Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PERPAJAKAN

KEBERATAN DAN BANDING DALAM MEMBAYAR PAJAK

Disusun Oleh :

Kelompok 2 :

Fitrah Syalsabila

Rasni La Haema

Cindy Dwy Indarty

Moh. Aprian

Felics Gideon

Jalal M. Umara

UNIVERSITAS ALKHAIRAT PALU


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan Rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah “Perpajakan” .

Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua maupun teman-teman, sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mampu
memperluas pengetahuan mengenai keungulan dan keterbatasan ilmu alamiah.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan dari buku referensi mengenai “Keberatan
dan banding dalam membayar pajak”

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang baru kepada


pembaca.Kami sadar bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.Untuk
itu kepada Ibu maupun pembaca, kami meminta masukannya demi perbaikan makalah ini.

Palu , 21 April 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang........................................................................................................................1

B.Rumusan Masalah...................................................................................................................1

C.Tujuan Masalah……………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

A.Dalam hal apa keberatan dapat diajukan...........................................................................5

B.Siapa saja yang dapat mengajukan keberatan....................................................................5

C.Pengajuan keberatan...........................................................................................................5

D.Jangka waktu pengajuan keberatan.....................................................................................6

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.............................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Keberatan adalah cara yang ditempu oleh wajib pajak jika merasa tidak/kurang puas atas
suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau pemotongan/pemungutan pleh pihak
ketiga.

B.Rumusan Masalah
1. dalam hal apa keberatan dapat diajukan?
2. siapa saja yang dapat mengajukan keberatan?
C.Tujuan masalah
1.menjelaskan mengenai keberatan dan banding dalam membayar pajak.
BAB II
PEMBAHASAN

KEBERATAN

Keberatan adalah cara yang ditempu oleh wajib pajak jika merasa tidak/kurang puas
atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau pemotongan/pemungutan pleh
pihak ketiga

A. Dalam hal apa keberatan dapat diajukan? Keberatan dapat diajukan di atas:
1. Surat ketetapan pajak kurang bayar (SKPKB);
2. Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan (SKPKBT);
3. Surat ketetapan pajak lebih bayar (SKPLB);
4. Surat ketetapan pajak nihil (SKPN);
5. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga

Sebagai besar wajib pajak melakukan proses keberatan karena surat ketetapan pajak (SKP)
yang di anggap tidak adil.dan surat ketetapan pajak itu biasanya diterbitkan sebagai produk
dari pemeriksaan pajak.keberatan umumnya didahului dengan proses pemeriksaan

B. Siapa saja yang dapat mengajukan keberatan? Yang dapat mengajukan


keberatan:
1. Bagi wajib pajak badan oleh pengurus;
2. Bagi wajib pajak orang pribadi oleh wajib pajak yang bersangkutan;
3. Pihak yang dipotong/dipungut pihak ketiga;
4. Kuasa yang ditunjuk oleh mereka pada butir diatas;

C. Pengajuan keberatan diajukan kepada kantor pelayanan pajak (KPP) ditempat


wajib pajak terdaftar dengan syarat-syarat mengajukan keberatan
1. Satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis dan satu tahun/masa pajak;
2. Diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia;
3. Wajib menyatakan alasan-alasan secara jelas;
4. Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang menurut penghitungan wajib pajak

Surat surat untuk sati SKP


D. Jangka waktu pengajuan keberatan
1. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal SKP atau sejak
tanggal dilakukan pemotongan/pemungutan,kecuali wajib pajak dapat menunjukan
jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena diluar kekuasaannya
2. Surat keberatan yang diantar langsung kekantor pelayanan pajak,maka jangka waktu 3
bulan di hitung sejak tanggal SKP atau sejak di lakukan pemotongan/pemungutan
oleh pihak ke 3 sampai saat keberatan di terima oleh kantor pelayanan pajak.
3. Surat keberatan yang dikirim melalui pos (harus dengan pos tercatat), maka jangka
waktu di hutang sejak tanggal SKP atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan
oleh pihak ke 3 sampai tanggal bukti pengiriman melalui kantor pos dan giro.
PENUTUP

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Jika lewat 3 bulan, surat keberatan tidak di
anggap karena tidak memenuhi syarat formal. Tetapi, juga membolehkan jangka waktu lebih
dari 3 bulan jika “dalam waktu keadaan di luar kekuasaannya”. Inilah klausul yang sering di
manfaatkan pajak. Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan
pelaksanaan penagihan pajak.

Anda mungkin juga menyukai