Anda di halaman 1dari 3

Jerawat Gawat

Oleh: Dewi Liez

Pagi ini, hampir setengah jam Icha mematut diri di depan cermin. Memandang
wajahnya dengan bibir melengkung ke bawah. Sesekali mengulas ujung hidung dengan spons
bedak padat. Selanjutnya Icha mundur selangkah. Memastikan usahanya membuahkan hasil.
Selanjutnya kembali dia menatap cermin, jarak wajah dan cermin hanya sejengkal.
“Arrgh, masih kelihatan. Gimana doong?” pekik Icha panik. Lagi-lagi Icha mencoba
menambah pulasan bedak padat di pipi kanan, ujung hidung dan dagu. Wajahnya yang putih
terlihat tidak rata warnanya. Ujung hidung, dagu dan pipi kanan tampak lebih gelap dari dahi
dan pipi kiri.
“CHAA. Sudah ditunggu Bunda di ruang makan. Cepat keluaar.” Teriakan Amel dan
ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Icha.
Icha berjalan lesu, menarik handle pintu.
“Kak Amel, tolong aku. Urgent banget ini” Rengek Icha pelan.
Amel terdiam sesaat sambil memandang Icha heran. “Apanya yang urgent?”
Icha menunjuk hidung, pipi dan dagunya bergantian.
“Ya ampun.” Amel menutup mulutnya sambil menahan tawa. ”Kirain kenapa. Jerawat
cuma tiga biji bikin kamu gempa 9 skala richter.” Amel geleng-geleng.
Bibir Icha makin mengkerut. “Memangnya aku tsunami. Iya, cuma tiga, tapi nongol di
tempat strategis dengan warna gonjreng. Bantuin aku gimana caranya nutupin jerawat ini.
Minggu depan tugas presentasi kelompok.”
Memang tiga jerawat Icha terlihat pink merona. Wajah putihnya kontras dengan ketiga
jerawat. Berbeda jika wajah Icha agak gelap. Mungkin jerawat bisa bersembunyi dengan
aman.
“Apa hubungannya jerawat dengan tugasmu?” Amel kembali bertanya.
“Aku nggak pede kalau ngomong di depan kelas dengan jerawat narsis begini. Nggak
bagus banget dilihatnya.” Icha mengusap ujung hidung dengan jari berulang kali.
“Masa? Kakak lihat kamu makin cantik dengan jerawatmu.” Goda Amel sambil
mencolek ujung hidung Icha dan berlari kecil menjauh.
“Kakaak..” teriak Icha.
Suara Bunda memanggil Icha. Kali ini Icha bergegas keluar kamar, menyambar tas dari
meja belajar dan lari ke ruang makan. Tak mau kena omel Bunda sepagi ini.
--

