Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : Pemberian dan Penyimpanan ASI

2. Tempat : RSUD Sekarwangi

3. Sasaran : Ibu Post Partum

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu jenis makanan yang


mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial
maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi.Nutrisi dalam ASI
mencakup hampir 200 unsur zat makanan.ASI adalah sebuah cairan
ciptaan Allah yang sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan gizi
bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat- zat gizi dalam air susu ibu berada pada
tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi
yang masih muda dan sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak serta perkembangan sistem
saraf.Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada
bayi umur 0-6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan
selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit), (Badan Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Grobogan, 2011).
Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan
nutrisi, mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap
pada paruh kedua tahun pertama, dapat memenuhi kebutuhan nutrisi,
imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan
tahun-tahun berikutnya. Hal ini dapat menunjukan bahwa pemberian
ASI bagi bayi sangat penting (Varney, 2007).

Survey kesehatan demografi WHO (2000), menemukan bahwa


pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama
di Afrika Tengah dan Utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh kerena itu,
WHO menganjurkan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama 6 bulan
menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan
menyusu selama 4 bulan. Sekitar ±15% bayi diseluruh dunia diberi
ASIeksklusif selama 4 bulan seringkali pemberian makanan pendamping
ASI tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan ±1,5 juta anak
meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar.
Di Indonesia diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan
ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk
keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan, selama enam
bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat
menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan
pertama.Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan
terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan
sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda
kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan
lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini
mencakup faktor- faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat
kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti
pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya
perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya
dukungan dari masyarakat luas (Hasselquist, 2006).
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam
pemanfaatan ASI secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah
produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting
susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut
modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah
pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki
pengetahuan tentang manfaat ASI .
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami
berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang
sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara
ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan
masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang
yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam
menyusui.Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang
berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga
atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau
tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan
pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu primipara dengan
pengalamannya yang sedikit membutuhkan pengetahuan yang cukup
untuk dapat menyusui dengan benar. Kemudian ibu dengan multipara
kurang terpapar dengan sumber informasi. Dengan demikian, maka
kelompok tertarik untuk memberikan informasi melalui penyuluhan
kesehatan tentang “Pemberian dan Penyimpanan ASI” kepada ibu post
partum agar dapat menyusui dan menyimpan ASI dengan benar.
A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat memahami


konsep tentang Pemberian dan Penyimpanan ASI
2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pesertadapat:

a. Menyebutkan pengertian ASI

b. Menyebutkan manfaat ASI

c. Menyebutkan efek samping bila bayi tidak diberi ASI

d. Menyebutkan dan mendemonstrasikan teknik menyusui yang baik

e. Menyebutkan cara penyimpanan ASI

B. Pokok Bahasan

Pemberian dan Penyimpanan ASI

C. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian ASI

2. Manfaat ASI

3. Efek samping bila bayi tidak diberi ASI

4. Teknik menyusui

5. Cara menyimpan ASI


D. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Mempraktekkan

E. Media dan Alat

1. Laptop

2. Infokus

3. Botol penyimpan ASI

4. Pompa ASI/ pompa susu

F. Materi : Terlampir
G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta


1. 5 menit Pembukaan
a. Memperhatikan
a. Mengucapkan salam
b. Memperhatikan
b. Memperkenalkan anggota kelompok
dan pembimbing
c. Menjelaskan topik penyuluhan
c. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan
d. Memperhatikan
e. Membuat kontrak waktu dan
meminta kerja sama dengan audiens e. Memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanaan
a. Menjelaskan
a. Menggali pengetahuan klien tentang
pengertian ASI
b. Memperhatikan
b. Memberi reinforcementpositif
pada peserta yang menjelaskan
c. Mendengarkan
c. Menjelaskan pengertian ASI
danmemperhatikan
d. Menjelaskan
d. Menggali pengetahuan klien tentang
cara pemberian ASI
e. Mendengarkan
e. Memberi reinforcement positif
danmemperhatikan
pada peserta yang menjelaskan
f. Mendengarkan dan
f. Menjelaskan cara pemberian ASI
Memperhatikan

g. Menjelaskan
g. Menggali pengetahuan peserta
tentang
cara penyimpanan ASI
h. Mendengarkan
h. Memberi reinforcement positif pada
peserta yang menjelaskan i. Mendengarkan dan
i. Menjelaskan tentang cara memperhatikan
penyimpanan ASI
j. Memberi kesempatan pada pasien j. Mempraktekkan
untuk mempraktekkan teknik
menyusui
k. Memberi kesempatan pada peserta k. Mengajukan
untuk bertanya pertanyaan
l. Memberikan reinforcement positif l. Mendengarkan
pada peserta yang bertanya
m. Memberikan kesempatan pada m. Menjelaskan
peserta lainpeserta yang lain untuk
memberikan pendapat
n. Melengkapi jawaban peserta n. Mendengarkan
3. 5 menit Penutup
a. Mengevaluasi atau menanyakan a. Menjawab
kembali materi yang telah pertanyaan
disampaikan pada peserta
b. Menyimpulkan kembali materi b. Memperhatikan
yang telah disampaikan
c. Memberikan motivasi kepada c. Memperhatikan
pasien agar selalu
d. Memberi salam penutup
d. Menjawab salam

A. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Diharapkan mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan

b. Diharapkan tempat dan media serta alat sesuai rencana

c. Diharapkan mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan

2. Evaluasi Proses

a. Diharapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah


direncanakan

b. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

c. Diharapkan waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan

d. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan


penyuluhan sampai selesai
e. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama
kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil Peserta
mampu :
a. 65% peserta mammpu menyebutkan pengertian ASI eksklusif

b. 65% peserta mampu menyebutkanteknik pemberian ASI

c. 65% peserta mampu menjelaskan cara penyimpanan ASI

d. 60% peserta mampu mempraktekkan teknik pemberian ASI


ASI EKSKLUSIF

A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain,
walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi secara
murni (tanpa makanan tambahan lain atau pengganti air susu ibu) sejak bayi
lahir sampai usia bayi 6 bulan.

B. KEUNTUNGAN ASI

1. Manfaat untuk bayi

a. Bayi mendapat kekebalan untuk melindunginya dari banyak penyakit


dan infeksi.

b. Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan atas.

c. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lainnya.

d. Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita penyakit


cancer tertentu.
e. Bayi lebih jarang mengalami alergi.

2. Manfaat untuk ibu

a. Meningkatkan hormon yang berperan mengurangi perdarahan setelah


melahirkan karena rahim akan segera mengecil

b. Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung


telur

c. Membantu mencapai berat badan sebelum hamil

d. Membantu meningkatkan mineralisasi tulang pasca persalinan dan


mengurangi resiko patah tulang panggul pada masa menapouse kelak.
Makin lama meneteki makan rendah resiko terjadinya patah tulang
e. Sebagai alat kontrasepsi alamiah, asalkan belum datang haid, sedikitnya
meneteki 2-3 kali semalam dan 4 kali atau lebih disiang hari tanpa
diselingi susu formula
f. Hubungan suami istri lebih cepat kembali seperti sebelum hamil karena
rahim lebih cepat kembali keposisi semula.

g. Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak

C. Bayi yang diberi susu formula sangat rentan terhadap penyakit-penyakit


di bawah ini :
1. Infeksi saluran pencernaan (muntah, mencret)

2. Infeksi saluran pernafasan

3. Meningkatkan resiko alergi

4. Meningkatka resiko serangan asma

5. Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif

6. Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)

7. Meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah

8. Meningkatkan resiko kencing manis

9. Meningkatkan resiko kanker pada anak

10. Meningktakan resiko penyakit menahun


11. Meningkatkan kurang gizi

12. Meningkatkan resiko kematian

Mengapa susu formula berbahaya

Susu formula dianggap berbahaya karena alasan-alasan di bawah ini : Menurut


Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku: The Miracle of Enzyme (Keajaiban
Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama.
Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung
mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang
diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat.
Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali
dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan
enzim induk yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya
untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim
induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu
akan lebih mudah terkena osteoporosis.
1. Ahli kimia Dr Chris Exley, yang memimpin studi di Keele University,
Staffordshire, mengatakan: Kadar tinggi alumunium dalam susu formula
sebenarnya cukup berbahaya sebab berkaitan erat dengan kerusakan
syaraf, tulang, hingga potensi demensia pada kehidupan di kecil di masa
depan
2. Dari member milis yang lain, yang pernah bekerja di perusahaan susu, ada
7 point yang lebih komprehensif berikut :
 Susu formula adalah susu sapi yang sampai kapanpun tidak akan pernah
sama dengan ASI.
 Susu formula yang tagline-nya kaya akan AA, DHA, kolin, dll yang
fungsinya untuk otak, itu adalah semuanya premix atau bahan kimia
sintetis & bukan alami. Sebagaimana kita tahu bahan kimia
sintetis/buatan yang bila diberikan dalam jangka panjang akan
memberikan efek samping yang dikhawatirkan akan merugikan.
 Gula pada susu formula mayoritas berupa sukrosa (dengan jumlah yang
sangat tinggi di salah satu susu formula). Ada juga susu formula yang
klaimnya tidak mengandung gula, tetapi gula karbohidrat berupa laktosa
yang mirip dengan ASI. Namun, sampai kapanpun tidak akan pernah
ada produsen yang dapat membuat gula persis dengan ASI. Gula
tambahan itu yang akan menjadi bahan aditif, sehingga bayi
ketergantungan pada susu formula karena rasanya yang manis. Gula itu
juga bersamaan akan mengganggu kerja organ ginjal bayi sehingga
lebih berat untuk mencerna gula atau disebut Renal Salute Load (RSL).
 Kasein pada susu formula susah dicerna oleh bayi, sehingga membuat
gumpalan di pencernaan bayi, yang membuat bayi mengalami gangguan
pencernaan.
 Memberatkan kantong

 Jika diperhatikan di setiap kemasan susu formula pasti ada tulisan kecil
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Jadi di setiap kemasan ada
warning, tetapi tetap menggencarkan kampanye untuk menjaga
kontinuitas usahanya. Hal ini sebenarnya sudah melanggar peraturan
dari WHO yang menyatakan bahwa susu formula itu hanya untuk bayi
yang benar-benar sangat tidak bisa mendapatkan ASI dari ibunya,
karena ibunya mengalami gangguan sehingga ASI tidak keluar dalam
jangka waktu lama) dan pemberiannya harus berdasarkan resep dokter.

 Business is business, dan target susu formula tetap berjalan, sehingga


marketing tetap digencarkan untuk mengeluarkan stock susu formula
untuk bayi yang sebenarnya tidak membutuhkan

D. CARA MEMERAH ASI

Bila ibu harus bekerja sebelum usia bayi 6 bulan, ASI bisa diperas agar
bayi tetap mendapat ASI eksklusif.
1. Persiapan memeras ASI

a. Waktu yang paling tepat untuk memeras ketika payudara sedang penuh,
bisa diulang sekitar 3-4 jam
b. Alat-alat yang digunakan untuk memeras harus dibersihkan/disterilisasi
terlebih dulu. Sebaiknya setiap selesaimemeras dicuci agar tetap terjaga
kebersihannya.

c. Ketika memeras sebaiknya dalam keadaan tenang dan nyaman. Pilih ruangan
yang nyaman agar ibu tidak terganggu. Ada yang menjaga bayi.

a. Cuci tangan sebelum memeras dengan sabun setiap kali hendak memeras
ASI, dan payudara cukup dicuci dengan air, jangan menggunakan sabun.

b. Minumlah segelah air/sari buah/susu/secangkir sup atau kacang hijau sebelum


memeras ASI
2. Memeras bisa dengan menggunakan alat yang bersih atau dengan menggunakan
tangan, yaitu :
a. Posisikan tangan pada salah satu payudara, kemudian letakkan ibu jari
terletak berlawanan dengan jari telunjuk pertahankan tetap pada bagian (areola).

b. Tekan tangan kearah dada, lalu dengan lembut tekan jari tangan secara
bersamaan
c. Tampung ASI peras pada cengkir (steril) yang bermulut lebar
d. Lakukan juga pada payudara yang lainnya.

B. MENYIMPAN ASI PERAS


a. Masukkan kedalam botol penutup yang sudah direbus agar steril.

b. Taruh label pada botol, jam berapa ASI tersebut diperas


c. Cara penyimpanan:
No Metode Penyimpanan Dalam Lemari Es Waktu Penyimpanan
o o
1 8 hari
Suhu 0-4 C (32-39 F)
2 Dalam pembeku/ freezer 2 minggu
o o
(lemari es 1 pintu) suhu -15 C (5 F)
3 Dalam pembeku/ freezer 3 – 4 miggu
o o
(lemari es 2 pintu) suhu -18 C (0 F)
o
4 6 – 12 minggu
Deep freezer -20 C

Keterangan: Dalam freezer tahan hingga 3 bulan tetapi zat antibodinya berkurang

Hangatkan ASI pada suhu tubuh (37 0C).jangan dimasak, sebaiknya dengan cara:
• Cairkan ASI beku dengan “penurunan suhu secara bertahap” selama satu malam
dalam lemari pendingin.
• Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam kuku hingga hangat.

• Aduk dengan cara digoyangkan agar lemak tercampur lagi.


• Jangan gunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI.
• Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam waktu 24 jam
Teteskan ASI pada punggung tangan untuk merasakan suhu ASI. Bila ASI yang
diteteskan terasa tidak menyengat, ASI sudah bisa diberikan ke bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten


Grobogan. (2011). Gema bersemi edisi 5tahun 2011:Peranan ASI eksklusif
bagi ibu dan anak. Dikutip pada tanggal 1 Januari 2014 dari
http://pppakb.grobogan.go.id

Bobak, Lowdermilk & Jensen (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi
4. Jakarta: EGC.

Majalah Nikita. (2005). Perawatan ditahun pertama. Cetakan I. Jakarta: PT.


Sarana Kinasis Satya Sejati.

Roesli. Utami. 2007. Mengenal ASI Ekslusif Seni Gizi Klinik ASI Petunjuk
untuk Tenaga Kesehatan. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai