Anda di halaman 1dari 1

Sumber Hukum adat dari mediasi

Secara historis kultur masyarakat Indonesia sangat menjunjung tinggi pendekatan konsensus.
Pengembangan penyelesaian sengketa sesuai dengan mekanisme pengambilan keputusan
secara tradisional dan penyelesaian sengketa secara adat. Proses penyelesaian sengketa secara
koopetatif sudah dilakukan sejak dahulu oleh masyarakat adat. Misalnya pada masyarakat adat
Batak, penyelesaian sengketa memiliki nilai religious yang masih mengembangkan forum
ranggun adat yang intinya penyelesaian sengketa secara musyawarah dan kekeluargaan.

Makna sengketa dalam masyarakat hukum adat, ditujukan pada ketidakseimbangan sosial, jika
terjadi sengketa dalam masyarakat hukum adat, maka masyarakat hukum adat merasakan
adanya ketidakseimbangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat hukum adat. Oleh karena
itu masyarakat hukum adat akan menyelesaikannya melalui mekanisme hukum adat.

Hukum adat sebagai suatu sistem hukum memiliki pola tersendiri dalam menyelesaikan
sengketa.Hukum adat memiliki karakter tersendiri dan khas dibandingkan dengan sistem
hukum yang lain. Hukum adat lahir dan tumbuh dari masyarakat, sehingga keberadaannya tidak
dapat dipisahkan dengan masyarakat. Hukum adat tersusun dan terbangun atas nilai, kaidah
atau norma yang disepakati dan diyakini kebenarannya oleh komunitas masyarakat adat, serta
memiliki relevansi kuat dengan karakter, nilai, dan dinamika yang berkembang dalam
masyarakat hukum adat.

Bagi sebagian masyarakat tradisional Indonesia yang merupakan masyarakat adat jika timbul
sengketa diantara mereka jarang sekali dibawa ke pengadilan Negara untuk diselesaikan.
Mereka lebih suka dan senang hati membawa sengketa ke lembaga yang tersedia pada
masyarakat adat untuk diselesaikan secara damai. Dalam masyarakat hukum adat mekanisme
penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan musyawarah yang mengambil bentuk mediasi
atau negosisasi. Para kepala desa atau hakim adat menjalankan fungsinya yang berperan
menjadi mediator .

Tokoh adat mendominasi penyelesaian sengketa melalui mediasi dapat digunakan untuk
penyelesaian kasus-kasus, jika terjadi kasus maka tokoh adat akan menyelesaikan kasus ini
dengan melakukan pendekatan baik dengan korban dan keluarga korban maupun dengan
pelaku dan keluarga pelaku. Keterlibatan pihak keluarga menjadi amat penting, karena dalam
masyarakat hokum adat ikatan kekeluargaan menjadi pengikat kuat hubungan antar anggota
kerabat. Oleh karenanya, jika salah seorang dari anggota kerabat menjadi korban perlakuan
tersebut, maka keluarga korban akan bertindak untuk mencari keadilan. Disinilah peran tokoh
adat menjembatani (memediasi) guna mencari penyelesaian secara adil menurut hokum adat.

Anda mungkin juga menyukai