Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN FDG PET/CT UNTUK MENGETAHUI

METABOLISME GLUKOSA OTAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


000/SPO/MRHP-MED/III/2020 00 1 dari 2

Tanggal Terbit Ditetapkan,


CEO
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dd mm yyyy Nama CEO

- Pemeriksaan yang sensitif dan non infasif untuk menilai


metabolisme glukosa otak berdasarkan penagkapan
(uptake) FDG.
- 18
F-Fluorodeoxyglucose (FDG) merupakan radiofarmaka
analog glukosa yang dapat digunakan untuk mencitra
PENGERTIAN metabolisme glukosa di dalam tubuh.
- Indikasi :
a. dementia
b. epilepsy
c. tumor otak
d. penyakit serebrovaskuler
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk staf medis
TUJUAN kedokteran nuklir dalam melaksanakan pemeriksaan FDG
PET/CT untuk mengetahui metabolisme glukosa otak.
Surat Keputusan CEO Nomor 00/KRS-CEO/MRHP/II/2020
KEBIJAKAN tentang xxx (diisi oleh surat keputusan tertinggi internal
rumah sakit yang menaungi SPO ini).
PROSEDUR 1. Data-data pasien diperiksa oleh perawat/radiografer
sebelum pemeriksaan dimulai.
2. Pasien mendapat keterangan tentang prosedur yang
akan dilakukan dan menandatangani informed
consent.
3. Dokter akan menemui pasien sebelum pemeriksaan
dimulai untuk memperoleh data-data riwayat
penyakit yang diperlukan. Pemeriksaan fisik
mungkin diperlukan.
4. Untuk kasus tumor otak, pasien harus puasa selama
PEMERIKSAAN FDG PET/CT UNTUK MENGETAHUI
METABOLISME GLUKOSA OTAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


000/SPO/MRHP-MED/III/2020 00 2 dari 2

paling sedikit 4-6 jam sebelum penyuntikan FDG.


Non-tumor pasien biasanya tidak memerlukan puasa.
5. Kadar glukosa darah harus diperiksa sebelum
pemeriksaan.
6. Pasien dianjurkan untuk minum 1 liter air putih atau
minuman yg tidak mengandung gula selama 2 jam
sebelum penyuntikan FDG untuk memastikan hidrasi
yang baik dan melancarkan eksresi FDG lewat urin.
7. Setelah pemberian FDG (sebelum pemeriksaan), pasien
kembali minum 0.5 liter air putih atau minuman yang
tidak mengandung gula. Jika perlu, 0.5 liter saline dapat
diberikan intra vena.
8. Sedasi diberikan pada pasien dengan tumor otak, tetapi
tidak pada kasus dementia atau epilepsi. Sedatif akan
menurunkan perfusi global.
9. Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan EEG sebelum
dan selama akuisisi untuk menyingkirkan bangkitan
fokal subklinis pada pasien epilepsi. Pasien yang tidak
menyadari adanya bangkitan parsial (jadi tidak dapat
melaporkan kejadian dan frekuensinya) memerlukan
EEG untuk memastikan bahwa pemeriksaan PET
dilakukan dalam keadaan inter-iktal. Ketika periode iktal,
hipermetabolisme akan menggantikan hipometabolisme
pada inter-iktal, sehingga penting untuk memastikan
bahwa tidak ada aktivitas bangkitan pada saat
pemeriksaan.
10. Keadaan ruang tunggu, ruang persiapan dan temperatur
ruangan harus nyaman supaya pasien dapat beristirahat
dengan optimal selama dan sesudah pemberian FDG.
Setelah penyuntikan ruangan keadaan ruangan harus
gelap. Pasien dianjurkan untuk tidak diperbolehkan
PEMERIKSAAN FDG PET/CT UNTUK MENGETAHUI
METABOLISME GLUKOSA OTAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


000/SPO/MRHP-MED/III/2020 00 3 dari 2

bicara dan membaca, tetapi mata tetap terbuka.


11. Jika diindikasikan, kateter urin dapat digunakan dengan
teknik aseptic sebelum pemberian FDG.
12. Kanula intra vena akan diinsersikan pada vena perifer.
13. Tinggi badan, berat badan dan kadar glukosa pasien
akan diperiksa.
14. Pemeriksaan kadar glukosa darah dilakukan dengan
menggunakan fingerprick. Jika kadar glukosa darah lebih
besar dari 11 mmol/l, mungkin akan dilakukan
penjadwalan ulang atau akan diberikan insulin
15. Data mengenai operasi, radioterapi atau pengobatan
lainnya harus diketahui. Interval antara terapi dan
pemeriksaan PET juga harus diketahui.
16. Pada kasus dengan diabetes mellitus (DM) tipe 2 :
1. Pemeriksaan sebaiknya dijadualkan pada pagi
menjelang siang.
2. Pasien berpuasa paling sedikit 4 jam dan minum air
putih seperti pasien non-DM.
3. Obat antidiabetik oral harus dilanjutkan.
Pada kasus DM tipe 1 dan tipe 2 yang menggunakan
insulin :

1. Sebaiknya kadar glukosa darah normal dicapai


dengan kesepakatan bersama dengan pasien dan
dokter pengirim.
2. Pemeriksaan sebaiknya dijadualkan pada pagi
menjelang siang.
3. Pasien mendapat makan pagi seperti biasanya pada
pukul 7.00 dan menggunakan dosis insulin seperti
biasa diikuti oleh puasa seperti tersebut di atas.
17. Prosedur pemberian FDG
1. Bertujuan untuk memberikan penyuntikan FDG
PEMERIKSAAN FDG PET/CT UNTUK MENGETAHUI
METABOLISME GLUKOSA OTAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


000/SPO/MRHP-MED/III/2020 00 4 dari 2

dengan akurat, meminimalkan atau menghindari


aktivitas yang tersisa pada sistem pemberian adan
memastikan jumlah bersih yang diberikan diketahui.
Hal ini merupakan prasyarat untuk penghitungan SUV
yang akurat.
2. Penyuntikan FDG dilakukan melalui three way valve
system yang menempel pada kanula. Setelah
penyuntikan, dilakukan pembilasan dengan 10 cc
saline untuk menghindari akvitas yang tersisa pada
sistem. Jika aktivitas sisa pada syringe, jarum atau
sistem pemberian tidak dapat diminimalkan (<1%);
aktivitas tersisa harus diukur dengan dose calibrator.
Dosis FDG : 5-10 mCi (185-370 MBq).

18. Akuisisi PET/CT


1. Pencitraan emisi mulai dilakukan pada menit ke-30
sampai 40 setelah penyuntikan FDG.
2. Selama pencitraan, lengan sebaiknya diposisikan di
samping badan.
3. Isotop yang digunakan dan waktu paruh harus
dicantumkan sebagai data akuisisi di computer.
4. Dosis FDG, waktu kalibrasi dosis dan berat badan
pasien harus dicatat dengan benar.
5. Untuk CT-based attenuation correction (CT-AC) pada
umumnya digunakan low-dose CT. Pada umumnya
CT-AC dioperasikan pada kisaran 30 mAs atau
kurang. Selama dan sebelum CT-AC, kontras intra
vena tidak digunakan (sampai terbukti tidak
mempengaruhi penilaian SUV).
6. Prosedur pencitraan PET/CT terdiri dari scout scan
untuk menentukan panduan anatomik (lokasi awal dan
akhir akuisisi). Kemudian low-dose CT untuk
PEMERIKSAAN FDG PET/CT UNTUK MENGETAHUI
METABOLISME GLUKOSA OTAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


000/SPO/MRHP-MED/III/2020 00 5 dari 2

attenuation correction diikuti oleh emission. Atas


indikasi tertentu, CT dapat dilakukan dengan
diagnostik CT dengan menggunakan kontras.
Kedokteran Nuklir
UNIT TERKAIT
Tidak ada
LAMPIRAN

Penjelasan :
- Template dan Isi berdasarkan standar KARS.
- SPO dibuat menggunakan Microsoft Word.
- Penggunaan logo disesuaikan dengan logo yang dimiliki masing-masing branch/cabang.
- SPO adalah dokumen rumah sakit yang dibuat secara tertulis mengatur tentang langkah-
langkah untuk menyelesaikan proses kerja, yang dapat merupakan interaksi antar departemen /
divisi.
- Secara keseluruhan format yang digunakan : jenis huruf Times New Roman, size 12, spasi 1.5,
margin atas 4 cm, margin kiri 2 cm, margin kanan 2 cm, margin bawah 1 cm.
- Untuk Judul diketik dengan huruf kapital, font Times New Roman, size 14, Bold.
- Untuk Tanggal Terbit diketik tanpa disingkat, contoh : 12 Januari 2020.
- Untuk nama pengesahan diketik sesuai nama lengkap dan gelar CEO.
- SPO disusun oleh divisi atau departemen terkait.
- Diajukan kepada Head of Division untuk disetujui oleh CEO.
- Dokumen SPO yang telah disetujui diajukan kepada QR untuk dilakukan penomoran,
pengajuan pengesahan dan pengarsipan.
- Pengesahan dilakukan oleh CEO dengan menandatangani pada kolom Header SPO.
- Dokumen SPO asli disimpan oleh CEO dan QR memiliki salinannya.
- Masa berlaku dokumen SPO adalah maksimal 3 (tiga) tahun sejak dokumen diterbitkan atau
bila dilakukan perubahan.
- Spesifikasi kertas : ukuran A4, minimal jenis 70 gram.

Anda mungkin juga menyukai