praktik Kerja Lapang adalah salah satu mata
kuliah wajib yang ditetapkan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung yang bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja.
Pada Praktik Kerja Lapangan ini berfokus pada kompensasi pegawai pemerintah
non pegawai negeri di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat.
Pelaksanaan PKL dimulai pada tanggal 20 Juni 2022 sapai dengan 20 Juli 2022 di
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. Metode dasar yang
digunakan dalam PKL ini adalah Observasi, Praktek Lapangan, Wawancara, dan
Studi Pustaka.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat memiliki tenaga
kerja yang terdiri menjadi dua bagian berdasarkan statusnya, yaitu, Pegawai
Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang menjalankan
tugasnya masing masing sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kontrak kerja
yang disetujui. Masing masingnya diberi kompensasi yang berbeda terutama
diantara tenaga kerja PNS dan PPNPN. Berdasarkan Analisa data dapat
disimpulkan bahwa tenaga kerja PPNPN juga sebaiknya mendapatkan kompensasi
yang sama dengan PNS atau minimal sesuai dengan Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UMK).
PENDAHULUAN
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk
mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar.
Manajemen merupakan suatu proses untuk membuat aktivitas terselenggara secara
efisien dan efektif. Yang mana salah satu manajemen yang mempengaruhi
pencapaian organisasi adalah dengan manajemen sumber daya manusia, Menurut
Michael Armstrong dalam (Hamali, 2016:1), Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah suatu pendekatan terhadap manajemen manusia, yang berdasarkan empat
perinsip dasar. Pertama, sumber daya manusia adalah harta yang paling penting
dimiliki oleh suatu organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci
keberhasilan organisasi tersebut.. Maka dari pernyataan diatas itu pada dasarnya
manajemen sumber daya manusia mengatur bagaimana pemberdayaan sumber
daya yang ada dengan kinerja tenaga kerja untuk mencapai sebuah tujuan yang
telah ditentukan.
Kinerja (performance) merupakan hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja
mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi
juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang
apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai diantaranya faktor dari diri pegawai itu sendiri,
kepemimpinan, kelompok atau rekan sekerja, sistem yang terbentuk dalam
organisasi tersebut dan kondisi atau situasi pada saat itu. Pada garis besarnya
kinerja dipengaruhi oleh kompetensi, kompensasi dan motivasi. Ketiga faktor itu
sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai, tentang bagaimana kompetensi
yang di kembangkan, kompensasi yang di berikan dan motivasi yang di
sampaikan.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat memegang
peran strategis di bidang pertanian, terutama pertanian di Jawa Barat. BPTP Jawa
Barat memiliki visi, yaitu “menjadi lembaga pegkajian pertanian penghasil
teknologi sfesifik lokasi mendukung Jawa Barat untuk mencapai kedalulatan
pangan dan kesejahteraan petani. Tenaga kerja yang akan di kerjakan di BPTP
direkrut dari seleksi bersama melalui tes CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dan
juga Pegawai Non Pegawai Negeri yang direkrut secara mandiri. PNS yang
berada di BPTP Jawa Barat mendapatkan kompensasi sesuai dengan peraturan
undang-undang yang berlaku, yaitu :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah 11
(sebelas) kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2009.
Kompensasi PPNPN di BPTP Jawa Barat ditetapkan berdasarkan surat
keputusan yang diturunkan oleh kepala balai secara berkala yaitu, 1 tahun sekali
karena meiliki sistem kontrak, dalam hal ini kompensasi yang diterima oleh
PPNPN masih berada dibawah UMK yang di tetapkan pemerintah provinsi, yang
mana seharusnya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) pada prinsip telah mengatur bahwa
pengusaha dilarang memberikan upah di bawah upah minimum. Akan tetapi,
pengusaha diperbolehkan menangguhkan pembayaran upah minimum. Dan juga
kompensasi yang di berikan tidak sesuai dengan resiko kerja.
METODE PENELITIAN
1
Laporan Kinerja Balai Pengkajian Teknologi BPTP Jawa Barat
Tabel 1.1 Daftar Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Barat Tahun Anggaran 2022.2
DAFTAR
PEGAWAI PEMERINTAH NON PEGAWAI NEGERI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA BARAT
TAH UN ANGGARAN 2022
Besar Honor
No. Nama Tugas Jumlah OB Jasa per OB
1. Doni Mulyadi Satuan Pengaman 13 2.750. 000
2
SK Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
13. Widarsih Cleaning Service 2.750. 000
3
Munajah, Siti. Manajemen Kompensasi. 2019. Surabaya: CV. Putra Media Nusantara (PMN)
Hasil yang didapatkan selama peneliti melakukan praktik kerja lapangan di
BPTP Jawa Barat Adalah:
1. Mengetahui tugas pokok dan fungsi sebuah intansi kelembagaan yang
beroperasi dalam pembinaan spesifik pengkajian teknologi pertanian.
2. Mengetahui alur birokrasi realisasi anggaran yang sudah direncanakan
maupun dalam keadaan darurat.
3. Mengetahui bagai mana system rekrutment kepegawaian yang ada di
BPTP Jwa Barat.
4. Mengetahui bagaimana pengembangan kinerja yang diupayakan oleh
sebuah intansi pemerintahan.
5. Mengetahui penetapan dan peraturan mengenai kompensasi yang
diberikan kepada tenaga kerja yang ada di BPTP Jawa Barat.
Dari hasil yang didapatkan diatas peneliti menemokan permasalahan yang
menurut peneliti menarik untuk dibahas karena hal ini muncul di dalam
lingkungan yang sama namun kesenjangan yang lumayan timpang, yaitu
mengenai kompensasi yang diberikan kepada PPNPN berbeda jauh sekali
denga napa yang diberikan kepada PNS meskipun melalui alur yang berbeda
tetapi idealnya kompensasi yang diberi kan kepada PPNPN itu sesuai dengang
Upah Minimum Kota/Kabupaten. Sedangkan menurut data yang di temukan
oleh peneliti dari hasil wawancara kepada staf kepegawaian yang ada di BPTP
Jawa Barat semua pegawai PPNPN hanya mendapatkan gaji sebsesar RP.
2.750.000.00 dengan tambahan kompensasi berupa tunjangan hari raya dan
reward yang biasanya hanya berupa barang sedangkan PNS banyak
mendapatkan tunjangan yang telah tercantum pada Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Tjahjo Kumolo menegaskan, strategi ini adalah amanat Undang-
undang No. 5/2014 tentang ASN yang disepakati bersama Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). "Tenaga honorer sekarang kesejahteraannya jauh dibawah
UMR. Pemerintah dan DPR mencari jalan agar kompensasi tenaga honorer
bisa setara dengan UMR," jelas Menteri Tjahjo, Sabtu (04/06).
Banyak anggapan yang mengatakan bahwa pengangkatan tenaga non-ASN
adalah perintah pemerintah pusat. Menteri Tjahjo menjelaskan bahwa
anggapan tersebut adalah salah. Sejak tahunan lalu, rekrutmen tenaga honorer
diangkat secara mandiri oleh masing-masing instansi. Agar ada standardisasi
rekrutmen dan upah, kini tenaga non-ASN itu diharapkan dapat ditata. Dengan
skema itu, pengangkatan tenaga non-ASN harus sesuai dengan kebutuhan
instansi. Untuk mengatur bahwa honorer harus sesuai kebutuhan dan
penghasilan layak sesuai UMR, maka model pengangkatannya melalui
outsourcing. "Yang saat ini statusnya honorer tidak langsung diberhentikan
tahun 2023. Tenaga non-ASN tetap dibutuhkan, hanya saja pola rekrutmennya
kedepan harus sesuai kebutuhan mendapat penghasilan layak, setidaknya
sesuai UMR," tegas mantan Menteri Dalam Negeri ini.4
Tidak meneutup kemungkinan bahwasanya pengaruh kesenjangan antara
gaji PNS dengan PPNPN, rendah nya gaji yang kurang dari UMK bisa
berpengaruh terhadap motivasi dan kinerja tenaga kerja PPNPN.
McClelland’s Achievement Motivation Theory dikemukakan oleh David
McClelland (Hasibuan, 2003:230-232), berpendapat bahwa setiap karyawan
mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan
tergatung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta
peluang yang tersedia. Seorang pegawai harus memenuhi faktor pendorong
tersebut untuk memenuhi kebutuhannya maka ia akan memiliki motivasi
kerja yang tinggi. Dengan motivasi kerja yang tinggi maka guru bekerja
dengan baik sehingga kinerja pegawai akan tinggi pula.5
Faktor yang paling penting yang harus perlu dipertimbangkan dalam
motivasi kerja seorang pegawai adalah membutuhan penghargaan (reward),
dipromosikan jika berprestasi. Sesuai pendapat McClelland dan kawan-kawan
dalam Avery dan Baker (2002:138) membagi jenis kebutuhan ke dalam tiga
kategori dasar, yaitu: (1) Need of achievement (kebutuhan berprestasi), yaitu
4
2022 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi - Republik
Indonesia
5
Analisis Adversity Quotient (AQ) dan Occuppational Stress Terhadap Kinerja Pegawai Dengan
Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pegawai PPNPN PPI Madiun). (Novi
Meiyrdhayanti, Eka Askafi, 2021, h 176)
keinginan untuk berbuat lebih baik dalam suasana persaingan dengan
memperhatikan standar-standar tertentu dalam bekerja. Kebutuhan berprestasi
juga merupakan kebutuhan untuk selalu meningkatkan hasil kerja dan mutu
kerja serta selalu ingin menonjol dikalangan sesamanya. Orang yang memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi secara umum memiliki ciri-ciri : mereka
bersemangat sekali apabila unggul, menentukan tujuan secara realistis dan
mengambil risiko yang telah diperhitungkan dan mereka tidak percaya pada
nasib baik, mereka mau bertanggung jawab sendiri mengenai hasil kerjanya,
bertindak sebagai wirausaha, memiliki tugas menantang, dan menunjukkan
perilaku yang lebih berinisiatif daripada kebanyak orang, mereka
menghendaki umpan balik konkrit yang cepat terhadap prestasi, mereka
bekerja tidak terutama mendapatkan uang atau kekuasaan, mereka dapat
diandalkan sebagai tulang punggung, organisasi dan diperlukan dalam
organisasi. (2) Need for power (kebutuhan akan kekuasaan), yaitu keinginan
untuk mampu mempengaruhi orang lain. Beberapa orang mungkin selalu
untuk memiliki pengaruh, dihormati dan senang mengatur manusia lain
senang dengan tugas yang dibebankan kepadanya atau statusnya dan
cenderung lebih peduli dengan kebanggaan, prestise dan memperoleh
pengaruh terhadap orang lain. (3) Need for affiliation (kebutuhan sosial), yaitu
keinginan untuk bersosialisasi dengan anggota masyarakat lain yang ada
disekitarnya. Kebutuhan untuk berafiliasi atau berhubungan dengan orang
lain adalah kebutuhan yang bersifat sosial, senang bergaul dengan sesama
orang lain dan bersifat penolong terhadap sesama yang mengalami kesusahan
atau kesukaran.6
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dikantor Balai Pengkajian
Teknologi Jawa Barat untuk mengetahui dampak dari kompensasi yang tidak
sesuai terhadap PPNPN dapat disimpulkan sebagai berikut:
6
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TEHADAP KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DAN
PPNPN PADA KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN KELAS III TALANG DUKUH
JAMBI. (Dwi Indah Permatasari, 2021, h 298)
1. Kompensasi yang diberikan terhadap PPNPN belum mencapai UMR atau
UMK
2. Kompensasi sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai
3. Kompensasi sangat berpengaruh terhadapa motivasi kerja
4. Kesenjangan diantara tenaga kerja yang ada di BPTP Jawa Barat
5. Cara untuk mengatasi rendahnya gaji ppnpn bisa dengan cara berkerja
sama dengan perusahaan outsourcing