Anda di halaman 1dari 15

PRAGMATIK

DEIKSIS, PRA ANGGAPAN, IMPLIKATUR, DAN


ENTAILMENT.

kelompok 3

Annisa Hudani Nabila 186210662


Fira Salsa Arifannisya 186210740
Sarini 186210012
Siti Hamidah 186210682
A. DEIKSIS
Menurut Lyons (1997: 637 dalam Djajasudarma, 2013:51) Deiksis atau disebut juga
dengan penunjuk adalah lokasi dan identifikasi orang, objek, peristiwa, proses
atau kegiatan yang sedang dibicarakan atau yang sedang diacu dalam
hubungannya dengan dimensi ruang dan waktunya, pada saat dituturkan oleh
pembicara atau yang diajak bicara.
Deiksis terbagi menjadi 4, yaitu

1. Deiksis Pronomina
2. Deiksis yang menyangkut nama diri
3. Deiksis yang menyangkut pronomina
demonstratif
4. Deiksis yang menyangkut waktu
1) Deiksis Pronomina Orangan (Persona)

Sistem pronomina orangan meliputi sistem tutur sapa (terms of


addresse) dan sistem tutur acuan (terms of reference). Sistem
pronomina persona di dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

Persona pertama : aku, saya (tunggal)


kami, kita (jamak)

persona kedua : engkau, kamu, anda (tunggal)


kalian (jamak)

Persona ketiga : dia, ia, beliau (tunggal)


mereka (jamak)
2) Deiksis yang menyangkut nama diri

Ujaran sehari-hari dapat menghindari pemakaian


pronomina orangan, kita cenderung memakai nama
lain antara lain nama diri, pangkat, dan tingkat
kekerabatan karena kita agaknya lebih suka kepada
“pendekatan yang tidak langsung” (Moeliono, 1969
dalam Djajasudarma 2013:56).

Contoh:

a) Unyil mau ke mana?


b) Kamu/engkau mau ke mana?
3) Deiksis yang menyangkut pronomina demonstratif
(Penunjuk)

Deiksis ini ditunjukkan satuan leksikal ang berhubungan


dengan arah dan ruang, yang berupa antara lain ini, itu, sini,
situ, dan sana.

contoh:
(a) Buku ini saya beli di situ.
(b) Buku itu saya beli di sana.
4) Deiksis yang menyangkut waktu

Didalam bahasa Indonesia kategori gramatikal


perubahan verba tidak ditemukan. Dalam bahasa
melayu Indonesia nama hari dapat dileksikalkan seperti
kemarin dulu, kemarin (1 hari sebelum sekarang) (kini),
besok (1 sesudah sekarang), lusa (2 hari sesudah
sekarang), langkat (4 hari sesudah sekarang), tubin (5
hari sesudah sekarang/tungging). Leksem waktu
seperti pagi, siang, sore, dan malam tidak bersifat
deiksis, karena perbedaan masing-masing leksem itu
ditentukan berdasarkan patokan posisi planet bumi
terhadap matahari.
Praanggapan menurut (Yule, 2006 dalam

B. PRA Puspamyati, 2015:223) merupakan sesuatu


yang diasumsikan penutur sebagai kasus
sebelum membuat sebuah ujaran.

ANGGAPAN Praanggapan muncul dalam percakapan


yang kehadirannya secara tidak langsung
sudah dapat dipahami oleh petutur
Jenis-jenis Pra anggapan
(ada enam tipe)

01 Praanggapan Eksistensial 02 Praanggapan Faktual


Levinson (dalam Aprilia, 2019: 24) berpendapat Levinson (dalam Aprilia, 2019: 25) mengatakan
bahwa praanggapan eksistensial merupakan praanggapan ini muncul dari informasi yang ingin
praanggapan yang tidak hanya diasumsikan disampaikan atau dinyatakan dengan kata-kata yang
keberadaannya dalam kalimat-kalimat yang menunjukkan suatu fakta atau berita yang diyakini
menunjukan kepemilikan, tetapi dapat lebih kebenarannya.
diperluas lagi dengan kebenaran dari sebuah
pernyataan dalam tuturan tersebut. Contoh : Tina tidak menyadari bahwa dirinya sakit
demam.
Contoh: Adik saya memiliki sepeda baru
03 Praanggapan Nonfaktual

Levinson (dalam Aprilia, 2019: 26) mengatakan


praanggapan nonfaktual adalah praanggapan yang
masih memungkinkan adanya pemahaman yang
salah karena penggunaan kata-kata yang tidak pasti
dan masih ambigu.

contoh: Dia bermimpi bahwa dirinya menang kuis.

04 Praanggapan Leksikal

Levinson (dalam Aprilia, 2019: 29) berpendapat bahawa


praanggapan ini merupakan praanggapan yang di
dapat melalui tuturan yang diinterpretasikan melalui
penegasan dalam tuturan.

contoh: Andi berhenti kerja.


05 Praanggapan Struktural

Levinson (dalam Aprilia, 2019: 30) mengatakan praanggapan ini


adalah praanggapan yang dinyatakan melalui tuturan dalam
struktur kalimat yang jelas dan langsung dipahami tanpa
melihat kata-kata yang digunakan.

contoh: Silakan mencoba produk kecantikan tersebut!

06 Praanggapan Konterfaktual

Kata konter memiliki makna menantang atau melawan.


Levinson (dalam Aprilia, 2019: 31) mengatakan praanggapan ini
menghasilkan pemahaman yang berkebalikan dari
pernyataan.

contoh: Andaikan aku kaya, pasti akan membeli rumah yang


besar.
C. IMPLIKATUR
Implikatur berasal dari kata kerja bahasa Inggris implicate
yang secara etimologis berarti “mengemukakan sesuatu
dengan bentuk lain”. Implikatur atau implikatur
percakapan adalah implikasi pragmatis yang terdapat di
dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya
pelanggaran prinsip percakapan Asmira (dalam
Apriliasya, 2010: 1).
a) Implikatur konvensional

Implikatur Konvensional Implikatur konvensional adalah makna suatu


ujaran yang secara konvensional atau secara umum diterima oleh
masyarakat.

Contohnya: RUDI ORANG CINA

b) Nonkonvensional

Implikatur Nonkonvensional yang dimaksud adalah ujaran yang menyiratkan


sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya.

Contohnya: RANI BERTAMBAH GEMUK (A) Wah, Rani sekarang tambah subur.
(B) Iya, sekarang sudah beranak tiga
D. ENTAILMENT
Entailment merupakan kalimat yang berkaitan yang bersifat logis
dan mutlak bergantung dengan pengetahuan bersama yang
dimiliki peserta tutur. Entailment merupakan hubungan yang ada
antara dua kalimat dimana kebenaran satu kalimat berpengaruh
terhadap kalimat yang satunya. Jika kalimat yang satu benar maka
kalimat kedua dipastikan atau diharuskan benar. Jika kalimat yang
satu salah maka kalimat kedua pun akan salah.

Contoh

Parto : Badu menggoreng ikan.


Narji : Badu memasak ikan.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai