Anda di halaman 1dari 14

PERAN NILAI LOKAL DALAM

PENYELESAIAN SENGKETA
PERTANAHAN (SEBUAH ANALISIS
MODEL MEDIASI PERDATA)
Nama : Muhammad Fikri Haikal
NPM : 223300416018
Mata Kuliah : Antropologi Hukum
Dosen Pengampu : Dr. Ms. Eko Prasetyo SH., MH
PENGERTIAN NILAI LOKAL

 Nilai-nilai lokal merupakan suatu gagasan konseptual yang hidup


dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus menerus
dalam kesadaran masyarakat. Nilai-nilai tersebut berfungsi dalam
mengatur kehidupan mulai dari yang sifatnya berkaitan dengan
kehidupan yang sakral sampai profan.
 Nilai local berperan dalam penyelesaian sengketa pertanahan dapat
mejadi model mediasi perdata dalam berbagai kasus agraria
nasional.
PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL

 Kearifan lokal merupakan suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang berasal
dari nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan
masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan lokal.
 Kearifan local merupakan identitas sebuah bangsa terutama bangsa Indonesia
PLURALISME HUKUM DAN BUDAYA

 Pluralisme hukum adalah munculnya suatu ketentuan atausebuah aturan hukum yang lebih


dari satu di dalam kehidupan sosial.Kemunculan dan lahirnya pluralisme hukum di
indonesia di sebabkankarena faktor historis bangsa indonesia yang mempunyai perbedaan
suku, bahasa, budaya, agama dan ras. Tetapi secara etimologis bahwa pluralismememiliki
banyak arti, namun pada dasarnya memiliki persamaan yangsama yaitu mengakui semua
perbedaan-perbedaan sebagai kenyataan ataurealitas. Dan di dalam tujuan pluralisme
hukum yang terdapat di indonesiamemiliki satu cita-cita yang sama yaitu keadilan dan
kemaslahatan bangsa.
 Tujuan pluralisme hukum yang terdapat di indonesia memiliki satu cita-cita yang sama
yaitu keadilan dan kemaslahatan bangsa.
PLURALISME HUKUM DAN BUDAYA

Terdapat lima sistem hukum yangtumbuh dan berkembang di dunia.


 Sistem Common law, sistemcommon law ini dianut oleh inggris dan bekas penjajahan
inggris. padaumumnya , bergabung dalam negara - negara persemakmuran,
 SistemCivil Law yang berasal dari hukum romawi,yang dianut di Eropa Barat,dan di bawa
ke negara-negara bekas penjajahanya oleh pemerintahkolonial dahulu,
 Hukum Adat,hukum adat berlaku di negara Asia danAfrika,hukum adat berlaku tergantung
adat masing masing atau suatuwilayah tersebut,
 Hukum islam, hukum islam di anut oleh orang-orangIslam di manapun berada,baik di
negara-negara di Afrika Utara, afrikaTimur, Timur Tengah (Asia Barat) dan Asia ,
 Sistem Hukum Komunisatau sosialis yang dilaksanakan di negara-negara seperti Uni
Soviet.
PENYELESAIAN SENGKETA SECARA
ANTROPOLOGI HUKUM
 “Mediasi” sebagai salah satu bentuk mekanisme penyelesaian sengketa alternatif (alternative dispute
resolution).
 Penyelesaian sengketa itu merupakan bagian dari norma sosial yang hidup, atau paling tidak, pernah hidup
dalam masyarakat.
 Kehidupan masyarakat lebih berorientasi pada keseimbangan dan keharmonisan, yang intinya adalah bahwa
semua orang merasa dihormati, dihargai, dan tidak ada yang dikalahkan kepentingannya.
 Hal yang tidak boleh dilupakan dalam penyelesaian sengketa, yaitu dengan selalu memperhatikan sifat
konkret dari hukum adat (nilai lokal) itu sendiri.
 Penyelesaian sengketa dengan menggunakan model dan pendekatan nilai lokal merupakan salah satu alternatif
model penyelesaian sengketa, karena nilai lokal mampu memperhatikan setiap persoalan yang dihadapkan
kepadanya secara khusus dan holistik.
 Model penyelesaian sengketa dengan penerapan asas kerja: rukun, patut, dan laras ini perlu diungkapkan,
dengan mengingat konflik dalam masyarakat, yang mana dalam menyelesaiannya oleh penguasa cenderung
mengabaikan kearifan lokal yang ada, namun justru lebih memilih model litigasi yang membawa konsekuensi
munculnya rasa permusuhan karena ada unsur kalah menang yang dikemas untuk mencari keadilan.
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

Menurut Pasal 1 angka 10 UU 30/1999, alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar
pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
PENYELESAIAN SENGKETA

 Penyelesaian sengketa dengan m e n g g u n a k a n m o d e l d a n pendekatan nilai lokal merupakan salah satu alternatif
model penyelesaian sengketa, karena nilai lokal mampu memperhatikan setiap persoalan yang dihadapkan kepadanya secara
khusus dan holistic

 Model penyelesaian sengketa ini perlu diungkapkan, dengan mengingat sengkata dalam masyarakat semakin meluas,
ditambah dengan penguasa cenderung mengabaikan kearifan lokal yang ada, namun justru lebih memilih model litigasi yang
membawa konsekuensi munculnya rasa permusuhan karena ada unsur kalah menang yang dikemas untuk mencari keadilan.
Selaras dengan itu, apa yang dikemukakan oleh Ehrlich menekankan bahwa "hukum yang hidup", yaitu hukum yang nyata
hidup dalam masyarakat, terus berevolusi melebihi hukum negara yang kaku dan tidak bergerak. Tugas ilmu hukum adalah
untuk memecahkan ketegangan yang terus -menerus ini. Ilmu hukum berada diantara penerapan dan pembuatan undang-
undang, kemudian dari keduanya menghasilkan produk peraturan sebagai pendorong perkembangan -perkembangan sosial10
.
ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA
 Coercion (tindakan kekerasan). Tindak kekerasan sebagai aksi yang bersifat unilateral
dengan mengandalkan kekuatan fisik dan kekerasan, seperti "melakukan tindakan hukum
sendiri (self helf)" atau dalam bentuk perang antar suku (warfare)
 Negotiation. Artinya ada dua kelompok utama sebagai pembuat keputusan dalam
penyelesaian satu masalah untuk mana kedua belah pihak setuju tanpa bantuan kelompok
ketiga.
 Mediation. Artinya sudah melibatkan campur tangan pihak ketiga dalam sengketa untuk
menopang prinsipprinsip dalam mencapai persetujuan.
Pendekatan Antropologi Hukum

 Melalui pendekatan antropologi diperoleh gambaran yang sangat kompleks mengenai


pluralitas dan heterogenitas dari “masyarakat Indonesia” dan kompleks “kebudayaan
Indonesia”.
 menurut Eugen Ehrlich “masyarakat adalah ide umum yang dapat menandakan semua
hubungan sosial, yaitu keluarga, desa, lembaga sosial, negara, bangsa, sistem ekonomi dan
sebagainya.
 Pendekatan Antropologi hukum dapat memberi penjelasan dari data empiris dengan
menganalisis hubungan-hubungan kausal dari fakta, sehingga akhirnya dapat diketahui
kedudukan pranata hukum dalam struktur masyarakat, sehingga dalam kegiatan
antropologi hukum dapat dipadukan pengetahuan ilmu hukum adat yang bersifat
dogmatisnormatif dengan kenyataan yang ada.
Nilai Lokal Dalam Penyelesaan Sengketa
Pertanahan
 Nilai lokal masyarakat di nusantara sebagai sebuah sistem nilai masyarakat yang masih
cukup dalam intaksinya dengan hukum nasional. •
 Lawrence M. Friedman dalam legal sistem mendiskripsikan tentang efektivitas hukum atau
keberlakuan hukum ditegaskan bahwa efektivitas kaidah hukum dipengaruhi oleh 3 (tiga)
komponen dasar yaitu :
a. Structure
b. Substance
c. Cultur
Nilai Lokal Dalam Penyelesaian Sengketa
Tanah
Model penyelesaian seketa angraria berbasis nilai kearifan lokal masyarakat dilandaskan oleh
pertimbangan:
1. Sedapat mingkin memuaskan para pihak, dan tidak ada pihak yang merasa menang dan
kalah dalam penyelesaian sengketa mereka.
2. Mengantarkan pada ketentraman hati dan kepuasan batin.
3. Dapat memperkuat tali silaturahmi para pihak yang berkonflik.
SIMPULAN

 Model penyelesaian sengketa pertanahan ini perlu diungkapkan, dengan mengingat konflik
angtaria dalam masyarakat cendrung terabaikan. Negara belum memfungsikan pranata
sosial dan budaya dalam hal ini nilai kearifan lokal sebaga media resolisi konflik/sengketa
peranahan.
 Model penyelsaian sengk eta pertanahan adalah mengacu kepada kesatuan yang bulat dan
utuh antara Manusia, Alam dan Tuhan, dalam nuansa perdamaian dan persaudaraan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai