net/publication/351080297
CITATIONS READS
0 8
1 author:
Tika Aprilia
Universitas Negeri Yogyakarta
6 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The Use of Flipbook Science Media for Science Learning in Primary Schools View project
All content following this page was uploaded by Tika Aprilia on 24 April 2021.
Penerbit:
i
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta
Pasal 2 :
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana
Pasal 72 :
1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1
(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
ii
Penanggung Jawab
Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd.
Editor:
Dr. Herwin, M.Pd
Erma Kusumawardani, M.Pd
Yuli Nurmalasari, M.Pd
Ernisa Purwandari, M.Pd
Desain Sampul:
Ahmad Yusuf Rabbani, S. Ars
Diterbitkan Oleh:
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Yogyakarta
Cetakan I, Agustus 2020
vii + 325 hlm; 15,5 x 23 cm
ISBN: 978-623-94407-0-1
Alamat:
Jalan Colombo No. 1, Karangmalang, Yogyakarta
55281
Telp. (0274) 540611
Fax. (0274) 540611
Email. humas_fip@uny.ac.id
iii
PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
PENGANTAR ___ iv
DAFTAR ISI ___ vi
vi
LINGKUNGAN BELAJAR CERDAS DEMI KEBERMAKNAAN
PEMBELAJARAN DI SAAT PAGEBLUK
Novi Trilisiana ___ 145
vii
DESAIN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR DI ERA
NEW NORMAL: BLENDED LEARNING BERBASIS
KEARIFAN LOKAL
Pendahuluan
Pandemi COVID-19 yang mewabah di berbagai belahan dunia
berdampak pada berbagai sektor, tak terkecuali sektor pendidikan.
Pada tanggal 24 April 2020, UNESCO mencatat sekitar 1,5 milyar
anak usia sekolah terdampak COVID-19. Untuk memfasilitasi siswa
memperoleh pendidikan yang layak semasa pandemi, pemerintah
Indonesia mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh yang
dilaksanakan dari tingkat pra-sekolah, SD, SMP, SMA hingga
perguruan tinggi.
Menyongsong era new normal, skenario pembelajaran jarak
jauh disiapkan pemerintah secara lebih matang. Per Juni 2020,
Kemendikbud mengeluarkan pedoman pelaksanaan Belajar Dari
Rumah (BDR) yang terdiri dari dua pendekatan, yaitu pembelajaran
daring dan luring. Pedoman tersebut digunakan sebagai acuan oleh
Kemendikbud dan Pemerintah Daerah dalam mengelola dan
mengoordinasikan pelaksanan kebijakan Belajar dari Rumah, serta
oleh Satuan Pendidikan, Guru, Peserta Didik dan Orang tua dalam
melaksanakan BDR. Pedoman ini berlaku selama masa darurat
COVID-19 berlangsung. Pedoman ini bertujuan untuk melindungi
hak anak dalam memperoleh layanan Pendidikan; mencegah
penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan Pendidikan dan
Memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik,
peserta didik dan orang tua/wali (Kemendikbud, 2020).
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (Covid-19), proses belajar dari rumah
dilaksanakan dengan prinsip sebagai berikut: (a) Keselamatan dan
Amalia Rizki Ardiansyah & Tika Aprilia 159
kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan
pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi
pertimbangan utama dalam pelaksanaan BDR; (b) Kegiatan BDR
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum; (c) Belajar dari rumah
dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup mengenai
pandemic Covid-19; (d) Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai
dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan
jenis kekhususan peserta didik; (e) Aktivitas dan tugas
pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai
minat dan kondisi masing-masng, termasuk mempertimbangkan
kesenjangan akses/fasilitas belajar dirumah; (f) Hasil belajar
peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif
dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai
kuantitatif; (g) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang
positif antara guru dengan orang tua/wali.
Berpijak pada pedoman kebijakan BDR yang memaparkan
bahwa pembelajaran dapat dilakukan dengan dua pendekatan,
yaitu pembelajaran daring dan luring, penulis mencoba untuk
memaparkan desain pembelajaran berdasarkan pemaduan dari dua
pendekatan tersebut. Pembelajaran yang memadukan pendekatan
daring dan luring disebut dengan blended learning. Semler (2005)
menjelaskan blended learning merupakan pembelajaran yang
memadukan aspek terbaik dari pembelajaran online, aktivitas
pembelajaran langsung (face to face) terstruktur dan praktik dunia
nyata. Smaldino, dkk. (2007) memaparkan blended learning dapat
disebut juga dengan hybrid learning, yaitu mencampurkan dan
mencocokkan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi
kebutuhan belajar siswa. Dipadukan dengan kearifan lokal,
pembelajaran dengan strategi blended learning diharapkan dapat
memberi pengalaman yang bermakna bagi siswa.
Melalui tulisan ini, tim penulis mencoba menyajikan desain
pembelajaran blended learning di era new normal berbasis kearifan
lokal, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Pada bagian A
Tabel 1
Perbedaan antara pembelajaran daring, pembelajaran luring, dan
pembelajaran blended learning
Gambar 2
Kerucut Pengalaman Edgar Dale dalam Anitah (2009)
Dasar pengerucutan tersebut bukanlah tingkat kesulitan,
melainkan tingkat keabstrakan jumlah jenis indra yang turut serta
selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman
langsung akan memberikan kesan yang paling utuh dan paling
bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam
pengalaman itu, karena melibatkan indra penglihatan,
pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Dengan demikian
perolehan pengetahuan siswa akan semakin abstrak apabila pesan
hanya disampaikan melalui verbal, sedangkan pengalaman yang
paling konkret lebih efektif digunakan sebagai media pembelajaran.
Media pembelajaran dalam blended learning dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran daring dan media pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran luring atau tatap muka. Kemendikbud (2020)
menjelaskan bahwa media pembelajaran secara daring atau online
dapat menggunakan gawai (gadget) maupun laptop melalui
beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring di antaranya
sebagaimana tersaji pada Tabel 2 berikut.
Tabel 3.
Langkah-langkah pelaksanaan blended learning berbasis kearifan lokal
pembelajaran tematik (satu subtema)
No. Langkah Kegiatan Keterangan
A. Pra Pembelajaran
1. Menentukan jadwal dan - Saat menentukan program
program pembelajaran pembelajaran yang beragam,
selama satu minggu dengan guru dapat berkolaborasi
membuat daftar hari apa dengan orang tua/wali
saja akan dilaksanakan melalui parenting.
pembelajaran secara - Guru perlu mendiskusikan
daring maupun luring. dengan orang tua/wali
Pada tahap ini guru terkait:
menentukan berapa persen a. Ketersediaan sarana
pembelajaran daring dan prasarana pembelajaran
luring. seperti
smartphone,/gadget,
komputer, laptop,
maupun akses internet;
b. Aplikasi media
pembelajaran blended
learning yang akan
digunakan;
c. Cara penggunaan
aplikasi;
d. Materi dan jadwal
pembelajaran.
186 Desain Pembelajaran Sekolah Dasar di Era New Normal ...
No. Langkah Kegiatan Keterangan
2. Menyiapkan RPP selama Saat menyusun RPP, guru:
satu minggu. Setiap RPP - Mengidentifikasi
diberi keterangan: sumber/media pembelajaran
pembelajaran dilakukan dan produk bernilai kearifan
secara daring atau luring. lokal di sekitar lingkungan
tempat tinggal siswa.
- Mengidentifikasi dan
menyeleksi capaian
kompetensi dari kurukulum
yang relevan dengan sumber
dan media di sekitar rumah.
- Menyusun penilaian autentik
yang sesuai dengan capaian
kompetensi yang telah
disusun.
3. Membagikan jadwal kepada Pada pembelajaran daring:
orang tua/wali yang memuat - Menyiapkan nomor telepon
materi orang tua/ wali peserta didik
pembelajaran/penugasan atau peserta didik dan
dan sumber/media/bahan membuat grup WhatsApp
ajar yang digunakan selama (atau aplikasi komunikasi
satu minggu dengan lainnya) sebagai media
dilengkapi keterangan interaksi dan komunikasi
pembelajaran secara - Menyiapkan platform yang
daring atau luring pada akan digunakan dalam
masing-masing pembelajaran daring
pembelajaran (dalam satu a. Sinkron
hari). Jadwal dan rencana Pembelajaran tatap
program pembelajaran muka virtual secara real
dibagikan seminggu sekali time atau synchronous
dengan cara diambil dapat menggunakan
langsung oleh aplikasi video
orangtua/wali, diantarkan teleconference seperti:
guru ke rumah zoom cloud meeting,
orangtua/wali atau google meet, cisco
disebarkan melalui media webex,dan sebagainya.
sosial seperti whatsapp b. Asinkron
group. Pembelajaran dengan
memanfaatkan platform
LMS, media sosial,
website dan sebagainya
yang dapat diakses siswa
setiap saat tanpa dibatasi
waktu.
Amalia Rizki Ardiansyah & Tika Aprilia 187
No. Langkah Kegiatan Keterangan
Pada pembelajaran luring:
- Menentukan strategi
pembelajaran luring: guru
kunjung (home visit), melalui
tayangan program televisi atau
radio, modul belajar mandiri,
bahan ajar cetak dan lain-lain.
- Menyiapkan bahan ajar, jadwal
dan penugasan kemudian
mengirimkannya ke peserta
didik/orang tua/wali
- Memastikan semua peserta
didik telah mendapatkan
lembar jadwal dan penugasan.
B. Saat Pembelajaran
4. Melaksanakan pembelajaran Saat pembelajaran daring:
sesuai dengan jadwal dan - Berkomunikasi dengan orang
penugasan yang telah tua/wali, memastikan siswa
diberikan. Pelaksanaan siap mengikuti pembelajaran
pembelajaran dibantu oleh dan mengakses platform
orang/tua wali. pembelajaran dengan video
conference, LMS, whatsapp
group dan sebagainya.
- Siswa diajak berdoa baik
sebelum maupun sesudah
pembelajaran.
- Kehadiran siswa diperiksa
secara rutin. Guru memastikan
seluruh siswa siap mengikuti
pembelajaran.
- Mengarahkan orang tua siswa
untuk memanfaatkan
sumber/bahan/media
pembelajaran yang tersedia di
rumah (sesuai dengan rencana
program yang telah dirancang
dan dibagikan kepada orang
tua/wali)
Saat pembelajaran luring:
- Berkomunikasi dengan orang
tua/wali, memastikan siswa
siap mengikuti pembelajaran
dengan metode guru kunjung /
menonton tayangan program
188 Desain Pembelajaran Sekolah Dasar di Era New Normal ...
No. Langkah Kegiatan Keterangan
televisi atau radio, atau belajar
mandiri dengan bahan ajar
yang telah disediakan
sebelumnya.
- Siswa diajak berdoa baik
sebelum maupun sesudah
pembelajaran.
- Kehadiran siswa diperiksa
secara rutin. Guru memastikan
seluruh siswa siap mengikuti
pembelajaran.
5. Melakukan aktivitas Muatan pembelajaran memuat:
pembelajaran sesuai dengan - Pendidikan kecakapan hidup
program yang telah disusun terkait pandemi COVID-19.
Memantau aktivitas peserta - Konten rekreasional dan
didik dalam LMS. ajakan melakukan olahraga/
Menyampaikan materi kegiatan fisik dalam upaya
sesuai metode yang disusun menjaga kesehatan mental
sebelumnya dan fisik siswa (Kemendikbud,
Memastikan orang tua/wali 2020)
peserta didik atau peserta - Konten kearifan lokal yang
didik mendukung proses sesuai dengan tempat tinggal
pembelajaran daring. siswa. Kearifan lokal meliputi
(Akbar, 2020): bahasa, sistem
sosial, sistem IPTEKS, sistem
ekonomi mata pencaharian,
sistem religi, kesenian dan
hasil karya. Guru menyisipkan
konten yang sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
pada pembelajaran di hari
tersebut.
C. Setelah Pembelajaran
6. Memberikan kesempatan Saat pembelajaran daring:
pada siswa untuk bertanya, - Memberi kesempatan siswa
mengemukakan pendapat, untuk bertanya melalui
dan/ atau melakukan aplikasi/platform
refleksi pembelajaran.
- Membuka forum diskusi untuk
. mengemukakan pendapat,
bertanya, dan melakukan
refleksi.
- Meminta siswa untuk mengisi
lembar aktivitas pengalaman
Amalia Rizki Ardiansyah & Tika Aprilia 189
No. Langkah Kegiatan Keterangan
belajar sebagai bahan
pemantauan belajar harian.
- merefleksi proses dan hasi
belajar, merefleksi lembar
aktivitas/pengalaman belajar
siswa.
- Membuka layanan konsultasi
bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan.
.
Saat pembelajaran luring:
- Memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya,
mengemukakan pendapat,
dan/ atau melakukan refleksi
7. Membuka kesempatan - Tugas dapat dikumpulkan
untuk mengumpulkan tugas harian melalui media
(bila ada), mempersilakan komunikasi seperti whatsapp
orang tua/wali mengirimkan group.
bukti aktivitas belajar di - Tugas yang berupa produk
rumah serta memberikan fisik dapat dikumpulkan
umpan balik kepada siswa setiap akhir minggu (saat
guru berkunjung ke rumah
atau orang tua/wali
berkunjung ke sekolah)
- Untuk menilai ketercapaian
kompetensi siswa tidak harus
dalam bentuk tugas, namun
dapat juga menjawab kuis
yang tersedia dalam platform
pembelajaran,
mengemukakan pendapat,
lembar aktivitas yang
dipantau orang tua, dan
sebagainya.
- Guru dapat meminta
orangtua/wali untuk
mengumpulkan foto/video
terkait aktivitas pada suatu
pembelajaran, mengambil
foto lembar aktivitas yang
telah diisi dan
mengirimkannya melalui
Kesimpulan
Era kenormalan baru memaksa seluruh aspek kehidupan
untuk melek terhadap teknologi. Seperti halnya dalam dunia
pendidikan, pemerintah telah menyusun pedoman skenario
pembelajaran jarak jauh yang dapat digunakan satuan pendidikan
untuk pelaksanaan belajar dari rumah (BDR). Penerapan
pelaksanaan BDR ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu
pembelajaran daring dan luring. Akan tetapi, berdasarkan hasil
suvei dan wawancara dari sejumlah guru sekolah dasar
menunjukkan bahwa pelaksanaan BDR dengan menggunakan dua
pendekatan tersebut belum berjalan secara optimal sehingga
dibutuhkan kolaborasi dari kedua pendekatan tersebut, yang
dikenal dengan istilah blended learning.
Blended learning merupakan suatu strategi pembelajaran
yang memadukan antara online learning (daring) dan offline
learning (luring) dengan mengombinasikan berbagai teknologi dan
pendekatan pedagogi. Dalam melaksanaan strategi blended
learning, guru perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya 1)
metode dalam strategi blended learning (pembelajaran daring yang
dilakukan secara sinkron dan asinkron, sedangkan pembelajaran
luring dapat dilakukan melalui home visit dan tatap muka
terjadwal); 2) media dalam strategi blended learning (media dalam
Amalia Rizki Ardiansyah & Tika Aprilia 191
pembelajaran daring meliputi aplikasi video conference atau
teleconference, aplikasi LMS, aplikasi media sosial, aplikasi
assesment tools, dan website sebagai sumber belajar, sedangkan
media dalam pembelajaran luring meliputi buku digital dan bahan
ajar cetak, modul dan lembar kerja, TV, Radio, dan alat peraga
laingkungan sekitar); 3) Penilaian dalam strategi blended learning
(penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan).
Selain ketiga komponen di atas, hal terpenting dan utama
dalam pelaksanaan strategi blended learning di era new normal ini
yaitu kesesuaian desain pembelajaran yang digunakan guru dengan
kebutuhan belajar peserta didik. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk
melakukan suatu inovasi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat di tempat
tinggal siswa sebagai sumber belajar. Melalui pembelajaran
berbasis kearifan lokal ini, nilai-nilai luhur kebudayaan dapat
diperkenalkan kepada siswa serta dapat dikembangkan sehingga
menjadikan siswa sebagai makhluk yang bangga dan dapat
mengembangkan budaya bangsanya. Tentu dalam pelaksanananya
guru sekolah dasar perlu berkolaborasi dengan orang tua/wali siswa
terkait ketersediaan sarana prasarana pembelajaran seperti
smartphone,/gadget, komputer, laptop, maupun akses internet;
aplikasi media pembelajaran blended learning yang akan
digunakan; cara penggunaan aplikasi; materi dan jadwal
pelaksanaan pembelajaran. Dengan hal tersebut, maka diharapkan
pelaksanaan strategi blended learning berbasis kearifan lokal ini
dapat berjalan secara optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan.
Daftar Pustaka
Akbar, S. (2020). Pembelajaran Produktif dalam Konteks Merdeka
Belajar bagi Murid SD di Rumah. Webinar Belajar dari Rumah:
Pembelajaran PAUD dan SD di Masa Pandemi Covid-19.
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang.