Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA

DI SMK NEGERI 40 JAKARTA

A. Deskripsi Data

1. Profil SMK Negeri 40 Jakarta

SMK Negeri 40 Jakarta merupakan salah satu sekolah yang

terletak di Jalan Nanas 2, Utan Kayu Utara, DKI Jakarta. Tidak jauh

berbeda dengan SMK lainnya, proses belajar di SMK Negeri 40

Jakarta berlangsung tiga tahun pembelajaran, mulai dari kelas  X-XII.

Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang sangat bagus di daerah

DKI Jakarta sendiri.  SMK Negeri 40 Jakarta mempunyai beberapa

kompetensi keahlian, dimana dalam hal ini terbagi atas 4 Kompetensi

yang terdiri dari Administrasi Perkantoran, Akutansi, Pemasaran dan

Multimedia, dimana jurusan tersebut memiliki akreditasi A yang telah

ditetapkan pada tahun 2009, system pembelajaranya menggunakan

KTSP.

Produktif merupakan salah satu pelajaran yang bernuasa jurusan

atau bidang tertentu, dalam hal ini pelajaran ini hanya bisa kita temui

dalam tingkatan SMK saja, karena pada dasarnya memang sekolah yang

berupa tingkatan ini berfokus pada pengajaran mengenai bagaimana

jurusan atau suatu bidang yang terdapat dalam hal tersebut, sehingga

46
47

lebih menjurus kepada peningkatan kemampuan dan skill dari masing-

masing peserta didik.

Prasarana yang ada di SMK Negeri 40 Jakarta adalah ruang

kepala sekolah dan wakil, ruang guru, pelayanan administrasi,

perpustakaan, ruang unit produksi, ruang ibadah, ruang bersama, ruang

toilet, ruang gudang, asrama siswa, ruang bp/bk, ruang OSIS, ruang

koperasi, ruang UKS, ruang penjaga Sekolah, Ruang kelas, Ruang

praktek/bengkel/workshop,ruang praktek computer, ruang lab

multimedia.

Unsur yang tidak boleh hilang dari tingkatan ini adalah jalinan

kerjasama, seperti yang kita tahu bahwa mungkin tidak semua sekolah

mempunyai kerjasama dengan dunia usaha lain, tapi pada dasarnya saat

ingin melakukan praktek kerja, selalu saja ada dunia usaha yang

menerima peserta didik tersebut untuk melakukan praktek disana, jadi

dapat disimpulkan bahwa keberadaan peserta didik yang bertingkat

SMK ini sangat dibutuhkan tenaga dan pikirannya dalam dunia kerja

tertentu. Kerjasama ini dijalin untuk mendapatkan kepercayaan

bagaimana sekolah ini dapat membentuk peserta didik yang memiliki

karakter yang bagus dalam dunia kerja dan pada akhirnya bisa menjadi

karyawan pada suatu perusahaan untuk memajukan perusahaan

tersebut. Untuk saat ini SMK Negeri 40 Jakarta belum memiliki

kerjasama dengan perusahaan lainnya.


48

Buku merupakan suatu hal yang tidak akan pernah habis jika kita

ingin terus mempelajarinya, dan hal itu merupakan salah satu item yang

hampir selalu ada dalam hidup kita, saat kita sekolah mulai dari tingkat

SD sampai dengan perguruan tinggi bahkan dalam dunia kerja pun kita

juga berhubungan dengan buku tersebut, dalam hal ini mungkin saja

dapat berupa buku petunjuk pekerjaan atau biasa disebut dengan standar

operasional prosedur yang biasa ada dalam perusahaan tertentu. Buku-

buku yang ada sendiri adalah seperti bahasa Indonesia, matematika,

bahasa inggris, multimedia.

2. Pembelajaran di SMK Negeri 40 Jakarta

SMK Negeri 40 Jakarta ini sendiri juga memiliki beberapa system

pembelajaran terkait dengan bagaimana penerapan yang ada dalam

sekolah, dimana penerapan pembelajaran yang berbasis TIK dilakukan

dengan metode akses internet pada 5 mata pelajaran yang terkait dengan

sekolah itu sendiri sementara untuk penerapan yang berbasis

kewirausahaan dilakukan dengan metode lainnya pada beberapa mata

pelajaran yang terkait dengan beberapa pelajaran yang ada dalam

sekolah itu sendiri, dimana saling berkaitan dengan penerapan tersebut

yang dibuat sekolah ini sendiri dan yang terakhir adalah penerapan

pembelajaran yang bersifat membangun karakter bangsa dengan

Olahraga, OSIS, Pramuka, Paskibra, PMR dan Kesenian. Tenaga

kependidikan yang ada pada SMK Negeri 40 Jakarta memiliki tugas

dan kewajiban masing-masing, sehingga pada dasarnya tenaga kerja


49

tersebut harus dibutuhkan untuk menyelesaikan beberapa masalah,

tenaga kerja sekolah ini terdiri dari penjaga sekolah berjumlah 2 orang,

tenaga perpus, kepala tata usaha dan tenaga teknis keuangan berjumlah

1 orang serta tenaga admin berjumlah 5 orang.

3. Visi Misi SMK Negeri 40 Jakarta

a. Visi Sekolah

Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia serta berkualitas

unggul, dan berkompeten dalam revolusi 4.0.

b. Misi Sekolah

1. Meningkatkan akhlak mulia sebagai manifestasi iman dan takwa

peserta didik.

2. Meningkatkan kompetensi kejuruan dan akademik peserta didik.

3. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.

4. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan (8 SNP)

5. Mempererat kerjasama antara keluarga besar SMKN 40 Jakarta,

Orangtua, komite, dunia industri, masyarakat dan bagian

pendidikan terkait melalui keterbukaan wawasan/literasi.

6. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreativitas, komunikasi

dan kolaborasi.

7. Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan peserta didik.

B. Penyajian Data dan Analisis Data

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti

memperoleh data mengenai pembinaan akhlak di SMK Negeri 40 Jakarta.


50

Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara.

Pada bab ini disajikan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Penyajian data yang dimaksud untuk menyajikan data yang diperoleh

dari tempat penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti membagi

2 kelompok wawancara yaitu kelompok laki-laki yang melakukan

wawancara dengan guru PAI SMKN 40 Jakarta dan kelompok

perempuan melakukan wawancara dengan siswa SMKN 40 Jakarta

1. Upaya Guru PAI Dalam Membina Akhlak Siswa di SMK Negeri 40

Jakarta

Dalam melaksanakan pembinaan akhlak siswa di SMK Negeri 40

Jakarta harus dengan program dan usaha maksimal. Guru Pendidikan

Agama Islam tidak cukup dengan mengajarkan materi saja dikelas,

tetapi harus ikut andil dalam segala kegiatan yang ada disekolah.

Mengenai hal itu, peneliti melakukan wawancara dengan guru

PAI SMKN 40 Jakarta. Adapun Hasil wawancara tersebut adalah

sebagai berikut :

“Pembinaan akhlak adalah suatu usaha menjaga maupun memperbaiki


akhlak siswa atau bisa dibilang pendidikan karakter yang merupakan
tanggung jawab bersama. Semua guru harus bahu-membahu dalam
membina akhlak siswa disekolah tanpa terkecuali terutama guru PAI”
(Wawancara dengan Ibu Mukaromah selaku guru PAI SMKN 40
Jakarta, 16 Juli 2018 pukul 10.30 WIB diruang

Dalam wawancara diatas, dapat diperoleh keterangan bahwa

pembinaan akhlak siswa adalah usaha untuk membentuk akhlak atau

kepribadian siswa yang merupakan tugas dari setiap pendidik

khususnya guru PAI karena guru PAI dianggap lebih berkompeten dan
51

memahami. Hal tersebut dianggap bahwa agama dan akhlak merupakan

bidang penguasaannya. Guru PAI lebih memberikan pengaruh kepada

para siswa terkait persoalan agama terutama akhlak.

Mengenai hal tersebut peneliti melakukan wawancara dengan 2

narasumber dari siswa kelas 12 jurusan Akuntansi yang bernama

Tunjung dan Tasya. Adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai

berikut :

“Disini ada 2 guru PAI yaitu bu Mukaromah dan pak Ade. Guru yang
paling berpengaruh disini adalah guru PAI dan guru BK karena mereka
yang turun tangan langsung dalam membina siswa disini. Disini ketika
ada kegiatan, guru PAI ikut ambil andil dalam mensukseskan kegiatan
tersebut, misalnya kegiatan maulid nabi. Guru PAI terutama bu
Mukaromah menjadi panutan sebagian besar siswa disini karena
ketegasannya dan akhlaknya sangat patut untuk dicontoh.” Wawancara
dengan Tunjung siswa kelas 12 Akuntansi SMKN 40 Jakarta, 16 Juli
2019 pukul 10.30 WIB di halaman SMKN 40 Jakarta)

Berdasarkan wawancara diatas, dapat diperoleh keterangan bahwa

guru PAI sangat berpengaruh dalam pembinaan akhlak siswa dan dapat

menjadi figur seorang guru yang patut untuk dicontoh dan digugu oleh

siswanya, hal tersebut dikarenakan ketegasan dalam mengemban tugas

sebagai seorang guru agama. Selain ketegasan dan sikapnya yang bisa

dijadikan teladan bagi para siswanya, guru PAI juga harus memiliki

program yang merupakan bagian dari bentuk upaya dalam pembinaan

akhlak siswa.

Mengenai hal tersebut peneliti melakukan wawancara dengan

guru PAI SMKN 40 Jakarta. Adapun hasil wawancaranya adalah

sebagai berikut :
52

“Ada banyak program yang ditawarkan diantaranya adalah tadarus


qur’an sebelum memulai pelajaran dan menyanyikan lagu indonesia
raya, tujuannya untuk menumbuhkan rasa cinta kepada agama dan
bangsa, selain itu ada keputrian di hari jum’at untuk siswa perempuan
dan jum’at bersih. Selain itu juga ada ekstrakurikuler rohis. Untuk
siswa yang tidak bisa atau belum bisa membaca Al-Qur’an, mereka
disediakan tempat, waktu, tenaga pengajar iqra’ setiap jum’at pagi yang
mengajarkan adalah anggota ppl dan anak-anak rohis” (Wawancara
dengan ibu Mukaromah selaku guru PAI SMKN 40 Jakarta, 16 april
2019 pukul 10.30 WIB di ruang

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peneliti mendapatkan

keterangan bahwa program yang ditawarkan oleh guru PAI disekolah

tersebut cukup baik untuk melakukan kegiatan pembinaan akhlak siswa.

Untuk memperkuat hasil wawancara dengan guru PAI, peneliti

melakukan wawancara dengan Tunjung dan Tasya siswa kelas 12

jurusan akuntansi SMKN 40 Jakarta. Adapun wawancarnya adalah

sebagai berikut :

“Pembinaan akhlak yang kami dapat itu diantaranya membaca Al-


Qur’an setiap pagi secara bersama-sama, kalau untuk anak yang belum
bisa membaca Al-Qur’an itu diajarkan membaca iqro setiap jum’at.
mengikuti keputrian yang dilakukan dikelas masing-masing. Dihari
Jum’at juga diadakan sholat ju’mat dan juga diadakan zikir bersama
dihari jum’at diwaktu sholat jum’at. (Wawancara bersama Tunjung
siswa kelas 12 jurusan akuntansi SMKN 40 Jakarta,16 Juli 2019 pukul
10:30 WIB di halaman SMKN 40 Jakarta)

Tasya juga memberikan keterangan terkait dengan program dan

upaya yang dilakukan guru PAI dalam pembinaan akhlak di SMKN 40

Jakarta. Adapun hasil wawancaranya adalah sebagai berikut :

“Ketika anak laki-laki sholat jum’at, anak perempuannya mengikuti


kegiatan keputrian dikelas masing-masing biasanya dibimbing sama
guru PPL. Yang biasa dilakukan ketika kegiatan keputrian itu membaca
qur’an dan kultum. Selain itu juga ada ekskul rohis, selain untuk
kegiatan diluar jam belajar sekolah, menurut saya rohis juga merupakan
programdari pembinaan akhlak. Didalam rohis ini juga dibagi
53

kelompok liqo” (Wawancara dengan Tasya siswi kelas 12 jurusan


akuntansi SMKN 40 Jakarta, 16 April 2019 pukul 10:30 WIB di
halaman SMKN 40 Jakarta

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat diambil keterangan

bahwa program yang diterapkan disekolah ini cukup baik untuk

pembinaan akhlak siswa selain itu informasi yang diberikan cukup

akurat karena diambil dari narasumber yang berbeda dan ditempat yang

berbeda. Untuk mensukseskan program tersebut pastilah diperlukan

sarana dan prasarana yang memadai. Berikut adalah hasil wawancara

dengan guru PAI mengenai sarana dan prasarana dalam pembinaan

akhlak siswa :

“Sarana dan prasarana sudah disediakan oleh pihak sekolah seperti


disediakan iqra’ untuk kegiatan belajar iqra’, untuk sholat kita sediakan
mukena, untuk tadarus bersama kita sediakan mikrofon dan untuk
kegiatan sholat jum’at kita sediakan sound system dan terpal dilapangan
yang biasa disiapkan oleh anak-anak rohis.” (Wawancara dengan Ibu
Mukaromah selaku guru PAI SMKN 40 Jakarta, 16 April 2018 pukul
10.30 WIB)

Untuk menguatkan pernyataan diatas, kami melakukan

wawancara dengan siswa kelas 12 SMKN 40 Jakarta jurusan Akuntansi

yang bernama Tunjung dan Tasya. Adapun hasil wawancara adalah

sebagai berikut :

“Sarana dan prasarananya itu seperti kegiatan tadarus quran diwaktu


pagi, kami disediakan speaker, Jadi ada salah satu anak rohis yang
membaca quran lewat mikrofon sebagai pemandu sedangkan dan
beserta siswa yang lainnya juga membaca quran secara bersama, dalam
kegiatan ini juga kami biasanya diawasi dan dibimbing serta baca al-
quran bersama guru mata pelajaran pertama. Selain itu sarana dan
prasarana yang disediakan ketika sholat jum’at adalah terpal yang
biasanya disiapkan oleh anak-anak rohis, dan iqra bagi anak yang
belum bisa membaca qur’an” (Wawancara dengan Tunjung dan Tasya
54

siswa kelas 12 akuntansi SMKN 40 Jakarta, 16 Juli 2019 pukul 10.30


WIB di halaman SMK Negeri 40 Jakarta)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat diambil keterangan

bahwa informasi yang didapat dari guru PAI dan Siswa kelas 12 SMK

Negeri 40 Jakarta yaitu memberikan jawaban yang sama hal ini berarti

sekolah dan guru PAI memberikan sarana prasarana yang baik dan

memadai dalam upaya pembinaan akhlak.

Selain menjalankan program dan melakukan upaya pembinaan

akhlak siswa, guru PAI juga melakukan pengawasan terkait dengan

berjalannya program pembinaan akhlak siswa. Mengenai hal tersebut

peneliti melakukan wawancara dengan guru PAI SMKN 40 Jakarta.

Adapun hasil wawancara tersebut adalah :

“Dalam upaya pengawasan, para siswa disediakan buku mentoring yang


isinya ada ibadah mahdah dan ghairu mahdah yang harus diisi dengan
jujur dan harus ditanda tangani oleh orang tua dan setiap minggu akan
diperiksa oleh guru PAI.” (Wawancara dengan Ibu Mukaramah selaku
guru PAI di SMKN 40 Jakarta, 16 Juli 2109 pukul 10.30 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, didapatkan keterangan

bahwa upaya pengawasan terkait pembinaan akhlak siswa sangat baik

karena disediakan buku sebagai alat untuk mengontrol dan mengawasi

hal-hal yang terkait dengan ibadah para siswa di sekolah tersebut.

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Pembinaan Akhlak di SMKN

40 Jakarta

a. Faktor Pendukung

Berdasarkan wawancara dengan guru Pendidikan Agama

Islam SMK Negeri 40 Jakarta, menyatakan bahwa faktor


55

pendukung pembinaan akhlak di sekolah ini adalah sebagai berikut

: (Wawancara dengan Ibu Mukaromah selaku guru PAI SMKN 40

Jakarta, 16 Juli 2019 pukul 10:30 WIB)

1) Lingkungan Sekolah

“Masyarakat sekolah maupun masyarakat di lingkungan


sekitar sekolah sangat mendukung terutama para orang
tua yang menyekolahkan anak mereka disini. Mereka
percaya penuh terhadap pembinaan akhlak disini karena
selain diberikan pembinaan akhlak, siswa juga
diberikan pengawasan yaitu buku mentoring”

2) Sarana dan Prasarana yang Memadai


“Sekolah menyediakan sarana dan prasarana sebagai
alat untuk dapat mensukseskan program pembinaan
akhlak. Seperti yang sudah di katakan tadi, bahwa
sekolah menyediakan iqra, terpal untuk sholat jum’at,
mikrofon untuk tadarus, sound system, itu semua sarana
dan prasarana yang sekolah berikan”

3) Kepedulian Guru
“Para Guru disini sangat peduli terhadap pembinaan
akhlak terhadap siswa, mereka memberikan respon
yang baik terkait dengan program-program yang saya
ajukan. Mereka juga ikut andil dalam bagian dari upaya
untuk membina akhlak siswa seperti ketika waktu
sholat, beberapa guru mengecek ruangan kelas satu
persatu untuk memastikan bahwa semua siswa yang
beragama islam agar segera menuju ke masjid untuk
melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.”

b. Faktor Penghambat

Dalam melakukan suatu usaha pastilah ada faktor

penghambat atau kendala begitu juga dalam upaya pembinaan

akhlak. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan guru

PAI SMKN 40 Jakarta. Adapun hasil wawancara tersebut adalah

sebagai berikut :
56

“Kendala yang dihadapi itu tidak banyak tapi sedikit sulit, salah
satunya seperti kurangnya kesadaran sebagian murid dalam
pelaksanaan kegiatan pembinaaan akhlak ini, contohnya seperti
diwaktu sholat dzuhur, ketika adzan berkumandang masih saja ada
yang masih dikelas entah itu bercanda, ngobrol, mengerjakan tugas
padahal mereka tidak ada udzur yang menghalangi atau menjadi
penyebab mereka menunda sholat, selain itu juga waktu pembinaan
yang masih kurang. Ya itu karena kita ini sekolah negeri ya, jadi
waktunya sangat terbatas. Untuk menangani hal itu saya
mengusulkan kepada sekolah agar para siswa diberikan buku
mentoring ini juga bagian dari upaya pembinaan akhlak yang
berupa pengawasan.” (Wawancara dengan Ibu Mukaromah selaku
guru PAI SMKN 40 Jakarta, 16 Juli 2019 pukul 10:30 WIB)

Dalam wawancara diatas, didapatkan keterangan bahwa

faktor pendukung lebih banyak daripada faktor penghambat. Faktor

penghambat sedikit sulit karena kurangnya kesadaran siswa dan

kurangnya waktu untuk kegiatan pembinaan akhlak. Meskipun

begitu, sekolah tetap mengupayakan yang terbaik untuk

keberlangsungan kegiatan akhlak pada siswa.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian, maka penulis mendapatkan data yang

diinginkan. Hasil penelitian yang pertama adalah tentang upaya guru

pendidikan agama islam dalam membina akhlak siswa di SMKN 40

Jakarta yang diperoleh dari hasil wawancara bersama guru pendidikan

agama islam. Selanjutnya data ini akan dianalisis dan dibahas oleh

peneliti. Berikut adalah pembahasan dari hasil penelitian, yaitu :

1. Upaya Guru PAI Dalam Membina Akhlak Siswa di SMKN 40

Jakarta
57

Pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru pendidikan agama

islam adalah sebuah upaya untuk menyelenggarakan program

pembentukan dan pengembagan karakter. Kegiatan ini bukan merupaka

mata pelajaran, tetapi merupakan program pendidikan pendidikan untuk

membentuk kepribadian siswa agar dapat menjadi muslim yang ta’at

kepada ajaran agama sesuai dengan syariat dan juga menjadikan siswa

lebih berguna bagi dirinya, orang disekitarnya, agama, bangsa dan

negara. Kegiatan pembinaan akhlak merupakan program pembentukan

dan pengembangan karakter baik yang dilakukan setiap saat secara

terus menerus pada kurun waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran

baik didalam kelas dan kegiatan lainnya dilingkungan sekolah yang

melibatkan seluruh guru dan dan masyarakat sekolah dan didukung oleh

orang tua murid. Guru pendidikan agama islam menjadi pemegang

kendali untuk terwujudnya nilai-nilai keagamaan dilingkungan sekolah.

Begitu juga dengan pelaksanaan kegiatan pembinaan akhlak di SMK

Negeri 40 Jakarta. Pembinaan akhlak di sekolah dilakukan bersifat

praktik yang dilakukan secara terus menerus agar menjadi sebuah

pembiasaan bagi siswa. Guru pendidikan agama islam di SMK Negeri

40 Jakarta menjadi penggerak sekaligus pengawas dalam kegiatan

pembinaan akhlak ini. Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki

karakter atau kepribadian yang baik. Adapun upaya guru PAI dalam

membina akhlak siswa adalah sebagai berikut :

1) Pembinaan Harian berupa :


58

a. Piket Pagi

Piket pagi dilakukan untuk melatih rasa tanggung jawab dan

disiplin siswa dalam menjalankan tugasnya.

b. Membaca Doa Sebelum dan Sesudah Pelajaran

Hal ini ditujukan agar segala sesuatu yang dilakukan disekolah

mendapat ridho dari Allah subhanahu wa Ta’ala

c. Tadarus Al-Qur’an Bersama Setiap Pagi

Hal ini ditujukan agar siswa dapat membiasakan diri untuk dapat

membaca Al-Qur’an setiap hari.

d. Sholat Dzuhur Berjamaah

Sholat dzuhur ini dibagi menjadi beberapa kloter karena

mushola belum cukup dapat menampung seluruh siswa untuk

sholat berjamaah sekaligus. Sholat dzuhur berjamaah dilakukan

karena siswa dibiasakan untuk tidak meninggalkan kewajiban

sebagai seorang muslim.

2. Pembinaan Mingguan, Berupa :

a. Amal Jum’at

Kegiatan ini melatih siswa agar dapat menyisihkan sebagian dari

uang yang mereka punya untuk diamalkan, hal ini mengajarkan

siswa untuk tidak bersifat kikir dan sombong. Maka dari itu,

kegiatan ini melatih siswa untuk bersifat dermawan.

b. Sholat Jum’at Berjama’ah dan Dzikir Bersama


59

Kegiatan ini dilakukan untuk membiasakan siswa laki-laki untuk

melaksanakan kewajibannya sebagai muslim yaitu sholat jum’at.

c. Keputrian

Kegiatan keputrian ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh

siswi SMKN 40 Jakarta ketika siswa laki-laki melaksanakan

sholat jum’at. Kegiatan ini diisi dengan membaca Al-Qur’an

secara bersama dan kultum dari siswi secara bergantian setiap

minggunya. Hal ini bertujuan agar para siswi tidak

menghabiskan waktu kosong untuk hal yang sia-sia ketika

waktu pelaksanaan sholat jumat bagi laki-laki selain itu juga

dapat memberikan kegiatan positif yang bersifat keagamaan.

d. Belajar Membaca Iqro’

Kegiatan ini dilakukan agar siswa yang belum bisa membaca

Al- Qur’an, dapat belajar membaca Al-Qur’an dengan metode

Iqro’.

3. Kegiatan Tahunan, berupa :

a. Peringatan Maulid Nabi

Ditujukan agar siswa dapat mencintai Rasulullah dan dapat

mencontoh sifat dan sikap Beliau karena sebaik-baiknya teladan

adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam

b. Zakat Fitrah
60

Ditujukan sebagai upaya untuk membiasakan siswa memenuhi

kewajibannya sebagai muslim yaitu melaksanakan rukun Islam

yang ke empat.

c. Pesantren Ramadhan

Kegiatan ini dilakukan ketika bulan Ramadhan tujuannya adalah

memberikan ilmu-ilmu agama serta motivasi bagi siswa untuk

selalu melakukan amal kebaikan terutama dibulan Ramadhan.

Dalam melakukan pembinaan akhlak, maka guru pendidikan

agama Islam harus memiliki program yang dijalankan. Dalam

melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah tersusun dalam program

pembinaan akhlak, maka diperlukan metode. Dalam hal ini guru

pendidikan agama Islam melakukan beberapa metode, yaitu :

1. Metode Keteladanan

Keteladanan di SMKN 40 Jakarta dilakukan oleh seluruh bagian

dari masyarakat sekolah seperti, kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, seluruh jajaran guru dan staf tata usaha. Kepala sekolah

menjadi figur teladan utama bagi guru, karyawan dan para siswa.

Selain kepala sekolah, guru pendidikan agama islam juga figur

teladan utama dari segala perilaku baik disekolah maupun diluar

sekolah. Begitu juga dengan guru yang lainnya, masing-masing

memberikan contoh bagi siswa. Mulai dari berpakaian rapih dan

sopan, berbicara dan berperilaku. Tanpa adanya keteladanan, upaya

pembinaan akhlak di SMK Negeri 40 Jakarta akan sulit dilakukan


61

2. Metode Pembiasaan

Guru pendidikan agama islam SMK Negeri 40 Jakarta berupaya

melakukan pembiasaan-pembiasaan baik bagi siswa untuk

membangun kepribadian siswa menjadi pribadi yang baik, ta’at

dan beriman. Seperti pembiasaan untuk membaca doa sebelum

memulai pelajaran, pembiasaan membaca Al – Qur’an setiap pagi

sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar, pembiasaan untuk

disiplin dan berpakaian rapih, pembiasaan untuk sholat berjamaah

serta pembiasaan untuk berbuat baik terhadap sesama. Guru

mengontrol dan mengawasi kegiatan tersebut dengan buku

mentoring yang diberikan kepada siswa untuk diisi dan diberikan

tanda tangan oleh orang tua siswa.

3. Metode Nasihat

Nasihat yang diberikan guru kepada siswa harus disampaikan

dengan baik tanpa menyakiti hati siswa. Metode nasihat ini juga

bisa menjadi bagian dari teguran jika ada siswa yang melakukan

pelanggaran. Metode nasihat ini bisa di dilaksanakan ketika

tausiyah dan saat pelajaran pendidikan agama islam dikelas sedang

berlangsung.

4. Metode Hukuman

Metode hukuman yang dilakukan oleh SMKN 40 Jakarta adalah

ketika ada siswa yang melakukan pelanggaran maka akan ditegur

dan diberikan SP 1. Jika masih melakukan pelanggaran setelah


62

diberikan SP 1 maka akan diberikan SP 2. Hal itu bertujuan agar

siswa mendapatkan efek jera atas kesalahan yang telah diperbuat.

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Dalam Membina Akhlak

d. Faktor Pendorong

Faktor pendukung dalam proses pembinaan akhlak di SMK

Negeri 40 Jakarta adalah lingkungan sekolah yang sangat

mendukung adanya program pembinaan akhlak disekolah. Faktor

lain yaitu kepedulian guru untuk saling bahu membahu dalam

melaksanakan program pembinaan akhlak di SMKN 40 Jakarta.

Selain kedua faktor tersebut, sarana dan prasarana yang memadai

juga merupakan faktor pendorong dalam upaya membina akhlak

siswa.

e. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dari upaya pembinaan akhlak di SMK

Negeri 40 Jakarta adalah ada sebagian siswa yang kurang

memiliki kesadaran untuk mengikuti kegiatan pembinaan akhlak

disekolah. Selain itu juga keterbatasan waktu untuk melakukan

pembinaan akhlak pada siswa merupakan faktor penghambat

dalam melaksanakan program pembinaan akhlak.


63

Anda mungkin juga menyukai