JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah_Nya kepada kita semua, sehingga makalah ini dengan judul “GC dan
GC-MS” ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Mengingat masih kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai berbagai macam alat-
alat instrument dan cara penggunaannya. Oleh karena itu selain sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah, penulis mencoba menyusun makalah ini, dengan harapan dapat memberikan informasi
tentang salah satu alat instrumen yaitu GC dan GC-MS. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa secara khusus yang belum pernah mengoperasikan alat
tersebut.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun
agar makalah ini lebih baik lagi. Akhirnya penulis megucapkan terima kasih kepada pihak
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini dapat membantu menambah wawasan bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kromatografi gas?
2. Apa sajakah komponen dalam kromatografi gas dan cara kerja dari alat tersebut?
3. Bagaimana prinsip kerja dan prosedur penggunaan GC-MS?
4. Bagian-bagian dan fungsi pada GC-MS?
5. Apa keunggulan dan kekurangan pada metode GC-MS?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kromatografi gas
2. Untuk mengetahui apa saja komponen kromtografi gas dan cara kerjanya
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dan prosedur penggunaan GC-MS
4. Untuk mengetahui Bagian-bagian dan fungsiGC-MS
5. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan pada metode GC-MS
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kromatografi Gas
Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan komponen mudah menguap
dari campuran. Pada prinsipnya pemisahan dalam GC disebabkan oleh perbedaan dalam
kemampuan distribusi analit diantara fasa gerak dan fasa diam di dalam kolom pada
kecepatan dan waktu yang berbeda. Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu
kromatografi gas cairan dengan mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama
alat GLC dan kromatografi gas padat dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik
kolom dan nama alat GSC. Namun GSC jarang digunakan sehingga pada umumnya yang
disebut dengan GC saat ini adalah GLC.
Keuntungan yang ditunjukkan oleh GLC adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan:
a. Gas yang merupakan fase gerak sangat cepat mengadakan kesetimbangan antara
fase gerak dengan fase diam.
b. Kecepatan gas yang tinggi dapat juga digunakan.
2. Sederhana:
Alat GLC relatif sangat mudah dioperasikan. Interprestasi langsung dari data yang
diperoleh dapat dikerjakan. Harga dari alat GLC relatif murah.
3. Sensitif:
GLC sangat sensitif. Alat yang paling sederhana dapat mendeteksi konsentrasi dalam
ukuran 0,01% (=100 ppm). Alat-alat GLC yang lebih rumit dapat mendeteksi
senyawa yang konsentrasinya hanya beberapa ppm. Disebabkan sensitivitas yang
tinggi dari GLC maka hanya memerlukan sejumlah kecil dari cuplikan, biasanya
dalam ukuran mikroliter.
4. Pemisahan: (resolution=performance)
Dengan GLC memungkinkan untuk memisahkan molekul-molekul dari suatu
campuran, dimana hal ini tidak mungkin dipisahkan dengan cara-cara lain.
Misalnya pemisahan metil ester-metil ester dari:
1) Asam stearat dengan titik didih 232 0C pada tekanan 15 mmHg
2) Asam oleat dengan titik didih 229 0C pada tekanan 15 mmHg
3) Asam linoleat dengan titik didih 237 0C pada tekanan 15 mmHg
Senyawa-senyawa tersebut tidak mungkin dipisahkan dengan cara distilasi atau
dengan cara ekstraksi, tetapi sangat mudah dipisahkan dengan GLC, yang hanya
membutuhkan waktu sekitar 23 menit.
5. Analisa: dapat digunakan sebagai:
1) Analisa kualitatif yaitu dengan membandingkan waktu retensi
2) Analisa kuantitatif yaitu dengan perhitungan lus puncak
6. Alat GLC dapat digunakan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang
Alat GLC atau GC terdiri atas 7 bagian yang pokok seperti pada gambar, yaitu:
1. Silinder tempat gas pembawa/pengangkut
2. Pengatur aliran dan pengatur tekanan
3. Tempat injeksi cuplikan
4. Kolom
5. Detector
6. Pencatat
7. Thermostat untuk 3, 4 dan 5
5. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah
dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan
pada suhu yang lebih tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan.
Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus
listrik kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan
kromatogram. Detektor yang umum digunakan:
a. Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
b. Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)
c. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
d. Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
e. Detektor nyala alkali
f. Detektor spektroskopi massa
Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor adalah
FID, ECD, dan FPD. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector –
ECD). Pada penetapan ini, digunakan detektor penangkap elektron. Detektor ini
merupakan modifikasi dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari ECD
ialah terjadinya absorbsi e- oleh senyawa yang mempunyai afinitas terhadap e- bebas
(senyawa-senyawa elektronegatif). Dalam detektor gas terionisasi oleh partikel yang
dihasilkan dari 3H atau 63Ni. Detektor ini mengukur kehilangan sinyal ketika analit
terelusi dari kolom kromatografi. Detektor ini peka terhadap senyawa halogen,
karbonil terkoyugasi, nitril, nitro, dan organo logam, namun tidak peka terhadap
hidrokarbon, ketone, dan alkohol.
6. Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan
sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam
bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir
terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah (Hendayana, 2001).
7. Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat
melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang
diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis
kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram
(Hendayana, 2001). Sinyal analitik yang dihasilkan detektor dikuatkan oleh
rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data. Sebuah
rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di atas
kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor
sehingga posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat
sinyal detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik
dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis detektor yang
digunakan.
Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang
dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung
jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh detektor.
Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram dengan data luas pik atau
tinggi pik lengkap dengan biasnya. Sistem data merupakan pengembangan lebih
lanjut dari rekorder dan elektrometer dengan melanjutkan sinyal dari rekorder dan
elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat (CPU, Central Procesing Unit).
Gambar 5. Injeksi
Catatan:
a. Injector sangat panas, jadi berhati-hatilah untuk tidak menyentuh perak disk.
b. Jarum akan melewati septum karet, sehingga akan terasa beberapa perlawanan.
c. Suntikkan dengan cepat untuk hasil terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan
jarum setelah benar diposisikan di pelabuhan injeksi.
d. Lepaskan jarum suntik segera setelah injeksi. (Pelaksanaan catatan C dan D
membantu untuk memastikan bahwa semua sampel memasuki GC kolom di
sekitar waktu yang sama.)
5. Menandai waktu injeksi pada tabel perekam. Ini dapat dilakukan dengan
menyesuaikan nol tepat setelah sampel disuntikkan.
Gambar 6. Oven lid
6. Bersihkan jarum suntik segera setelah injeksi. Jarum suntik sering tersumbat dengan
cepat dan harus diganti jika mereka tidak dibersihkan setelah setiap penggunaan.
7. Catatan pengaturan perekam grafik selama berjalan. Perlu diketahui kecepatan
grafik dan pengaturan skala penuh.
8. Catatan pengaturan GC selama Anda berlari. Sebuah tombol di bagian tengah bawah
GC dapat diubah untuk membaca kolom (atau oven) suhu, suhu detektor dan suhu
injektor pelabuhan dalam ° C.
Gambar 1. GC-MS
Adapun kegunaan alat GC-MS adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan berat molekul dengan sangat teliti sampai 4 angka di belakang
desimal contohnya adalah sebagai berikut: misalnya ada senyawa-senyawa: CO Massa
Molekul = 28 ; N2 Massa Molekul = 28; H2C=CH2 Massa Molekul = 28. Kalau dihitung
Massa masing-masing dengan teliti, maka masing-masing massa molekulnya akan
berbeda.
b. Spektroskopi massa dapat digunakan untuk mengetahui Rumus Molekul tanpa melalui
Analisa Unsur. Misalnya C4H10O, biasanya memakai cara kualitatif atau kuantitatif,
mula-mula diketahui rumus empiris dulu (CxHyOz)n, kemudian baru ditentukan BM-nya.
Sekarang karena adanya komputer pada alat GC-MS dapat langsung diketahui Rumus
Molekulnya.
c. Bila kita memasukkan senyawa dalam spektroskopi massa, maka senyawa itu akan
ditembaki oleh elektron dan molekul akan mengalami reaksi fragmentasi. Molekul akan
pecah karena tembakan elektron dalam spektrometer. Pecahnya molekul itu tergantung
pada gugus fungsi yang ada dalam molekul itu, jadi melalui suatu corak tertentu, tidak
secara random. Sebelum ini hanya Spektrometri IR, Resonansi Magnit Inti yang bisa
mengetahui gugus fungsi. Dengan adanya fragmentasi kita juga bisa mengenali senyawa
tersebut, sehingga kita bisa mendapatkan cara tambahan untuk mengetahui apakah
senyawa tersebut termasuk golongan alkohol, amin, karboksilat, aldehid dan lain
sebagainya.
b. Filter
Selama ion melalui rangkaian spekstroskopi massa, ion-ion ini akan melalui rangkaian
elektromagnetik yang menyaring ion berdasarkan perbedaan masa. Para ilmuwan
memisahkan komponen-komponen massa untuk kemudian dipilih yang mana yang boleh
melanjutkan yang mana yang tidak (prinsip penyaringan). Filter ini terus menyaring ion-
ion yang berasal dari sumber ion untuk kemudian diteruskan ke detektor.
Pada quadrupoles, ion-ion dikelompokkan menurut M/Z dengan kombinasi frekuensi
radio yang bergantian dan tegangan DC. Hanya ion dengan M/Z tertentu yang dilewatkan
oleh quadrupoles menuju ke detektor. Fragmen-fragmen dengan m/z nantinya akan
ditampilkan komputer sebagai spektra massa, dimana sumbu x menunjukkan
perbandingan m/z sedangkan sumbu y menunjukkan intensitas. Dari spektra tersebut
dapat diketahui struktur senyawa dengan membandingkannya dengan spektra massa
standar dari literatur yang tersedia dalam komputer.
c. Detector
Detektor terdiri atas High Energy Dynodes (HED) dan Electron Multiplier (EM)
detector. Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang
sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan
dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi. Seluruh detektor ditutup dalam
oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu menghentikan
kondensasi dalam detektor. Ion positif menuju HED, menyebabkan elektron terlepas.
Elektron kemudian menuju kutub yang lebih positif, yakni ujung tanduk EM. Ketika
elektron menyinggung sisi EM, maka akan lebih banyak lagi elektron yang terlepas,
menyebabkan sebuah arus/aliran. Kemudian sinyal arus dibuat oleh detektor
proporsional terhadap jumlah ion yang menuju detektor. Hasil detektor akan direkam
sebagai urutan puncak-puncak, setiap puncak mewakili satu senyawa dalam campuran
yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati kondisi dalam kolom,
anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang
tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah menganalisa senyawa murni dari
berbagai senyawa pada kondisi yang sama. Detektor MS yang saat ini digunakan antara
lain: quadropole, ion trap, TOF.
A. Simpulan
1. Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan komponen mudah menguap
dari campuran. Pada prinsipnya pemisahan dalam GC disebabkan oleh perbedaan
dalam kemampuan distribusi analit diantara fasa gerak dan fasa diam di dalam kolom
pada kecepatan dan waktu yang berbeda.
2. GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) adalah metode yang
mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi
senyawa yang berbeda dalam analisis sampel. Fasa diamnya (stationary) dapat berupa
suatu zat padat yang ditempatkan di dalam suatu kolom atau dapat juga berupa cairan
terserap (teradsorpsi) yang di tempatkan di dalam kolom.
3. Prinsip kerja GC-MS yaitu sample preparation, derivatisation, Injeksi, GC separation,
MS detector, Scanning.
4. Bagian-bagian GC-MS yaitu Gas Chromatography (Carrier Gas Supply, Injection
port, Oven, Column) berfungsi untuk menganalisis jumlah senyawa secara
kuantitatif, merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan prinsip
pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen-
komponen penyusunnya. Mass Spectrometer (Sumber ion, Filter, Detector) berfungsi
sebagai detektor untuk menganalisis struktur molekul analit. Komputer
(Limitasi/Batasan, Sensivitas dan Batas Deteksi, Sampel, Informasi analitikal).
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Edisi Kesatu. Semarang : IKIP Semarang
Press.
Basset, J. dkk. 1978. Vogel`s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis. 4th ed. London :
Longman.
Bambang. 2011. Instrumen kimia Gas Chromatography (GC). http://www.ANEKA
KIMIA.com. Diakses Tanggal 22 April 2013.
Hites. Ronald. Gas Chromatography Mass Spectrometry. School of Public and Enviromental
Affairs and Departement of Chemstry. Indiana Universitas.
Khopkar, S.H. 1985. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press):
Indonesia.
Skoog, Douglas A., West, Donald M., dan Holler, F.James. 1996. Analytical Chemistry.
Saunders College Publishing: Amerika.