KUMPULAN CERPEN _REMAJA ANTI GALAU 1


Sepanjang jalan dari gerbang menuju kelas membuat Icha berkali-kali menghela napas.
Berpikir keras cara jitu dan cepat menghilangkan jerawat.
Icha sampai pintu kelas, disambut Nadin dan Inu.
“Jerawatmu makin kinclong saja, Cha. Tambah banyak pula.” Goda Inu menambah
kepanikan Icha.
Nadin menyikut Inu.
“Sudah tiga obat jerawat dicoba, tapi belum berhasil juga. Jerawatku malah tambah
banyak.” Keluh Icha pelan.
“Sabar, Cha. Mungkin satu-dua hari lagi baru terlihat hasilnya.” Nadin dan Inu
menggandeng Icha masuk kelas.
Begitu duduk di bangku, Dito sang ketua kelas menghampiri.
“Pagi, Ichaa. Makin cantik saja. Hidungnya juga tambah mancung.” Dito bergegas
menghindar sebelum Icha berhasil melepas sebelah sepatunya untuk dilempar.
Inu dan Nadin tak kuasa menahan tawa. Beberapa siswa jadi memerhatikan Icha dan
ikut tertawa.
“Cha, kayaknya kamu harus konsul ke dokter kulit deh. Jangan trial and error obat
jerawat yang nggak jelas gitu. Mukamu jadi tambah parah nanti.” Inu akhirnya memberi
saran setelah kelas agak tenang. Tak tahan melihat Icha makin murung karena jerawat.
“Iya, lebih aman dan jelas. Selain diobati, nanti juga kamu ngerti bagaimana merawat
dan menjaga kebersihan kulit wajah. Usia remaja kayak kita gini memang hormon tidak
stabil. Jerawat satu dua, wajar. Coba deh baca-baca artikel kesehatan. Mungkin bisa
membantu sedikit.” Nadin menambahkan.
“Bener Cha, kenalan tanteku dokter kulit loh. Nanti aku temani konsul. Kita coba ya,
semoga bisa mengobati jerawatmu.” Valin yang baru datang langsung tune in.
Icha memandang ketiga sahabatnya. Hampir bersamaan Valin, Inu dan Nadin
mengangguk. Valin mengusulkan agar secepatnya mengunjungi dokter kulit. Akhirnya
mereka sepakat, pulang sekolah nanti akan mampir ke klinik dokter Andien, kenalan tantenya
Valin.
Pukul 3 lewat lima belas menit Valin, Inu, Nadin dan Icha duduk di ruang tunggu klinik
dr.Andien. Antrian pasien lumayan banyak. Icha mendapat nomor 13 dari jatah 50 pasien.
Masih ada dua pasien di depan Icha.
Demi mengusir bosan, keempat sahabat itu mencoba browsing tentang pewaratan kulit
praktis untuk remaja seperti mereka. Berharap banyak informasi seputar menjaga kebersihan
kulit, mencegah dan mengobati jerawat.
KUMPULAN CERPEN _REMAJA ANTI GALAU 2
Akhirnya Icha dipanggil masuk ke ruang dokter Andien. Ruang praktek yang asri.
Dinding berwarna peach, bed yang dilengkapi dengan kaca pembesar, dan alat-alat perawatan
kulit lengkap. Aroma rose menyeruak begitu masuk ke ruangan praktek. Agak berbeda dari
rumah sakit, bau khas etanol atau karbol.
Dr.Andien masih muda, usianya mungkin masih tiga puluhan. Wajahnya putih bersih
merona seperti iklan kosmetik di televisi.
Icha ditemani Valin masuk ruang praktek.
“Hai Valin, ini Icha temanmu ya? Ada apa nih?” senyum ramah dr.Andien membuat
cemas dan gugup Icha hilang seketika.
“Ini Dok,” Icha menunjuk wajahnya.
“Kita periksa dulu yaa.” Dokter Andien meminta Icha berbaring. Cermat mengamati
wajah Icha melalui kaca pembesar yang dilengkapi lampu. Tak sampai tiga menit selesai.
“Sudah pakai apa sampai wajahmu meradang begitu? Pasti senut-senut, nggak nyaman
banget itu sampai bengkak.”
Icha menjelaskan sudah coba beberapa obat jewarat, tapi wajahnya makin parah. Alih-
alih sembuh, jerawat makin banyak dan meradang.
Ternyata menurut dokter Andien, kulit wajah Icha termasuk yang sensitif. Tidak bisa
sembarang obat dipakai. Bahkan sabun wajah dianjurkan menggunakan sabun bayi atau
sabun dengan pH rendah, non soap. Agar tidak semakin parah iritasi kulitnya.
Bukan hanya obat jerawat, Icha juga diberi resep obat minum. Juga diminta mengurangi
makanan berminyak, pedas, coklat dan es krim. Mengurangi konsumsi minyak dan lemak
berlebih. Terakhir, menyarankan agar lebih rutin membersihkan wajah. Setiap selesai
bepergian, usahakan bersihkan wajah sebelum tidur. Lemak dan kotoran yang menyumbat
pori-pori kulit bisa jadi pencetus jerawat. Kurangi make up berlebihan. Khusus remaja
gunakan sun screen atau sunblock jika aktifitas di luar rumah, sesuaikan dengan jenis kulit.
Sepekan pengobatan, jerawat Icha berkurang. Beberapa jerawat yang kemarin bengkak
besar, sekarang sudah kempes dan tidak muncul jerawat baru. Wajahnya juga agak bersih
dari sebelumnya. Icha melakukan semua yang disarankan dokter Andien.
Krisis percaya diri Icha sudah sembuh. Presentasipun berjalan lancar. Ternyata jerawat
yang bikin gawat solusinya tak sesulit yang dibayangkan. Cukup jaga kebersihan kulit,
konsumsi makan yang sehat dan tidak pakai make up berlebihan.
Syukurlah, jerawat berkurang akhirnya percaya diri Icha tumbuh lagi. Percaya diri
menjadi juru bicara pada presentasi kelompok kali ini. Ah, jerawat gawat silahkan minggir.

KUMPULAN CERPEN _REMAJA ANTI GALAU 3

Anda mungkin juga menyukai