Anda di halaman 1dari 3

MATERI REDOKS

Reaksi oksidasi-reduksi yang dikenal dengan reaksi redoks diawali dengan


mengaitkan reaksi suatu zat dengan oksigen. Konsep redoks kemudian
berkembang menjadi reaksi yang melibatkan elektron (menangkap dan
melepaskan elektron). Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan,
konsep redoks berkembang menjadi suatu reaksi yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks merupakan dua reaksi yang tidak dapat
dipisahkan. Hal itu disebabkan reaksi reduksi dan oksidasi merupakan reaksi yang
berlangsung secara bersamaan dalam suatu reaksi. Pada umumnya jika pada suatu reaksi
terjadi reaksi reduksi maka secara bersamaan terjadi reaksi oksidasi, atau disingkat reaksi
redoks.
Perkembangan reaksi redoks dibagi menjadi tiga tahap, diantaranya adalah:
1) Konsep reaksi redoks dihubungkan dengan oksigen
Dahulu, pengertian reaksi oksidasi hanya terbatas pada reaksi suatu zat dengan oksigen.
Secara harfiah kata ”oksidasi” berarti ”pengoksigenan”.
Contoh dari reaksi redoks:
Reaksi pembakaran metana (CH4) yang disertai dengan penangkapan oksigen,
disebut reaksi oksidasi. Terjadinya perkaratan besi (penangkapan oksigen oleh serbuk besi)
disebur reaksi oksidasi.

2) Konsep reaksi redoks dihubungkan dengan pertukaran elektron


Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan suatu penemuan baru bahwa reaksi
oksidasi dan reduksi tidak hanya reaksi-reaksi yang melibatkan oksigen, tetapi ditemukan
juga reaksi redoks yang melibatkan elektron atau berdasarkan elektronegativitas, baik
menangkap atau melepaskan elektron. Dengan kata lain reaksi dapat berlangsung dengan
menangkap atau melepaskan elektron berdasarkan harga elektronegatifitas unsur-unsurnya.

3) Konsep reaksi redoks dihubungkan dengan bilangan oksidasi (biloks)


Konsep reaksi redoks berdasarkan pada penangkapan dan pelepasan elektron tidak
cukup untuk menjelaskan reaksi reduksi oksidasi yang ada. Itu disebabkan kebanyakan
dalam reaksi tidak jelas apakah terjadi perpindahan elektron atau tidak.

NILAI KEHIDUPAN YANG DAPAT DIAMBIL :


1). Nilai Praktis (Manfaat)
Nilai kemanfaatan dari suatu bahan ajar adalah dikaitkan dengan segi-segi
praktis bagi kehidupan manusia. Sains berkembang pesat dikarenakan banyaknya nilai
praktis (manfaat) bagi manusia. Nilai-nilai praktis inilah yang biasanya diajarkan guru dalam
memotivasi belajar siswa. Nilai-nilai praktis tersebut diketahui siswa setelah melalui proses
pembelajaran yang mengkaitkan materi
yang diajarkan dengan manfaat dari mempelajari materi tersebut. Berkaitan dengan manfaat
sains tersebut, reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada penggunaan bensin
atau solar pada kendaraan bermotor. Pada peristiwa tersebut terjadi reaksi pembakaran
karbon yang terkandung dalam bensin oleh oksigen yang selanjutnya dihasilkan
karbondioksida. Selain itu reaksi redoks juga terjadi pada fotosintesis tumbuhan, dan pada
waktu isi ulang air aki. Reaksi redoks juga terjadi pada kembang api yang meledak. Nyala
kembang api yang berwarna-warni ditimbulkan oleh reaksi oksidasi yang berlangsung cepat.
Penerapan konsep redoks juga terjadi pada perlindungan katodik pada besi.
Untuk mencegah korosi pada pipa yang ditanam dalam tanah dapat dilakukan
perlindungan katodik. Pipa besi dihubungkan dengan magnesium, sehingga pipa besi
bertindak sebagai katoda (pengoksidasi) dan magnesium sebagai anoda (pereduksi). Dalam
hal ini magnesium akan teroksidasi (berkarat) sedangkan besi tidak. Untuk mencegah
perkaratan, dapat juga dilakukan pengecatan pada benda yang terbuat dari besi untuk
menghindari reaksi antara besi dengan oksigen dan uap air.

2) Nilai Intelektual
Nilai intelektual adalah kandungan nilai yang mengajarkan kecerdasan seseorang dalam
menggunakan akalnya untuk memahami sesuatu dengan tidak
mempercayai tahayul atau kebenaran mitos, tetapi agar lebih kritis, analitis, dan
kreatif terhadap pemecahan suatu masalah. Nilai intelektual dalam diri siswa
dapat dilihat dari wawasannya tentang konsep redoks secara luas dan mendalam. Contoh
nilai intelektual yang terdapat dalam konsep redoks adalah pada peristiwa oksidasi pada
saat perkaratan besi. Besi mudah bereaksi dengan oksigen dan uap air menghasilkan
senyawa yang mengandung oksigen (Fe2O3. 2 H2O) yang disebut karat. Reaksi oksidasi
terjadi pada saat kita melakukan respirasi, dimana glukosa dalam karbohidrat yang kita
dapat dari makanan dioksidasi oleh oksigen sehingga menghasilkan energi serta
karbondioksida.
Buah apel yang sudah digigit tidak boleh dibiarkan di udara terbuka terlalu lama karena akan
teroksidasi sehingga berwarna coklat dan akhirnya membusuk.
Karena itu, biasanya pada makanan kemasan ditambahkan zat antioksidan di dalamnya
untuk menghambat terjadinya reaksi oksidasi yang dapat merusak
makanan.

3) Nilai Religius
Nilai religius terdapat dalam konsep redoks secara eksplisit yang dapat kita
kaji pada setiap reaksi redoks. Seluruh kejadian di alam ini sudah diatur oleh
Tuhan sehingga berjalan dengan semestinya dan menurut ukurannya masing-masing.
Contoh yang dapat kita ambil adalah pada reaksi fotosintesis. Pada reaksi tersebut, Tuhan
telah mengatur agar tumbuhan hijau dapat melakukan proses fotosintesis tanpa melalui
proses berpikir terlebih dahulu.
Selain itu, pada proses respirasi manusia Tuhan juga telah mengatur terjadinya
reaksi tersebut tanpa kita harus menyuruh anggota tubuh kita untuk melakukannya.
Terjadinya karat pada besi juga terjadi atas dasar kehendak Tuhan yang telah menciptakan
besi dengan sifatnya yaitu dapat berkarat bila terkena air
dan udara secara langsung.
Pada reaksi redoks terjadi kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi unsur
yang terlibat di dalamnya. Pelajaran yang dapat kita peroleh dari hal tersebut
adalah bahwa kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi dapat kita hubungkan
dengan keimanan kita yang terkadang naik dan terkadang turun. Sehingga kita
harus senantiasa melakukan perbuatan baik dan menjalankan perintah Tuhan agar
keimanan kita selalu terjaga dengan baik. Dari sekian banyak manfaat reaksi redoks bagi
kehidupan manusia, kita harus menyadari bahwa hal itu merupakan
tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Tuhan bagi hamba-Nya di dunia agar kita
beriman kepada-Nya.

4). Nilai Sosial-Budaya


Pada mekanisme serah terima elektron, atom yang mengalami oksidasi
melepaskan elektron kulit terluarnya, kemudian elektron tersebut ditangkap oleh
atom lain. Atom yang menangkap elektron ini dikatakan mengalami reduksi. Hal
ini dapat di hubungkan dengan sikap kita dalam bermasyarakat. Dalam kehidupan
bermasyarakat, kita harus peduli terhadap sesama. Jika kita memiliki kelebihan
harta, maka sebaiknya kita menolong orang yang tidak mampu dan memberikan
sebagian rizki kita kepada mereka yang membutuhkan. Dengan begitu kehidupan
kita menjadi lebih bermakna.
Konsep pengikatan dan pelepasan oksigen mengandung pelajaran yang
penting dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terkait dengan perntingnya keberadaan
oksigen terhadap berlangsungnya reaksi oksidasi. Berlangsungnya reaksi oksidasi hanya
dapat berjalan jika suatu atom mengikat oksigen sehingga terjadi reaksi pembakaran oleh
oksigen tersebut. Peranan oksigen pada reaksi oksidasi dapat diumpamakan dengan
pentingnya bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Jika kita menghendaki
masyarakat yang maju dan sejahtera, maka kita harus mempererat kerjasama antara
elemen masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai