Anda di halaman 1dari 11

RAPAT PEMBAHASAN

Sharing Knowledge ALCo Regional

Jakarta, 13 Juni 2022


Urgensi Peran Regional Chief Economist (RCE) oleh Kanwil DJPb
Program RCE pada Kanwil DJPb, merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Keuangan dan
Wakil Menteri Keuangan.
Tindak Lanjut DJPb
Arahan Menteri Keuangan 1
Rapat Pimpinan Eselon I, Analisis Pelaksanaan APBN dan APBD oleh Kanwil
9 Agustus 2021 DJPb selaku Regional Chief Economist di Daerah
“Ditjen Perbendaharaan, agar:
• menyusun mekanisme monitoring pelaksanaan belanja K/L dan APBD
• menggerakkan Kanwil DJPb untuk aktif mendorong belanja di daerah
2
• Hasil monitoring agar dapat dibahas secara rutin dalam agenda Rapim Es.1 Kemenkeu.” Standardisasi Pelaksanaan RCE di DJPb

Rapat Pimpinan Eselon I,


13 Agustus 2021 3 Publikasi, Edukasi, dan Sosialisasi Hasil Kegiatan
“Ditjen Perbendaharaan agar Regional Chief Economist
• merumuskan institutional setting Kanwil DJPb sebagai regional chief economist
• Memperkaya bacaan terkait data pelaksanaan APBN untuk digunakan sebagai feedback
kebijakan belanja.”

4
Arahan Wakil Menteri Keuangan Piloting RCE di 18 Kanwil DJPb

Rapimtas Wamen membahas RCE,


26 Juli 2021
5 Optimalisasi Hasil Kajian RCE dalam Strategi
1. Kanwil DJPb agar bersinergi dengan Forum Ekonom Kementerian Keuangan (FEKK) dalam
melakukan kajian dan analisis keuangan daerah. Kebijakan Keuangan Negara
2. Kanwil DJPb agar bersinergi dengan Kanwil DJP, Kanwil DJBC, Kanwil DJKN, dan BPPK untuk
menjadi satu kesatuan perwakilan Kementerian Keuangan yang dapat membaca ekonomi
daerah.

2
Arahan Pimpinan Terkait Regional Chief Economist dan ALCo
Regional
Arahan Menteri Keuangan
Arahan dalam Hari Bakti Perbendaharaan Disposisi atas ND No.144/PB/2022 tentang Strategic Briefsheet Nusantara Triwulan I 2022
14 Januari 2022 sebagai Pelaksanaan Regional Chief Economist tanggal 11 Mei 2022

• DJPb telah membangun sistem dan memiliki data yang begitu banyak, maka • Ini inisiatif yang bagus dan harus diteruskan dan dibangun terus kualitas
transformasi jilid II yang harus dilakukan DJPb adalah mengembangkan analisanya.
data analytics, membangun intellectual sharpness yang mampu • Harus bersinergi antara UE1, terutama untuk menunjukkan ke daerah
memanfaatkan data tersebut, serta menganalisa kebijakan. peranan Kemenkeu yang sangat substansial dan penting di daerah.
• Fungsi DJPb masih dilihat terbatas pada penyaluran anggaran, walaupun • Sering Pemda tidak menunjukkan pemahaman apalagi respek terhadap
reliable namun ini bukan reputasi yang diinginkan. DJPb mengelola kehadiran dan peran Kemenkeu di Daerah. Ini harus menjadi evaluasi kita.
keuangan negara untuk mencapai tujuan bernegara dan harus beyond tusi. • Buat forum ALCO secara berkualitas dan buat event di setiap daerah
• Transformasi DJPb harus lebih sistematis dan implementasi RCE yang mengenai peranan APBN dan APBD (yang sangat tergantung dari APBN)
sedang dijalankan harus mampu membentuk data analytic serta terhadap perbaikan kesejahteraan rakyat dan pelayanan di
memperkuat sinergi dengan unit eselon I lain di Kemenkeu dan daerah.Pemahaman ini sangat perlu ditingkatkan dan diperkuat.
stakeholders di daerah.
Arahan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Disposisi atas ND No.144/PB/2022 tentang Strategic Briefsheet Nusantara Triwulan I 2022 sebagai Pelaksanaan
Regional Chief Economist tanggal 11 Mei 2022

• Untuk tindak lanjut sesuai arahan. Forum Alco daerah agar diperkaya dg narasi seperti di kantor pusat transmisi
belanja ke pembangunan daerah seperti apa.
• Terus tingkatkan peran RCE dg inisiatif yang nyata dirasakan nilai tambahnya oleh pemda maupun stakeholders
lainnya. Mungkin seperti investor gathering di daerah layak di eksplor..
3
Desain ALCO Regional dan Progress s.d 30 April 2022
ALCo Regional mendukung ALCo Pusat dalam analisis makro-fiskal tingkat regional dan didesain dengan tata kelola yang
Tujuan terintegrasi dengan cross functions Kementerian Keuangan. Implementasi ALCo Regional sedang berproses menuju
penciptaan perspektif analisis yang terstandardisasi, sejalan dengan kajian fiskal regional.

Platform ALCo Regional Di tahun 2022 roll – out ke seluruh Kanwil DJPb Data / Informasi / Output
Reviu dan Tindak Lanjut Struktur Analisis Laporan ALCo Regional
ALCO PUSAT
1. Executive Summary
1. Roll-Out ALCo Regional telah dilaksanakan oleh
DJPPR 2. Dashboard Perkembangan Fiskal dan Ekonomi Makro
Eselon I (Sekretariat seluruh Kanwil DJPb sejak bulan Januari 2022 dan
Kemenkeu telah dilakukan analisis ALCo Regional untuk realisasi 3. Realisasi APBN Regional
ALCO)
Anggota ALCo s.d 30 April 2022. 4. Analisis deviasi proyeksi dan realisasi penerimaan dan
2. Paparan ALCo Regional yang disampaikan oleh pengeluaran APBN
ALCO Regional 5. Analisis realisasi APBD Regional
Kanwil DJPb telah mampu menganalisis dengan baik
perkembangan ekonomi regional serta serta current 6. Analisis hubungan realisasi APBD dan realisasi APBN (TKDD)
isu lokal yang mampu diangkat di level nasional. 7. Perkembangan ekonomi regional
BI Perwakilan, DJPb DJP DJBC DJKN 3. Kanwil DJPb telah mampu melakukan proyeksi 8. Current issues di Regional
OJK, BPS, (Sekretariat penerimaan dan pengeluaran di tingkat regional
Pemda
ALCo Regional) 9. Lokal issues yang Berpotensi Berdampak pada Level Nasional
dengan akurat. Melalui berbagai pelatihan dan
bimbingan dari unit terkait. 10.Lampiran

Q1 Q2 Q3 Q4
2022
timeline
1.Penyusunan SK Tim penyusun ALCO Regional. Peningkatan capacity building: Pelaksanaan monitoring dan 1. FGD Pelaksanaan ALCo Regional
Implementasi penuh 2.Penyusunan SK Tim evaluasi pelaksanaan • Pendalaman analisis fiskal dan moneter evaluasi implementasi ALCo antar Kanwil DJPb
regional 2. Paparan perwakilan Kanwil DJPb
ALCo Regional ke ALCo Regional. Regional
• kompetensi proyeksi penerimaan dan pelaksana ALCo Regional ke
Kanwil DJPb seluruh 3.Penyusunan konsolidasian ALCo Regional Q1 Menteri Keuangan
pengeluaran (CPIN).
indonesia 2022
Desain Probis ALCO Regional dan CPIN pada Kanwil DJPb
Petunjuk Pelaksanaan ALCO & CPIN Regional termuat dalam Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor ND –
5242/PB.1/2021 Tanggal 28 Desember 2021 Hal Pedoman Teknis Standardisasi Regional Chief Economist.
Supervisi oleh BKF (Pusat
Untuk tematik analisis
CPIN Sekretariat Kebijakan APBN, Pusat
regional sesuai arahan
Regional ALCo Pusat ALCo Pusat Kebijakan Ekonomi Makro)
Bahan Forum ALCO
Dit PKN SU Analisis Fiskal dan Kalibrasi analisis
ALCo Regional
4 dan perumusan
laporan ALCo
Sub Unit Supervisi Data Manajemen data, Lead : Kabid PPA II Regional
2
dan Manajemen Mutu supervisi data
Analisis Data oleh FORUM ALCO
Lead : Kabid SKKI masing-masing SU ALCo
dan CPIN serta REGIONAL
3 penyiapan bahan rapat (Seluruh Kanwil Kemenkeu)
Data Verified
Komite ALCo Regional
Lead: Kakanwil
Sub Unit Kerja Sama Konsep Laporan
Pengelolaan Keuangan SU CPIN Regional ALCo
dan Konsolidasi Data
Pusat dan Daerah Bahan Forum ALCo
Lead : Kabid PPA I
SU Kesekretariatan
Lead : Kabid PAPK Pengumpulan data dari
1 kerja sama pada forum
Pemda pengelolaan keuangan Lead : Kabu
(pra SIKRI) negara dan daerah
Finalisasi laporan
ALCo, penyiapan
Kanwil Kanwil BPS Kaper Lembaga Lain 5 penyampaian laporan
DJP DJBC Prov BI di Daerah serta publikasi
5
Standardisasi Sumber Data dan Cut Off
Telah dilaksanakan standardisasi sumber data dan cut-off yang diharapkan mampu menjadi pedoman Kanwil DJPb dalam
menyusun Laporan ALCo Regional yang seragam dan mampu menjadi pembanding dengan data yang ada pada ALCo Pusat.

No Data Sumber Cut Off Data


Latest Data pada periode bersangkutan,
1 Indikator Makro Ekonomi BPS setidaknya memuat pertumbuhan ekonomi,
TK, dan Inflasi.
2 I-Account APBN OMSPAN Setiap akhir bulan periode laporan

TKDD (DBH, DAU, DID, DD, DAKF,


3 SIMTRADA Setiap akhir bulan periode laporan
DAK NF, DO) pada I-Account

4 I-Account APBD Portal DJPK Setiap akhir bulan periode laporan

TKDD (DBH, DAU, DID, DD, DAKF, Portal DJPK Setiap akhir bulan periode laporan
5
DAK NF, DO) pada APBD

6
HASIL SURVEY
KENDALA IMPLEMENTASI ALCO REGIONAL PADA
KANWIL DJPB
Responden JUMLAH RESPONDEN PER KANWIL DJPB
Jumlah Jumlah
Survey diisi oleh 185 pegawai/pejabat yang berasal dari 34 Kanwil No KANWIL Responden
No KANWIL Responden
DJPb. Sebanyak 157 responden terlibat langsung dalam
1 Kalsel 12 18 Sultra 5
implementasi ALCo Regional.
2 NTB 12 19 Babel 4
Demografi Responden 3 Sumut 11 20 Banten 4
Dari 185 responden, sebanyak 123 responden (66%) merupakan anggota Tim Champion 4 Jabar 10 21 Kaltim 4
ALCo Regional dimana 114 diantaranya terlibat langsung dalam implementasi ALCo
Regional. Sedangkan 62 responden (34%) merupakan non anggota Tim Champion ALCo
5 Kalbar 10 22 Sulut 4
Regional, namun 43 diantaranya terlibat langsung dalam implementasi ALCo Regional. 6 Kalteng 10 23 DI Yogyakarta 3
Non Anggota ALCo Regional 7 Jambi 9 24 Riau 3
Anggota AlCo Regional
120
114
8 Kaltara 9 25 Sumbar 3
100 9 DKI Jakarta 8 26 Bengkulu 2
80
34% 10 Jatim 8 27 Lampung 2
= 60
43
66% 11 Gorontalo 7 28 Malut 2
62 40
19
= Responden 20 9 12 Sumsel 7 29 Papua Barat 2
123
responden
0 13 Jateng 6 30 Aceh 1
Tidak Terlibat Tidak Terlibat
Terlibat Langsung Terlibat Langsung 14 Maluku 6 31 Bali 1
Non Anggota ALCo Anggota ALCo Regional
Regional
15 NTT 6 32 Kepri 1
16 Sulbar 6 33 Sulsel 1
185 pegawai/pejabat
TOTAL (dari 34 Kanwil)
17 Papua 5 34 Sulteng 1
Rata-rata per Kanwil: 5,44
Hasil Survey: Kendala SDM
Kendala utama SDM berkaitan dengan kemampuan SDM dalam analisis dan jumlah SDM

Dari 185 responden, sebanyak 145 Kendala Utama SDM


responden menyatakan ada kendala SDM Dan Lain-Lain Jumlah SDM Kemampuan SDM dalam Analisis
dalam implementasi ALCo Regional
4 84 118

40 Babel; Kabar;
Masalah ada di Masalah pada 28 Kanwil, kecuali: Kanwil Bali,
Kalsel; Papua
semua Kanwil DIY, Malut, Riau, Sulsel, Sulteng

145 Responden tersebut


tersebar pada 34 Kanwil *Keterangan Dan lain-lain:
145
DJPb, dengan jumlah 1. Kurang optimalnya kompetensi Pejabat Pengawas di bidang PPA II
responden terbanyak 2. Kurangnya Pemahaman SDM terkait ekonomi/fiscal/statistika/ekonometrika (berbeda
terdapat pada Provinsi latar belakang Pendidikan)
Tidak Ya
Jabar dan Kalsel. 3. Kurangnya kemampuan SDM dalam penyajian current issue dan local issue di wilayahnya
4. Pegawai sudah senior atau berusia paruh baya
12
10
10 9

8 7
6
6 5
4
4 3
2
2 1

0 Total responden = 185 pegawai dari 34 kanwil


Aceh; Bali; Bengkulu; DIY; Banten; Kaltim; Babel;Jambi; Jateng; Kalbar; Jakarta; Jatim Kateng; Sumut Jabar; Kalsel
Kepri; Lampung; Malut; Riau; Sulbar Maluku; Sumsel Kalut; Papua; Gorontalo; NTB;
Pabar; Sulsel; Sulut Sultra NTT
Sulteng; Sumbar

9
Kebutuhan Pelatihan
Prioritas pelatihan yang dibutuhkan yaitu pelatihan Metode Proyeksi Data (ARIMA, Trend,
Decomposition, Winter, dll), metodologi penelitian, visualisasi data, pelatihan kebijakan publik dan
makroekonomi, serta pelatihan kehumasan.

0,75%
Pelatihan terkait Makroekonomi dan Kebijakan Publik

0,25%
Kehumasan

31,00%
Visualisasi Data

Metodologi Penelitian (Pengumpulan Data - Interpretasi 32,00%


Data)

Metode Proyeksi Data (ARIMA, Trend, Decomposition, 36,00%


Winter, dll)

0 20 40 60 80 100 120 140 160


10
TERIMA KASIH

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

Anda mungkin juga menyukai