Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PTK 2022

Metode Evaluasi Ekonomi Penilaian Teknologi


Kesehatan di Indonesia

20 Desember 2022

Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan


Kementerian Kesehatan RI
1
Kriteria Rujukan
pada PTK di Indonesia

2
Komponen Kriteria Rujukan Sub-bab
Jenis evaluasi Cost-utility analysis (CUA) dalam bentuk incremental 5.1
ekonomi cost-effectiveness ratio (ICER)

Perspektif Sosietal 5.2

Populasi (P) Populasi pasien di Indonesia 5.3

Intervensi (I) Intervensi Kesehatan yang menjadi topik PTK 5.4


KRITERIA
Komparator (C) Standard of care dan/atau usual care 5.5 RUJUKAN
Luaran (O) Quality-adjusted life years (QALY) 5.6

Horizon waktu (T) Cukup lama untuk mencakup semua luaran yang relevan 5.7

Biaya Biaya langsung medis, biaya langsung non medis, dan biaya tidak 5.8
langsung, mengikuti perspektif sosietal

Diskonto 3% untuk biaya dan luaran kesehatan 5.9

Pendekatan Pemodelan 5.10

Sensitivity analysis Harus dilakukan 5.11

Interpretasi hasil Menggunakan GDP per kapita sebagai nilai ambang: < 1x GDP per 5.12
kapita – sangat cost-effective; 1-3x GDP per kapita – cost-effective;
sampai nilai ambang yang spesifik untuk konteks Indonesia
ditentukan.
3
1. Jenis Evaluasi Ekonomi
● Jenis evaluasi ekonomi yang dapat dilakukan dalam sebuah PTK yang dipilih berdasarkan adanya
perbedaan efektivitas klinis dan satuan pengukuran luaran kesehatan:
○ cost-effectiveness analysis (CEA),
○ cost-utility analysis (CUA),
○ cost-benefit analysis (CBA), dan
○ cost-minimization analysis (CMA).

● Yang menjadi kriteria rujukan asesmen PTK di Indonesia adalah cost-utility analysis.

2. Perspektif
● Perspektif yang diambil sebagai kriteria rujukan PTK di Indonesia adalah perspektif sosietal,
dikarenakan adanya potensi dampak sosial yang luas dari pengambilan keputusan berdasarkan hasil
PTK, dan tidak terbatas kepada individu yang menerima intervensi teknologi yang dianalisis atau
pada sektor kesehatan saja.

4
3. Populasi
● Populasi sampel/populasi target adalah kelompok populasi Indonesia yang menjadi target intervensi teknologi
kesehatan yang menjadi topik PTK, dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas dan spesifik.
● Populasi target harus digambarkan berdasarkan umur, jenis kelamin, status sosio-ekonomi, jenis penyakit/
komorbid, dan karakteristik lain yang relevan.
● Analisis sub-populasi atau analisis yang terkait dengan heterogenitas pada populasi target dapat dilakukan sesuai
dengan keperluan, misalkan terdapat variasi luaran yang besar di antara sub-populasi yang relevan.

4. Intervensi
● Intervensi yang dianalisis adalah intervensi/teknologi kesehatan yang telah ditetapkan sebagai topik PTK.
● Agen PTK melakukan analisis terhadap bukti klinis yang ada tentang keamanan dan efikasi dan/atau efektivitas
klinis teknologi kesehatan terkait.
● Pemodelan harus melibatkan bukti yang berkualitas, terkait parameter klinis, underlying baseline risks dari suatu
kondisi klinis, data prevalensi atau insiden, penggunaan sumber daya, biaya, kualitas hidup, atau akurasi dari
suatu tes diagnostik.
● Relevansi suatu bukti/evidence sangat penting dalam proses evaluasi ekonomi dan dapat dinilai berdasarkan
hirarki/ level bukti yang tersedia.

5
5. Komparator
● Komparator berdasarkan kriteria rujukan adalah intervensi sesuai standar layanan (standard of care)
atau intervensi yang biasa diberikan (usual care) dalam praktik klinis.
○ Standard of care: intervensi yang menjadi pilihan pertama berdasarkan pedoman klinis yang berlaku.
○ Usual care: intervensi yang rutin diberikan pada kondisi kesehatan yang diteliti dan mungkin bukan
merupakan standard of care.
● Pemilihan komparator harus sesuai dengan konteks klinis kasus yang diteliti, diuraikan dengan jelas
disertai justifikasi yang menjelaskan mengapa komparator tersebut lebih relevan dibandingkan komparator
lain.

6. Luaran
● Luaran yang digunakan berdasarkan kriteria rujukan adalah Quality-Adjusted Life Years (QALYs).
○ QALYs diukur menggunakan instrumen EQ-5D-5L dari EuroQol group dengan value set Indonesia
● Luaran lain yang dapat diukur sebagai efek dari suatu teknologi kesehatan tidak digunakan sebagai kriteria
rujukan, namun dapat dilakukan jika disertai justifikasi.

6
7. Horizon waktu
● Jangka waktu yang diaplikasikan dalam analisis harus cukup panjang agar dapat menangkap semua
konsekuensi biaya dan luaran intervensi dengan akurat.
● Horizon waktu yang sama harus diterapkan untuk luaran dan biaya.

8. Biaya
● Biaya dihitung dari perspektif sosietal sehingga mencakup semua komponen biaya yang relevan, yaitu:
○ Biaya langsung medis: dikeluarkan secara langsung untuk memberikan perawatan medis, baik yang
dibayarkan oleh asuransi maupun secara out-of-pocket.
■ Sumber data: data sekunder dari billing di faskes, tarif INA CBGs, atau sumber data relevan lainnya.
○ Biaya langsung non-medis: dikeluarkan oleh pasien dan keluarganya yang berhubungan langsung dengan
upaya pengobatan, tetapi tidak bersifat medis (biaya transportasi, makan, dan penginapan selama
perawatan).
■ Sumber data: wawancara pasien.
○ Biaya tidak langsung: biaya yang muncul akibat hilangnya produktivitas karena sakit atau kematian
(pendapatan yang hilang dari izin bekerja karena sakit/mendampingi orang sakit; kecacatan permanen; atau
kematian dini).
■ Sumber data yang dapat digunakan: wawancara pasien/pendamping.

7
9. Diskonto
● Metode yang digunakan untuk menyesuaikan nilai biaya dan luaran saat ini dengan nilainya di masa depan.
● Diskonto harus diterapkan pada nilai luaran dan nilai biaya jika horizon waktu analisis melebihi satu tahun.
● Discount rate yang digunakan sebagai kriteria rujukan adalah sebesar 3% untuk biaya dan nilai luaran.

10. Pendekatan analisis


● Analisis evaluasi ekonomi suatu teknologi kesehatan dapat dilakukan secara empiris (misal: dengan data yang
dikumpulkan dalam pelaksanaan uji klinis) atau dengan pendekatan berbasis pemodelan (model-based
approach).
● Evaluasi ekonomi yang digunakan sebagai kriteria rujukan PTK di Indonesia adalah evaluasi ekonomi berbasis
pemodelan.
○ Contoh: decision tree, model Markov, atau model dinamik untuk penyakit infeksi.
● Model yang digunakan harus sesederhana mungkin namun harus menggambarkan praktik klinis di dunia nyata
sehingga pelibatan ahli klinis akan diperlukan.
● Dalam laporan, limitasi dan asumsi dari pemodelan disampaikan secara transparan.

8
11. Analisis sensitivitas
● Analisis sensitivitas harus dilakukan untuk mengukur ketidakpastian seputar estimasi biaya, luaran, dan ICER
yang diakibatkan oleh ketidakpastian seputar parameter model.
● Sebagai kriteria rujukan, analisis sensitivitas dilakukan secara deterministik maupun probabilistik.
○ Deterministic Sensitivity Analysis (DSA) dilakukan dalam bentuk analisis sensitivitas satu arah yang
ditampilkan dalam bentuk diagram tornado.
○ Probabilistic Sensitivity Analysis (PSA) dilakukan menggunakan simulasi Monte Carlo dan ditampilkan
dalam bentuk cost-effectiveness acceptability curve dan cost-effectiveness plane.

12. Interpretasi hasil


● Menentukan cost-effective atau tidaknya suatu teknologi kesehatan dilakukan dengan membandingkan ICER dengan
nilai GDP per kapita Indonesia yang berlaku sebagai nilai ambang.
○ Teknologi kesehatan dengan ICER <= GDP per kapita → sangat cost-effective
○ Teknologi kesehatan dengan ICER antara 1-3 kali nilai GDP per kapita → cost-effective
○ Pengambilan keputusan dapat dilakukan menggunakan nilai ambang yang dihitung spesifik untuk konteks
Indonesia jika nilai tersebut telah tersedia.

9
Budget Impact Analysis

10
Budget Impact Analysis (BIA)

● BIA bukan merupakan evaluasi ekonomi tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hasil
evaluasi ekonomi suatu intervensi atau teknologi kesehatan yang menjadi topik PTK.
● BIA harus dilakukan sebagai estimasi konsekuensi finansial dalam bentuk pengeluaran atau
penghematan biaya akibat adopsi dari suatu teknologi kesehatan, khususnya dalam paket program
Jaminan Kesehatan.
● BIA membutuhkan data tambahan untuk memperkirakan cakupan seperti prevalensi, insidens, jumlah
populasi serta biaya menurut perspektif pembayar (payer).

11
CEA vs BIA
Jenis Populasi yang Rentang waktu Contoh luaran yang Nilai bagi pengambil
analisis diteliti diukur keputusan
CEA Data kohort insidens Sesuai rentang Incremental life years, Keputusan atas pilihan
setahun atau waktu perjalanan Incremental QALY Cost/ intervensi yang
individu sesuai penyakit yang QALY gained dominan dibandingkan
kasus yang diteliti diteliti komparator (memiliki
“value for money”
dibandingkan threshold)

BIA Seluruh penduduk/ Tahunan, dihitung Perubahan biaya layanan · Perencanaan


perkiraan jumlah untuk lima tahun ke tiap tahunnya untuk kurun anggaran
populasi yang depan waktu lima tahun ke depan · Pencapaian target
menderita penyakit perubahan mortalitas atau luaran
tersebut morbiditas tiap tahun sesuai (program/intervensi)
kurun waktu perhitungan BIA

12
Kriteria yang digunakan dalam BIA

Komponen Kriteria rujukan

Perspektif Payer

Populasi (P) Populasi pasien di Indonesia

Intervensi (I) Teknologi kesehatan yang menjadi topik PTK

Komparator (C) Standard of care dan/ atau usual care

Horizon waktu (T) 5 tahun

Biaya Biaya langsung medis

Diskonto Tidak dilakukan

Pendekatan analisis Pemodelan, memperhitungkan proses implementasi


yang realistis

Sensitivity analysis Harus dilakukan (dalam bentuk skenario alternatif)

13
PTK Adaptif

14
PTK Adaptif/ PTK Cepat

● Pelaksanaan PTK mengikuti kriteria rujukan (reference case) dengan mekanisme sebagaimana dijelaskan di
atas mungkin terbentur keterbatasan sumber daya, data, dan/ waktu.
● Dalam kondisi tersebut, satu atau lebih komponen PTK dapat dimodifikasi agar lebih fleksibel dan dapat
dikerjakan dalam keterbatasan yang ada - disebut PTK adaptif (Adaptive HTA).
● PTK adaptif dimungkinkan dilakukan dengan “mentransfer” data epidemiologis/ klinis, evaluasi ekonomi,
model, dan/ atau keputusan yang diambil atau dipublikasikan di negara lain, dengan memperhitungkan isu
transferability dan ketidakpastian.

15
Perbandingan PTK biasa dan PTK Adaptif

PTK biasa PTK adaptif

Waktu pelaksanaan 6 bulan atau lebih kurang dari 6 bulan

Seleksi topik Mengikuti mekanisme seleksi topik oportunistik atau menggunakan mekanisme
standar yang disederhanakan atau menggunakan
kriteria seleksi yang dimodifikasi

Asesmen Evaluasi ekonomi de novo, Evaluasi ekonomi diadaptasi dari negara lain,
pengumpulan data primer dengan price benchmarking, telaah literatur, atau data
kualitas tinggi/ UKR, atau systematic dari sumber yang mudah diakses atau rapid
review/ meta analisis review.

Appraisal Mengikuti mekanisme appraisal Mekanisme appraisal yang disederhanakan


standar

Pengambilan Pengambilan keputusan berdasarkan PEngambilan keputusan berdasarkan hasil


keputusan hasil PTK tradisional PTK adaptif atau hasil PTK di negara lain

16
Pelaporan Hasil PTK

17
Pelaporan

● Laporan disajikan secara sistematis, lengkap, dan transparan.

● Komponen pelaporan merujuk kepada Consolidated Health Economic Evaluation Reporting Standards
(CHEERS) yang dikeluarkan oleh ISPOR.
○ Standar ini diperbarui secara berkala, dan peneliti hendaknya menggunakan standar terbaru pada
saat menyusun laporan.

18
19

Anda mungkin juga menyukai