Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sinar Manajemen Artikel 6

E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337-8743 (Online) Volume 07, Nomor 02, Agustus 2020

Dinamika Kekuasaan dalam Perubahan Organisasi

Power Dynamics in Organizational Change

1
Farid*, 2Abdul Rahman, 3Cahyaning Raehani, 4Dasa Febrianti
1,2,3,4
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Palu, Palu, Indonesia.
(*)
Email Korespondensi: faridunismuhpalu@gmail.com*, Rahmanunismuh.81@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini merupakan kerangka untuk memahami dinamika kekuasaan dan perubahan
organisasi. Tulisan ini dielaborasi dari berbagai artikel dengan menggunakan lima perspektif untuk
memahami hubungan antara pendekatan kekuasaan yang digunakan untuk efek perubahan, agen
yang terlibat dalam proses perubahan, strategi perubahan yang paling menonjol dan taktik
pengaruh, dan hasil perilaku. Perspektif ini dibangun berdasarkan hasil penelusuran penelitian pada
berbagai organisasi baik bisnis maupun publik. Teori dan model perubahan organisasi,
menunjukkan bahwa perubahan organisasi membutuhkan berbagai pendekatan dengan tujuan agar
organisasi tetap dapat mempertahankan kinerja sebagai akibat dari perubahan lingkungan,
teknologi maupun social budaya dan ekonomi secara keluruhan. Mengingat pentingnya perubahan
dalam organisasi maka dibutuhkan sebuah pendekatan yang mengarah pada keberhasilan
organisasi dalam program perubahan. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan
dapat digunakan secara langsung, jelas, dan secara sadar oleh para manajer, agen perubahan, dan
kelompok kepentingan lainnya. Selain itu, terlihat juga bahwa individu-individu, kelompok, dan
bahkan seluruh organisasi yang terlibat dalam proses perubahan yang dapat secara langsung
mengalami dinamika kekuasaan tak terlihat dan kadang-kadang tidak sadar. Beberapa model
penelitian dapat diajukan dalam memahami model perubahan yang secara bersamaan memobilisasi
pendekatan kontinjensi dan politik.

Kata Kunci : Kekuasaan, Perubahan, Organisasi

Abstract
This paper is a framework for understanding power dynamics and organizational change. This
paper elaborates from various articles using five perspectives to understand the relationship between the
power approach used to effect change, the agents involved in the change process, the most prominent change
strategies and influence tactics, and behavioral outcomes. This perspective is built based on the results of
research tracing on various organizations, both business and public. The theory and model of organizational
change, shows that organizational change requires a variety of approaches with the aim that the
organization can maintain its performance as a result of environmental, technological and social, cultural
and economic changes as a whole. Given the importance of change in organizations, an approach is needed
that leads to organizational success in change programs. Various research results show that power can be
used directly, clearly, and consciously by managers, change agents, and other interest groups. In addition, it
is also seen that individuals, groups, and even entire organizations involved in the change process can
directly experience invisible and sometimes unconscious power dynamics. Several research models can be
proposed in understanding the model of change that simultaneously mobilizes contingency and political
approaches.

Keywords: Power, Change, Organization

Farid 88 | P a g e
Jurnal Sinar Manajemen Artikel 6
E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337-8743 (Online) Volume 07, Nomor 02, Agustus 2020

PENDAHULUAN
Perubahan organisasi telah sebagai resistensi terhadap perubahan karena
mengisyaratkan bahwa proses perubahan tindakan tersebut berada di luar kegiatan
organisasi dipengaruhi oleh pelembagaan yang sah dari program perubahan.
kepentingan kekuasaan dan perilaku Kekuasaan, perubahan organisasi, dan
kelompok di dalam dan di sekitar organisasi resistensi adalah konsep terkait erat. Dalam
(Jacobs, Van Witteloostuijn, & proses perubahan, berbagai aktor berprilaku
Christe‐Zeyse, 2013). Pandangan ini untuk mempengaruhi satu sama lain.
memberikan arti bahwa suatu organisasi Akibatnya, karena konsep kekuasaan
dimasa yang akan datang diperhadapkan melibatkan kekuasaan atas orang lain,
berbagai tantangan dan tekanan persaingan penggunaan daya dapat dengan mudah
global dan deregulasi yang telah menyebabkan resistensi.
menyebabkan banyak perusahaan dan Falbe & Yukl, (1992) menyatakan
lembaga untuk mencari bentuk-bentuk baru bahwa proses kekuasaan dan kepemimpinan
organisasi dan model yang berbeda dalam yang sama baiknya akan menyebabkan
mengelola sumberdaya manusia (Haas, kepatuhan atau bahkan komitmen terhadap
2018). upaya perubahan. Hal ini bermakna bahwa
Kecendrunan ini terlihat dimana dalam perubahan organisasi, bagian dari
banya perusahaan menjadi lebih ramping dan dinamika kekuasaan untuk kelompok yang
kurang berorientasi fungsional. Tingkatan terlibat, dan upaya pengaruh dapat
manajemen dieliminasi dan jumlah staf ditampilkan secara langsung dan secara sadar
perusahaan dikurangi. Banyak perusahaan oleh agen. Namun, dinamika kekuasaan juga
mencoba mencari bentuk-bentuk baru dalam bisa lebih sulit untuk mengamati dan kadang-
hubungan kerja dan peran serikat pekerja kadang mereka bahkan tidak sadar. Terkait
serta dewan direksi. Kondisi ini memdorong dengan argument ini Bachrach dan Baratz
sistem kelembagaan dan politik memainkan (1962) menyatakan bahwa manajemen dapat
peran penting dalam perubahan organisasi. mengecualikan isu-isu tertentu dari
Clegg, Hardy, & Nord, (1996) pengambilan keputusan selama proses
menyatakan bahwa dalam perubahan perubahan sehingga menghambat partisipasi
organisasi, kekuasaan umumnya yang penuh dan setara.
digunakan oleh para CEO, manajer puncak,
manajer, konsultan, dewan direksi, METODE
karyawan, dan kelompok kepentingan Desain penelitian ini adalah
lainnya. Tujuannya adalah untuk mengelola Literature Review atau tinjauan pustaka.
dan mempengaruhi proses perubahan dengan Studi literature review adalah cara yang
menggunakan taktik kekuasaan. Dalam dipakai untuk megumpulkan data atau
pandangan manajemen tradisional, tindakan sumber yang berhubungan pada sebuah topik
manajemen diambil untuk mempengaruhi tertentu yang bisa didapat dari berbagai
proses perubahan organisasi dengan sumber seperti jurnal, buku, internet, dan
kelompok lain selain itu juga dipandang pustaka lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN atau pengelolaan makna kekuasaan yang


Kekuasaan yang didefinisikan dapat digunakan untuk membuat
sebagai kemampuan seseorang atau legitimasi bagi hasil, keputusan, nilai-
sekelompok manusia untuk nilai, dan tuntutan. Sementara Lukes,
mempengaruhi tingkah laku seseorang (1979) berargumen bahwa dinamika
atau kelompok lain sedemikian rupa, kekuasaan hampir tidak terlihat dan tidak
sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai disadari pada saat persepsi, kognisi, dan
dengan keinginan dan tujuan dari orang preferensi masyarakat yang dibentuk
yang mempunyai kekuasaan. Oleh sedemikian rupa sehingga kekuasaan
Pettigrew, ( 1977) definisi ini telah diidentifikasi dengan tujuan perubahan
menempatkan proses konstruksi simbol dan sadar atau tidak sadar akan menjadi
Farid 89 | P a g e
Jurnal Sinar Manajemen Artikel 6
E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337-8743 (Online) Volume 07, Nomor 02, Agustus 2020

bagian dari struktur organisasi dan sistem perubahan dalam organisasi dituntut oleh
baru. manajer puncak dan mereka
Roy (2008) mendefinisikan bahwa membutuhkan kekuatan posisi mereka
kekuasaan adalah kemampuan dalam untuk perubahan. Dalam perspektif ini
mendapatkan seseorang untuk melakukan kekuasaan dipandang sebagai
sesuatu yang ingin dilakukan atau kemampuan potensi agen untuk
kemampuan untuk membuat hal-hal mempengaruhi target dalam suatu sistem
dengan cara yang diinginkan oleh yang atau konteks tertentu (French & Raven,
memiliki kekuasaan. Definisi beranjak 1960). Penggunaan kekuasaan
dari teori ketergantungan yang mengharuskan individu tertentu
menyatakan bahwa jika B tergantung mengontrol atau memiliki sumber daya
pada A, maka A memiliki kekuasaan atas yang relevan untuk mendapatkan orang
B. Pandangan ini telah memberikan lain dan untuk melakukan apa yang
pemahaman bahwa definisi kekuasaan individu inginkan. Dengan demikian,
masih rancu karena lebih berorientasi kekuasaan posisi sebagian besar mengacu
pada kepentingan individu atau pada hirarki organisasi yang ada dan
kelompok tertentu dibandingkan dengan mengharuskan kemampuan manajemen
tujuan organisasi. untuk mengontrol perilaku orang lain dan
Jaap dan Kilian (1998) untuk mengubah struktur dan proses
menggunakan definisi yang lebih luas organisasi.
dan melihat kekuasaan sebagai sebuah Boonstra, (1997) Boonstra dan
proses sosial yang dinamis serta Vink, (1996) menyatakan bahwa
mempengaruhi opini, emosi, dan perilaku penggunaan pendekatan semacam ini
kelompok yang berkepentingan di mana umumnya dilakukan ketika sebuah
kesenjangan dilibatkan dengan realisasi, organisasi dalam krisis dan diperlukan
keinginan dan kepentingan. Definisi ini tindakan cepat. Strategi ini akan
sudah menempatkan kekuasaan sebagai menghasilkan kepatuhan ketika
suatu upaya dalam mempengaruhi kelompok dalam organisasi bergantung
struktur dan dinamika yang berkembang satu sama lain untuk segera mengambil
dalam organsasi sehingga usaha tindakan yang dianggap penting tanpa
memahami perubahan tetap pada tempat menyadari adanya strategi alternatif.
yang disesuaikan dengan porsi dan Ketika individu atau kelompok dalam
tingkat kepentingan organisasi. organisasi menyadari bahwa kepentingan
Terdapa lima perspektif tentang mereka tidak dilayani oleh mereka yang
dinamika kekuasaan yang berhubungan berada dalam kendali dan ketahanan
dengan model perubahan organisasi. menunjukkan perubahan organisasi,
Kelima perspektif tidak komprehensif kekuasaan koersif pemimpin dapat
namun menawarkan pandangan yang ditantang. Jaap dann Kilian (1998)
baik pada pandangan penting pada menyatakan bawah keterbatasan dari
kekuasaan. Selain itu, pendekatan tidak model kekuasaan ini terkait dengan
mengecualikan satu sama lain tetapi pendekatan top-down yang kuat untuk
dapat digunakan dalam kombinasi dalam berubah. Manajemen puncak dari suatu
proses perubahan organisasi. organisasi memulai, memimpin, dan
Perspektif pertama berkaitan mengendalikan proses, yang ditandai
dengan kewenangan yang digunakan dan dengan rasionalitas ekonomi dan teknis.
kekuasaan yang sah dari agen. Perspektif Proses tersebut mengikuti desain linier
ini berakar pada tradisi penelitian dan memiliki titik awal yang jelas dan
psikologis sosial yang diselidiki basis situasi yang diinginkan. Dengan
kekuasaan. Dilihat dari perspektif ini, demikian perencanaan yang ketat
Farid 90 | P a g e
Jurnal Sinar Manajemen Artikel 6
E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337-8743 (Online) Volume 07, Nomor 02, Agustus 2020

diperlukan untuk mencapai tujuan pelaksanaan. Strategi Perubahan yang


perubahan. dominan adalah strategi
Perspektif kedua memandang empiricalrational (Chin & Benne, 1976).
bahwa basis kekuasaan sebagai titik Strategi ini tergantung pada pengetahuan
awal. Dalam perspektif ini kekuatan sebagai sumber utama kekuasaan. Dalam
pribadi diperlukan untuk membuat pandangan ini pengetahuan adalah
perubahan dalam organisasi. Hal ini sumber kekuatan yang sah. Arah yang
beranjak dari asumsi bahwa dinamika diinginkan adalah pengaruh dari para
kekuasaan sebagian besar terlihat. Dalam ahli, yaitu dari orang-orang yang tahu,
proses perubahan manajer dan konsultan bagi mereka yang tidak tahu, melalui
mempunyai pengaruh dengan mengacu proses penyebaran informasi dan persuasi
pada fakta dan argumen logis sehingga rasional. Penggunaan model ahli
lebih mengutamakan pada keahlian. perubahan dan strategi empiris-rasional
Greiner dan Schein, (1988) memandang tampaknya cocok dalam situasi
bahwa, kekuasaan dapat didefinisikan diprediksi dan sangat terstruktur di mana
sebagai kemampuan untuk masalah itu diketahui, tidak terlalu rumit,
mempengaruhi orang atau kelompok lain dan solusi dijangkau. Masalah dengan
untuk menerima ide-ide atau rencana model ahli adalah munculnya
orang itu sendiri. Perspektif kekuasaan kebohongan dalam perubahan organisasi
ini berasal dari teori psikologi sosial dengan pertimbangan munculnya
tentang ketergantungan sumber daya hambatan budaya dan politik serta
(Emerson, 1962). Teori ini menjelaskan resistensi terhadap perubahan dalam
bagaimana basis kekuasaan dapat secara manajemen lini dan kelompok lain dalam
efektif dikembangkan dan digunakan. organisasi.
Agen perubahan perlu basis kekuasaan Perspektif ketiga berakar pada teori
untuk mempengaruhi orang lain. manajemen dan organisasi yang
Dalam konteks ini ilmu perilaku menekankan pembagian kekuasaan
menjadi bentuk rekayasa sosial, yang dalam organisasi dan penggunaan
digunakan untuk membantu manajemen kekuasaan oleh lembaga untuk
dalam mengimplementasikan mengontrol proses perubahan organisasi.
operasionalnya yang efisien sesuai Penggunaan kekuasaan akan terlihat
perspektif dan tujuan yang telah ketika kelompok-kelompok yang berbeda
didefinisikan oleh manajemen. Model ini kepentingan bernegosiasi tentang arah
menekankan pada desain sebuah strategi proses perubahan. Perspektif ini lebih
baru, struktur, dan sistem. Secara umum, dikenal sebagai perspektif kekuasaan
proses perubahan dimulai dengan struktural, yang penekanannya jauh dari
penunjukan tujuan abstrak, dan perhatian kekuasaan individu terhadap kekuatan
khusus diberikan untuk output yang kelompok yang saling bekerja dalam
diinginkan dari organisasi, proses organisasi. Jaringan relasional kelompok
transformasi formal, dan proses informasi saling ditandai dengan kerjasama dan
terkait. Proses perubahan dikelola persaingan. Pfeffer, (1981) menyatakan
sebagai proyek khusus, dengan target bahwa dalam organisasi, distribusi
yang jelas, dan nomor yang dibatasi kekuasaan ditandai dengan stabilitas.
alternatif. Pengambilan keputusan ini Stabilitas ini adalah hasil dari keputusan
sangat terstruktur dan formal. komitmen mengenai realisasi strategi
Implementasi ditujukan untuk bisnis, penataan organisasi, dan distribusi
menciptakan penerimaan untuk kekuasaan yang muncul dari masa lalu.
organisasi baru dan mencari solusi untuk Perspektif ini juga dikenal sebagai
berbagai bentuk perlawanan selama pandangan pluralis (Emerson, 1962;
Farid 91 | P a g e
Jurnal Sinar Manajemen Artikel 6
E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337-8743 (Online) Volume 07, Nomor 02, Agustus 2020

Hardy & Clegg, 1996). Pandangan yang dibesarkan untuk diskusi. Dalam
pluralis berkaitan dengan teori pertukaran proses ini, oleh Kanter, (1993) Steensma
dalam psikologi sosial di mana kekuatan dan Boer, (1997) koalisi yang berbeda
aktor berasal dari kemungkinan aktor akan mengarahkan perhatian mereka
atau kelompoknya memberikan sumber untuk mengamankan kepentingan
daya yang relevan. Pandangan pluralis mereka, tujuan, dan posisi kekuasaan.
menyatakan bahwa kelompok-kelompok Resistensi terhadap perubahan dipandang
dan departemen harus bekerja sama dan sebagai akibat dari pelaksanaan
bahwa perjanjian antara mereka adalah kekuasaan dan dapat dipahami sebagai
diperlukan untuk fungsi organisasi dan perjuangan untuk mencapai kekuasaan
untuk menjamin kontinuitas. Proses atau keluar dari kekuasaan. Manajer
kekuasaan ditandai dengan negosiasi dan perubahan fokus pada pencegahan
pertukaran sumber daya. Beberapa konflik dalam proses perubahan dengan
departemen memiliki kekuatan lebih dari mengatur partisipasi kelompok yang
yang lain. Basis kekuasaan departemen terlibat, dengan pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan unit kerja, tapi top-down dan implementasi, atau dengan
kekuatan departemen yang berbeda negosiasi tentang tujuan dari proses
bervariasi antara organisasi dan dapat perubahan dan cara itu diatur dan
berubah dari waktu ke waktu (Perrow, dikelola. Strategi Perubahan yang
1970; Pfeffer, 1992). dominan adalah strategi tukar (Zaltman
Terdapat tiga dimensi dasar yang & Duncan, 1977). Strategi ini
menentukan basis kekuasaan departemen menyiratkan bahwa agen perubahan
(Hickson et al., 1971). Dimensi pertama menetapkan kondisi untuk perubahan
adalah kemampuan untuk mengatasi cara diwujudkan dengan memberikan
ketidakpastian yang mempengaruhi materi atau cara lain. Hasil positif
operasi sehari-hari dari sebuah diperkirakan pihak yang menerima
organisasi. Departemen yang dapat perubahan. Pertukaran strategi menarik
mengatasi secara efektif dengan bagi perbandingan biaya dan manfaat
ketidakpastian dapat meningkatkan membuat pihak dan menekankan apa
kekuatan mereka dan posisi mereka yang akan diperoleh oleh perubahan itu.
dalam proses negosiasi. Dimensi kedua Negosiasi diarahkan pada oposisi yang
adalah substitusi fungsi departemen dan empuk, ketegangan, dan perbedaan
kegiatan organisasi melalui perisai dari pendapat antara partai dan tujuannya
orang lain dan bagaimana pekerjaan adalah untuk mencapai kesepakatan yang
benar-benar dilakukan. Dimensi ketiga tidak adil kepada kepentingan semua
adalah sentralitas. Sentralisasi mengacu pihak yang terlibat.
pada kekuatan departemen yang berasal Namun, kekuatan tertanam dalam
dari ketergantungan departemen lain dan struktur dan proses organisasi formal
peran penting mereka dalam aliran kerja. yang mendukung kepentingan
Model perubahan yang berkaitan manajemen lebih dari orang lain. Struktur
dengan pendekatan pluralis ditandai organisasi, aturan, peraturan, prosedur,
dengan manajemen konflik dan pengambilan keputusan, dan negosiasi
negosiasi. Semua kelompok kepentingan dipandang sebagai produk dan refleksi
memainkan peran mereka dalam proses dari pengorbanan untuk pengendalian
perubahan, berdasarkan posisinya dalam yang menempatkan manajemen dalam
organisasi, sumber daya departemen dan posisi istimewa (Edwards, 1979;
kepentingannya sendiri. Dalam proses Giddens, 1979; Hardy & Clegg, 1996).
perubahan, baik struktur dan sistem Dalam masalah ini, kekuatan awal
organisasi dan keseimbangan kekuasaan struktural berkaitan dengan pandangan
Farid 92 | P a g e
Jurnal Sinar Manajemen Artikel 6
E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337-8743 (Online) Volume 07, Nomor 02, Agustus 2020

pluralis kekuasaan. Proses kekuasaan and innovation: Symposium


berakar pada struktur dan sistem conducted at the eighth European
organisasi, proses kekuasaan sebagian congress on work and organizational
besar terlihat dan pelaksanaannya sebagai psychology, Verona, Italy (pp. 7–30).
suatu kesadaran, setidaknya untuk Leuven, Belgium: EAWOP.
Boonstra, J.J. & Vink, M.J. (1996).
beberapa agen atau kelompok yang
Technological and organizational
terlibat dalam proses perubahan. innovation: A dilemma of
fundamental change and
development. European Journal of
Work and Organizational
KESIMPULAN Psychology, 5, 351–376.
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari Bouwen, R. (1995). The reconstruction of
proses perubahan tergantung pada cara di power relationships: Four approaches
mana dapat memberikan hasil. Berdasarkan dealing with the new logic and the
studi kasus dan pertimbangan teoritis, dominant logic in organizational
beberapa model penelitian mengusulkan innovation. In J.J. Boonstra (Ed.),
sebuah model perubahan yang secara Power dynamics and organizational
bersamaan memobilisasi pendekatan change: Symposium conducted at the
kontinjensi dan politik. Landau membahas seventh European congress on work
kasus manajemen perubahan di sektor publik and organizational psychology,
dan berfokus pada hambatan kelembagaan Györ, Hungary (pp. 23–30). Leuven,
dan budaya untuk perubahan organisasi di Belgium: EAWOP.
sektor ini. Dia menyimpulkan bahwa Chin, R., & Benne, K.D. (1976). General
perubahan jangka panjang tergantung baik strategies for effecting changes in
pada penggunaan alat-alat yang efektif oleh human systems. In W.G. Bennis,
para manajer perubahan, dan cara individu K.D. Benne, R. Chin, & K.E. Corey
yang bekerja dalam organisasi merasa dalam (Eds.), The planning of change (3rd
konteks kerja baru mereka. Dia mengusulkan ed.), New York: Holt, Rinehart &
bahwa konsultan harus mengadopsi peran Winston.
pendengar empatik kepada semua orang yang Emerson, R.M. (1962). Power-dependence
terlibat dalam proses perubahan. relations. American Sociological
Review, 27, 31–41.
Falbe, C.M., & Yukl, G. (1992).
DAFTAR PUSTAKA Consequences for managers of using
single influence tactics and
Alvesson, M. (1996). Communication, power combinations of tactics.
and organization. Berlin, Germany: Administrative Science Quarterly,
Walter de Gruyter. 35, 638–652.
Bachrach, P., & Baratz, M. (1962). Two French, J., & Raven, B. (1960). The bases of
faces of power. American Political social power. In D. Cartwright (Ed.),
Science Review, 56, 947–952. Studies in social power. Ann Arbor,
Bass, B.M. (1960). Leadership, psychology MI: Institute for Social Research.
and organizational behavior. New Greiner, L.E. & Schein, V.E. (1988). Power
York: Harper. and organization development:
Beer, M. (1980). Organization Change and Mobilizing power to implement
development: A systems view. Santa change. Reading, MA: Addison-
Monica, CA: Goodyear. Wesley.
Boonstra, J.J. (1997). Redesign, Hardy, C., & Clegg, S.R. (1996). Some dare
development, and organizational call it power. In S.R. Clegg, C.
learning. In J.J. Boonstra & K.M. Hardy, & W.R. Nord (Eds.),
Bennebroek Gravenhorst (Eds.), Handbook of organizational studies
Barriers to organizational change (pp. 622–641). London: Sage.
Farid 93 | P a g e
Jurnal Sinar Manajemen Artikel 6
E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337-8743 (Online) Volume 07, Nomor 02, Agustus 2020

Hickson, D.J., Hinings, C.R., Lee, C.A., Van Beinum, H. Faucheux, C., & Van der
Schneck, R.E., & Pennings, J.M. Vlist, R. (1996). Reflections on the
(1971). The strategic contingencies epigenic significance of action
theory of interorganizational power. research. In S. Toulmin & B.
Administrative Science Quarterly, Gustavson (Eds.) Beyond theory:
16, 216–229. Changing organizations through
Lukes, S. (1974). Power: A radical view. participating (pp. 179–201).
London: Macmillan. Amsterdam: John Benjamins.
Mintzberg, H. (1983). Power in and around Yukl, G., & Falbe, C.M. (1991). Importance
organizations. Englewood Cliffs, NJ: of different power sources in
Prentice-Hall. downward and lateral relations.
Pettigrew, A.M. (1973). The politics of Journal of Applied Psychology, 76,
organizational decision making. 416–423.
London: Tavistock. Jaap J. Boonstra and Kilian M. Bennebroek
Pettigrew, A.M. (1977). Strategy formulation Gravenhorst (1998). Power
as a political process. International Dynamics and Organizational
studies of management and Change: A Comparison of
organization, 7, 78–97. Perspectives European Journal Of
Pfeffer, J. (1992). Managing with power: Work And Organizational
Politics and influence in Psychology, (2), 97–120
organizations. Boston: Harvard
Business School Press.
Roy E. Belen (2008). Influence, Power &
Politics In The Organization;
http://obd.roybelen.com

Farid 94 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai