Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ANALISIS KROMATOGRAFI

“GC DAN GC-MS”

NAMA : AGNES LALLO ALLOLAYUK


NIM : G70118117

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah_Nya kepada kita semua, sehingga makalah ini dengan judul “GC dan
GC-MS” ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Mengingat masih kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai berbagai macam alat-
alat instrument dan cara penggunaannya. Oleh karena itu selain sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah, penulis mencoba menyusun makalah ini, dengan harapan dapat memberikan informasi
tentang salah satu alat instrumen yaitu GC dan GC-MS. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa secara khusus yang belum pernah mengoperasikan alat
tersebut.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun
agar makalah ini lebih baik lagi. Akhirnya penulis megucapkan terima kasih kepada pihak
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini dapat membantu menambah wawasan bagi kita semua.

Palu, 25 November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kromatografi gas merupakan metode pemisahan suatu campuran menjadi
komponen-komponennya diantara fasa gerak dan asa diam. Fasa gerak berupa gas yang
stabil sedang fasa diam bisa zat padat atau zat cair yang sukar menguap. Cuplikan yang
dapat dipisahkan dengan metode ini harus mudah menguap. Metode ini sangat cepat
bekerjanya, dalam waktu beberapa detik dapat memisahkan secara sempurna, selain itu
konsentrasi cuplikan sangat rendah dengan konsentrasi cuplikan sampai ng/l.
Kromatografi gas dapat juga digunakan untuk analisis kuali dan kuantitatif senyawa
organik. Cuplikan dalam bentuk uap dibawa oleh aliran gas ke dalam kolom pemisah.
Hasil pemisahan dapat dianalisis dari kromatogram.
Melihat betapa efisiennya penggunaan metode ini dalam metode pemisahan suatu
campuran, maka pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kromatografi gas
khususnya kromatografi gas-cair (GLC). Dengan menggunakan instrumen yang canggih,
hasil pengukuran berupa kurva tau grafik dapat ditafsirkan.
Perkembangan teknologi instrumen menghasilkan alat yang merupakan gabungan
dari dua sistem dan prinsip dasar yang berbeda satu sama lain tetapi dapat saling
melengkapi, yaitu gabungan antara kromatografi gas dan spektrometer massa (GC-MS).
Kedua alat dihubungkan dengan satu interfase. interface yang digunakan antara lain EI
(electron ionisation) dan chemical ionisation. Dari kromatografi GC-MS akan diperoleh
informasi massa senyawa yang terdeteksi yang selanjutnya dapat terkuantisasi
konsentrasinya dengan analisa peerbandingan menggunakan standard baik standar
tunggal atau deret standar. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai GC-MS, maka dalam
makalah ini akan dibahas beberapa hal yang terkait dengan GC-MS.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kromatografi gas?
2. Apa sajakah komponen dalam kromatografi gas dan cara kerja dari alat tersebut?
3. Bagaimana prinsip kerja dan prosedur penggunaan GC-MS?
4. Bagian-bagian dan fungsi pada GC-MS?
5. Apa keunggulan dan kekurangan pada metode GC-MS?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kromatografi gas
2. Untuk mengetahui apa saja komponen kromtografi gas dan cara kerjanya
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dan prosedur penggunaan GC-MS
4. Untuk mengetahui Bagian-bagian dan fungsiGC-MS
5. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan pada metode GC-MS
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kromatografi Gas
Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan komponen mudah menguap
dari campuran. Pada prinsipnya pemisahan dalam GC disebabkan oleh perbedaan dalam
kemampuan distribusi analit diantara fasa gerak dan fasa diam di dalam kolom pada
kecepatan dan waktu yang berbeda. Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu
kromatografi gas cairan dengan mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama
alat GLC dan kromatografi gas padat dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik
kolom dan nama alat GSC. Namun GSC jarang digunakan sehingga pada umumnya yang
disebut dengan GC saat ini adalah GLC.
Keuntungan yang ditunjukkan oleh GLC adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan:
a. Gas yang merupakan fase gerak sangat cepat mengadakan kesetimbangan antara
fase gerak dengan fase diam.
b. Kecepatan gas yang tinggi dapat juga digunakan.
2. Sederhana:
Alat GLC relatif sangat mudah dioperasikan. Interprestasi langsung dari data yang
diperoleh dapat dikerjakan. Harga dari alat GLC relatif murah.
3. Sensitif:
GLC sangat sensitif. Alat yang paling sederhana dapat mendeteksi konsentrasi dalam
ukuran 0,01% (=100 ppm). Alat-alat GLC yang lebih rumit dapat mendeteksi
senyawa yang konsentrasinya hanya beberapa ppm. Disebabkan sensitivitas yang
tinggi dari GLC maka hanya memerlukan sejumlah kecil dari cuplikan, biasanya
dalam ukuran mikroliter.
4. Pemisahan: (resolution=performance)
Dengan GLC memungkinkan untuk memisahkan molekul-molekul dari suatu
campuran, dimana hal ini tidak mungkin dipisahkan dengan cara-cara lain.
Misalnya pemisahan metil ester-metil ester dari:
1) Asam stearat dengan titik didih 232 0C pada tekanan 15 mmHg
2) Asam oleat dengan titik didih 229 0C pada tekanan 15 mmHg
3) Asam linoleat dengan titik didih 237 0C pada tekanan 15 mmHg
Senyawa-senyawa tersebut tidak mungkin dipisahkan dengan cara distilasi atau
dengan cara ekstraksi, tetapi sangat mudah dipisahkan dengan GLC, yang hanya
membutuhkan waktu sekitar 23 menit.
5. Analisa: dapat digunakan sebagai:
1) Analisa kualitatif yaitu dengan membandingkan waktu retensi
2) Analisa kuantitatif yaitu dengan perhitungan lus puncak
6. Alat GLC dapat digunakan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang
Alat GLC atau GC terdiri atas 7 bagian yang pokok seperti pada gambar, yaitu:
1. Silinder tempat gas pembawa/pengangkut
2. Pengatur aliran dan pengatur tekanan
3. Tempat injeksi cuplikan
4. Kolom
5. Detector
6. Pencatat
7. Thermostat untuk 3, 4 dan 5

Gambar 1. Diagram Gas Kromatografi

Dasar kerja GLC adalah sebagai berikut:


Cuplikan diinjeksikan ke dalam injektor. Aliran gas dari gas pengangkut akan
membawa cuplikan yang telah teruapkan masuk ke dalam kolom. Kolom akan
memisahkan komponen-komponen dari cuplikan. Kemudian komponen-komponen
dideteksi oleh detektor, dan sinyal dalam bentuk puncak akan dihasilkan oleh pencatat.
Bagian-bagian dari kromatografi gas :
1. Gas pembawa ( Carrier Gas )
Gas pembawa (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi.
Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar
untuk digunakan secara lansung.
Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan :
a. Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material
dalam kolom.
b. Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
c. Sesuai/cocok untuk detektor.
d. Harus mengurangi difusi gas.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida
dan hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi
sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam
pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga C02.
Disebabkan kualitas dari gas-gas tersebut berbeda-beda dar negara satu dengan
negara lain, maka cara yang baik sebelum gas tersebut digunakan harus dikeringkan
terlebih dahulu. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan molekuler sieve.
Pengeringan gas pembawa akan menjamin hasil yang dapat diulang.
Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh detektor yang
digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran
dan pengukur tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, (harusnya) ada pengukur
kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan
pengotor gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur
tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan pengatur
halus (fine) pada kromatograf. Tekanan gas masuk ke kromatograf (yaitu tekanan
dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50 psi (di atas tekanan ruangan) untuk
memungkinkan aliran gas 25 s.d 150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1 s.d 25
mL/menit untuk kolom kapiler.
2. Pengatur aliran dan pengatur tekanan
Pengatur aliran ini disebut pengatur atau pengurang Drager. Drager bekerja
baik pada 2,5 atm, dan mengalirkan massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih pada
tempat masuk dari kolom diperlukan untuk mengalirkan cuplikan masuk ke dalam
kolom. Ini disebabkan, kenyataan lubang akhir dari kolom biasanya mempunyai
tekanan atmosfir biasa. Juga oleh kenyataan bahwa suhu kolom adalah tetap, yang
diatur oleh thermostat, maka aliran gas tetap yang masuk kolom akan tetap juga.
Demikian juga komponen-komponen akan dielusikan pada waktu yang tetap
yang disebut waktu penahanan (the retention time), tR. Karena kecepatan gas tetap,
maka komponen juga mempunyai volume karakteristik terhadap gas pengangkut =
volume penahanan (the retention volume), vr. Kecepatan gas akan mempengaruhi
effisiensi kolom. Harga-harga yang umum untuk kecepatan gas untuk kolom yang
memiliki diameter luar.
1/4" O.D : kecepatan gas 75 ml/min
1/8" O.D : kecepatan gas 25 ml/min.
3. Tempat injeksi (The injection port)
Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas
dan uap dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik
berbentuk cairan dan padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk
cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan
sebelum masuk dalam kolom. Panas itu terdapat pada tempat injeksi.
Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu
dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah
batiwa suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih campuran dari
cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui
titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus mencoba-coba. Sebagai tindak
lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika puncak-puncak yang diperoleh lebih
baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama terlalu rendah. Namun demikian
suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi
perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan dianalisa.

Gambar 2. Diagram Injektor


Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat
injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering
disebut "a gas tight syringe".
Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak,
karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada waktu
kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan.
4. Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat
lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk
dari kolom adalah kumparan. Kolom selalu merupakan bentuk tabung. Tabung ini
dapat terbuat dari :
a. Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
b. Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
c. Baja (stainless steel), (mahal)
d. Alumunium
e. Gelas
Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai
berbagai ukuran, biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom
gelas yaitu antara 0,3 mm hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan
berupa stainles steel dengan diameter luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6
cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap (adsorbent), sedangkan pada GLC
kolom diisi dengan "solid support" (padatan pendukung) yang diikat oleh fase
diam.

Gambar 3. Jenis Kolom


Isi kolom
a. Padatan pendukung
Padatan pendukung berfungsi mengikat fasa diam. Kebanyakan zat ini
berupa tanah diatome yang telah dipanaskan/dikeringkan. Pendukung ini
disebut “diatomite”. Diatomite terdiri dari satuan ganggang bersel satu yang
disebut ditom yang pori-porinya sangat kecil. Luas permukaan dari struktur
berpori sekitar 20 m2/g. Luas permukaan yang besar ini dibutuhkan untuk
mendistribusi fasa diam yang bersifat cairan dalam GLC.
Padatan pendukung yang biasa digunakan adalah Kiesel Guhr
(forementionned-diatomaceous earth). Nama dalam perdagangan: diatoport,
celite, chromosorb. Padatan pendukung ini terutama terdiri dari SiO2. Yang
paling penting adalah chromosorb. Ada beberapa jenis chromosorb:
a) Chromosorb G: luas permukaan yang kecil, hingga hanya dapat digunakan
untuk mengikat fasa cair dalam jumlah yang sedikit, merupakan materi
yang sangat keras; baik untuk pemisahan senyawa-senyawa yang polar. Ini
merupakan padatan yang bersifat universal.
b) Chromosorb P: berwarna kemerah-merahan; biasanya dignakan untuk
senyawa-senyawa apolar, terutama hidrokarbon.
c) Chromosorb W: berwarna putih, agak mudah hancur, terutama digunakan
untuk senyawa-senyawa polar.
Chromosorb yang kotor dapat bereaksi dengan cuplikan; hal ini akan
menyebabkan puncak berekor. Interaksi utama antara padatan pendukung
dengan molekul-molekul cuplikan adalah ikatan hidrogen melalui gugus-gugus
OH dari chromosorb. Untuk mencegah hal ini, chromosrb harus direaksikan
terlebih dahulu hingga ia menjadi kurang aktif. Dua pereaksi yang sering
digunakan untuk melindungi gugus-gugus hidroksil dari padatan pendukung
adalah: DMCS (dimetilklorosilan) dan HMDS (hexametildisilazan)
b. Fasa diam
Dalam GLC fasa diam berupa cairan. Pada fasa cairan inilah pemisahan
komponen-komponen dari cuplikan terjadi. Dasar kerja adalah partisi antara fasa
cairan dan fasa gerak(=gas).
Suhu Kolom
Aturan umum dapat dinyatakan sebagai berikut:
Kenaikan sebesar 30 0C dalam suhu kolom akan menurunkan setengah harga k,
jadi menurunkan juga setengah dari waktu retensi. Hingga suhu kolom yang lebih
tinggi akan menurunkan waktu analisa. Tetapi, biasanya, pemisahan dapat
ditingkatkan dengan penurunan suhu kolom. Ini berarti harus ada suhu kolom
optimum dalam analisa GLC.
Pada umumnya ada aturan yaitu: suhu kolom yang paling besar adalah harga
rata-rata dari titik didih dari cuplikan. Jumlah yang tinggi dari fasa cair akan
memerlukan suhu kolom yang lebih tinggi. Dalam menentukan suhu kolom kita
harus memperhatikan juga suhu maksimum yang diperbolehkan dari fasa cair yang
digunakan bila tidak, terjadi “colum bleeding” (=penguapan dari fasa diam).
Meskipun demikian dalam setiap hal suhu yang digunakan harus di atas titik lebur
dari senyawa atau cuplikan.
Pemilihan yang tepat fasa diam untuk GLC
Fasa dim dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Fasa cair non polar
a. Fasa cair non polar yang terkenal adalah : APIEZON
Apiezon merupakan suhu cmpuran dari alkana-alkana dengan titik didih
yang sangat tinggi; CnH2n+2 ,dimana n sangat besar.
b. Squalane. Ini adalah hidrokarbon: hexametil tetrakosaan, C30H62
c. Karet silikon
Pada umumnya fasa-fasa cair non polar memisahkan komponen-komponen
cuplikan sesuai dengan titik didih mereka.
2. Fasa-fasa cair semi polar
Fasa-fasa cair semi polar terdiri dari rantai non polar yang panjang, yang terikat
pada gugus-gugus polar atau dapat menjadi polar. Yang sering digunakan adalah
ester-ester dari asam ftalat dan alkohol-alkohol tinggi, misal dionilftalat.
3. Fasa-fasa cair polar
Fasa-fasa cair polar mengandung gugus-gugus polar. Fasa cair polar yang
terkenal adalah polieter. Carbowax termasuk dalam golongan ini. Fasa-fasa cair
polar dpat mempunyai sifat baik sebagai penerima (acceptors) amupun pemberi
(donor) ikatan hidrogen. Sehingga fasa cair tersebut dapat memisahkan
campuran senyawa-senyawa polar dan non polar dalam suatu cuplikan yaitu
dengan menahan komponen-komponen polar.

5. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah
dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan
pada suhu yang lebih tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan.
Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus
listrik kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan
kromatogram. Detektor yang umum digunakan:
a. Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
b. Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)
c. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
d. Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
e. Detektor nyala alkali
f. Detektor spektroskopi massa
Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor adalah
FID, ECD, dan FPD. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector –
ECD). Pada penetapan ini, digunakan detektor penangkap elektron. Detektor ini
merupakan modifikasi dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari ECD
ialah terjadinya absorbsi e- oleh senyawa yang mempunyai afinitas terhadap e- bebas
(senyawa-senyawa elektronegatif). Dalam detektor gas terionisasi oleh partikel yang
dihasilkan dari 3H atau 63Ni. Detektor ini mengukur kehilangan sinyal ketika analit
terelusi dari kolom kromatografi. Detektor ini peka terhadap senyawa halogen,
karbonil terkoyugasi, nitril, nitro, dan organo logam, namun tidak peka terhadap
hidrokarbon, ketone, dan alkohol.
6. Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan
sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam
bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir
terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah (Hendayana, 2001).
7. Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat
melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang
diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis
kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram
(Hendayana, 2001). Sinyal analitik yang dihasilkan detektor dikuatkan oleh
rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data. Sebuah
rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di atas
kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor
sehingga posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat
sinyal detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik
dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis detektor yang
digunakan.
Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang
dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung
jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh detektor.
Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram dengan data luas pik atau
tinggi pik lengkap dengan biasnya. Sistem data merupakan pengembangan lebih
lanjut dari rekorder dan elektrometer dengan melanjutkan sinyal dari rekorder dan
elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat (CPU, Central Procesing Unit).

B. Langkah – Langkah Penggunaan Kromatografi Gas

Gambar 4. Kromatografi Gas


Untuk menggunakan GC, langkah-langkah yang harus diikuti adalah:
1. Mencuci jarum suntik dengan aseton dengan mengisi jarum suntik mendepak
sepenuhnya dan aseton limbah ke kertas handuk. Cuci 2-3 kali.
2. Tarik beberapa sampel ke dalam jarum suntik. Biasanya 1-2 mL sampel disuntikkan
ke dalam GC.
3. Pastikan tabel perekam dan diatur ke kecepatan grafik yang sesuai (Arrow A).
Mengatur baseline menggunakan nol pada tabel perekam (Arrow B). Dengan pena di
tempat, menyalakan bagan (Arrow D), pastikan pena ke bawah (yang menandai
kertas) dan kertas bergerak.
4. Menyuntikkan sampel baik ke kolom A atau kolom B sesuai instruksi. Pegang tingkat
jarum suntik dan mendorong jarum sepenuhnya ke injector. Setelah jarum tidak lagi
terlihat, dengan cepat dorong pendorong dan kemudian tarik jarum suntik injeksi
keluar dari pelabuhan.

Gambar 5. Injeksi
Catatan:
a. Injector sangat panas, jadi berhati-hatilah untuk tidak menyentuh perak disk.
b. Jarum akan melewati septum karet, sehingga akan terasa beberapa perlawanan.
c. Suntikkan dengan cepat untuk hasil terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan
jarum setelah benar diposisikan di pelabuhan injeksi.
d. Lepaskan jarum suntik segera setelah injeksi. (Pelaksanaan catatan C dan D
membantu untuk memastikan bahwa semua sampel memasuki GC kolom di
sekitar waktu yang sama.)
5. Menandai waktu injeksi pada tabel perekam. Ini dapat dilakukan dengan
menyesuaikan nol tepat setelah sampel disuntikkan.
Gambar 6. Oven lid
6. Bersihkan jarum suntik segera setelah injeksi. Jarum suntik sering tersumbat dengan
cepat dan harus diganti jika mereka tidak dibersihkan setelah setiap penggunaan.
7. Catatan pengaturan perekam grafik selama berjalan. Perlu diketahui kecepatan
grafik dan pengaturan skala penuh.
8. Catatan pengaturan GC selama Anda berlari. Sebuah tombol di bagian tengah bawah
GC dapat diubah untuk membaca kolom (atau oven) suhu, suhu detektor dan suhu
injektor pelabuhan dalam ° C.

C. Dasar Kerja Kolom dalam GLC


Afinitas cuplikan terhadap fasa cair menentukan berapa lama cuplikan ditahan. Senyawa-
senyawa yang mempunyai afinitas rendah (tidak suka) terhadap fasa diam akan keluar
dari kolom pertama. Sedangkan senyawa-senyawa dengan afinitas besar (larut dengan
baik) terhadap fasa diam akan keluar dari kolom kemudian. Jika kita memasukkan
senyawa tunggal ke dalam GLC, maka senyawa tersebut akan teruapkan dan terlarut
dalam gas pembawa. Jika senyawa ini masuk ke dalam kolom, ia akan ditarik oleh fasa
cair. Kemudian akan dipartisikan sesuai dengan hukum NERNST.
Kromatografi gas dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik analisis yang mencakup
metoda pemisahan dan metoda penentuan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk
analisis lengkap ini merupakan keunggulan utama dari kromatografi. Di dalam kromatografi
di perlukan adanya dua fase yang tidak saling bercampur, yaitu fasa diam dan fasa gerak.
Fasa diamnya (stationary) merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer yang
mendukung gas murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut
kolom. Fasa diam dapat berupa suatu zat padat yang ditempatkan di dalam suatu kolom atau
dapat juga berupa cairan terserap (teradsorpsi) berupa lapisan yang tipis pada butir-butir
halus suatu zat padat pendukung (solid support material) yang di tempatkan di dalam kolom.
Fase geraknya (mobile phase) dapat berupa gas (gas pembawa) yang biasanya gas murni
seperti helium atau yang tidak reaktife seperti gas nitrogen atau cairan. Ada 2 jenis
kromatografi gas, yaitu :
1. Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan pada
suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam.
2. Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan kadang-kadang
berupa polimerik.
Awalnya kromatografi gas hanya digunakan dalam analisis gas, tetapi dengan
kemajuan teknologi, kromatografi gas dapat digunakan untuk analisis bahan cair dan padat
dengan syarat bahwa bahan yang akan dianalisis mudah menguap atau bisa diderivatisasi
terlebih dahulu menjadi bahan yang mudah menguap.
Perkembangan awal kromatografi gas (GC) difokuskan pada kolomnya, yaitu isi
kolom (fasa diam) dan ukuran kolom, sehingga lahirlah kolom kapiler GC. Perkembangan
selanjutnya yaitu penggabungan dari GC kolom kapiler dengan berbagai jenis detektor yang
spesifik, salah satunya adalah penggabungan dengan spektrometri massa, yang dikenal
sebagai GC-MS. Paduan keduanya dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam
pengidentifikasian senyawa yang dilengkapi dengan struktur molekulnya dengan
memanfaatkan spektrometer massa sebagai detektor, identifikasi kualitatif menjadi lebih
akurat. Karena melalui detektor ini dapat dihasilkan spektrum massa dari puncak
kromatogram yang dipakai untuk keperluan konfirmasi puncak.
GC-MS singkatan dari “Gas Chromatography-Mass Spectrometry”. Instrumen ini
adalah metode yang mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometri massa untuk
mengidentifikasi senyawa yang berbeda dalam analisis sampel. Hal ini berarti sampel yang
hendak diperiksa dipisahkan dahulu dengan alat GC (Gas Chromatography) untuk
menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif. Kemudian diidentifikasi dengan alat MS
(Massa Spectrometer) untuk menganalisis struktur molekul analit. GC dan MS merupakan
kombinasi kekuatan yang stimulan untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen-
komponen campuran. Dengan menggambungkan kedua teknik tersebut diharapkan mampu
meningkatkan kemamapuan dalam menganalisis sampel dengan mengambil kelebihan
masing-masing teknik dan meminimalisir kekurangannya.
Kromatografi gas dan spektrometer massa dalam banyak hal memiliki banyak
kesamaan dalam tekniknya. Untuk kedua teknik tersebut, sampel yang dibutuhkan dalam
bentuk fase uap, dan keduanya juga sama-sama membutuhkan jumlah sampel yang sedikit.
Disisi lain, kedua teknik tersebut memiliki perbedaan yang cukup besar yakni pada kondisi
operasinya. Senyawa yang terdapat pada kromatografi gas adalah senyawa yang digunakan
untuk sebagai gas pembawa dalam alat GC dengan tekanan kurang lebih 760 torr, sedangkan
spketometer massa beroperasi pada kondisi vakum dengan kondisi tekanan 10-6 – 10-5 torr.
Campuran yang akan dipisahkan komponen-komponennya, dimasukkan ke dalam
kolom yang mengandung fase diam. Dengan bantuan fase gerak, komponen. Komponen
campuran itu kemudian dibawa bergerak melalui fase diam di dalam kolom. Perbedaaan
antaraksi atau afinitas antara komponen-komponen campuran itu dengan kedua fase,
menyebabkan komponen-komponen itu bergerak dengan kecepatan berbeda melalui kolom.
Akibatnya ada perbedaan kecepatan (differential migration), komponen-komponen itu
terpisah satu sama lain.

Gambar 1. GC-MS
Adapun kegunaan alat GC-MS adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan berat molekul dengan sangat teliti sampai 4 angka di belakang
desimal contohnya adalah sebagai berikut: misalnya ada senyawa-senyawa: CO Massa
Molekul = 28 ; N2 Massa Molekul = 28; H2C=CH2 Massa Molekul = 28. Kalau dihitung
Massa masing-masing dengan teliti, maka masing-masing massa molekulnya akan
berbeda.

b. Spektroskopi massa dapat digunakan untuk mengetahui Rumus Molekul tanpa melalui
Analisa Unsur. Misalnya C4H10O, biasanya memakai cara kualitatif atau kuantitatif,
mula-mula diketahui rumus empiris dulu (CxHyOz)n, kemudian baru ditentukan BM-nya.
Sekarang karena adanya komputer pada alat GC-MS dapat langsung diketahui Rumus
Molekulnya.
c. Bila kita memasukkan senyawa dalam spektroskopi massa, maka senyawa itu akan
ditembaki oleh elektron dan molekul akan mengalami reaksi fragmentasi. Molekul akan
pecah karena tembakan elektron dalam spektrometer. Pecahnya molekul itu tergantung
pada gugus fungsi yang ada dalam molekul itu, jadi melalui suatu corak tertentu, tidak
secara random. Sebelum ini hanya Spektrometri IR, Resonansi Magnit Inti yang bisa
mengetahui gugus fungsi. Dengan adanya fragmentasi kita juga bisa mengenali senyawa
tersebut, sehingga kita bisa mendapatkan cara tambahan untuk mengetahui apakah
senyawa tersebut termasuk golongan alkohol, amin, karboksilat, aldehid dan lain
sebagainya.

d. GC-MS hanya dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa yang mudah


menguap. Glukosa, sukrosa, sakarosa bersifat tidak menguap, sehingga tidak dapat
dideteksi dengan alat GC-MS. Kriteria menguap adalah pada:

(1) Kondisi vakum tinggi, tekanan rendah.


(2) Dapat dipanaskan.
(3) Uap yang diperlukan tidak banyak.
Pada umumnya senyawa-senyawa dengan BM kurang dari 1000 dapat diuapkan, bisa
ditentukan massa molekulnya dengan cara spektroskopi massa. Analisis GC-MS dengan
predikat pemisahan yang “high resolution” serta MS yang sensitif sangat diperlukan
dalam bidang aplikasi, antara lain bidang lingkungan, arkeologi, kesehatan, forensik,
ilmu antariksa, kimia, biokimia dan lain sebagainya.
1. Prinsip Kerja dan Prosedur penggunaan GC-MS
Kromatografi gas atau yang biasa disebut carrier gas digunakan untuk
membawa sample melewati lapisan (bed) material. Karena gas yang bergerak, maka
disebut mobile phase (fasa bergerak), sebaliknya lapisan material yang diam disebut
stationary phase (fasa diam).
Cara kerja dari kromatografi gas adalah gas pembawa lewat melalui satu sisi detektor
kemudian memasuki kolom. Di dekat kolom ada suatu alat di mana sampel–sampel bisa
dimasukkan ke dalam gas pembawa (tempat injeksi). Sampel–sampel tersebut dapat berupa
gas atau cairan yang volatil (mudah menguap). Lubang injeksi dipanaskan agar sampel
teruapkan dengan cepat.
Aliran gas selanjutnya menemui kolom, kolom berisi suatu padatan halus dengan luas
permukaan yang besar dan relatif inert. Sebelum diisi ke dalam kolom, padatan tersebut
diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang berperan sebagai fasa diam atau stasioner
sesungguhnya, cairan ini harus stabil dan nonvolatil pada temperatur kolom dan harus sesuai
dengan pemisahan tertentu. Setelah muncul dari kolom itu, aliran gas lewat melalui sisi lain
detektor. Maka elusi zat terlarut dari kolom mengatur ketidakseimbangan antara dua sisi
detektor yang direkam secara elektrik.
Waktu Retensi adalah waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak
melalui kolom menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi (RT). Waktu ini diukur
berdasarkan waktu dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunjukkan
tinggi puncak maksimum untuk senyawa itu. Molekul-molekul memerlukan jumlah waktu
yang berbeda (disebut waktu retensi) untuk keluar dari kromatografi gas, dan ini
memungkinkan spektrometer massa untuk menangkap, ionisasi, mempercepat,
membelokkan, dan mendeteksi molekul terionisasi secara terpisah. Spektrometer massa
melakukan hal ini dengan memecah masing-masing molekul menjadi terionisasi mendeteksi
fragmen menggunakan massa untuk mengisi rasio.
Tahap-tahap suatu rancangan penelitian GC/MS adalah sebagai berikut:
a. Sample preparation
b. Derivatisation
c. Injeksi
Menginjeksikan campuran larutan ke kolom GC lewat heated injection port. GC/MS
kurang cocok untuk analisa senyawa labil pada suhu tinggi karena akan terdekomposisi
pada awal pemisahan.
d. GC separation
Campuran dibawa gas pembawa (biasanya Helium) dengan laju alir tertentu melewati
kolom GC yang dipanaskan dalam pemanas. Kolom GC memiliki cairan pelapis (fasa
diam) yang inert.
e. MS detector
Aspek kualitatif: lebih dari 275.000 spektra massa dari senyawa yang tidak diketahui
dapat teridentifikasi dengan referensi komputerisasi.
Aspek kuantitatif: dengan membandingkan kurva standar dari senyawa yang diketahui
dapat diketahui kuantitas dari senyawa yang tidak diketahui.
f. Scanning
Spektra massa dicatat secara reguler dalam interval 0,5-1 detik selama pemisahan GC
dan disimpan dalam sistem instrumen data untuk digunakan dalam analisis. Spektra
massa berupa fingerprint ini dapat dibandingkan dengan acuan.
Petunjuk singkat penggunaan GC-MS
1. Sampel Anda harus bersih, melewati silika, kolom dikromatografi, atau rekristalisasi.
Padatan yang tidak stabil di bawah 300 derajat C harus disuntikkan oleh DI penyelidikan,
bukan GC. Konsentrasi harus sekitar 0.5 micro gram per ml. Double klik GCMS Analisis
Real Time icon di pojok kiri atas. Sebuah nama pengguna dan password akan diperlukan.
Tunggu inisialisasi.
2. Periksa pengaturan di panel sisi kanan: Sistem GC: ON, Heater: ON, Flow1: ON, GC:
Ready, MS: siaga, Col suhu: 100 (pengaturan idle) INJ suhu: 220 (pengaturan idle) DET
suhu: 280 modus Gas pembawa: Berpisah vakum: 1,3 Pa atau lebih kecil. Periksa lampu
hijau pada pompa turbo (kanan bawah instrumen): stabil, Autosampler: (merah) 000. Jika
ada sesuatu yang salah, pengguna tingkat lanjut dapat menjalankan sistem cek untuk
mencoba untuk menemukan tahu apa yang salah. Jika ikon terakhir di barisan kiri atas
adalah tanda tanya klik FILE di ujung sudut kiri atas dan tarik ke bawah untuk membuka.
Pilih dan klik test.qgm terbuka maka baik-baik saja.
3. Contoh login, tengah kanan jauh atas layar. Nama sampel dan memberikan data nama
file yang unik, __________.QGD. Klik ikon folder kecil untuk melihat nama-nama
sebelumnya. Membuat Anda berbeda, lain-bijaksana Anda bisa menimpa file data yang
sudah ada. Ini berguna untuk memasukkan nama file data ke bidang ID sampel. Set vial
#: 1, Inj Vol: 1, Multi inj: 1, kecuali jika pengaturan lain yang diperlukan. Tuning File
terbaru yang akan dipilih secara otomatis kecuali jika Anda menentukan satu.
4. Metode Pengembangan (icon di kolom kiri) Klik ikon kecil dari jarum suntik dalam
pengaturan tab folder dekat kiri tengah bawah GC suhu tabel profil. Pengaturan deafult:
# dari bilasan dengan pelarut (Pre-run): 1, # Dari bilasan dengan pelarut (Pasca-run): 3,
# dari bilasan dengan sampel: 1 kecuali diperlukan. Parameter lainnya dapat dibiarkan
pada pengaturan default.
5. Klik tab GC folder di bawah suhu tabel profil. Mengatur nilai GC: injeksi khas temp 200-
250 deg, Jauhkan antarmuka pada 280 deg, modus Kontrol biasanya dibagi, aliran kolom
khas adalah 1 ml / menit. Masuk tekanan antara 70-130 Kpa. Membagi rasio antara 10-
100. Itu terbaik untuk mencocokkan program tekanan untuk program suhu untuk
mempertahankan aliran konstan. Profil temperatur yang diinginkan. Sebaiknya GC profil
telah bekerja sebelum Anda datang ke mesin. Suhu kolom MAKSIMAL adalah 325
derajat C. Jika ada sesuatu yang sudah ditinggalkan di dalam kolom, melakukan lari
bodoh di 300 deg C. Lihat langkah 26.
6. Klik tab MS bawah profil temp. Modus akuisisi biasanya: pemindaian, Solvent waktu
cut biasanya: 3 menit, tetapi tidak lebih rendah dari 2 menit. Tinggalkan detektor
tegangan sendiri kecuali Anda tahu dari run sebelumnya yang akan ada terlalu banyak
sampel (detektor yang berlebihan) atau masalah sensitivitas. Waktu mulai: cut Solvent
waktu ditambah 0,5 min khas (2,5 min minimum). Khas run dibutuhkan 11 menit tetapi
tergantung pada GC profil temp. Berjalan lagi akan menghasilkan lebih banyak spektrum
dan file data yang lebih besar. Perkirakan maksimum massa dan tambahkan 50 Amu
untuk mendapatkan bahkan divisi. 900 amu maksimal. CO2 muncul di 44 jadi 45 adalah
minimum baik. Max kecepatan scan adalah 8000, tapi 2000 adalah pilihan yang wajar
untuk kebaikan signal-to-noise Meminta berbagai massa yang lebih tinggi akan secara
otomatis menghitung ulang tingkat scan baru.
7. PENTING, jika Anda mengubah apa pun dalam metode, pull down ikon FILE di kiri atas
sudut dan pilih: menyimpan file sebagai metode .... Jika tidak, Anda akan menimpa file
metode sebelumnya.
8. Tempat bilas pelarut, botol kosong dan botol sampel dalam baki. Pastikan baki terpasang
dengan benar, dengan tab kecil di slot dan roda gigi yang terlibat. Tekan ulang pada
autosampler. Jangan memaksa autosampler.
9. Klik ikon akuisisi data di kolom kiri. Setelah Anda melampaui sini Anda tidak dapat
kembali kecuali dengan menekan tombol akuisisi berhenti di tengah kanan jauh atas. Klik
ikon siaga dalam kolom. Sebuah kotak mungkin muncul menanyakan apakah Anda ingin
menimpa file metode. Mengatakan NO default ke sebelumnya. Metode. Mengatakan:
YES tidak berbahaya jika langkah 7 dilakukan dengan benar. Dibutuhkan beberapa menit
untuk mesin untuk mengatur parameter, dan GC memiliki masa equilibrium built-in.
10. Klik start ikon di kolom kiri. Jika autosampler macet kotak peringatan akan muncul.
Kosongkan selai, menutup pintu, tekan ulang. Baki harus bolak-balik beberapa
sentimeter. Jika scan dihentikan lebih awal dengan mengklik tombol stop dan
menjalankan lain adalah untuk segera dimulai, tekan berhenti pada panel GC untuk
membatalkan program suhu di GC, dan menunggu kolom untuk mendinginkan. Untuk
melihat MS untuk puncak TIC yang telah pergi dengan klik Analisis Data di pojok kiri
bawah.
11. Ketika data selesai mengumpulkan, perhatikan nama file data dari langkah 3 di atas.
Lakukan pembersihan dijalankan pada 300 deg C. Lihat langkah 26. Minimalkan real-
time window akuisisi GCMS (kanan jauh atas "_" Tombol). Simpan file data saat ini jika
ia meminta Anda untuk melakukannya. Ambil data dari jarak jauh untuk analisis (Lompat
ke langkah 18) atau klik dua kali posting ikon analisis menjalankan GCMS di sudut kiri
atas.
12. Tarik tombol FILE (pojok kiri jauh atas) untuk membuka file data dan klik pada nama
file data Anda hanya dihasilkan (langkah 3 di atas atau di bawah langkah 21).
13. Double klik pada TIC (jumlah ion saat ini) puncak retensi untuk melihat spektrum massa
puncak masing-masing kepentingan sebagaimana scan pertama data. (Apakah masuk
akal? Jika tidak ulangi langkah 12). Hal ini diperlukan dan berikut ini akan menetapkan
cara menomori setiap puncak TIC. Prosedur dapat mengambil terlalu banyak puncak atau
mungkin melewatkan puncak bunga. Jika karena pilihan atau kesalahan tampilan menjadi
berlebihan diperluas, menempatkan panah mouse di layar, klik DAN PERS tombol
mouse sebelah kanan, dan tarik mouse ke bawah untuk membatalkan zoom lagi mengklik
tombol kanan.
14. Pull down dari parameter kualitatif di bagian paling atas pusat menu untuk puncak
mengintegrasikan dan untuk menyorot di TIC. Sebuah tabel akan muncul. Mengubah
lereng untuk 10.000 / menit, dan lebar sampai 3 detik. Klik OK. Puncak terpadu
didefinisikan dengan panah merah. Jika tidak cukup menentukan puncak ulangi langkah
ini dengan kemiringan yang lebih rendah dan / atau lebih kecil lebar. Jika didefinisikan
terlalu banyak puncak peningkatan kemiringan dan lebar, dan ulangi langkah ini. Hal ini
dimungkinkan untuk menentukan puncak manual sebagai berikut. Mulai (langkah 12)
dengan grafik TIC bersih. Mengatur parameter dengan ikon di pusat kanan atas hanya di
sebelah kiri itu tangan kuning kecil, dan kemudian klik ikon dengan tangan kuning.
Tempatkan mouse di kiri bawah puncak dan tarik mouse melintasi puncak
mendefinisikan puncak dengan kotak biru. Klik OK untuk baseline default. Lakukan ini
untuk setiap puncak bunga kiri ke kanan. Setelah puncak pengguna didefinisikan tabel
puncak akan buru-buru jika Anda kemudian mencoba untuk membiarkan perangkat
lunak mendefinisikan puncak seperti di atas. Setelah Anda melakukan ini tiga atau empat
kali menjadi jelas.
15. Setelah puncak didefinisikan pull down FILE dari kiri jauh atas untuk melaporkan.
(Jangan gunakan Laporan Generator) Jika kotak muncul pada halaman yang tidak
diinginkan klik mouse di dalamnya dan tekan hapus pada keyboard. Klik pada kedua
(biru) icon di baris ketiga (informasi sampel jika sampel Anda meninggalkan mouse pada
tapi jangan klik). Tempatkan mouse pada halaman di mana info sampel yang akan diplot
dan sekaligus klik dan drag untuk menentukan kotak Info sampel. Sebuah meja abu-abu
muncul. Memilih Info sampel di tab di atas dan sorot dengan warna biru setiap teks yang
Anda don 't inginkan, lalu tekan tombol hapus. Klik pada biru (5 dari kiri di baris ke-3)
ikon, tempatkan mouse pada halaman dan klik dan drag mana kromatogram harus diplot.
Sebuah meja abu-abu muncul. Pilih grafik pada tab di bagian atas dan pilih puncak # dan
daerah. Klik OK.
16. Klik pada spektrum merah (ke-6 dari kiri di 3 rd row) dan tempatkan mouse pada
halaman. Serentak klik dan drag untuk menentukan kotak spektrum puncak # 1. Sebuah
meja abu-abu muncul. Pilih spektrum di bagian atas dimana halaman tab muncul. Pull
down tabel proses Spectrum dan pilih puncak #. Menetapkan puncak yang akan
ditampilkan dalam dua kotak ke kanan. Ulangi langkah ini untuk setiap TIC puncak
bunga. Laporan ini bisa dua atau tiga halaman panjang tergantung pada berapa banyak
puncak yang ditampilkan. Kontrol halaman ditemukan di ikon hitam-putih di sebelah
kanan atas.
17. Setelah laporan tersebut terlihat benar, tarik tombol FILE turun dari sudut kiri atas jauh
untuk mencetak pratinjau. Periksa itu. Pastikan saklar printer diatur ke GCMS. Tarik
tombol FILE untuk mencetak bawah. Keluar posting menjalankan analisis menyimpan
file jika begitu prompt. Pasang GCMS dalam kondisi siaga, langkah 26.
18. Untuk mengambil data dari pada 3.5 "floppy atau drive ZIP, tutup semua aplikasi. Sebuah
file data biasa menempati 650KB ruang disk sehingga file data dua akan muat di satu 3.5
"floppy. Buka Microsoft Explorer di sebelah kanan tengah. File-file data yang berada di
dalam C: \ GCMSsolution \ Data \ Project1 \ (nama file data) Menyediakan dan
memasukkan ZIP IBM-diformat atau 3,5 "cartridge disk yang. Mengambil data file
dengan mouse dan tarik ke disk A: \ (3.5 "floppy) atau removable disk yang Q: \ (drive
ZIP).
19. Lakukan lari boneka dengan kolom diatur ke 300 derajat C dan waktu penahanan dari 5
menit untuk membersihkan apapun sisa dari kolom. Prosedur ini disimpan dalam
Quickclean.qgm. Jika perlu hit berhenti di GC untuk membatalkan jangka terakhir dan
mulai lagi. Pasang botol kosong di nampan sampel, dan login dengan Nama sampel baru
untuk menyimpan jangka terakhir. Dalam menu di ujung atas menemukan alat-alat dan
tarik ke bawah untuk sehari-hari shutdown (bahkan jika orang lain yang akan
menggunakan instrumen satu jam dari sekarang). Mengatur kolom 100 deg C, injektor
ke 220 derajat C, dan antarmuka untuk 280 deg C. Mengatur tekanan gas pembawa 10
Kpa dan total mengalir ke 1 ml / menit. Klik shutdown. Tinggalkan baki autosampler
kosong. Menandatangani buku log
2. Bagian-bagian GC-MS dan Fungsinya
1. Gas Chromatography (GC)
Gas Chromatography berfungsi untuk menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif,
merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan prinsip pemisahan
campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen
penyusunnya. Gas kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa
yang terdapat pada campuran gas dan juga menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam
fase gas. Adapun bagian-bagian dari Gas Chromatography sebagai berikut:
a. Carrier Gas Supply
Gas pembawa (carrier gas) pada kromatografi gas sangatlah penting. Gas yang dapat
digunakan pada dasarnya haruslah inert, kering, dan bebas oksigen. Kondisi seperti ini
dibutuhkan karena gas pembawa ini dapat saja bereaksi dan dapat mempengaruhi gas
yang akan dipelajari atau diidentifikasi.
b. Injection port
Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin menggunakan
semprit kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal (lempengan karet ini
disebut septum) yang mana akan mengubah bentuknya kembali secara otomatis ketika
semprit ditarik keluar dari lempengan karet tersebut. Dalam pemisahan dengan GLC
cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk
cairan dan padatan. Oleh karena itu, senyawa yang berbentuk cairan dan padatan
pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam
kolom. Panas itu terdapat pada tempat injeksi. Namun demikian suhu tempat injeksi
tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau
penguraian dari senyawa yang akan dianalisa. Kita juga tidak boleh menginjeksikan
cuplikan terlalu banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang
diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk
cairan seperti pada gambar di bawah.
c. Oven
Oven digunakan untuk memanaskan column pada temperature tertentu sehingga
mempermudah proses pemisahan komponen sample. Biasanya oven memiliki jangkauan
suhu 30oC – 320oC.
d. Column
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Ada beberapa bentuk kolom,
diantaranya lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Namun
ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube panjang dan
tipis berisi material padatan. Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki fase diam yang
berikatan dengan pada bagian terdalam permukaannya. Kolom selalu merupakan bentuk
tabung. Berisi fasa diam, sedangkan fasa bergerak akan lewat didalamnya sambil
membawa sample. Secara umum terdapat 2 jenis kolom, yaitu:
1) Packed column, umumnya terbuat dari glass atau stainless steel coil dengan panjang
1–5 m dan diameter kira-kira 5 mm.
2) Capillary column, umumnya terbuat dari purified silicate glass dengan panjang 10-
100 m dan diameter kira-kira 250 mm. Beberapa jenis stationary phase yang sering
digunakan:
 Polysiloxanes untuk nonpolar analytes/sample.
 Polyethylene glycol untuk polar analytes/sample.
 Inorganic atau polymer packing untuk sample bersifat small gaseous species.
Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam campuran yang
diinjeksikan pada kolom:
 Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.

 Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam.

 Molekul dapat tetap pada fase gas.

2. Mass Spectrometer (MS)


Mass Spectrometer berfungsi sebagai detektor untuk menganalisis struktur molekul
analit. Spektroskopi massa adalah suatu metode untuk mendapatkan berat molekul
dengan cara mencari perbandingan massa terhadap muatan dari ion yang muatannya
diketahui dengan mengukur jari-jari orbit melingkarnya dalam medan magnetik seragam.
Spektroskopi massa mampu menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah ion
tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan
merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya hanya ion positif yang
dipelajari karena ion negative yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit
dan spektrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa suatu sample menjadi ion-ion
yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan.
Adapun bagian-bagian dari Mass Spectrometer sebagai berikut:
a. Sumber ion
Setelah melewati rangkaian gas kromatografi (kolom kapiler), analit yang akan diuji
dilanjutkan melalui rangkaian spekstroskopi massa. Molekul-molekul yang melewati
sumber ion ini diserang oleh elektron, dan dipecah menjadi ion-ion positifnya atau analit
akan diionisasi. Ionisasi pada spektroskopi massa yang terintegrasi dengan GC ada dua,
yakni Electron Impact ionization (EI) atau Chemical Ionization (CI), yang lebih jauh lagi
terbagi menjadi negatif (NCI) dan positif (PCI). Berikutnya akan dijelaskan ionisasi EI.
Ketika analit keluar dari kolom kapiler, ia akan diionisasi oleh elektron dari
filamen tungstenyang diberi tegangan listrik. Ionisasi terjadi bukan karena tumbukan
elektron dan molekul, tapi karena interaksi medan elektron dan molekul, ketika
berdekatan. Hal tersebut menyebabkan satu elektron lepas, sehingga terbentuk ion
molekular M+, yang memiliki massa sama dengan molekul netral, tetapi bermuatan lebih
positif. Adapun perbandingan massa fragmen tersebut dengan muatannya disebut mass
to charge ratio yang disimbolkan M/Z.Ion yang terbentuk akan didorong
ke quadrupoles atau mass filter. Quadrupoles berupa empat elektromagnet. Tahap ini
sangatlah penting karena untuk melewati filter, partikel-partikel sampel haruslah
bermuatan.

Gambar 2. Electron Ionisation

b. Filter
Selama ion melalui rangkaian spekstroskopi massa, ion-ion ini akan melalui rangkaian
elektromagnetik yang menyaring ion berdasarkan perbedaan masa. Para ilmuwan
memisahkan komponen-komponen massa untuk kemudian dipilih yang mana yang boleh
melanjutkan yang mana yang tidak (prinsip penyaringan). Filter ini terus menyaring ion-
ion yang berasal dari sumber ion untuk kemudian diteruskan ke detektor.
Pada quadrupoles, ion-ion dikelompokkan menurut M/Z dengan kombinasi frekuensi
radio yang bergantian dan tegangan DC. Hanya ion dengan M/Z tertentu yang dilewatkan
oleh quadrupoles menuju ke detektor. Fragmen-fragmen dengan m/z nantinya akan
ditampilkan komputer sebagai spektra massa, dimana sumbu x menunjukkan
perbandingan m/z sedangkan sumbu y menunjukkan intensitas. Dari spektra tersebut
dapat diketahui struktur senyawa dengan membandingkannya dengan spektra massa
standar dari literatur yang tersedia dalam komputer.
c. Detector
Detektor terdiri atas High Energy Dynodes (HED) dan Electron Multiplier (EM)
detector. Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang
sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan
dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi. Seluruh detektor ditutup dalam
oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu menghentikan
kondensasi dalam detektor. Ion positif menuju HED, menyebabkan elektron terlepas.
Elektron kemudian menuju kutub yang lebih positif, yakni ujung tanduk EM. Ketika
elektron menyinggung sisi EM, maka akan lebih banyak lagi elektron yang terlepas,
menyebabkan sebuah arus/aliran. Kemudian sinyal arus dibuat oleh detektor
proporsional terhadap jumlah ion yang menuju detektor. Hasil detektor akan direkam
sebagai urutan puncak-puncak, setiap puncak mewakili satu senyawa dalam campuran
yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati kondisi dalam kolom,
anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang
tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah menganalisa senyawa murni dari
berbagai senyawa pada kondisi yang sama. Detektor MS yang saat ini digunakan antara
lain: quadropole, ion trap, TOF.

Gambar 3. Detektor TOF Gambar 4. Detector quaropole

Gambar 5. Detektor ion trap


3. Komputer
Data dari spekrometri masa dikirim ke computer dan diplot dalam sebuah grafik yang
disebut spectrum masa.
a. Limitasi/Batasan
Secara umum, penggunaan metode GC-MS hanya terbatas untuk senyawa dengan
tekanan uap berkisar 10-10 torr. Kebanyakan senyawa dengan tekanan lebih rendah hanya
dapat dianalisis jika senyawa tersebut merupakan senyawa turunan (contoh, trimetilsili
eter). Penentuan penentuan gugus fungsional pada cincin aromatik masih sulit. Untuk
senyawa isomer tidak dapat dibedakan oleh spketometer (sebagai contoh: naftalena vs
azulena), tapi dapat dipisahkan dengan kromatografi.
b. Sensivitas dan Batas Deteksi
Bergantung pada faktor pelarutan dan metode ionisasi, sebuah ekstrak dengan 0,1–
100 ng dari setiap komponen mungkin dibutuhkan agar sesuai jumlah yang diinjeksikan.
Perbandingan dengan Teknik lainnya
 IR spketometer dapat menyediakan informasi posisi aromatic isomer dimana GC-MS
tidak bisa; namun IR biasanya lebih rendah sensitivitasnya sebesar 2–4.
 NMR (nuclear magnetic resonance) spektrometri dapat memberikan informasi rinci
pada konformasi molekuler ekstrak; namun biasanya NMR lebih rendah sensivitasnya
sebesar 2-4.
c. Sampel
Keadaan sampel harus dalam keadaan larutan untuk diijeksikan ke dalam
kromatografi. Pelarut harus bersifat volatile dan organik (sebagai contoh heksana atau
diklorometana). Jumlah sampel bergantung pada metode ionisasi yang dilakukan,
biasanya yang sering digunakan untuk analisis sensivitas adalah sebesar 1–100 pg per
komponen.
d. Informasi analitikal
GC-MS digunakan untuk identifikasi kualitatif dan pengukuran kuantitatif dari
komponen individual dalam senyawa campuran kompleks. Terdapat perbedaan strategi
analisis data untuk aplikasi keduanya.
3. Kelemahan dan Keunggulan GC-MS
Kromatografi gas dan spketometer masa memiliki keunikan masing-masing dimana
keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang akan dipaparkan dibawah ini:
Keunggulan dari metode ini adalah sebagai berikut :
1. Efisien, resolusi tinggi sehingga dapat digunakan untuk menganalisa partikel berukuran
sangat kecil seperti polutan dalam udara
2. Aliran fasa bergerak (gas) sangat terkontrol dan kecepatannya tetap.
3. Pemisahan fisik terjadi didalam kolom yang jenisnya banyak sekali, panjang dan
temperaturnya dapat diatur.
4. Banyak sekali macam detektor yang dapat dipakai pada kromatografi gas (saat ini dikenal
13 macam detektor) dan respons detektor adalah proporsional dengan jumlah tiap
komponen yang keluar dari kolom.
5. Sangat mudah terjadi pencampuran uap sampel kedalam fasa bergerak.
6. Kromatograf sangat mudah digabung dengan instrumen fisika-kimia yang lainnya,
contohnya GC/FT-IR/MS.
7. Analisis cepat, biasanya hanya dalam hitungan menit.
8. Tidak merusak sampel.
9. Sensitivitas tinggi sehingga dapat memisahkan berbagai senyawa yang saling bercampur
dan mampu menganalisa berbagai senyawa meskipun dalam kadar/konsentrasi rendah.
Seperti dalam udara, terdapat berbagai macam senyawa yang saling bercampur dan
dengan ukuran partikel/molekul yang sangat kecil.

Kekurangan dari metode ini adalah sebagai berikut :


1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2. GC/MS kurang cocok untuk analisa senyawa labil pada suhu tinggi karena akan
terdekomposisi pada awal pemisahan.
3. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar.
4. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin
dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada
metode lain.
5. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam
dan zat terlarut.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan komponen mudah menguap
dari campuran. Pada prinsipnya pemisahan dalam GC disebabkan oleh perbedaan
dalam kemampuan distribusi analit diantara fasa gerak dan fasa diam di dalam kolom
pada kecepatan dan waktu yang berbeda.
2. GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) adalah metode yang
mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi
senyawa yang berbeda dalam analisis sampel. Fasa diamnya (stationary) dapat berupa
suatu zat padat yang ditempatkan di dalam suatu kolom atau dapat juga berupa cairan
terserap (teradsorpsi) yang di tempatkan di dalam kolom.
3. Prinsip kerja GC-MS yaitu sample preparation, derivatisation, Injeksi, GC separation,
MS detector, Scanning.
4. Bagian-bagian GC-MS yaitu Gas Chromatography (Carrier Gas Supply, Injection
port, Oven, Column) berfungsi untuk menganalisis jumlah senyawa secara
kuantitatif, merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan prinsip
pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen-
komponen penyusunnya. Mass Spectrometer (Sumber ion, Filter, Detector) berfungsi
sebagai detektor untuk menganalisis struktur molekul analit. Komputer
(Limitasi/Batasan, Sensivitas dan Batas Deteksi, Sampel, Informasi analitikal).

DAFTAR PUSTAKA

Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Edisi Kesatu. Semarang : IKIP Semarang
Press.
Basset, J. dkk. 1978. Vogel`s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis. 4th ed. London :
Longman.
Bambang. 2011. Instrumen kimia Gas Chromatography (GC). http://www.ANEKA
KIMIA.com. Diakses Tanggal 22 April 2013.

Hites. Ronald. Gas Chromatography Mass Spectrometry. School of Public and Enviromental
Affairs and Departement of Chemstry. Indiana Universitas.

Khopkar, S.H. 1985. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press):
Indonesia.
Skoog, Douglas A., West, Donald M., dan Holler, F.James. 1996. Analytical Chemistry.
Saunders College Publishing: Amerika.

Shalahuddin, Iqbal. 2012. Mengenal Kromatografi Gas.


http://iqshalahuddin.wordpress.com/2012/03/15/mengenal-kromatografi-gas/
Diakses Tanggal 22 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai