9 (sembilan) prinsip:
BPJS KESEHATAN
1. Kegotong-royongan; prinsip
kebersamaan antar peserta dalam Manfaat JKN
menanggung beban biaya jaminan 1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
sosial, yang diwujudkan dengan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah
kewajiban setiap peserta membayar pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah non spesialistik (primer) meliputi pelayanan
atau penghasilannya. rawat jalan dan rawat inap yang diberikan oleh:
2. Nirlaba; prinsip pengelolaan usaha yang
· Puskesmas atau yang setara
mengutamakan penggunaan hasil
· Praktik Mandiri Dokter
pengembangan dana untuk memberikan
· Praktik Mandiri Dokter Gigi
manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh
· Klinik pertama atau yang setara termasuk
peserta.
fasilitas kesehatan tingkat pertama milik
3. Keterbukaan; prinsip mempermudah
TNI/Polri
akses informasi yang lengkap, benar
· Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang
dan jelas bagi setiap peserta.
setara
4. Kehati-hatian; prinsip pengelolaan dana
· Faskes Penunjang: Apotik dan Laboratorium
secara cermat, teliti, aman dan tertib.
5. Akuntabilitas; prinsip pelaksanaan
2. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
program dan pengelolaan keuangan
a. Manfaat yang ditanggung
yang akurat dan dapat
1) pelayanan promosi kesehatan dan
dipertanggungjawabkan.
6. Portabilitas; prinsip memberikan jaminan pencegahan (promotif preventif):
yang berkelanjutan meskipun peserta a) penyuluhan kesehatan perorangan;
berpindah pekerjaan atau tempat tinggal b) imunisasi rutin
dalam wilayan Negara Kesatuan c) Keluarga Berencana meliputi konseling
Republik Indonesia. dan pelayanan kontrasepsi, termasuk
7. Kepesertaan bersifat wajib; prinsip yang vasektomi dan tubektomi bekerja sama
mengharuskan seluruh penduduk
menjadi peserta jaminan sosial, yang dengan BKKBN
dilaksanakan secara bertahap. d) skrining riwayat kesehatan dan
8. Dana amanat; bahwa iuran dan pelayanan penapisan atau skrining
pengembangannya merupakan dana kesehatan tertentu, yang diberikan untuk
titipan dari peserta untuk digunakan mendeteksi risiko penyakit dengan metode
sebesar-besarnya bagi kepentingan tertentu atau untuk mendeteksi risiko
peserta jaminan sosial.
penyakit dan mencegah dampak lanjutan
9. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
(DJS) dipergunakan seluruhnya untuk risiko penyakit tertentu
pengembangan program dan untuk e) peningkatan kesehatan bagi peserta
sebesar-besar kepentingan peserta; penderita penyakit kronis
bahwa hasil dividen dari pemegang 2) pelayanan kuratif dan rehabilitatif
saham yang dikembalikan untuk (pengobatan) mencakup:
kepentingan peserta jaminan sosial. a) adminitrasi pelayanan;
b) pemeriksaan, pengobatan dan
Jaminan sosial meliputi: konsultasi medis;
c) tindakan medis non spesialistik, baik 2. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
operatif maupun non operatif; medis dasar yang dilakukan di unit gawat
d) pelayanan obat, alat kesehatan dan darurat;
bahan medis habis pakai; 3. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
e) pemeriksaan penunjang diagnostik spesialistik;
laboratorium tingkat pratama 4. tindakan medis spesialistik, baik bedah
3) pemeriksaan, pengobatan dan tindakan maupun non bedah sesuai dengan indikasi
pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama. medis;
5. pelayanan obat, alat kesehatan dan
3. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) bahan medis habis pakai;
Manfaat yang ditanggung 6. pelayanan penunjang diagnostik lanjutan
1. pendaftaran dan administrasi; (laboratorium, radiologi dan penunjang
2. akomodasi rawat inap; diagnostik lainnya) sesuai dengan indikasi
3. pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis;
medis; 7. rehabilitasi medis; dan
4. tindakan medis non spesialistik, baik 8. pelayanan darah.
operatif maupun non operatif;
5. pelayanan kebidanan, ibu, bayi dan balita 6. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)
meliputi: a. Manfaat yang ditanggung
a) persalinan pervaginam bukan risiko tinggi; 1. perawatan inap non intensif; dan
b) persalinan dengan komplikasi dan/atau 2. perawatan inap intensif (ICU, ICCU,
NICU, PICU).
penyulit pervaginam bagi Puskesmas
PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus
Esssensial Dasar);
c) pertolongan neonatal dengan komplikasi;
IURAN
6. pelayanan obat dan bahan medis habis
pakai; dan
1. Penerima Bantun Iuran (PBI) iuran
7. pemeriksaan penunjang diagnostik dibayar oleh Pemerintah.
laboratorium tingkat pratama.
2. Peserta Pekerja Penerima Upah yang
bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri
4. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI,
Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai
Lanjutan adalah upaya pelayanan kesehatan pemerintah non pegawai negeri sebesar 5%
perorangan yang bersifat spesialistik atau (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan
dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar
sub spesialistik yang meliputi rawat jalan
oleh pemberi kerja dan 1% (satu persen)
tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dibayar oleh peserta.
dan rawat inap di ruang perawatan khusus,
yang diberikan oleh: 3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah
yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta
· Klinik utama atau yang setara.
sebesar 5% ( lima persen) dari Gaji atau Upah
· Rumah Sakit Umum baik milik Pemerintah
per bulan dengan ketentuan : 4% (empat
maupun Swasta
persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1%
· Rumah Sakit Khusus
(satu persen) dibayar oleh Peserta.
· Faskes Penunjang: Apotik, Optik dan
Laboratorium.
4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja
5. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan
Manfaat yang ditanggung seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran
1. administrasi pelayanan; iuran sebesar sebesar 1% (satu persen) dari
dari gaji atau upah per orang per bulan, dengan jumlah bulan tertunggak dengan
dibayar oleh pekerja penerima upah. ketentuan: :
5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja 1. Jumlah bulan tertunggak paling banyak
penerima upah (seperti saudara kandung/ipar, 12 (dua belas) bulan.
asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja 2. Besaran denda paling tinggi
bukan penerima upah serta iuran peserta Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).
bukan pekerja adalah sebesar: 3. Bagi Peserta PPU pembayaran denda
pelayanan ditanggung oleh pemberi kerja.
a. Sebesar Rp. 42.000, - (empat puluh
dua ribu rupiah) per orang per bulan
UU :
dengan manfaat pelayanan di ruang
perawatan Kelas III. # PERPRES 64 th 2020 -> penetapan iuran
peserta
Khusus untuk kelas III, bulan Juli -
Desember 2020, peserta membayar iuran # PERPRES 12 th 2013 -> Jaminan Kesehatan
sebesar Rp. 25.500, -. Sisanya sebesar
Rp 16.500,- akan dibayar oleh pemerintah
sebagai bantuan iuran. SDGs
Per 1 Januari 2021, iuran peserta
kelas III yaitu sebesar Rp 35.000,-,
sementara pemerintah tetap memberikan
bantuan iuran sebesar Rp 7.000,-. 17 tujuan dan 169 target, 241 indikator:
1. angka kematian ibu menjadi kurang dari # Perpres SDGs No. 59 th 2017 tentang
70 per 100.000 kelahiran Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
2. kematian neonatal setidaknya menjadi Berkelanjutan
kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan
kematian balita menjadi serendah 25
per 1000 kelahiran
3. mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, SKN
malaria, dan penyakit tropis lainnya dan
memerangi hepatitis, Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah
4. mengurangi sepertiga dari kematian dini bentuk dan cara penyelenggaraan
yang disebabkan oleh penyakit tidak pembangunan kesehatan yang memadukan
menular berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu
5. pencegahan dan pengobatan dari derap langkah guna menjamin tercapainya
penyalahgunaan NAPZA tujuan pembangunan kesehatan dalam
6. mengurangi setengah dari angka kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat
kematian dan cedera akibat KLL (2020) sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
7. akses universal terhadap layanan
Dasar 1945
kesehatan sexual dan reproduksi
8. layanan kesehatan universal
9. mengurangi angka kematian dan
penyakit yang disebabkan oleh bahan Pengelolaan kesehatan adalah proses atau
kimia berbahaya dan juga polusi dan cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan
kontaminasi udara, air dan tanah melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian
dan pengembangan kesehatan, pembiayaan
Perbedaan MDGs & SDGs kesehatan, sumber daya manusia kesehatan,
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan,
MDGs : manajemen, informasi dan regulasi kesehatan
serta pemberdayaan masyarakat.
1. Target -> separuh
2. Untuk negara berkembang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang
3. Dari atas dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa
4. Solusi parsial/tambal sulam Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
SDGs :
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber
1. Target -> semua daya manusia yang produktif secara sosial dan
2. Berlaku universal ekonomis.
3. Dari bawah/ partisipatif
4. Solusi menyeluruh Tujuan SKN
5. No one left behind
terselenggaranya pembangunan
MDGs : 8 tujuan, 18 target, 67 indikator ->49 kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik
yang tercapai Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan
SDGs diikuti oleh 193 negara, perwakilan dari usaha, dan lembaga swasta secara sinergis,
Indonesia adalah Jusuf Kalla pada tgl 21-10- berhasil guna dan berdaya guna, sehingga
2015 terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
4 Pilar Utama SDGs :
Manfaat SKN
1. Pilar ekonomi
mempertegas makna pembangunan
kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi
manusia, memperjelas penyelenggaraan
pembangunan kesehatan sesuai dengan visi
dan misi Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
(RPJP-K), memantapkan kemitraan dan
KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS
kepemimpinan yang transformatif,
melaksanakan pemerataan upaya kesehatan
yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
investasi kesehatan untuk keberhasilan Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab
pembangunan nasional. menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
4 dasar pembangunan kesehatan: satu atau sebagian wilayah kecamatan SBG
UNIT PELAKSANA TEKNIS: melaksanakan
sebagian tugas Dinas kesehatan Kab/kota
1. Perikemanusiaan
2. Pemberdayaan & kemandirian Visi
3. Adil & merata
4. Pengutamaan dan manfaat Tercapainya Kecamatan sehat menuju
terwujudnya Indonesia Sehat
Dasar penyelenggaraan SKN : Masyarakat yang hidup dlm lingk dan perilaku
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
1. HAM yankes yang bermutu seara adil dan merata
2. Sinergisme dan Kemitraan yang serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
Dinamis tingginya
3. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang
Baik (Good Governance) Indikator pencapaian :
4. Dukungan Regulasi
5. Antisipatif dan Pro Aktif 1. Lingkungan sehat
6. Responsif Gender 2. Perilaku sehat
7. Kearifan Lokal 3. Cakupan pelayanan kesehatan yg
bermutu
Dasar HUKUM : 4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
#KEPMENKES Nomor
99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya Misi :
SKN.
1. Pembangunan berwawasan kesehatan
#KEPMENKES Nomor 131/MENKES/SK/II/2004 2. Kemandirian hidup sehat bagi keluarga
tentang Sistem Kesehatan Nasional dan masyarakat
3. Mutu, pemerataan dan keterjangkauan
#KEPMENKES RI Nomor pelayanan kesehatan
374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 4. Kesehatan perorangan, keluarga dan
2009 Pasal 167 (4) tentang Kesehatan masyarakat beserta lingkungannya
Fungsi
1. Pusat penggerak pembangunan RS Umum/khusus, Strata 2
berwawasan kesehatan Kab/Kota, Praktek
2. Pusat pemberdayaan masyarakat dokter spesialis,
3. Pusat pelayanan kesehatan strata BKMM, BP4
pertama : dokter keluarga, Strata 1
puskesmas, balai
a. Pelayanan kesehatan perorangan pengobatan, BKIA,
b. Pelayanan kesehatan masyarakat praktek Bidan
swasta
Upaya PUSKESMAS Posyandu/polindes Masyarakat
1. Upaya kesehatan wajib puskesmas Kesehatan perorangan
a. kesehatan ibu, anak & kb keluarga mandiri /keluarga
b. promosi kesehatan
c. kesehatan lingkungan b. Rujukan kesehatan masyarakat
d. perbaikan gizi
e. pencegahan & pemberantasan Depkes, Dinkes Strata 3
penyakit menular provinsi
f. pengobatan dasar Dinkes Kab/Kota, Strata 2
2. Upaya kesehatan pengembangan BKMM, BKKM
puskesmas Puskesmas Strata 1
a. Dilaksanakan sesuai dengan masalah UKBM, Masyarakat
kesehatan masy yg ada dan Posyandu/polindes,
kemampuan Puskesmas
Upaya kes., perorangan
b. Bila ada masalah kes tapi pusk tdk
keluarga mandiri /keluarga
mampu maka pelaksanaan oleh dinkes
kab/Kota
c. Upaya Lab(medis dan kes masy) dan Konsep puskesmas th 1968
Perkesmas serta Pencatatan Pelaporan
mrpkn kegiatan penunjang dari tiap Indikator Kecamatan Sehat
upaya wajib atau pengembangan.
d. Pemilihan dilakukan oleh puskesmas 1. Lingkungan sehat
bersama Dinkes kab/kota dengan 2. Perilaku sehat
mempertimbangkan masukan BPP 3. Cakupan pelayanan kesehatan yg
e. Dalam keadaan tertentu ditetapkan bermutu
sebagai penugasan dari Dinkes 4. Derajat kesahatan penduduk kecamatan
kab/kota
f. Dilaksanakan bila upaya kes wajib telah
terlaksana sec optimal (target cakupan
Kedudukan
& mutu terpenuhi)
1. Sistem Kesehatan nasional
Azas penyelenggaraan PUSKESMAS
sebagai sarana pelayanan kesehatan
1. Azas pertanggungjawaban wilayah (perorangan dan masyarakat) strata
2. Azas pemberdayaan masyarakat pertama
3. Azas keterpaduan
a. Lintas program 2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
b. Lintas sektoral
4. Azas rujukan unit pelaksana teknis dinas yang
bertanggungjawab menyelenggarakan
a. Rujukan kesehatan perorangan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota
RS Umum Strata 3
/khusus/pusat 3. Sistem Pemerintah Daerah
provinsi
a. unit pelaksana teknis dinas c.bayi baru lahir;
kesehatan kab/kota yang d.balita;
merupakan unit struktural pemda e.usia pendidikan dasar;
kab/kota f.usia produktif;
b. sebagai mitra yankes swasta strata g.usia lanjut;
pertama h.penderita hipertensi;
c. Sebagai pembina yankes i.penderita diabetes melitus;
bersumber daya masyarakat j.orang dengan gangguan jiwa berat;
k.orang terduga tuberkulosis; dan
3 fungsi manajemen puskesmas l.orang dengan risiko terinfeksi HIV
yang bersifat peningkatan/promotif dan
preventif.
1. Perencanaan
4. Standar teknis Mutu Pelayanan Dasar:
2. Pelaksanaan & pengendalian
a. standar jumlah dan kualitas barang
3. Pengawsan & pertanggungjawaban
dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas
Pembiayaan personel/sumber daya manusia
kesehatan; dan
Pemerintah hanya bertanggungjawab untuk c. petunjuk teknis atau tata cara
membiayai upaya kesehatan masyaraka. pemenuhan standar.
5. Penerima Pelayanan Dasar dengan
Untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai ketentuan:
melalui sistim Jaminan Kesehatan Nasional, a. krisis kesehatan akibat bencana
kecuali untuk penduduk miskin yang tetap dan/atau berpotensi bencana provinsi
ditanggung oleh Pemerintah dalam bentuk b. kejadian luar biasa ibu hamil
pembayaran premi c. ibu bersalin
d. bayi baru lahir
# KMK no 28 th 2004 ttg Kebijakan Dasar e. balita
Puskesmas f. usia pendidikan dasar
g. usia produktif
# PMK no 43 th 2019 ttg PUSKESMAS
h. usia lanjut
# PMK no 46 th 2015 ttg akreditasi puskesmas,
i. penderita hipertensi;
klinik pratama, praktik dokter dan dokter gigi j. penderita diabetes melitus
# PMK no 44 th 2016 ttg pedoman manajemen k. orang dengan gangguan jiwa berat
puskesmas l. orang terduga tuberkulosis
m. orang dengan risiko terinfeksi virus
HIV
SPM KESEHATAN
SPM bersifat promotif dan preventif
1. SPM Kesehatan :
a. SPM kesehatan Daerah provinsi
1. peningkatan kesehatan
b.SPM kesehatan Daerah
2. perlindungan spesifik
kabupaten/kota.
3. diagnosis dini dan pengobatan tepat
2. Jenis Pelayanan Dasar pada SPM
4. pencegahan kecacatan
kesehatan Daerah provinsi terdiri atas:
5. rehabilitasi
a. bagi penduduk terdampak krisis
kesehatan akibat bencana dan/atau
berpotensi bencana provinsi; # PP no 2 th 2018 pasal 6 ttg SPM kesehatan
b. bagi penduduk pada kondisi KLB
# PMK no 4 th 2019 ttg Standar Teknis
provinsi.
3. Jenis Pelayanan Dasar pada SPM Pemenuhan Mutu Pelayanan dasar pada SPM
kesehatan Daerah kabupaten / kota terdiri bidang kesehatan
atas:
a. ibu hamil;
b. ibu bersalin;
2. ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita secara
berkala
4. Cuci tangan
5. air bersih
6. jamban sehat
PHBS 7. berantas jentik nyamuk
8. Konsumsi buah dan sayur
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang 9. aktivitas fisik setiap hari
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga 10. Tidak merokok
keluarga dan seluruh anggotanya mampu
menolong diri sendiri pada bidang kesehatan
serta memiliki peran aktif dalam aktivitas
masyarakat. PENANGGULANGAN NARKOBA
Tujuan
Narkotika terdiri dari tiga golongan, yaitu :
meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses
penyadartahuan yang menjadi awal dari Golongan I : Narkotika yang hanya digunakan
kontribusi individu – individu dalam menjalani untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan tidak dipergunakan untuk terapi, serta memiliki
sehat potensi ketergantungan sangat tinggi,
contohnya: Cocain, Ganja, dan Heroin
Manfaat
Golongan II : Narkotika yang dipergunakan
terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan sebagai obat, penggunaan sebagai terapi, atau
dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran dengan tujuan pengebangan ilmu pengetahuan,
untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga serta memiliki potensi ketergantungan sangat
kebersihan dan memenuhi standar kesehatan. tinggi, contohnya : Morfin, Petidin
5 tatanan PHBS
1. PHBS di Rumah tangga Golongan III : Narkotika yang digunakan sebagai
2. PHBS di Sekolah obat dan penggunaannya banyak
3. PHBS di Tempat kerja dipergunakan untuk terapi, serta dipergunakan
4. PHBS di Sarana kesehatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
5. PHBS di Tempat umum memiliki potensi ketergantungan ringan, contoh:
Codein
Indikator PHBS di Sekolah
Psikotropika
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum
dan sesudah makan, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
2. Mengonsumsi jajanan sehat, ataupun sintesis bukan narkotika, yang
3. Menggunakan jamban bersih dan sehat berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
4. Olahraga yang teratur pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
5. Memberantas jentik nyamuk perubahan prilaku dan perubahan khas pada
6. Tidak merokok di lingkungan sekolah aktifitas mental dan di bagi menjadi beberapa
7. Membuang sampah pada tempatnya, dan golongan, yaitu :
8. Melakukan kerja bakti bersama warga
lingkungan sekolah untuk menciptakan Golongan I : yaitu psikotropika yang di
lingkungan yang sehat. pergunakan untuk pengembangn ilmu
pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk
Indikator PHBS Rumah Tangga terapi dan memiliki sindrom ketergantungan
kuat, contoh: Extasi
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan. Golongan II : yaitu psikotropika yang
dipergunakakn untuk pengobatan dan dapat
digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan 1. Golongan depresan (Downer) :
pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki merupakan jenis NAPZA yang
sindrom ketergantungan kuat, contoh : menyebabkan mengurangi aktifitas
Amphetamine fungsional tubuh, sehingga membuat
penggunanya menjadi tenang dan
Golongan III : yaitu psikotropika yang digunakan membuat tertidur bahkan bias tak
sebagai obat dan banyak digunakan sebagai sadarkan diri. Contoh: Opioda (Morfin ,
terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu Heroin, dan Codein), Sedative
pengetahuan dan memiliki sindrom (penenang), Hipnotik (obat tidur), dan
ketrgantungan sedang, contoh : Phenobarbital Tanquilizer (anti cemas)
2. Golonagan stimulant (Upper) :
merupakan golongan NAPZA yang
Golongan IV : yaitu psikotropika yang
merangsang fungsi tubuh dan
dipergunakan sebagai pengobatan dan dan
meningkatkan gairah kerja, pada
banyak dipergunakan untuk terapi serta
golongan ini membuat pengguna
digunakan untuk pengembangan ilmu
menjadi aktif, segar, dan beremangat.
pengetahuan dan memilikisindroma
Contoh : Ampahetamine (Shabu, Extasi)
ketergantungan ringan, contoh : Diazepem,
dan Cokain
Nitrazepam
3. Golongan halusinogen : adalah
golongan NAPZA yang membuat
Zat Adiktif
penggunanya berhalusinasi yang
bersifat merubah perasaan, dan pikiran
Zat adiktif adalah bahan atau zat yang sehingga perasaan dapat terganggu.
berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan Contoh : kanabis (Ganja)
psikotropika, meliputi :
Faktor-faktor penyebab
1. Minuman beralkohol : mengandung etanol
etil alkohol, yang berfungsi menekan
1. faktor Individu:
susunan saraf pusat dan jika digunakan
a. anti social
secara bersamaan dengan psikotropika dan
b. Kecemasan dan depresi
narkotika maka akan memperkuat pengaruh
c. Pengetahuan yang kurang tentang napza
di dalam tubuh. Ada tiga golongon minuman
d. Ketrampilan berkomunikasi dengan teman
beralkohol yaitu :
sebaya
Golongan A : Kadar etanol 1-5 %
2. Sosial budaya:
a. kondisi keluarga
Golongan B : Kadar etanol 5-20 % b. pengaruh teman kelompok sebaya ;
c. kondisi di Sekolah
Golongan C : Kadar etanol 20-45 %
3. Faktor Lain :
2. Inhalasi : adalah gas hirup dan solven (zat a. iklan.
pelarut) mudah menguap berupa senyawa b. Kehidupan modern
organik yang terdapat di berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor dan Tahap-tahap penyalahgunaan narkoba
sebagainya.
3. Tembakau : tembakau adalah zat adiktif yang
1. Coba-coba
mengandung nikotin dan banyak yang
2. sosial/rekreasi
digunakan di masyarakat.
3. situasional
4. tahap ketergantungan
EFEK NARKOBA / NAPZA
Pencegahan penggunaan narkoba
Berdarkan efeknya terhadap perilaku yang
ditimbulkan dari penggunaan NAPZA dapat
dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu : 1. Pencegahan primer
a. Penyuluhan tentang bahaya Melindungi anak dari risiko kematian
narkoba. Efektif mencegah penyakit
b. Penerangan melalui berbagai media Vaksin melindungi orang lain (herd
tentang bahaya narkoba. immunity)
c. Pendidikan tentang pengetahuan
narkoba dan bahayanya. Perangkat Imunisasi Program, antara lain
meliputi: Vaksin; ADS; Safety Box; Peralatan
2. Pencegahan Sekunder Anafilaktik; peralatan Cold Chain; peralatan
pendukung Cold Chain; danDokumen
a. Deteksi dini Pencatatan Pelayanan Imunisasi.
b. Konseling
c. Bimbingan sosial melalui kunjungan Peralatan Cold Chain terdiri atas:
rumah
d. Penerangan dan Pendidikan 1. alat penyimpan Vaksin meliputi cold
pengembangan individu room, freezer room, vaccine refrigerator,
e. life skills antara lain tentang dan freezer;
ketrampilan berkomunikasi, 2. alat transportasi Vaksin meliputi
ketrampilan menolak tekanan orang kendaraan berpendingin khusus, cold
lain dan ketrampilan mengambil box, vaccine carrier, cool pack, dan cold
keputusan dengan baik. pack; dan
3. alat pemantau suhu, meliputi
3. Pencegahan Tertier termometer, termograf, alat pemantau
suhu beku, alat pemantau/ mencatat
a. Konseling dan bimbingan sosial suhu secara terus-menerus, dan alarm.
kepada pengguna dan keluarga
serta kelompok lingkungannya Prosedur skrining sasaran meliputi:
b. Menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi bekas pengguna agar 1. Kondisi sasaran;
mereka tidak terjerat untuk kembali 2. Jenis dan manfaat Vaksin yg diberikan;
sebagai pengguna narkoba 3. Akibat bila tidak diImunisasi;
4. Kemungkinan KIPI dan upaya yang
4 Langkah Mengatasi Kecanduan Narkoba harus dilakukan; dan
5. Jadwal Imunisasi berikutnya.
1. Pemeriksaan
2. Detoksifikasi Imunisasi dikelompokkan menjadi :
3. Stabilisasi
4. Pengelolaan Aktivitas 1. Imunisasi Program
a. Imunisasi rutin
Imunisasi dasar :
a. hepatitis B;
IMUNISASI dosis 0,5ml dg cara IM pada paha
kanan
b. poliomyelitis;
Vaksinasi adalah proses pemberian antibodi dosis 2 tetes/pemberian (0,1ml)
untuk menangkal penyakit. melalui mulut
c. tuberkulosis; (BCG)
dosis 0,05ml, dg cara IC pada
Imunisasi adalah proses pembuatan antibodi di
dalam tubuh setelah divaksin agar sistem imun lengan kanan
semakin kuat, sehingga kebal terhadap c. difteri,pertussis, tetanus (DPT)
serangan penyakit dosis 0,5 ml dg cara IM/SC pada
anterolateral paha bagian atas
d. pneumonia dan meningitis yang
Manfaat
disebabkan oleh Hemophilus
Influenza tipe b (Hib)
dosis 0,5ml dg cara IM f. campak jerman (rubela);
e. campak.
g. demam tifoid;
Dosis 0,5ml, cara pemberian SC
pada lengan kiri bagian atas. Bila h. hepatitis A;
anak mendapat
imunoglobin/transfuse darah maka i. kanker leher rahim yang disebabkan oleh
imunisasi di tunda 3 bulan Human Papillomavirus;
b. diare yang disebabkan oleh rotavirus; Vaksin MMR (anak usia 12-18 bulan)
Vaksin tifoid (anak usia 24 bulan)
c. influenza; Imunisasi rotavirus (usia bayi 6-12
minggu dengan jarak 8 minggu)
Vaksin PCV ( usia bayi 2,4, dan 6 bulan)
d. cacar air (varisela);
Vaksin varicella (setelah anak berusia
12 bulan)
e. gondongan (mumps);
Vaksinasi influenza(saat bayi sudah 3. Meningkatkan pola hidup sehat
berumur 6 bulan diulang setiap satu 4. Meningkatkan lingkungan sehat
tahun) 5. Mengurangi konsumsi alcohol dan rokok
imunisasi hepatitis A (anak di atas 2
tahun, 6-12 bulan sekali
Imunisasi HPV(anak usia di atas 10
tahun)
NAWACITA 3. Responsif