Anda di halaman 1dari 20

Keterkaitan Pertumbuhan Ekonomi, Ketenagakerjaan dan Investasi di Indonesia

Tahun 2011-2015
(Lapangan Usaha Pertanian, Pertambangan dan Penggalian serta Industri Pengolahan)
Pardomuan Robinson Sihombing, SST
Statistisi Pertama Badan Pusat Statistik

Latar Belakang
Proses pembangunan ekonomi suatu negara merupakan upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan amanat UUD 1945 di Indonesia dimana bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai salah satu indikator
makro ekonomi dalam hal melihat output dan nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu negara. Selama
lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menurun dari tahun 2011 sebesar 6,17
persen dan tahun 2015 sebesar 4,79 persen. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pemerintah
berupaya meningkatkan output produksi dalam negeri.
Menurut teori ekonomi untuk menghasilkan output produksi dibutuhkan input. Input dalam
faktor produksi dapat dibagi atas input alam (seperti tanah dan sumber daya alam), input sumber daya
manusia (labor), input modal (capital) dan input kemampuan/manajeman dalam mengelola baik
sumber daya alam maupun sumber daya manusia (skill dan goodwill).
Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi memegang
peranan penting dalam peningkatan produksi karena tenaga kerja adalah subjek dari pada
pembangunan. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas sehingga menghasilkan output
yang lebih baik. Di Indonesia pada bulan Agustus tahun 2015 jika dilihat berdasarkan pendidikannya
sekitar 11 persen penduduk yang bekerja sudah menamatkan pendidikan minimal akademi/ diploma
dan masih ada 16,84 persen penduduk yang bekerja belum menamatkan pendidikan sekolah dasar.
Sedangkan persentasi jumlah yang bekerja dengan angkatan kerja sudah mencapai 93,82 persen.
Tabel 1. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan
Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu Tahun 2015
2015 Agustus
Pendidikan Tertinggi yang Angkatan Kerja (AK)
Ditamatkan
Bekerja Pengangguran Jumlah AK % Bekerja / AK
Tidak/belum pernah sekolah 4.387.904 55.554 4.443.458 98,75
Tidak/belum tamat SD 14.951.112 371.542 15.322.654 97,58
SD 31.487.578 1.004.961 32.492.539 96,91
SLTP 20.698.644 1.373.919 22.072.563 93,78
SLTA Umum/SMU 19.813.373 2.280.029 22.093.402 89,68
SLTA Kejuruan/SMK 10.837.249 1.569.690 12.406.939 87,35
Akademi/Diploma 3.086.444 251.541 3.337.985 92,46
Universitas 9.556.895 653.586 10.210.481 93,60
Tak Terjawab - - - -
Total 114.819.199 7.560.822 122.380.021 93,82

Selain tenaga kerja faktor modal (investasi) juga dibutuhkan dalam peningkatan produksi.
Dengan adanya investasi dapat dijadikan modal bagi suatu negara untuk meningkatkan pembangunan
infrasuktur dalam hal sarana dan prasarana. Indonesia adalah salah satu tujuan investasi yang
menjanjikan. Potensi-potensi yang menjadi kekuatan daya saing dengan negara lain yaitu sumber daya
alam yang melimpah, tenaga kerja muda dan terampil, pasar domestik yang besar dan terus tumbuh,
serta dukungan pemerintah meningkatkan iklim investasi dan peran Indonesia di tingkat internasional.
Dengan stabilitas politik yang terjaga selama 17 tahun pemerintahan demokrasi, perekonomian
Indonesia telah siap untuk lepas landas.
Indonesia sebagai negara agraria dengan sumber daya alam yang melimpah baik yang biotik
(sumberdaya alam pertanian, peternakan, perikanan) maupun yang abiotik (sumber daya mineral
pertambangan dan penggalian) diharapkan mampu dikelolah dengan baik. Selain dibutuhkan sumber
daya manusia yang terampil dibutuhkan juga investasi terutama pada bidang pertambangan dan
penggalian yang membutuhkan modal yang cukup besar untuk menyangkut sumber daya mineral
tersebut. Hasil-hasil sumber daya alam yang telah diambil dari alam perlu dikelolah lebih lanjut agar
mendapat nilai tambah yang lebih tinggi maka diperlukannya Lapangan Usaha Industri Pengolahan
yang memanfaatkan input alam menjadi bernilai yang lebih tinggi. Indonesia dalam tahap menuju
negara berkembang di bidang industri. Hal ini terlihat dari share Lapangan Usaha Industri Pengolahan
merupakan lapangan usaha yang kontribusinya terbesar dalam PDB yaitu rata-rata di atas 20 persen per
tahun. Lapangan Usaha Industri pengolahan juga membutuhkan investasi karena membutuhkan modal
dalam penggunaan bahan baku dan pembelian barang modal terutma pembelian teknologi dalam hal
efisiensi.
Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa faktot tenaga kerja dan
investasi(modal) memegang peranan penting dalam penciptaan output ekonomi suatu negara. Bertitik
tolak dari gambaran tersebut maka pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian yang diajukan adalah:
(1) Bagaimana perkembangan pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja dan Investasi Indonesia menurut
Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri
Pengolahan tahun 2011-2015 (2) Seberapa besar elastistas tenaga kerja dan Investasi Indonesia
menurut Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha
Industri Pengolahan tahun 2011-2015 (3) Seberapa besar kontribusi Lapangan Usaha Pertanian,
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan terhadap
perekonomian nasional tahun 2011-2015.

Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan hasil
dari penelitian yang dilakukan, dengan menggunakan data sekunder jumlah tenaga kerja, PDB, PMA,
PMDN di Indonesia secara time series dari tahun 2011-2015 yang diperoleh dari instansi atau pihak
yang mempunyai kaitan dan wewenang secara langsung. Antara lain data didapatkan dari website
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia.

Kajian Teori
1. Produk Domestrik Bruto
Untuk menghitung angka-angka PDB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
a. Menurut Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi
di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu triwulan atau satu tahun).
Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 17 lapangan usaha
(industri) dari Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian,
Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan Air dan Pengolahan Limbah,
Kontruksi, Perdagangan hingga jasa-jasa.
b. Menurut Pendekatan Pendapatan
PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta
dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas
jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan
keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.
c. Menurut Pendekatan Pengeluaran
PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari : pengeluaran konsumsi rumah
tangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap
domestik bruto, perubahan inventori,dan ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi
impor).

2. Investasi/ penanaman modal


Niilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai
investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/perbelanjaan
yang berikut:
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk
mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan
bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih
dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.

3. Tenaga Kerja
Penduduk suatu negara dibagi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang
tergolong sebagai tenaga kerja ialah penduduk yang berada pada batas usia kerja. Tenaga kerja
dibagi kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk
angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau mempunyai
pekerjaan umum, untuk sementara sedang tak bekerja dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan
bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak
mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan yakni orang-orang yang kegiatannya
bersekolah, mengurus rumah tangga, serta menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan
langsung atas jasa kerjanya (pensiun, penderita cacat). Angkatan kerja dapat dibagi lagi kedalam dua
sub kelompok yaitu pekerja dan penganggur. Pekerja ialah orang-orang yang mempunyai pekerjaan
mencakup orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan pada saat disensus atau disurvei memang
sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan
tidak sedang bekerja.

Metode Analisis Data


1. Untuk menganalisis jumlah tenaga kerja baik secara total Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian,
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan tahun 2011-
2015 digunakan model “rata-rata ukur sebagai pengukur pertumbuhan” dengan rumus (Dajan,
1995:252):

Keterangan:
L0 = besar laju pertumbuhan jumlah tenaga kerja
Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t
Lt-1 = jumlah tenaga kerja pada tahun t-1

2. Untuk menganalisis jumlah investasi/penanaman modal baik asing (PMA) maupun domestik
(PMDN) baik secara total Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan
dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan tahun 2011-2015 digunakan model “rata-rata
ukur sebagai pengukur pertumbuhan” dengan rumus (Dajan, 1995:252):

Keterangan:
C0 = besar laju pertumbuhan investasi
Ct = jumlah investasi PMA/PMDN pada tahun t
Ct-1 = jumlah investasi PMA/PMDN pada tahun t-1

3. Untuk menghitung laju pertumbuhan nilai produksi baik secara total Indonesia, Lapangan Usaha
Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan
tahun 2011-2015 digunakan model rata-rata ukur dengan rumus (Dajan, 1995:252)
Keterangan:
Q0 = besar laju pertumbuhan ekonomi/produksi
Qt = jumlah NTB ADHK pada tahun t
Qt-1 = jumlah NTB ADHK pada tahun t-1

4. Untuk mengetahui besarnya penyerapan tenaga kerja baik secara total Indonesia, Lapangan Usaha
Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan
tahun 2011-2015, menggunakan elastisitas kesempatan kerja. Dengan menggunakan rumus :

5. Untuk mengetahui besarnya penyerapan investasi (penanaman modal) baik secara total Indonesia,
Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha
Industri Pengolahan tahun 2011-2015, menggunakan elastisitas investasi. Dengan menggunakan
rumus :

Keterangan:

ηL= Elastisitas Kesempatan kerja


ηc= Elastisitas Investasi
L0 = laju pertumbuhan tenaga kerja (%)
C0 = laju pertumbuhan investasi (%)
Q0 = laju pertumbuhan NTB ADHK (%)
Kriteria :
E = 1 Unitary Elasticity, artinya apabila nilai output naik 1% maka tenaga kerja/investasi yang terserap
naik 1%, sebaliknya apabila nilai output turun 1% maka tenaga kerja/investasi yang terserap akan
turun 1%
E > 1 Elasticity, artinya apabila nilai output naik 1% maka jumlah tenaga kerja/investasi yang terserap
akan naik lebih dari 1%, sebaliknya apabila nilai output turun 1% maka tenaga kerja/investasi yang
terserap akan naik 1%
E < 1 Inelasticity, artinya apabila nilai output naik 1% maka jumlah tenaga kerja/investasi yang
terserap akan naik kurang dari 1%, sebaliknya apabila output turun sebesar 1% maka jumlah
tenaga kerja/investasi yang terserap akan turun kurang dari 1%
6. Untuk mengukur besarnya kontribusi Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan
dan Penggalian serta Lapangan Usaha Industri Pengolahan terhadap PDB digunakan metode
analisis proporsi (Djarwanto, 2001:155) dengan rumus:

Keterangan:
S = Nilai proporsi Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian,
serta Lapangan Usaha Industri Pengolahan terhadap PDB
X = Nilai produksi Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian,
Lapangan Usaha Industri Pengolahan
Y = PDB Indonesia

Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap variabel-variabel, maka perlu diberikan
batasan definisi operasional sebagai berikut :
Berikut ini adalah definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu
barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau
setengah jadi dan atau barang yang rendah nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan
sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir.
2. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja usia 15 tahun ke atas yang terserap selama periode 2011-
2015 yang dinyatakan dalam orang atau jiwa per tahun;
3. PDB adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu lapangan usaha yang
ditetapkan berdasarkan harga konstan tahun 2010 yang dinyatakan dalam satuan Rupiah pada
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
4. Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau
keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.
a. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan
modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal
1 angka 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal)
b. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan
menggunakan modal dalam negeri (Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal)

Hasil dan Pembahasan

1.Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi


Grafik 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015
7,00 6,17 6,03
6,50 5,56
6,00 5,02 4,79
5,50 6,26 5,62
5,00
4,50
4,59 4,37 4,61 4,25
4,00 3,95 4,20
3,50
4,29 4,24 4,02
3,00
2,50 3,02
2,00
1,50
2,53
1,00
0,50 0,72
-
(0,50)
(1,00) 2011 2012 2013 2014 2015
(1,50)
(2,00)
(2,50)
(3,00)
(3,50) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
(4,00)
(4,50) Pertambangan dan Penggalian
(5,00) Industri Pengolahan
(5,50) (5,08)
(6,00)

Grafik 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha


Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015

Dari grafik di atas terlihat perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2011-2015
cenderung menurun. Terlihat pada tahuh 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,17 persen
dan menurun tahun 2015 sebesar 4,79 persen. Hal ini sejalan dengan perkembnagan perkembangan
kondisi global yang lesu. Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian dan Industri Pengolahan cenderung
berfluktuatif. Sedangkan Lapangan Usaha Pertambangn dan Penggalian mengalami penurunan yang
cukup tajam pada tahun 2015 hingga terkontraksi sebesar 5,08 persen. Hal ini disebabkan penurunan
harga komoditas seperti minyak bumi dan batubara, selain itu adanya kebijakan pengetatan ekspor hasil
tambang turut andil dalam penurunan pertumbuhan lapangan usaha ini.
2.Perkembangan Pertumbuhan Tenaga Kerja
Grafik 2. Pertumbuhan Tenaga Kerja Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015
16,00
14,00 14,39
12,00 11,69
10,00
8,00
7,38
6,00
4,00
5,19
2,00 1,97
- 1,28 0,70 0,00
(2,00)
2011 2012 2013 (0,93) 2014 (0,63) 2015
(4,00)
(6,00) (4,20) (3,14)
(8,00) (5,80) (8,07)
(10,00)
(12,00) (11,00)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
(14,00) Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan

Grafik 2. Pertumbuhan Tenaga Kerja Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015

Dari grafik di atas terlihat perkembangan pertumbuhan tenaga kerja Indonesia dari tahun 2011-
2015 cenderung berfluktuatif. Terlihat pada tahun 2011 pertumbuhan tenaga kerja Indonesia mencapai
6,19 persen dan menurun tahun 2015 sebesar 0,002 persen. Hal ini sejalan dengan penurunan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian dan Industri Pengolahan
cenderung berfluktuatif. Sedangkan Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami
penurunan yang cukup tajam pada tahun 2013 terkontraksi hingga 11,00 persen dan tahun 2015
terkontraksi hingga 8,07 persen. Hal ini disebabkan penurunan harga komoditas seperti minyak bumi
dan batubara selain itu adanya kebijakan pengetatan ekspor hasil tambang.
3.Perkembangan Pertumbuhan PMA
Grafik 3. Pertumbuhan PMA Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015
105,00
95,00 103,45
85,00
75,00 73,35
65,00 64,47
55,00
45,00 51,67
35,00 34,74
26,14 40,51
25,00 20,10 32,73 16,50
15,00
17,58 (0,31) 2,62
5,00
13,18
(5,00)
(15,00) 2011 2012 2013 (1,32) 2014 (4,60)(9,65)
2015
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian (17,90)
(25,00) (13,89)
Industri Pengolahan Total (3,14)

Grafik 3. Pertumbuhan PMA Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha


Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015

Dari grafik di atas terlihat perkembangan pertumbuhan PMA Indonesia dari tahun 2011-2015
cenderung berfluktuatif menurun. Terlihat pada tahun 2011 pertumbuhan PMA Indonesia mencapai
20,10 persen dan menurun tahun 2015 hanya sebesar 2,62 persen. Hal ini menunjukkan belum
banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia, hal ini mengindikasikan masih kurangnya kepercayaan
investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hal senada juga dialami oleh Lapangan
Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian serta Lapangan Usaha Industri
Pengolahan yang mengalami penurunan pertumbuhan investasi. Terutama Lapangan Usaha Industri
Pengolahan yang pada tahun 2014 dan 2015 mengalami kontraksi pertumbuhan. Hal ini
mengindikasikan kurang tertariknya investor asing untuk menanamkan modalnya pada Lapangan
Usaha Industri Pengolahan di Indonesia.
4.Perkembangan Pertumbuhan PMDN
Grafik 4. Pertumbuhan PMDN Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015
140 124,36
130
120
110
100 79,01
90
80
70 51,91 92,42
60
50 50,84
40 50,45 39,02 25,67
30 29,47
20 25,36 21,29 21,8315,37
10 2,57 14,95
0 -2,00
-10 6,30
-20 2011 2012 2013 2014 2015
-30 2,71
-40 -29,68
-50
-60 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian
-70 -83,26
-80 Industri Pengolahan Total
-90
-100

Grafik 4. Pertumbuhan PMDN Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha


Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015

Dari grafik di atas terlihat perkembangan pertumbuhan PMDN Indonesia dari tahun 2011-2015
cenderung berfluktuatif menurun. Terlihat pada tahun 2011 pertumbuhan PMDN Indonesia mencapai
25,36 persen dan menurun tahun 2015 hanya sebesar 14,95 persen. Hal ini menunjukkan belum
banyaknya warga negara Indonesia yang mau menginvestasikan dananya untuk pembangunan.
Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian dan Industri Pengolahan cenderung berfluktuatif. Lapangan
Usaha Pertambangan dan Penggalian tahun 2014 dan 2015 mengalami kontraksi pertumbuhan. Hal ini
mengindikasikan kurang tertariknya investor domestik untuk menanamkan modalnya pada Lapangan
Usaha Pertambangan dan Penggalian di Indonesia.
5. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja
Tabel 1. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015
Growth Rata-
Lapangan Usaha Tahun TK_Aug Elastisitas
PDB rata
2011 3,95 (5,80) (1,47)
2012 4,59 1,28 0,28
Pertanian, Kehutanan, dan
2013 4,20 (0,93) (0,22) -0,47
Perikanan
2014 4,24 (0,63) (0,15)
2015 4,02 (3,14) (0,78)
2011 4,29 14,39 3,35
2012 3,02 11,69 3,87
Pertambangan dan Penggalian 2013 2,53 (11,00) (4,35) 1,09
2014 0,72 0,70 0,97
2015 (5,08) (8,07) 1,59
2011 6,26 5,19 0,83
2012 5,62 7,38 1,31
Industri Pengolahan 2013 4,37 (4,20) (0,96) 0,32
2014 4,61 1,97 0,43
2015 4,25 0,00 0,00
2011 6,17 1,35 0,22
2012 6,03 2,58 0,43
Total PDB 2013 5,56 0,23 0,04 0,21
2014 5,02 1,66 0,33
2015 4,79 0,17 0,03

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan elastisitas penyerapan tenaga kerja Indonesia, Lapangan


Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan
tahun 2011-2015 mengalami pertumbuhan elastisitas kesempatan kerja yang variatif dimana kenaikkan
tertinggi terjadi pada tahun 2012 untuk Lapangan Usaha Pertanian sebesar 0,28 persen artinya setiap
nilai pendapatan PDB 1 % akan diikuti dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja pertanian sebesar
0,28 %. Hal ini diakibatkan karena pada tahun tersebut hasil pendapatan mengalami perkembangan
yang cukup baik dengan permintaan yang meningkat yang juga diikuti oleh perkembangan jumlah
tenaga kerja yang terserap. Hal senada juga terjadi pada Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan
secara nasional elastisitas tertinggi terjadi pada tahun 2012. Sedangkan Lapangan Usaha Pertambangan
dan Penggalian mengalami elastisitas tertinggi pada tahun 2011 sebesar 14,39 persen dimana pada saat
itu harga komoditas pertambangan masih tinggi dan belum ketatnya pelarangan ekspor.
Secara rata-rata elastisitas penyerapan tenaga kerja Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian,
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-
2015 mengalami pertumbuhan elastisitas kesempatan kerja yang variatif. Lapangan Usaha Pertanian
mengalami in elastis tenaga kerja sebesar -0,47 persen artinya nilai output naik 1% maka jumlah
tenaga kerja yang terserap akan turun dari 0,47%. Hal berarti Lapangan Usaha Pertanian kurang elastis
terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja. Hal ini senada dengan hukum pertambahan hasil yang
semakin menurun (The Law of Diminishing Returns) yang dikemukakan oleh David Ricardo. dimana
perluasan produksi yang dilakukan dalam suatu bidang produksi dibatasi input tenaga kerja. Pada
dasarnya hukum ini menjelaskan bahwa di bidang pertanian, penambahan tenaga kerja pada sebidang
tanah mula-mula akan memberikan tambahan hasil yang semakin meningkat, tetapi setelah mencapai
titik tertentu pertambahan tenaga kerja lagi memberikan tambahan semakin berkurang.
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami elastisitas sebesar 1,09 persen artinya
nilai output naik 1% maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan naik dari 1,09%. Hal ini
mengindikasikan bahwa Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian masih menggunakan faktor
produksi tenaga kerja yang banyak karena perannya cukup besar dilihat dari elastisitasnya.
Lapangan Usaha Industri Pengolahan mengalami in elastisitas sebesar 0,32 persen artinya nilai
output naik 1% maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan naik dari 0,32%. Hal ini mengindikasikan
bahwa Lapangan Usaha Industri Pengolahan belum maksimal menggunakan faktor produksi tenaga
kerja yang banyak karena perannya cukup besar dilihat dari elastisitasnya. Hal senada jga terlihat dari
elastisitas nasional yang hanya sebesar 0.21 persen
5. Elastisitas Penyerapan Investasi PMA
Tabel 2. Elastisitas Penyerapan Invetasi PMA Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015
Rata-
Lapangan Usaha Tahun Growth PDB PMA Elastisitas
rata
2011 3,95 51,67 13,08
2012 4,59 32,73 7,13
Pertanian, Kehutanan, dan
2013 4,20 (1,32) -0,31 5,66
Perikanan
2014 4,24 40,51 9,55
2015 4,02 (4,60) -1,14
2011 4,29 64,47 15,03
2012 3,02 17,58 5,82
Pertambangan dan Penggalian 2013 2,53 13,18 5,21 4,89
2014 0,72 (3,14) -4,36
2015 (5,08) (13,89) 2,73
2011 6,26 103,45 16,53
2012 5,62 73,35 13,05
Industri Pengolahan 2013 4,37 34,74 7,95 6,27
2014 4,61 (17,90) -3,88
2015 4,25 (9,65) -2,27
2011 6,17 20,10 3,26
2012 6,03 26,14 4,33
Total 2013 5,56 16,50 2,97 2,21
2014 5,02 (0,31) -0,06
2015 4,79 2,62 0,55

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan elastisitas penyerapan investasi PMA Indonesia, Lapangan


Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan
Tahun 2011-2015 mengalami pertumbuhan elastisitas investasi PMA yang variatif dimana kenaikan
tertinggi terjadi pada tahun 2011 untuk Lapangan Usaha Pertanian sebesar 13,08 persen artinya setiap
nilai pendapatan PDB 1 % akan diikuti dengan pertumbuhan investasi PMA pertanian sebesar 13,08
%. Hal senada juga terjadi pada Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian serta Lapangan Usaha
Industri Pengolahan dan secara nasional elastisitas tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu masing –
masing sebesar 15,03 persen; 16,25 persen dan 16,53 persen.
Secara rata-rata elastisitas penyerapan investasi PMA Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian,
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-
2015 mengalami pertumbuhan elastisitas investasi PMA yang elastis (>1). Secara nasional elastisitas
investasi PMA sebesar 2,21 persen. Lapangan Usaha Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan
elastisitas terbesar sebesar 6,27 persen artinya nilai output naik 1% maka jumlah penyerapan investasi
PMA yang terserap akan naik dari 6,27%. Hal ini mengindikasikan bahwa Lapangan Usaha Industri
Pengolahan memiliki daya tarik tersendiri untuk investor menanamkan modalnya.

6. Elastisitas Penyerapan Investasi PMDN


Tabel 3. Elastisitas Penyerapan Invetasi PMDN Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan
Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015
Lapangan Usaha Tahun Growth PMDN Elastisitas Rata-rata
PDB
2011 3,95 6,30 1,60
2012 4,59 2,71 0,59
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2013 4,20 -29,68 -7,07 3,28
2014 4,24 92,42 21,80
2015 4,02 -2,00 -0,50
2011 4,29 124,36 28,99
2012 3,02 51,91 17,19
Pertambangan dan Penggalian 2013 2,53 79,01 31,23 -8,66
2014 0,72 -83,26 -115,64
2015 (5,08) 25,67 -5,05
2011 6,26 50,45 8,06
2012 5,62 29,47 5,24
Industri Pengolahan 2013 4,37 2,57 0,59 5,84
2014 4,61 15,37 3,33
2015 4,25 50,84 11,96
2011 6,17 25,36 4,11
2012 6,03 21,29 3,53
Total 2013 5,56 39,02 7,02 4,43
2014 5,02 21,83 4,35
2015 4,79 14,95 3,12
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan elastisitas penyerapan investasi PMDN Indonesia,
Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri
Pengolahan Tahun 2011-2015 mengalami pertumbuhan elastisitas investasi PMDN yang variatif.
Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2014 untuk Lapangan Usaha Pertanian sebesar 21,80 persen
artinya setiap nilai pendapatan PDB 1 % akan diikuti dengan pertumbuhan investasi PMDN pertanian
sebesar 21,80%. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak investor yang meninvestasikan dananya
ke Lapangan Usaha Pertanian. Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami
pertumbuhan elastisitas tertinggi pada tahun 2011 dimana tingkat produksi masih tinngi dan belum
ketatnya pelarangan ekspor hasil pertambangan dan penggalian. Lapangan Usaha Industri Pengolahan
tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 50,84 persen hal ini mengindikasikan bahwa sektor sekunder
semakin diminati oleh para investor.
Secara rata-rata elastisitas penyerapan investasi PMDN Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian,
dan Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015 mengalami pertumbuhan elastisitas
investasi PMDN yang elastis (>1). Secara Nasional elastisitas investasi PMA sebesar 4,43 persen.
Lapangan Usaha Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan elastisitas terbesar sebesar 4,43 persen
artinya nilai output naik 1% maka jumlah penyerapan investasi PMDN yang terserap akan naik dari
4,43%. Sedankan Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami in elastis sebesar -8,66
persen. Hal ini mengindikasikan bahwa Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian belum menjadi
daya tarik bagi investor domestik yang dikarenakan membutuhkan biaya investasi yang besar dan harga
komoditas yang tidak stabil.

7. Kontribusi Lapangaan Usaha


Tabel 4. Kontribusi Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, serta
Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012 2013 2014 2015


Pertanian, Kehutanan, dan
956119 993857,3 1039441 1083142 1129053 1174457
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 718128,6 748956,3 771561,6 791054,4 796711,6 756239,2
Industri Pengolahan 1512761 1607452 1697787 1771962 1853688 1932457
PRODUK DOMESTIK BRUTO 6864133 7287635 7727083 8156498 8566271 8976932
Kontribusi Pertanian,
13,93 13,64 13,45 13,28 13,18 13,08
Kehutanan, dan Perikanan
Kontribusi Pertambangan dan
10,46 10,28 9,99 9,70 9,30 8,42
Penggalian
Kontribusi Industri 22,04 22,06 21,97 21,72 21,64 21,53
Pengolahan

Pada tabel 4. Menunjukkan perkembangan kontribusi Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian, serta Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015 dimana
terlihat perkembangan kontribusi Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Lapangan Usaha Pertanian
cenderung stabil/flat. Kontribusi tertinggi adalah Lapangan Usaha Industri Pengolahan secara rata-rata
di atas 20 persen diikuti Lapangan Usaha Pertanian di atas 13 persen. Sementara Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 10,46 dan tahun 2015
sebesar 8,42 persen.
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2011-2015 cenderung menurun, tahun 2011
pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,17 persen dan menurun tahun 2015 sebesar 4,79
persen.
2. Pertumbuhan tenaga kerja Indonesia dari tahun 2011-2015 cenderung berfluktuatif. Lapangan
Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami penurunan yang cukup tajam pada tahun 2013
terkontraksi hingga 11,00 persen dan tahun 2015 terkontraksi hingga 8,07 persen.
3. Pertumbuhan PMA Indonesia dari tahun 2011-2015 cenderung berfluktuatif menurun. Terlihat
pada tahun 2011 pertumbuhan PMA Indonesia mencapai 20,10 persen dan menurun tahun 2015
hanya sebesar 2,62 persen.
4. Pertumbuhan PMDN Indonesia dari tahun 2011-2015 cenderung berfluktuatif menurun. Terlihat
pada tahun 2011 pertumbuhan PMDN Indonesia mencapai 25,36 persen dan menurun tahun 2015
hanya sebesar 14,95 persen.
5. Lapangan Usaha Pertanian mengalami in elastis tenaga kerja sebesar -0,47 persen. Lapangan
Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami elastisitas sebesar 1,09 persen dan Lapangan
Usaha Industri Pengolahan mengalami in elastisitas sebesar 0,32 persen.
6. Elastisitas penyerapan investasi PMA Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015 mengalami
pertumbuhan elastisitas investasi PMA yang elastis (>1). Lapangan Usaha Industri Pengolahan
mengalami pertumbuhan elastisitas terbesar sebesar 6,27 persen.
7. Elastisitas penyerapan investasi PMDN Indonesia, Lapangan Usaha Pertanian, dan Lapangan
Usaha Industri Pengolahan Tahun 2011-2015 mengalami pertumbuhan elastisitas investasi PMDN
yang elastis (>1). Lapangan Usaha Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan elastisitas
terbesar sebesar 4,43 persen. Sedangkan Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian
mengalami in elastis sebesar -8,66 persen.
Saran
1. Peningkatan kualitas SDM sehingga mampu bersaing terutama dalam masa perdagangan bebas
(MEA) dan pembukaan lapangan usaha yang padat karya sehingga mampu menyerap tenaga kerja
yang lebih banyak.
2. Peningkatan investasi PMA dengan mempermudah birokrasi dan penciptaan kondisi politik-hukum
yang stabil serta kondusif sehingga para investor asing tertarik untuk menanamkan modalnya di
Indonesia pembangunan infrastruktur.
3. Sosialisasi terkait PMDN terhadap masyarakat Indonesia sehingga pembangunan tidak hanya
dibiayai oleh kekuatan asing tetapi juga kekuatan domestik.
4. Pemerintah serta dunia usaha bekerja secara sinergis dalam menciptakan harga komoditas yang
baik sehingga terjadi keseimbangan pasar yang menguntungkan semua pihak.
Daftar Pustaka
Dajan, A. 1995. Pengantar Statistik Jilid 1. Jakarta : LP3ES
Djojohadikusumo, S. 1994. Dasar Teori Pertumbuhan Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta :
LP3ES.
Sukirno Sadono. 1983. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP Universitas Indonesia.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
http://www.bkpm.go.id/id/investasi-di-indonesia/statistik
http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/169#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek2

Anda mungkin juga menyukai