Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nabila Royyanatul Hikmah

NIM : 223128915147
Kelas : P. Biologi Off 02

KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3

Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman
dari Topik III dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas manusia
Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan dalam proses belajar.
Mahasiswa membangun perspektif kritis dengan mengacu pada Mata Kuliah Sosio-Kultural
dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat bagaimana latar belakang sosial
budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di Daerah Khusus.

Perjalanan pendidikan Indonesia mengalami peningkatan dari masa ke masa.


Pergantian kurikulum dari tahun 1947 sampai sekarang membawa perubahan yang signifikan
terhadap sudut pandang Pendidikan Indonesia bagi guru dan masyarakat pada umumnya.
Pendidikan sebelum terbentuknya paradigma baru kurikulum merdeka menjadikan peserta
didik sebagai object of transfer knowladge. Artinya, peserta didik adalah objek sasaran yang
memperoleh transfer pengetahuan dari guru. Hal ini menimbulkan beberapa kontradiksi dalam
dunia pendidikan. Peserta didik seakan-akan dibatasi dalam mengeksplorasi pengetahuannya
secara mandiri. Peserta didik memiliki wadah yang minimalis untuk mengonstruksi
pemahamannya. Namun setelah implementasi kurikulum merdeka ini, pandangan guru
terhadap pendidikan dan pengajaran semakin terbuka. Guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran. Adapun aktivitas pembelajaran berpusat pada peserta didik. Guru tidak lagi
melakukan transfer ilmu pengetahuannya kepada peserta didik seperi sistem yang lama. Sistem
pendidikan paradigma baru ini mengimplementasikan pendidikan yang berorientasi pada
peserta didik dan memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menigkatkan
kompetensinya secara lebih merdeka.
Kebebabasan aktualisasi peserta didik dalam peningkatan pengetahuannya memberikan
andil dalam meningkatkan kompetensi sesuai kemampuan yang dimiliki peserta didik. Guru
dalam hal ini berperan dalam mendorong dan memberikan bimbingan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi peserta didik dengan pemantik dan budaya konstruktif. Jadi,
pemberian solusi tetap dipancing dengan beberapa pertanyaan untuk membuka wawasan
peserta didik dalam rangka menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Dalam melakukan proses
pencarian informasi sampai proses membangun pengetahuan secara inkuiri maupun
kontrukstuvis peserta didik akan keluar dari zona nyamannya dan berupaya menghadapi
tantangan untuk meningkatkan kompetensinya. Pendidikan yang berorientasi pada peserta
didik ini dalam rangka menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dan mencari
solusi tantangan di masa depan. Supaya peserta didik dapat memecahkan masalah dunia nyata,
guru harus mempersiapkan peserta didik dengan pengalaman (pengetahuan) dan kompetensi
yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Saat ini peserta didik telah memasuki Abad 21 dan era revolusi industri 4.0 yang
ditandai dengan perkembangan teknologi yang luar biasa. Revolusi industri 4.0 merupakan
fenomena terjadinya kolaborasi antara teknologi siber dengan otomatisasi yang membawa
perubahan pada berbagai sektor. Sistem pembelajaran juga menyesuaikan dengan
perkembangan zaman yang semakin pesat. Proses pembelajaran pada pendidikan paradigma
baru ini tidak lepas dari peran teknologi. Teknologi menjadi hal penting yang mendukung
proses pembelajaran. namun, penggunaan teknlogi ini perlu pengawasan dari guru selau
pembimbing dan fasilitator supaya pembelajaran tetap pada alur yang jelas. Penddikan karakter
positif sangat diperlukan dalam bekal mengakses teknologi informasi yang semakin pesat.
Dalam upaya mempersiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan kompetensi tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
Pengajaran yang berpusat pada peserta didik merupakan paradigma lama yang telah
dicetuskan oleh Ki Hadjar dewantara sebagai bapak Pendidikan Indonesia. Menurut Ki Hadjar
Dewantara mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus
memerdekakan peserta didik dalam segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani
dan rohani. Ki Hadjar dewantara memandang pendidikan untuk memberikan tuntunan terhadap
segala kekuatan kodrat yang dimiliki peserta didik secara lahir maupun batin untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara peran guru terhadap peserta didik adalah sebagai fasilitator untuk mengembangkan
kompetensi sesuai kodrat yang dimiliki peserta didik. Menuntun kodrat peserta didik
disesuaikan dengn perkembangan zaman yang ada (kodrat zaman) supaya relevan dengan
tingkat perkembangan fisiologis, kognitif maupun mentl peserta didik. Guru dalam menuntun
kekuatan kodrat peserta didik juga senantiasa memberikan penanaman budi pekerti yang baik
dalam setiap proses pembelajaran.
Masyarakat Indonesia memiliki ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain. Ciri
ini menjadi identitas mutlak manusia Indonesia. Manusia Indonesia memiliki banyak
keberagaman ras, suku, etnik, bahasa, kebudayaan dan lain sebagaianya. Hal ini adalah sarana
manusia Indonesia untuk menghargai tradisi satu dengan yang lain. Hidup dalam keberagaman
menjadi tugas tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk senantiasa melestarikan kebudayaan
tersebut demi generasi masa depan. Upaya pelestarian tradisi dan budaya yang telah mengakar
kuat pada kebhinekaan negara Indonesia tersebut dituangkan dalam pembelajaran formal.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang tetap menanamkan nilai-nilai pancasila dan
kebhinekaan di dalamnya. Sehingga, hidup rukun dan damai akan terwujud walaupun berada
ditengah-tengah perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai