Anda di halaman 1dari 11

PISIKO SOSIAL DAN BUDAYA

DOSEN : Ns. Rinco Siregar, MNS


D
I
S
U
S
U
N
OLEH : EKA FITRIYANI
PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa dan segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap ibu yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menjelaskan hasil
presentasi isi materi kami.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca dan pendengar. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa di praktekkan dalam dunia keperawatan.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca ataupun pendengar demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 30 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
BAB I..................................................................................................................................
i. PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................................
B. Tujuan ..........................................................................................................................
BAB II.................................................................................................................................
1. Pembahasan...................................................................................................................
BAB III...............................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................
1.2 KESIMPULAN............................................................................................................
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Materi ini merupakan mata kuliah lanjut yang menekankan pada pemahaman mangenai
konsep dasar budaya dan masyarakat melalui ranah ilmu antropologi. Mengingat bidang ilmu
keperawatan yang berkaitan dengan respon nyeripada pasien terkait budaya yang ada di
masyarakat sehingga diperlukan pemahaman mengenai respon nyeripada pasien terkait
budaya yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa,tenaga kesehatan dan tenaga medis dapan
memahami Antropologi kesehatan (respon nyeri pada pasien terkait budaya)
BAB II
PEMBAHASAN

1.3 Pengertian Antropologi Kesehatan


Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993)
Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub
yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Pokok perhatian Kutub Biologi :
 Pertumbuhan dan perkembangan manusia
 Peranan penyakit dalam evolusi manusia
 Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba) Pokok perhatian kutub sosial-
budaya :
 Sistem medis tradisional (etnomedisin)
 Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
 Tingkah laku sakit
 Hubungan antara dokter pasien
 Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat
tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang
memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia,
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang
mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah
kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait lainnya.
A.Tujuan Antropologi Kesehatan

Antropologi kesehatan mempunyai tujuan yang terdiri dari:


 Membangun budaya di masyarakat dengan mempelajari perilakunya.

 Mempelajari bagaimana manusia dapat bersosial di masyarakat luas termasuk di


dalam suku bangsa maupun budaya.
 Pemaduan integratif antara biologi dan sosio-budaya dalam kehidupan manusia atau
masyarakat.

 Pokok Perhatian Antropologi Kesehatan
Terdapat dua kutup antropologi kesehatan yang menjadi pokok perhatian, yaitu kutup biologi
dan kutup sosial budaya. Berikut penjelasan dari masing-masing kutup tersebut:

Pokok Perhatian Kutup Biologi


 Perkembangan serta pertumbuhan pada manusia.
 Peranan penyakit dalam evolusi pada manusia.
 Studi pada pelbagai penyakit purba (Palopatologi).
Pokok Perhatian Kutup Sosial-Budaya
 Tingkah laku orang sakit.
 Hubungan dokter dengan pasien.
 Etnomedisin atau sistem medis tradisional.
 Kendala permasalahan pada petugas kesehatan dan perencanaan persiapan profesional.
 Dinamika dalam upaya memperkenalkan pelayanan kesehatan modern kepada masyarakat
trasional.
Pakar Antropologi Kesehatan
Kelimuan antropologi kesehatan umumnya didominasi oleh para tenaga kesehatan atau
tenaga medis, seperti:

 Pakar antropologi fisik.


 Sebagian besar antropologi fisik merupakan dokter.
 Pakar antropologi fisik merupakan ahli antropologi kesehatan.
Ruang Lingkup Studi Antropologi Kesehatan
Lapangan studi antropologi kesehatan yang disusun oleh Hasan bersama Prasad di tahun
1959 membuat daftarnya sebagai berikut:

 Nutrisi dan pertumbuhan.


 Hubungan bentuk tubuh dengan variasi penyakit.
 Underwood atau pengaruh evolusi pada manusia serta penyakit pada populasi akibat faktor
budaya seperti migrasi, kolonisasi, atau urbanisasi.
 Fiennes atau penyakit yang dideteksi di dalam populasi manusia akibat dari cara hidup
beradap seperti bertani.
 Kedokteran forensik mempelajari mengenai beragam masalah pada hukum kedokteran seperti
identifikasi umur, jenis kelamin, genetik, hingga mencari tahu penyebab kematian pada
seseorang.
 Upaya pencegahan penyakit.
Para ahli atau pakar antropologi saat ini juga memanfaatkan dan mengembangkan pemikiran
Hasan dan Prasad khususnya dalam bidang teknik biomedikal (biomedical engineering).
Pengertian Nyeri
1. Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam
kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2005). Nyeri akut adalah awitan
yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitasringan sampai berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan (Wilkinson, 2007).
Definisi lain nyeri akut adalah pengalaman subjektif, sangat pribadi dipengaruhi oleh
pendidikan, budaya, makna situasi dan kognitif (Bonica & Melzack, 2000).
Tipe nyeri Menurut Hidayat (2008) tipe nyeri dibedakan menjadi 3 yaitu : a. berdasarkan
intensitas. Intensitas nyeri seseorang dapat diketahui dari alat-alat pengkajian yang
digunakan.Pada deskripsi verbal tentang nyeri, individu merupakan penilai terbaik dari nyeri
yang dialaminya dan karenanya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat
tingkatannya.Intensitas nyeri didapat diukur dengan menggunakan skala diantaranya; skala
intensitas nyeri deskriptif sederhana, skala intensitas nyeri numerik 0-10 dan skala analog
visual (VAS).Skala dipergunakan untuk mendeskripsikan intensitas / beratnya rasa nyeri.
Nyeri Akut Pada FEBRI RISQIONO, Skala intensitas nyeri deskriptif sederhana Skala
intensitas nyeri nyeri deskriptif sederhana ini menggunakan enam gambar wajah dengan
ekspresi yang berbeda , menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih, yang dipergunakan
untuk mengekspresikan rasa nyeri. Skala ini dapat dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga)
tahun. Tidak ada nyeri 0 - 2 Nyeri ringan 4 Nyeri sedang 6 Nyeri hebat 8 Nyeri sangat hebat
10 2) Skala intensitas nyeri numerik 0-10 Berat ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat
menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik,
digunakan dari 0 hingga 10, nol ( 0 ) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan
sepuluh (10) , suatu nyeri yang sangat hebat. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tanpa nyeri nyeri hebat
Nyeri Akut Pada FEBRI RISQIONO, Keterangan : 0 : tidak nyeri 1 – 3 : nyeri ringan 4 – 6 :
nyeri sedang 7 – 9 : nyeri berat 10 : nyeri hebat 3) Skala analog visual (VAS) Skala sejenis
yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa bebas mengekspresikan nyeri, ke arah kiri
menuju tidak sakit, arah kanan sakit tidak tertahankan, dengan tengah kirakira nyeri yang
sedang. Klien diminta menunjukkan posisi nyeri pada garis antara kedua nilai ekstrem. Bila
menunjuk tengah garis, menunjukkan nyeri sedang.

Nyeri adalah suatu keadaan tidak nyaman baik bersifat ringan maupun berat. Adanya
perasaan yang menimbulkan ketegangan dan siksaan bagi yang mengalaminya. Kadang
pasien menangis dan menahan rasa sakit yang dialaminya. Nyeri ada yang sifatnya sebentar
( nyeri akut ) dan ada yang sifatnya lama ( nyeri kronik ). Dan nyeri ada yang sedikit
mengganggu aktifitas sehari – hari ( nyeri ringan ) sampai tidak bisa melakukan aktifitas fisik
( nyeri berat ).

A.Tujuan mengatasi Nyeri

 Mengurangi rasa sakit


 Mengurangi ketegangan otot
 Mengalihkan perhatian agar nyeri tidak terasa atau hilang
B.Penanganan Nyeri

Apabila anda atau keluarga anda mengalami nyeri segeralah menghubungi dokter atau
perawat untuk mendapatkan penanganan nyeri. Penanganan nyeri di bagi menjadi 2 yaitu
dengan menggunakan obat dan tanpa menggunakan obat. Penanganan nyeri tanpa obat dapat
dilakukan secara mandiri atau dengan bimbingan dokter atau perawat diantaranya :

C.Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal
ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan,
selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. 

a.Hipnoterapi

Hipnosis atau hipnoterapi adalah salah satu jenis terapi yang menggunakan metode relaksasi,
konsentrasi intens, dan perhatian yang terfokus agar terciptanya kesadaran yang lebih tinggi
atau disebut juga dengan 'trance'. Hal ini berguna untuk meningkatkan fokus seseorang,
terutama agar lebih menerima sugesti seperti saat seseorang berusaha berhenti merokok.

Dipercaya jika metode ini dapat mengatasi berbagai macam kondisi medis, mulai dari
sindrom iritasi usus besar, hingga masalah kecemasan dan depresi. Tujuan dari hipnoterapi
adalah untuk membantu seseorang mengontrol keadaan kesadaran dengan lebih baik. Pada
kasus depresi, terapi ini difokuskan untuk membantu pengidapnya agar lebih rileks. Saat
rileks, orang tersebut dapat mendiskusikan perasaan dan emosinya tanpa ada rasa stres dan
cemas.

b.Prosedur manajemen nyeri

Prosedur sebelum dilakukan manajemen nyeri adalah:

1. Evaluasi
2. Tes diagnostik untuk menentukan penyebab utama nyeri
3. Rujukan untuk operasi (bergantung pada hasil tes dan evaluasi)
4. Intervensi seperti pemberian suntik atau stimulasi saraf tulang belakang
5. Terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan tubuh
6. Jika diperlukan, ada psikiater untuk mengatasi masalah kecemasan, depresi, atau
keluhan mental lain yang dialami saat menderita nyeri kronis
7. Pengobatan komplementer

Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri?


1. KOMPRES HANGAT. Tempelkan kantong karet yang diisi air hangat atau handuk yang
telah direndam di dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri. ...
2. KOMPRES DINGIN. ...
3. MASSAGE/PIJAT. ...
4. ALAT TENS (Intervensi Dokter) ...
5. AKUPUNKTUR (Intervensi Dokter)

KESIMPULAN

Nyeri suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-
kejadian dimana terjadi kerusakan.Rasa nyeri dapat juga dapat berkaitan terhadap budaya
tergantung lingkungan dan tempat , Penanganan nyeri di bagi menjadi 2 yaitu dengan
menggunakan obat dan tanpa menggunakan obat. Penanganan nyeri tanpa obat dapat
dilakukan secara mandiri atau dengan bimbingan dokter atau perawat diantaranya, Teknik
Relaksasi Nafas Dalam dan Hipnoterapi . Sedangkan Antropologi Kesehatan mengkaji
masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi
dan kutub sosial budaya. Antropologi kesehatan mempunyai tujuan yang terdiri dari:

 Membangun budaya di masyarakat dengan mempelajari perilakunya.

 Mempelajari bagaimana manusia dapat bersosial di masyarakat luas termasuk di


dalam suku bangsa maupun budaya.
 Pemaduan integratif antara biologi dan sosio-budaya dalam kehidupan manusia atau
masyarakat.

 Pokok Perhatian Antropologi Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.


Referensi:
(Diakses 6 April 2021)
https://www.researchgate.net/publication/340032849_Pengantar_Antropologi_Kesehatan
(Diakses 6 April 2021)
http://repository.ump.ac.id/5935/3/FEBRI%20RISQIONO%20BAB%20II.pdf
https://www.alodokter.com/pain-management-dan-hal-hal-penting-yang-ada-d...
https://www.rsmardirahayu.com/cara-mengatasi-nyeri-tanpa-obat/

Anda mungkin juga menyukai