Anda di halaman 1dari 18

Nama : Ulpa Dewi

Nim : 1920300102

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen

Dosen : Adek Safitri, M.Pd

Tugas : Mid semester

Judul : Resume "Sistem Informasi Manajemen"

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah,
rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah saya dapat menyalesaikan makalah Sistem Informasi Manajemen

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Untuk itu saya selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen yang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat
pada waktunya.

Selaku penyusun saya sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari
sebelumnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi saya selaku penyusun.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... iii

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ iii

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... iii

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... iv

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 1

2.1 Media pembelajaran .............................................................................. 1

A. Pengertian karakteristik.....................................................................

B. Urgensi media pembelajaran............................................................

2.2 Teknologi pembelajaran...........................................................................

A. Pengertian Teknologi pembelajaran..................................................

B. Sejarah Teknologi pembelajaran.....................................................

C. Perbedaan Istilah.............................................................................

2.3 Perspektif Belajar dan strategi-strategi pembelajaran ..........................

2.4 Model-model Pengembangan media dan Teknologi pembelajaran..........

2.5 Belajar Melalui Bahan Cetak........................................................................

2.6 Belajar Melalui Media Visual.......................................................................

2.7 Integrasi Teknologi dan komunikasi dalam pembelajaran......................

2.8 Integrating Social media to promote student-entered learning..............

2.9 Blended learning..........................................................................................

A. Pemaduan Pembelajaran Tatap muka dan online...............................


3.0 Pembelajaran jarak jauh berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi....

BAB III PENUTUP .................................................................................................

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................

3.2 Saran ........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya
informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan
perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah
perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan
mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-
keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing
dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat
bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak
informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar
informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective
business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas
adalah tujuan dalam mendesain sistem baru. Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang
harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya seharihari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan
pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan
data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu.
Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi
menajemen melaksanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah
sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi
manajemen dan bagi pengambilan keputusan. Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai
sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi,
penjelasan status, dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka diperoleh suatu rumusan masalah yaitu apakah
yang dimaksud dengan Sistem Informasi Manajemen khususnya mencakup :

1. Apakah pengertian karakteristik media pembelajaran dan urgensi nya?

2. Apakah Teknologi pembelajaran?

3. Bagaimana Perspektif belajar dan strategi-strategi pembelajaran?

4. Apa sajakah model-model pengembangan media dan teknologi pembelajaran?

5. Bagaimana Belajar Melalui bahan cetak dan visual?


6. Apakah Integrasi Teknologi Informasi dan komunikasi dalam pembelajaran?

7. Bagaimana Integrating Social Media to promote student-entered learning?

8. Apakah Yang dimaksud Blended learning?

9. Bagaimana pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah di atas yaitu untuk mengetahui tentang :

1. Media teknologi

2. Teknologi pembelajaran

3. Perspektif Belajar dan strategi-strategi pembelajaran

4. Model-model pembelajaran Media dan teknologi pembelajaran

5. Belajar melalui Bahan Cetak dan visual

6. Integrasi Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran

7. Integrating Social Media to promote student-entered learning

8. Blended Learning

9. Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi

BAB II
PEMBAHASAN

1. PERTEMUAN PERTAMA

2.1 Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.

A. Pengertian karakteristik media pembelajaran

karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu.
Yaitu yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.

B. Urgensi media pembelajaran

Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan belajar atau mengajar,
yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa antara lain untuk
mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi
daya serap atau retensi belajar. Kemudian dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar
abad ke-20 lahirlah peraga audio visual yang terutama menekankan penggunaan pengalaman yang
konkrit dalam menghindarkan verbalisme.

Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa arab bertitk tolak dari teori yang mengatakan bahwa
totalitas resentase banyaknya ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang
terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan engalaman langsung melakukan sendiri sedangkan
selebihnya melalui indra dengan indra yang lainnya.

2. PERTEMUAN KEDUA

2.2 Teknologi pembelajaran

A. Pengertian Teknologi pembelajaran

Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”

B. Sejarah Teknologi Pembelajaran

Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) “Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu,
karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, dan lebih sejahtera”.[1] Secara harfiah teknologi
dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Sedangkan mengenai pembelajaran, pembelajaran telah
berlangsung sejak awal peradaban dan budaya manusia. Jika kita berpegangan kepada konsep teknologi
sebagai cara dan pendidikan telah berlangsung sejak peradaban manusia, maka awal tumbuhnya
teknologi pembelajaran dapat dikatakan telah ada sejak dahulu, dimana orang tua mendidik anaknya
dengan cara memberi pengalaman serta memanfaatkan lingkungannya. Saettler berpendapat bahwa
“sumber tumbuhnya teknologi pembelajaran dapat ditelusuri sampai dengan kaum sufi, dengan cara
mereka menjajakan pengetahuannya”.[2]

Beberapa para ahli menjelaskan beberapa masa sejarah teknologi pembelajaran, diantaranya:

a. Metode Kaum Sufi

Perkembangan dari berbagai metoda pengajaran merupakan tanda lahirnya teknologi pengajaran yang
dikenal saat ini. Beberapa pendidik pada masa lampau, yaitu golongan Sufi di Yunani, para ahli
pendidikan memandang kaum Sufi merupakan kaum teknologi pengajaran yang pertama. Mereka
menyampaikan pelajaran dengan berbagai cara dan teknik, mula mula mereka menyampaikan bahan
pelajaran yang telah disampaikan secara matang, kemudian mereka melanjutkan dengan perdebatan
yang dilakukan dengan secara bebas, pada saat itulah proses kegiatan belajar itu berlangsung. Kemudian
jika ada minat dari mayarakat untuk belajar, akan dibuat kontrak dan untuk kemudian menjadi sistem
tutor. Pandangan ajaran kaum Sufi tersebut di atas didasarkan atas ; Bahwa manusia itu berkembang
secara evolusi. Seorang dapat berkembang dengan teratur tahap demi tahap menuju kepada peradaban
yang lebih tinggi. Melalui teknologilah pembelajaran dapat diarahkan secara efektif. Bahwa proses
evaluasi itu berlagsung terus, terutama aspk-aspek moral dan hukum. Sejarah dipandang sebagai gerak
perkembangan yang bersifat evousi berkelanjutan. Demokrasi dan persamaan sebagai sikap masyarakat
merupakan kaidah umum. Bahwa asas teori pengetahuan bersifat progresif, pragmatis, empiris dan
behavioristik. Gagasan kaum Sufi ini cukup banyak mempengaruhi kurikulum di Eropa, misalnya
penggunaan retorika, dialektika, dan gramar sebagai materi utama dalam quadrivium dan trivium.

b. Metode Socrates

Bentuk pengajaran lebih ke dalam bentuk berfilsafat, metode yang dipakai disebut dengan Maieutik
atau menguraikan, yang sekarang dikenal dengan nama metode inkuiri. Pelaksanaannya berlangung
dengan cara “take and give of conversation”. Dengan cara memberikan pertanyaan yang mengarah
kepada suatu masalah tertentu. Pada dasarnya Socrates mengajarkan tentang mencari pengertian, yaitu
suatu bentuk tetap dari sesuatu.

c. Metode Abelard

Metode Abelard ini berlangsung pada masa pemerintahan Karel Agung di Eropa. Metoda yang di pakai
bertujuan untuk membentuk kelompok pro dan kontra terhadap suatu materi. Guru tidak memberikan
jawaban final tetapi siswalah yang akan menyimpulkna jawaban itu sendiri. Metoda ini biasa disebut
dengan “Sic et Non” atau setuju atau tidak.

d. Metoda Lancaster

Metoda Lancerter ini dalam bentuk sistem Monitoring yang merupakan bentuk pengajaran yang unik,
meliputi pengorganisasian kelas, materi pelajaran sesuai dengan rencanannya yang meningkat dan
dikelola secara ekonomis. Lancaster mempelajari konstruksi kelas khusus yang dapat mendayagunakan
secara efektif penggunaan media pengajaran dan pengelompokan siswa. Dalam sistem pengajaran
Lacaster, pemakaian media pengajaran masih sederhana. Seperti penggunaan pasir dalam melatih siswa
menulis.

e. Metoda Pestalozi

Pengamatan pada alam merupakan landasan utama dari proses daktiknya. Pengetahuan bermula dari
adanya pengamatan, dan pengamatan menimbulkan pengertian, selanjutnya pengertian yang baru itu
menimbulkan pengertian yang selanjutnya pengertiaan tersebut bergabung dengan yang lama untuk
menjadi sebuah pengetahuan. Dan dapat dikatakan bahwa perintisan ke arah pendayagunaan perangkat
keras atau hardware sebenarnya telah dimulai pada masa Pestazoli ini, seperti penciptaan papan
aritmatik yang terbagi dalam kotak kotak yang di setiap kotaknya diberi garis-garis yang secara
keseluruhan berjumlah 100 kotak kecil. Selain itu Pestalozi juga menciptakan stylabaries untuk melatih
siswanya dalam mempelajari angka, bentuk, posisi dan warna disain.

f. Metoda Froebel

Metode Froebel didasarkan kepada metodologi dan pandangan filsafatnya yang intinya mengatakan
bahwa pendidikan masa kanak-kanak merupakan hal paling penting untuk keseluruhan kehidupannya.
Karena itulah Froebel mendirikan Kindergarten atau yang lebih dikenal dengan Taman Kanak – kanak.
Metoda pengajaran Kindergasten dari Froebel meliputi kegiatan berikuti: Bermain dan bernyanyi,
Membentuk dengan melakukan kegiatan, Grift dan Occupation.

g. Metoda Friedrich Herbart

Praktek pendidikan Herbert terlihat adanya pengaruh Freobert terutama pada aspek pengembangan
moral sebagai tujuan utama pendidikan. Metoda instruksionalnya didasarkan kepada ilmu jiwa yang
sistematis. Dengan demikian siswa secara pikologis dibentuk oleh gagasan yang datang dari luar. [3]

C. Perbedaan Istilah

Teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan
manusia. Sedangkan teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang kajian khusus ilmu pendidikan
dengan objek formal “belajar” pada manusia secara individu maupun kelompok.

3. PERTEMUAN KETIGA

2.3 Perspektif belajar dan strategi-strategi pembelajaran

Perspektif Belajar

Sebelum membahas beberapa perspektif belajar sebagai landasan psikologis dalam pengembangan
media dan teknologi pembelajaran, kiranya perlu memberikan definisi tentang perspektif dan belajar
secara terpisah. Secara umum, perspektif dimaknai sebagai cara memandang sesuatu (Duffy, McDonald,
dan Mizell, 2003).
Belajar dapat dijelaskan secara umum dan khusus berdasarkan perspektif masing-masing oleh beberapa
ilmuan. Pada bagian ini, belajar didefinisikan secara umum, kemudian dikaji melalui perspektif yang
berbeda-beda berdasarkan teori belajar. Secara umum, belajar dipahami sebagai persisting change in
capability resulting from the learner’s experience and interaction with the world (Driscoll, 2000: 11).
belajar dalam hal ini dianggap sebagai perubahan kemampuan yang dihasilkan dari pengalaman dan
interaksi dengan dunia. Belajar juga dipahami sebagai perubahan yang relatif permanen dalam
pengetahuan seseorang berdasarkan pengalaman yang diperolehnya (Mayer dan Clark, 2008).

Dengan demikian, belajar merupakan perubahan kemampuan manusia yang rekatif permanen sebagai
akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan
internal yang mencakup pengetahuan, sikap, mental, dan keterampilan. perubahan internal merujuk
pada perubahan perasaan, dan jiwa yang terbentuk melalui pengalaman.

Strategi Pembelajaran

Secara umum, strategi dipahami sebagai cara melakukan sesuatu. Strategi pembelajaran merupakan
cara melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Banyak sekali strategi atau metode yang
dapat digunakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Diantaranya adalah:

Ceramah

Strategi ini sangat umum digunakan baik oleh guru sekolah dasar dan menengah, perguruan tinggi, dan
pelatihan. Metode ini sering digunakan untuk membuka suatu prmbelajaran, ketika waktu terbatas
sedangkan bahan yang disampaikan banyak, dan jumlah peserta didk yang relatif banyak. Metode
ceramah adalah penuturan bahan pembelajaran secara lisan yang diikuti dengan Tanya jawab. Metode
ini dibarengi dengan penggunaan media dan teknologi seperti buku catatan, kapur atau spidol, papan
tulis, dll.

Presentase

Presentase adalah penyajian informasi kepada audiens dengn menggunakan alat bantu
computer/laptop dan projector untuk menampilkan bahan dalam bentuk visual, audio, video, dan
multimedia. Presentase yang baik dapat memaksimalkan penggunaan software powerpoint.

Demonstrasi

Demonstrasi adalah strategi penyajian bahan pembelajaran melalui peragaan dengan menunjukkan
suatu proses, prosedur kerja, atau langkah-langkah kegiatan. Terdapat beberapa media yang dapat
digunakan dalam mendukung kegiatan demonstrasi. Video merupakan media dan teknologi yang sangat
bagus untuk diterapkan dalam menopang kegiatan demonstrasi.

Diskusi
Diskusi adalah strategi pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan untuk
dikaji, dianalisis, dan dipaparkan melalui forum untuk mencapai kesepakatan. Media yang mungkin
digunakan adalah lembar lepas atau handout, laptop, LCD Dll.

Latihan dan Praktik

Laihan dan praktik adalah strategi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik secara individu
untuk menguasai keterampilan dasar atau pengetahuan melalui pekerjaan yang berulang-ulang.

Tutorial

Tutorial adalah strategi pembelajaran mandiri yang menyediakan informasi secara bertahap untuk
menyajikan konsep atau satuan pelajaran.

Belajar Kooperatif

Belajar kooperatif merupakan strategi pengelompokkan dimana peserta didik bekerjasama untuk saling
mendapatkan keuntungan dari potensi belajar anggota lainnya.

Simulasi

Simulasi adalah strategi yang menggunakan situasi tiruan untuk menyampaikan pembelajaran.

Permainan

Permainan juga disebut sebagai belajar berbasis game atau permainan pendidikan. permainan adalah
strategi pembelajaran yang mengintegrasikan permainan untuk mengembangkan sikap dan
keterampilan dalam situasi yang menyenangkan.

Inquiri

Inquiri adalah suatu strategi pembelajaran yang menempatkan pertanyaan, pandangan, dan observasi
peserta didik sebagai pusat pengalaman belajar.

4. PERTEMUAN KEEMPAT

2.4 Model-model Pengembangan media dan Teknologi pembelajaran

Secara umum istilah model dapat dipahami melalui makna yang terdapat dalam Online Business
Dictionary bahwa yang dimaksud dengan model adalah representasi grafis, matematika (simbolik), fisik,
maupun lisan atau versi sederhana dari suatu konsep, fenomena, hubungan, struktur, sistem, atau aspek
dari dunia nyata. Definisi ini mencakup seluruh jenis model mulai dari yang sederhana sampai model
teknologi canggih, mulai dari model yang sedikit abstrak sampai model dalam bentuk fisik.

Definisi lain diberikan oleh Snelbecker (1974: 32) yang mengatakan bahwa model is a concretization of a
theory which is meant to be analogous to or representative of the process and variables involved in the
theory (Model adalah konkretisasi/ perwujudan teori yang dimaksudkan untuk menjadi analog atau
wakil dari proses dan variabel yang terlibat dalam teori). Definisi ini menekankan bahwa model adalah
sesuatu yang berwujud dalam bentuk fisik atau dapat dikatakan merupakan penjabaran teori untuk
dijadikan acuan dalam menjalankan sesuatu. Model yang dikemukan di sini lebih khusus pada
representasi analogi dari suatu konsep dan teori.

5. PERTEMUAN KELIMA

2.5 Belajar melalui bahan cetak

Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses percetakan (printing atau offset).
Media bahan cetak menyajikan pesan atau informasi melaui huruf atau gambar yang diilustrasikan
untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang akan disampaikan.

Media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media penyampai pesan
pembelajaran dimana pada nyater kandung teks (bacaan) danilustrasi-ilustrasi pendukungnya.Media
cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas pengajaran dan informasi.

Jenis media bahan cetak ini di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Buku teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang di susun untuk

memudahkan para pendidik dan peserta didik dalam upya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Penyusunan buku teks ini di sesuaikan dengan urutan (squence) dan ruang lingkup (scope) bidang studi
tertentu.

2. Modul, yaitu suatu paket program yang di susun dalam betuk satuan tertentu dan di

desain sedemikian rupa guna kepentingan belajar mengajar. Satu paket modul biasanya memiliki
komponen petunjuk pembelajar, lembaran kegiatan pebelajar, lembaran kerja pebelajar, kunci
lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.

3. Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket terprogram pengajaran individual, hampir

sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul adalah bahan pengajaran terprogram ini tersusun
dalam topik-topik kecil untuk seiap bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang
merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan/ respons dari pertanyaan bingkai lain.

Teknologi cetak adalah cara-cara untuk memproduksi atau menyebarkan materi, seperti buku dan
materi visual statis, yang pada umumnya di lakukan melalui proses cetak mekanis atau foto grafis.

6. PERTEMUAN KEENAM

2.6 Belajar melalui Bahan visual

Jenis media pembelajaran visual adalah media yang mengandalkan indera penglihatan. Jenis media
pembelajaran ini menampilkan materianya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk visual.

Selain itu, fungsi media visual juga berguna untuk menarik perhatian, memperjelas materi yang
disajikan, menggambarkan fakta yang mungkin dapat dengan mudah dicerna dan diingat dalam bentuk
visual. Jenis media pembelajaran visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual
gerak.

1. Media visual diam

Media visual diam bisa berupa foto, ilustrasi, flashcard, film bingkai, OHP, grafik, bagan, diagram, poster,
peta, dan lain-lain.

2. Media visual gerak

Media visual gerak bisa berupa gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan lain sebagainya.

7. PERTEMUAN KETUJUH

2.7 Integrasi Teknologi dan komunikasi dalam pembelajaran

Integrasi teknologi adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam wilayah konten secara
umum dalam pendidikan untuk memungkinkan mereka belajar keterampilan komputer dan
teknologi.Teknologi harus menjadi sebuah bagian integral dari fungsi kelas seperti perangkat pengajaran
lain yang mudah untuk diakses.

8. PERTEMUAN KEDELAPAN

2.8 Integrating Social media to promote student-entered learning

One of the keys to developing a student-centered classroom and learning environment is to create
ongoing projects for students. Ongoing projects promotes mastery of subject matter being taught and
learned.

Salah satu kunci untuk mengembangkan ruang kelas dan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa
adalah membuat proyek yang berkelanjutan untuk siswa. Proyek yang sedang berlangsung
mempromosikan penguasaan materi pelajaran yang diajarkan dan dipelajari.

"Suppor[t] Metacognition." "Learner-centered instruction helps students think about their teaching
during learning events."

Ask "What Do They Like?" ...

Allow "Students [to] Make Decisions." ...

"Provide structure when needed." ...

"Gamify it." ...


"Listen & Offer Choices." ...

"Shift away from whole class discussion." ...

"Shift Focus

1. "Mendukung [t] Metakognisi." 2. "Pengajaran yang berpusat pada peserta didik membantu siswa
memikirkan tentang pengajaran mereka selama acara pembelajaran."

Tanyakan "Apa yang Mereka Suka?" ...

3. Izinkan "Siswa [untuk] Membuat Keputusan." ...

4. "Sediakan struktur saat dibutuhkan." ...

5. "Gamify itu." ...

6. "Dengarkan & Tawarkan Pilihan." ...

7. "Bergeser dari diskusi kelas secara keseluruhan." ...

8. "Pergeseran Fokus

10 Characteristics of Learner-Centered Experiences

1. " Are Personal" ...

2. " Allow Users to Exert Agency" ...

3. " Are Inquiry-Based" ...

4. " Are Collaborative" ...

5. " Are Authentic" ...

6. " Ensure Time for Critique and Revision" ...

7. " Allow for Productive Struggle" ...

8. " Have Goals and Accountability"

8 Karakteristik Pengalaman yang Berpusat pada Pelajar

1. "Apakah Pribadi" ...

2. "Izinkan Pengguna Menggunakan Agen" ...

3. "Apakah Berbasis Permintaan" ...

4. "Apakah Kolaboratif" ...


5. "Asli" ...

6. "Pastikan Waktu untuk Kritik dan Revisi" ...

7. "Biarkan Perjuangan Produktif" ...

8. "Memiliki Tujuan dan Akuntabilitas"

9. PERTEMUAN KESEMBILAN

2.9 Blended learning

A. Pengertian Blended Learning

Blended Learning secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perpaduan metode belajar tatap muka
(di dalam kelas) dengan materi yang diberikan secara online. Metode ini sangat efisien karena selain
mahasiswa bisa mendapatkan perkuliahan tatap muka dengan dosen di dalam kelas, mereka juga bisa
mengakses materi yang diberikan secara online di manapun mereka berada.

B. Karakteristik Blended Learning

1. Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya


pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.

2. Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan belajar mandiri via
online.

3. Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya
pembelajaran.

4. Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator, dan
orangtua sebagai pendukung.

5. Blended Learning dibutuhkan pada saat metode pengajaran jarak jauh tidak begitu dibutuhkan.
Proses pengajaran blended learning ini dibutuhkan pada pemelajar membutuhkan penambahan
pelajaran.

C. Tujuan Blended Learning

Adapun tujuan dari blended learning adalah :

1. Membantu pemelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya
belajar dan preferensi dalam belajar.

2. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran secara
mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
3. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan aspek terbaik dari
tatap muka dan instruksi online.

D. Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning Kelebihan blended learning :

Adapun kelebihan dan kekurangan blended learning adalah :

1. Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat
saling melengkapi.

2. Pembelajaran lebih efektif dan efisien

3. Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta belajar semakin mudah
dalam mengakses materi pembelajaran.

Kekurangan blended learning :

1. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak
mendukung.

2. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam
blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan
menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.

3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi

4. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses Internet

10. PERTEMUAN KESEPULUH

3.0 Pembelajaran jarak jauh berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi

komunikasi yang maju dapat ditata ulang, lebih daripada hanya sekedar meng-gantikan
keanekaragaman budaya. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan belajar global yang melibatkan
pengetahuan dan budaya lokal, tetapi juga meng-hubungkan pembelajar secara internasional.
Masalahnya bagaimana pembelajaran jarak jauh mempunyai peran dalam mengembangkan dunia dan
menggambarkan bagaimana teknologi informasi dan komunikasi bisa mengurangi “perpindahan tenaga
akhir” dan membuka pintu untuk kelompok orang yang terisolasi. Kualitas dalam pendidikan global
secara umum mengacu pada pemeliharaan standar yang konsisten. Konsep kualitas sering
diterjemahkan menjadi proses belajar yang dapat diukur oleh alat-alat pengetesan yang standar. Alat-
alat yang tersedia dapat melakukan pekerjaan yang baik dalam mengukur nilai dalam pendidikan, atau
persyaratan-persyaratan untuk mengukur benar-benar mengendalikan yang diajarkan. Dengan
globalisasi dan penciptaan belajar yang terdistribusi membutuhkan kepercayaan bidang pendidikan
untuk melewati batasan-batasan dalam cara-cara dan kualitas sebagai topik penting. Indikator utama
globalisasi tampak sebagai ketetapan pengalaman bidang pendidikan yang terstandar untuk terus
meningkatkan jumlah pembelajar. Kecenderungan lain adalah kecenderungan terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai materi pembelajaran yang paling bermakna, dengan adanya
penekanan penurunan terhadap pengetahuan budaya (e.g., Blackmore, 2000; Walter, 2000; dan lain-
lain.). Globalisasi dalam pendidikan secara umum menyiratkan peng-

gunaan teknologi belajar terdistribusi untuk kelompok pembelajar yang secara

geografis tersebar luas dan, dalam pandangan efisiensi, ide ini sering diterjemah-kan ke dalam
homogenisasi isi pendidikan. Untuk menciptakan program belajar terdistribusi dapat dipasarkan kepada
para pembelajar. Lingkungan belajar terdis-tribusi dapat menyediakan belajar secara mandiri dan
fleksibel, untuk memenuhi berbagai kebutuhan variasi belajar pembelajar. Belajar terdistribusi dilihat
sebagai sesuatu yang cocok untuk memenuhi kebutuhan komunitas karena menyediakan fleksibilitas
untuk para pembelajar dalam pengalaman pendidikannya tanpa me-ninggalkan tanggung-jawab
komunitasnya. Konsultasi komunitas dan analisis kebutuhan di dalam komunitas sebagai faktor-faktor
penting untuk memastikan proyek belajar yang terdistribusi itu efektif. Kemitraan dalam komunitas
meru-pakan kunci suksesnya program. Pembelajar bekerja menciptakan strategi baru bagi hubungan
antara korporasi dan komunitas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :

Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi
informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat
manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi
dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi.

Semua sistem informasi mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan (input),
kemudian memprosesnya dengan melakukan penghitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran
dan lain-lain, akhirnya memperoleh informasi sebagai keluarannya (output).

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai