Anda di halaman 1dari 19

PRAANGGAPAN,IMPLIKATUR

DAN INFERENSI DIEKSIS


OLEH KELOMPOK 6
:

NOVIA ILMA RAHMAN


196009

RISKA YULIS VILNIZAM


196020

GARNIS DANU KUSUMA


196029
PENGERTIAN PRAANGGAPAN

Nababan dalam Eva (2012: 11) mengemukakan bahwa


praanggapan sebagai dasar atau penyimpulan dasar
mengenai konteks dan situasi berbahasa yang membuat
bentuk bahasa yang mempunyai makna bagi pendengar
atau penerima bahasa itu dan sebaliknya membantu
pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa yang
dipakainya untuk mengungkapkan makna atau pesan
yang dimaksud.
JENIS PRAANGGAPAN

1. Presuposisi Esistensial
Presuposisi (praanggapan) eksistensial adalah preaanggapan yang
menunjukkan eksistensi/ keberadaan/ jati diri referen yang
diungkapkan dengan kata yang definit.
Contoh : a. Orang itu berjalan
b. Ada orang berjalan
 
2. Presuposisi Faktif

Presuposisi (praanggapan) faktif adalah praanggapan di mana


informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat
dianggap sebagai suatu kenyataan.
Contoh : a. Dia tidak menyadari bahwa ia sakit
b. Dia sakit
3. Presuposisi Leksikal

Presuposisi (praanggapan) leksikal dipahami sebagai bentuk


praanggapan di mana makna yang dinyatakan secara konvensional
ditafsirkan dengan praanggapan bahwa suatu makna lain (yang
tidak dinyatakan) dipahami.
Contoh : a. Dia berhenti merokok
b. Dulu dia biasa merokok
4. Presuposisi Non-faktif

Presuposisi (praanggapan) non-faktif adalah suatu praanggapan


yang diasumsikan tidak benar.
Contoh : a. Saya membayangkan berada di Hawai
b. Saya tidak berada di Hawai
5. Presuposisi Struktural

Presuposisi (praanggapan) struktural mengacu pada sturktur


kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis sebagai praanggapan secara
tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu sudah
diasumsikan kebenarannya. Hal ini tampak dalam kalimat tanya,
secara konvensional diinterpretasikan dengan kata tanya (kapan dan
di mana) seudah diketahui sebagai masalah.
Contoh : a. Kapan dia pergi?
b. Dia pergi
6. Presuposisi konterfaktual

Presuposisi (praanggapan) konterfaktual berarti bahwa yang di


praanggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi juga merupakan
kebalikan (lawan) dari benar atau bertolak belakang dengan
kenyataan.
Contoh : a. Seandainya ibu kota Jawa Barat ada di
Sumedang.
b. Ibu kota Jawa Barat bukan di Sumedang.
PENGERTIAN IMPLIKATUR

Konsep implikatur kali pertama dikenalkan oleh H.P.


Grice (1975) untuk memecahkan persoalan makna
bahasa yang tidak dapat diselesaikan oleh teori
semantik biasa. Implikatur dipakai untuk
memperhitungkan apa yang disarankan atau apa yang
dimaksud oleh penutur sebagai hal yang berbeda dari
apa yang dinyatakan secara harfiah (Brown dan Yule
1983:1).
JENIS IMPLIKATUR :

1.Implikatur Percakapan
2.Implikatur Percakapan Umum
3.Implikatur Berskala
4.Implikatur Percakapan Khusus
5.Implikatur Konvensional
PENGERTIAN INFERENSI

Sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang selalu terlibat dalam


tindak tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi dilakukan
untuk sampai pada suatu penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan yang
diterima dan pembicara atau (penulis). Dalam keadaan bagaimanapun seorang
pendengar (pembaca) mengadakan inferensi. Pengertian inferensi yang umum
ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna
harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) sampai pada yang diinginkan oleh
saorang penulis (pembicara).
“Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu
hidup”

JENIS INFERENSI

1.Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya
ditarik dari hanya satu premis
(proposisi yang digunakan untuk
Contoh:
penarikan kesimpulan). Konklusi
yang ditarik tidak boleh lebih luas
dari premisnya.
 “Pohon yang di tanam pak
Budi setahun lalu hidup”
“Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu
hidup”

JENIS INFERENSI

2. Inferensi Tak Langsung


Inferensi yang kesimpulannya ditarik
dari dua atau lebih premis. Proses
akal budi membentuk sebuah
proposisi baru atas dasar Contoh:
penggabungan proposisi-preposisi
lama.
a. Saya melihat ke dalam kamar itu.
b. Plafonnya sangat tinggi.
“Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu
hidup”
JENIS INFERENSI

3. Inferensi Elaboratif
adalah urutan dari sederhana-ke-kompleks atau
dari umum-ke-rinci, yang memiliki karakteristik
khusus. Inferensi elaboratif memiliki peran dalam
interpretasi ujaran. Cummings (1999)
menggambarkan adanya integrasi interpretasi
ujaran dari tiga subkomponen yang berpa abstrak Contoh:
(pengetahuan dunia), abstrak (pengetahuan
komunikatif), dan fungsional (interferensi
elaboratif).
 “dalam mengajar sejarah perlu
unsur unsur penyapaian.
“Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu
hidup”

JENIS INFERENSI

4. Inferensi Percakapan
Dalam percakapan menuntut hadirnya komponen
tutur. Jhon L. Austin (1962) menyatakan ada tiga syarat
yang harus dipenuhi dalam tuturan performatif, syarat
itu disebut felicity conditions, yaitu (1) pelaku dan situasi
harus sesuai, (2) tindakah dilaksanakan dengan lengkap
dan benar oleh semua pelaku, dan (3) pelaku punya
maksud yang sesuai.
PENGERTIAN DIEKSIS

Dieksis adalah istilah teknis (dari bahasa Yunani) untuk


salah satu hal mendasar yang kita lakukan dengan tuturan.
Deiksis berarti Penunjukan melalui bahasa. Bentuk linguistic
yang dipakai untuk menyelesaikan penunjukan disebut ungkapan
deiksis. Dengan kata lain informasi kontekstual secara leksikal
maupun gramatikal yang menunjuk pada hal tertentu baik benda,
tempat, ataupun waktu itulah yang disebut dengan deiksis,
misalnya he, here, now. Ketiga ungkapan itu memberi perintah
untuk menunjuk konteks tertentu agar makna ujaran dapat di
pahami dengan tegas
JENIS DIEKSIS

1. Dieksis Orang
2. Dieksis Tempat
3. Deiksis Waktu
4. Deiksis Wacana
5. Deiksis Sosial
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai