Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KAJIAN KURIKULUM FIKIH MTs

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Makalah

Mata Kuliah: Materi dan Pembelajaran Fikih I

Dosen Pengampu: Maisyanah, M.Pd. I

Disusun Oleh:

1. Sofyan Habibi Anhar (2110110076)


2. Putri Ayu Sulistyaningrum (2110110077)
3. Saudah Luthvia (2110110080)
4. Safrita Aryana Harfah (21101100100)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji da
n hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Karena atas limpahan Rahmat dan Karuni
a-Nya berupa kesehatan dan kemudahan, sehingga makalah yang berjudul “KAJIAN
KURIKULUM FIKIH MTs”dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Materi dan
Pembelajaran Fikih I. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun
kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangnnya baik dari segi penulisan maupu
n segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik yang bersifat membangun akan kami terima dengan s
enang hati untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan mengenai
kajian kurikulum fikih MTs dan bisa memberi manfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian da
n kesempatan diucapkan terimakasih

Kudus, 24 September 2022

Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum
yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai alat
untuk mencapai tujuan, kurikulum hendaknya harus selalu berubah dari waktu kewaktu
sesuai dengan perubahan zaman. Di samping itu, kurikulum juga harus bisa memberikan
arahan dan patokan keterampilan kepada peserta didik setelah menyelesaikan suatu
program pengajaran pada suatu lembaga. Oleh karena itu, wajar bila kurikulum selalu
berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi.
Implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam mencakup kurikulum mata
pelajaran Fiqih. Perlu disadari bahwa Madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan sekolah
lanjutan tingkat pertama yang berciri khas Islam. Sehingga perlu menjadikannya sebagai
media strategis dalam penanaman kesadaran dan kesalehan personal dan sosial pada
peserta didik. Pelajaran Fiqih memiliki konstribusi dalam memberikan pengalaman riil
pada aspek spritual dari praktek ibadah dalam Islam. Sehingga dengan ini Fiqih menjadi
pelajaran yang cukup penting sehingga benar-benar mengarah kepada tujuan
yang hendak dicapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Kurikulum?
2. Bagaimana implementasi kurikulum mata pelajaran fiqih Kelas 7 di Madrasah
Tsanawiyah?
3. Bagaimana pemetaan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah
Tsanawiyah?
4. Bagaimana Telaah Kritis Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah
Tsanawiyah ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi Kurikulum
2. Untuk mengetahui Implementasi Kurikulum Mata Pelajaran Fikih Kelas 7 di
Madrasah Tsanawiyah
3. Untuk mengetahui Pemetaan Kompetensi DasarMata Pelajaran Fiqih di Madrasah
Tsanawiyah
4. Untuk mengetahui Telaah Kritis Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah
Tsanawiyah
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Kurikulum
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang
sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai alat untuk mencapai
tujuan, kurikulum hendaknya harus selalu berubah dari waktu kewaktu sesuai dengan perubahan
zaman.1
Kurikulum juga harus bisa memberikan arahan dan patokan keterampilan kepada peserta
didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga. Oleh karena itu,
wajar bila kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman dan
perkembangan teknologi.
Kata kurikulum berasal dari bahasa inggris yaitu “curriculum” yang artinya Rencana Pem
belajaran. dalam Bahasa latin kurikulum ialah curir bermakna pelari dan curere bermakna
tempat berpacu. Sedangkan melalui Bahasa arab kurikulum yakni Manhaj, yang memiliki arti
jalan yang jelas.
S. Nasution mengungkapkan bahwa kurikulum dapat dipandang sebagai kurikulum
tradisional dan kurikulum modern. Kurikulum tradisional sering diartikan sebagai mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah. Pemahaman ini agaknya masih berkembang, termasuk di Indonesia.
Sedangkan dalam konteks modern, kurikulum mempunyai pengertian yang tidak hanya terbatas
pada mata pelajaran. Tetapi menyangkut pengalaman diluar sekolah sebagai kegiatan
pendidikan.2
B. Implementasi Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah
Pemerintah menetapkan kurikulum Melalui KMA Nomor 184 Tahun 2019, yang harus di
laksnakan oleh tiap Madrasah serta juga memberikan peluang kepada Madrasah untuk melakuka
n penambahan maupuan pengurangan (bersifat pilihan) oleh Madrasah sesuai karakteristik Madr
asah tersebut.
1
Khaeruddin, dan Mahfud Junaedi, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan
Impementasinya di Madrasah, (Yogyakarta: Kerjasama MDC Jateng dengan Pilar Media, 2007), hlm. 23.

2
Khamam khoslin,(2021). Kurikulum pendidikan islam telaah filosofis dan pengembangannya.
(Malang:Inteligensi media
Pengembangan implementasi kurikulum pada MTs dapat dilakukan antara lain dengan:
a) Menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan peserta didik dan/at
au kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan ketersediaan waktu.
b) Merelokasi jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu untuk mata pelajaran lainnya
sebanyak-banyaknya 6 (enam) jam pelajaran untuk keseluruhan relokasi.
c) Menyelenggarakan pembelajaran terpadu (integrated learning) dengan pendekatan k
olaboratif.
d) Menyelenggarakan pembelajaran dengan Sistem Paket atau Sistem Kredit Semester
(SKS). Ketentuan tentang penyelenggaraan SKS diatur dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam.3
Untuk lebih memahami tentang pelaksanaan kurikulum pada mata pelajaran Fiqih kelas
7 di Madrasah Tsanawiyah, penulis paparkanImplementasi Pembelajaranberikutnya :

a. Kompetensi Inti

a) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

b) Menghargaidanmenghayatiperilakujujur,disiplin,tanggungjawab,peduli(toleransi,gotong
royong),santun,percayadiri,dalamberinteraksisecara efektifdenganlingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

c) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin


tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.

d) Mencoba,mengolah,danmenyajidalamranahkonkret(menggunakan,mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar

a) Menghayati hikmah dari salat sunah

b) Mengetahui cara melakukan salat sunah

3
Keputusan Menteri Agama Nomer 184 Tahun 2019 Tentang Implementasi Kurikulum pada Madrasah
c) Memahami salat sunah muakkad dan salat sunah gairu muakkad

d) Mensimulasikan salat sunah muakkad dan salat sunah gairu muakkad

c. Indikator Pencapaian Kompetensi

a) Menjelaskan tata cara salat sunah

b) Menjelaskan pengertian salat sunah muakkad

c) Menunjukkan dasar hukum salat sunah

d) Menjelaskan hikmah disyariatkannya salat sunah

e) Menjelaskan jenis salat muakkad sunah

f) Menjelaskan jenis salat sunah ghairu muakkad

g) Mempraktikkan tata cara salat sunah muakkad

d. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelejaran melalui pendekatan

saintific dengan metode komperatif, peserta didik dapat:

a) Menjelaskan pengertian salat sunah muakkad

b) Menunjukkan dasar hukum salat sunah

c) Menjelaskan hikmah disyariatkannya salat sunah

d) Menjelaskan jenis salat muakkad sunah

e) Menjelaskan jenis salat sunah ghairu muakkad

f) Mempraktikkan tata cara salat sunah muakkad

e. Materi Ajar

Pengalaman pribadi kehidupan sehari-hari

a) Fakta

Macam-macam salat sunah


b) Konsep

Pengertian salat sunah muakkad dan ghoir muakkad

c) Prinsip

Dasar hukum salat sunah

d) Prosedur

Tata cara salat sunah muakkad

Tata cara salat sunah ghoir muakkad

f. Metode Pembelajaran

a) Pendekatan : Scientific

b) Metode : Inquiry dan komperatif

c) Teknik : Diskusi, Tanya Jawab, Role Play dan demonstrasi

g. Alat dan Sumber Belajar

Media:

a) Diri Anak

b) Audio/visual

c) Gambar contoh tata cara salat salat sunah

Sumber:

a) Buku paket Fiqih kls VII

b) Kitab kifayatul akhyar bab salat

h. Penilaian

Jenis/teknik penilaian

a) Kompetensi Sikap: Observasi

b) Kompetensi Pengetahuan: Tes Tulis


c) Kompetensi Keterampilan: Unjuk Kerja

Bentuk Instrumen :

a) Kompetensi Sikap:

Lembar Penilaian Sikap Diri

C. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah


Tsanawiyah
Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam
mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) di satuan pendidikan, perlu rekan-rekan
ketahui bahwa setiap tingkat kelas atau program harus mengupayakan pencapaian
Kompetensi Inti sebagai landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti
mencakup empat unsur yang mencerminkan :
(1) sikap spiritual;
(2) sikap sosial;
(3) pengetahuan:
(4) sikap keterampilan,
keempat unsur tersebut dirancang sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata
pelajaran, atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Sedangkan untuk pengertian Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan peserta didik
dalam mencapai suatu mata pelajaran pada masing masing satuan pendidikan yang mengacu
pada kompetensi inti. Kompetensi dasar ini berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik pada mata pelajaran tertentu, sebagai rujukan pengembangan kompetensi
dalam suatu pelajaran. Isi dari Kompetensi Dasar diantaranya adalah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003,
Kompetensi Inti menggunakan notasi:
1) KI-1 untuk Kl sikap spiritual,
2) Kl-2 untuk Kl sikap sosial,
3) Kl-3 untuk KI pengetahuan (pemahaman konsep),
4) KI-4 untuk Kl keterampilan.4
Berikut ini adalah contoh kompetensi inti dan kompetensi dasar fiqih MTs pada kelas 7
semester ganjil:

D. Silabus dalam Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Tsanawiyah


Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran
tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,
pengurutan dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan daerah setempat. Ruang lingkup silabus adalah bagian-bagian yang terdapat
dalam silabus yang menjadi gambaran umum, bentuk materi yang harus diajarkan kepada
peserta didik. Seperti diketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, terlebih
dahulu perlu ditentukan KD yang berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang ingin dicapai, materi yang harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan,
dan sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian KD. Dengan kata lain, pengembangan
kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan:
a. Apa yang akan diajarkan (KI, KD, dan Materi Pembelajaran);

4
Keputusan Menteri Agama Nomer 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah
b. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran, metode, media);
c. Bagaimana dapat diketahui bahwa KD telah tercapai (indicator dan penilaian).
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus bermanfaat
sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan
rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem
penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik
rencana pembelajaran untuk satu KI maupun satu KD.Silabus juga bermanfaat sebagai
pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan. Demikian pula, silabus sangat
bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.Dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis kompetensi sistempenilaian selalu mengacu pada KI, KD, dan indikator yang
terdapat di dalam silabus.Berdasarkan hasil analisis penulis terhadap Silabus yang telah
disusun pada mata pelajaran Fiqih tingkat MTs, ada tiga komponen Silabus yang menurut
pendapat penulis perlu mendapat perhatian. Adapun tiga komponen Silabus yang perlu
mendapat perhatian tersebut adalah sebagai berikut :
a. Komponen Indikator
Melalui analisis yang penulis lakukan terhadap silabus yang disusun pada mata
pelajaran Fiqih di MTs, khususnya dalam kemampuan mengembangkan indikator,
penulis menemukan hal-hal sebagai berikut :
1. Dari seluruh silabus mata pelajaran fiqih pada umumnya masih memilih kata
kerja opresional hanya dalam 2 jenis kemampuan yaitu kognitif level satu dan
kognitif level 2 meskipun untuk kompetensi dasar yang berbeda-beda. Pilihan kata-
kata yang digunakan untuk masing-masing kemampuan juga masih sangat terbatas.
Untuk kognitif level satu kebanyakan responden hanya menggunakan kata-kata
menjelaskan, menyebutkan. Hanya sebagian kecil saja yang sudah mencoba untuk
memilih kata-kata selain menyebutkan meskipun belum tentu sesuai dengan
kompetensi dasarnya.Begitu juga halnya dengan kemampunan kognitif pada level 2,
pada umumnya yang digunakan kata-kata menjelaskan dan menceritakan.Namun
kadang sebahagian kecil menggunakan kata-kata lain. Hal di atas ini sebenarnya
tidak akan terjadi jika guru mau menggunakan taksonomi Bloom sebagai pedoman
di dalam mengembangkan indikator karena di dalam taksonomi Bloom sudah
terkoleksi banyak pilhan kata-kata untuk satu level kemampuan yang sesuai dengan
tuntutan standard kompetensi maupun tuntutan dari kompetensi dasar.
2. Masih ada penulis temukan dalam mengembangkan indikator belum sistematis
atau berurutan. Umpamanya pada indikator pertama memilih kemampuan kognitif
level dua yaitu menceritakan tetapi pada indikator ke memilih kemampuan kognitif
level satu yaitu menyebutkan. Hal tersebut tentunya sangat bertentangan dengan
prinsip pengembangan silabus yaitu prinsip sistematis.
b. Komponen Penilaian
Dari hasil analisis terhadap Silabus yang ada pada mata pelajaran Fiqih
tingkat MTs, penulis menemukan bahwa penilaian yang dicantumkan pada
Silabus oleh guru adalah kebanyakan hanya tes tulis saja, dimana tes tulis hanya
menilai aspek kognitif siswa, sementara mata pelajaran fiqih sebagai mapel
agama sarat dengan praktek. Disini seharusnya guru juga melakukan penilaian
dalam aspek afektif dan psikomotorik.Keadaan ini tentu menunjukkan begitu
sederhananya wawasan guru di dalam memahami evaluasi pembelajaran.
c. Komponen Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang di susun oleh seorang guru dapat dikatakan


baik jika kegiatan pembelajaran itu menggambarkan pada langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru dimulai dari kegiatan pendahuluan
sampai kegiatan penutup sekaligus menunjukkan kepada media pembelajaran
yang digunakan di dalam pembelajaran itu. Mengenai kegiatan pembelajaran yang
di susun oleh guru Fiqih di MTs, dalam langkah-langkah pembelajaran sudah
menggambarkan pada langkah-langkah kegiatan dari kegiatan pendahuluan
sampai pada langkah penutup. Hal yang belum terlihat dari kegiatan pembelajaran
yang di susun oleh guru Fiqih MTs adalah penggunaan media berbasis IT. Tak
satupun dari kegiatan pembelajaran yang di susun oleh guru MTs itu
menggambarkan pada penggunaan media berbasis IT.Semua langkah-langkah
kegiatan pembelajaran menggambarkan pada penggunaan media manual karena
kata-kata yang mereka pilih adalah membaca referensi dan buku paket.Kalaupun
ada yang memilih kata-kata seperti mengamati tayangan video atau membuka
internet terkadang tidak dilakukan karena para guru belum dapat memahami betul
tentang penerapan kurikulum5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

5
Syathori. Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Pendidikan Islam: Vol. 2, No. 1,
Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai