Anda di halaman 1dari 16

Volume 2, No 2, Tahun 2020

p-ISSN 2714-7592; e-ISSN 2714-9609


http://www.sttiimedan.ac.id/e-journal/index.php/kerugma

Masa dan Meriba: Karya Allah Terhadap UmatNya yang


Bersungut-Sungut Ketika Menghadapi Kesulitan
(Studi Eksegesis Keluaran 17:1-7)

Freddy Simamora

Prodi Teologi, STT Injili Indonesia Medan


mora.agatha2020@gmail.com

Abstract:
This article seeks to show God's work for His people who are experiencing difficulties in their life
journey. It is undeniable that challenges and difficulties in the course of human life are issues that always
adorn every period of mankind's era. Therefore, the author tries to present a Bible study regarding God's
actions to help His people in the difficulties they are experiencing. The Bible passage that will be studied
is a test of the faith of the Israelites through God's upbringing in difficult situations at the events of Masa
and Meribah (Exodus 17:1-7). In this incident, it is known that this nation is not easy to understand God's
way, in fact they tend to attack their leader whom God has entrusted to them. However, God revealed His
work before them to overcome the difficulties they were facing. This paper will expose the narrative of
“Masa and Meriba” with the study of exegesis. It then lays out its practical principles for today's
Christian faith.
Keywords: Masa and Meriba, God’s work, grumble

Abstrak:
Artikel ini berupaya untuk menunjukkan karya Allah bagi umatNya yang sedang mengalami kesusahan
dalam perjalanan hidup mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan dan kesulitan dalam perjalanan
hidup manusia adalah isu yang selalu menghiasi setiap periode zaman umat manusia. Maka dari itu,
penulis mencoba untuk menghadirkan kajian Alkitab berkenaan dengan tindakan Allah untuk menolong
umatNya dalam kesulitan yang sedang dialami. Bagian Alkitab yang akan diteliti adalah ujian terhadap
keimanan bangsa Israel melalui didikan Allah dalam situasi yang sulit pada peristiwa di Masa dan Meriba
(Keluaran 17:1-7). Pada peristiwa ini, diketahui bahwa bangsa ini tidak mudah memahami cara Allah,
bahkan mereka cenderung menyerang pemimpin mereka yang Allah percayakan. Namun, Allah
menyatakan karyaNya di hadapan mereka untuk mengatasi kesulitan yang sedang mereka hadapi. Tulisan
ini akan mengekspos narasi “Masa dan Meriba” dengan kajian eksegesis. Kemudian memaparkan prinsip-
prinsip praktisnya bagi keimanan Kristen masa kini.
Kata Kunci: Masa dan Meriba, karya Allah, sungut-sungut

I. PENDAHULUAN
Penulis menganggap perlu untuk meneliti teks Keluaran 17:1-7 didasari oleh
beberapa hal yaitu, pertama, teks ini mengisahkan tindakan umat Tuhan yang tidak
wajar terhadap Allah dengan cara bersungut-sungut kepada Musa. Tindakan itu dinilai
oleh Musa sebagai bentuk ketidakpercayaan kepada Tuhan. Dan lebih keras lagi,
tindakan itu dinyatakan sebagai suatu tindakan mencobai Tuhan. Akan tetapi, Tuhan

Copyright© 2020 - KERUGMA | 26


Freddy Simamora: Masa dan Meriba: Karya Allah Terhadap UmatNya yang
Bersungut-Sungut Ketika Menghadapi Kesulitan (Studi Eksegesis Keluaran 17:1-7)

tetap memberikan air kepada mereka. Jika teks ini tidak dipahami dengan tepat akan
menimbulkan pertanyaan bagi orang percaya di masa kini, yaitu, berarti kita bebas saja
meragukan dan mencobai Tuhan karena Tuhan tidak akan marah kepada kita. Malah,
Tuhan akan tetap memberkati kita sekalipun kita melakukan tindakan yang tidak wajar
di hadapanNya. Kedua, Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia saat ini tentu
menimbulkan kesusahan bagi kita. Dalam situasi itu, diperlukan pencerahan dari Firman
Tuhan sebagai tuntunan bagi orang percaya agar bisa menunjukkan sikap dan tindakan
yang benar dalam menyikapi kesusahan yang sedang melanda kita.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pesan dari karya Allah kepada bangsa
Israel dalam Keluaran 17:1-7, dan untuk memaparkan bagaimana seharusnya orang
percaya menunjukkan sikap yang tepat ketika menghadapi kesulitan dalam perjalanan
hidup, khususnya menghadapi dampak dari pandemic Covid-19 dewasa ini.

II. METODE PENELITIAN


Penelitian ini adalah eksegesis terhadap teks Keluaran 17:1-7 dengan pendekatan
berdasarkan genre dari teks tersebut. Menurut hemat penulis, metode ini penting
dipahami untuk memperoleh hasil yang lebih tepat, akurat dan bertanggungjawab.
Dalam hal ini, penulis akan mengikuti pola yang ditawarkan oleh Osborne. Osborne
menyatakan “…metode penafsiran yang tepat adalah menafsirkan teks Alkitab sesuai
dengan genrenya,…”.1 Penulis akan berpedoman pada prinsip-prinsip metodologis
untuk mempelajari teks-teks narasi yaitu: analisis struktur; analisis gaya; analisis
redaksi; analisis eksegetik; analisis theologis; dan kontekstualisasi.2 Dengan demikan
akan diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat berdasarkan maksud asli penulisan
teks Keluaran 17:1-7 tersebut. Selanjutnya penulis akan memaparkan aplikasi dari hasil
penelitian tersebut bagi orang percaya di masa kini khususnya ketika menghadapi masa-
masa sulit dalam kehidupan sehari-hari.

III. PEMBAHASAN DAN HASIL


Pada bagian ini, penulit akan memaparkan pembahasan dan hasil dari penelitian
ini. Pembahasan dan hasil penelitian ini mencakup beberapa aspek, sebagai berikut:

1
Grant R. Osborne, The Hermeneutical Spiral: A Comprehensive Introduction to Biblical Interpretation
(Spiral Hermenutika: Pengantar Komprehensif Bagi Penafsiran Alkitab) pen. Elifas Gani (Surabaya: Penerbit
Momentum, 2012), 413-415.
2
Ibid., 251-256.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 27


Volume 2, No 2, Tahun 2020
p-ISSN 2714-7592; e-ISSN 2714-9609
http://www.sttiimedan.ac.id/e-journal/index.php/kerugma

Alur Kisah Peristiwa di Masa dan Meriba


Keluaran 17: 1-7 adalah kisah yang menceriterakan peristiwa perbuatan ajaib
Tuhan yang memberikan umat-Nya minum air dari gunung batu. Kisah ini diawali pada
saat orang Israel berkemah di Rafidim, di sana mereka tidak mendapatkan air sehingga
mereka kehausan. Karena mereka haus, mereka bertengkar dengan Musa dan menuntut
supaya Musa memberikan air minum kepada mereka. Rupanya mereka menganggap
bahwa Musa tidak mampu memimpin mereka di padang gurun. Lalu Musa menjawab
dengan menanyakan dua pertanyaan, yaitu: “Mengapakah kamu bertengkar dengan aku?
Mengapakah kamu mencobai Tuhan? Seharusnya bukan kepada Musa mereka meminta
air minum tetapi kepada Tuhan, namun mereka belum mempercayai dan masih
mencobai Dia. Bertengkar dengan Musa adalah wujud dari pencobaan mereka kepada
Tuhan.
Lalu mereka menuduh Musa seolah-olah peristiwa Keluaran adalah rekayasa
Musa untuk membunuh mereka, anak-anak dan ternak mereka. Mereka hampir
melempari Musa dengan batu sehingga Musa berseru kepada Tuhan. Pada saat itu
Tuhan berfirman dan bertindak. Dia tidak mempedulikan tindakan umatNya yang
mencobaiNya dengan ketidakpercayaan mereka, Dia memberikan solusi untuk
mengatasi kehausan orang Israel. Dia akan berdiri di atas gunung batu, dan menyuruh
Musa agar memukul gunung batu dengan tongkat, maka air minum akan keluar dari
dalamnya. Ketika Musa berbuat demikian, terjadilah peristiwa luar biasa yang
menyatakan bahwa Tuhan sanggup memberikan air dari gunung batu, pengharapan dari
keputusasaan, bahkan hidup dari kematian.
Kisah ini diakhiri dengan, Musa menamai tempat itu Masa dan Meriba karena
disanalah orang Israel bertengkar dan mencobai Tuhan dengan mengatakan : “Adakah
Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak?”

Eksegesis Terhadap Teks Keluaran 17:1-7


Bagian ini adalah cerita terkenal yang menceritakan bagaimana orang-orang Israel
memberontak terhadap Yahweh ketika mereka haus. Orang-orang Israel mengatakan
bahwa Musa telah membawa mereka ke padang gurun untuk membunuh mereka dengan

Copyright© 2020 - KERUGMA | 28


Freddy Simamora: Masa dan Meriba: Karya Allah Terhadap UmatNya yang
Bersungut-Sungut Ketika Menghadapi Kesulitan (Studi Eksegesis Keluaran 17:1-7)

rasa haus, dan bagaimana Musa dengan tongkatnya mengeluarkan air dari gunung batu.
Sebagai hasil dari peristiwa ini, nama tempat itu disebut sebagai Massa dan Meriba
karena pengujian dan pemberontakan itu. Ini adalah tantangan terhadap kepemimpinan
Musa serta ujian terhadap kehadiran Yahweh. Cerita berkisar pada melimpahnya
kemurahan Allah yang dapat memberikan air bagi umatNya ketika tidak ada air yang
tersedia. Dengan demikian, cerita ini memadukan luapan kasih karunia Allah dengan
memori dosa Israel yang menyedihkan. Bagian ini dapat dibagi menjadi empat bagian:
perjalanan dan situasi di padang gurun (Kel 17: 1), pertengkaran dan sungut-sungut
bangsa Israel kepada Musa (Kel. 17: 2-3), seruan Musa dan jawaban Tuhan (Kel 17: 4-
6), dan peringatan dengan penamaan (Kel. 17: 7).

Perjalanan dan Situasi di Padang Gurun (17:1)


A. Berangkatlah seluruh/segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin secara
bertahap sesuai dengan perintah TUHAN,
B. Lalu berkemahlah mereka di Rafidim
C. Tetapi tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
Narasi ini dimulai dengan perjalanan bangsa Israel dari padang gurun Sin secara
bertahap dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan sampai ke Rafidim.
Berkenaan dengan kata ~h,Þy[es.m;l. (() lümas`êhem) “secara bertahap” dalam ayat ini
mengatakan bahwa mereka melakukan perjalanan secara bertahap, atau, dari tempat
persinggahan ke tempat persinggahan.3 Artinya dalam kisah ini, kemungkinan besar
adalah bahwa bangsa Israel sebelum mencapai Rafidim, mereka sempat beristirahat di
beberapa tempat persinggahan.
Frase “sesuai dengan perintah TUHAN” adalah, secara harfiah artinya, “dengan
mulut TUHAN” hw"+hy> yPiä-l[; (Al-pi yehwah). Dapat diartikan bahwa jika Tuhan hendak
berbicara, dia berbicara dengan otoritas.4 Hal ini dinyatakan dengan tiang api dan tiang
awan yang memimpin perjalanan bangsa Israel. Dengan demikian, ayat ini menjelaskan
bahwa orang Israel berkemah di Rafidim bukan atas kemauan mereka sendiri melainkan
atas perintah Tuhan. Dan yang menarik perhatian adalah bahwa di tempat itu “tidak ada

3
Francis Brown, S.R. Driver dan Charles A. Briggs, [S;m; dalam The New Brown-Driverr-
Genesius Hebrew and Lexicon (Massachussetts: Hendrickson Publisher, 1979).
4
hP,
Victor P. Hamilton, dalam Theological Wordbook of Old Testament editor R. Laird Harris,
Bible Works versi 10. CD-ROM.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 29


Volume 2, No 2, Tahun 2020
p-ISSN 2714-7592; e-ISSN 2714-9609
http://www.sttiimedan.ac.id/e-journal/index.php/kerugma

air untuk diminum bangsa itu.” Hal ini dapat menimbulkan kesan bahwa Allah telah
memimpin mereka langsung ke tempat di mana tidak ada air minum.

Pertengkaran dan Sungut-sungut bangsa Israel kepada Musa (17: 2-3)


A. Bangsa Israel bertengkar dengan Musa (2)
1. Perkataan bangsa Israel: Berikanlah kepada kami air untuk kami minum,
2. Perkataan Musa kepada bangsa itu:
a. Mengapa kalian bertengkar dengan aku?
b. Dan mengapa kalian mencobai TUHAN?
3. Dan menjadi hauslah di sana bangsa itu akan air
B. Bangsa Israel bersungut-sungut kepada Musa (3)
1. Perkataan bangsa Israel:
a. mengapa engkau membawa kami dari Mesir untuk membunuh kami
b. dengan anak-anak kami
c. dan ternak-ternak kami dengan kehausan?
Israel memulai aksinya di Rafidim yaitu mereka bertengkar dengan Musa karena
tidak adanya air (Kel. 17:2). Kata br,Yw"Ü : ((wayyäºreb) adalah bentuk Qal5 waw
konsekutif6 Imperfek7 orang ketiga tunggal dari kata byr sehingga terjemahan dari kata
ini adalah “bertengkarlah.” Kata kerja ini dalam bahasa Ibrani berhubungan dengan
nama Meriba. Dengan transisi yang mudah, kata kerja ini merupakan kata yang
digunakan untuk pertempuran verbal, yaitu bertengkar, untuk mencaci satu sama lain,

5
Stem Qal atau terjemahan dari Qal Pertama:menyatakan sebuah keadaan atau kondisi; Kedua:
dapat pula menyatakan suatu tindakan (Ronald J William, Hebrew Sintax an Outline, (Toronto:
University of Toronto Press, 1976)
6
Waw konsekutif dengan Imperfek mengandung arti yang sama dengan kala (aspek) perfek dari
kata kerja yang pertama dalam klausa. Sementara waw konsekutif dengan perfek mengandung arti yang
sama dengan kala (aspek) kata kerja yang pertama dalam klausa. Keterangan mengenai hal ini dikutip
dari Diktat Kuliah Bahasa Ibrani III (Grammar dan Sintaks) yang disusun oleh Carl Reed), hal. 56.
7
Pemakaian Imperfek biasanya menunjuk kepada beberapa hal. Pertama : “incomplete action”
yang berarti tindakan tersebut belum selesai/masih berlangsung, biasanya dinyatakan dengan present
tense. Kedua, hal ini bisa meliputi Future dari sebuah sudut pandang masa lampau (past). Ketiga,
menunjukkan tindakan yang diulangi setiap waktu (frequentive or habitual), dan hal ini lazim digunakan
dalam pepatah atau peribahasa. Keempat, berfungsi sebagai potensial (kemampuan) yang menyatakan
kemampuan tetapi kurang tegas, dan lain-lain. Keterangan mengenai hal ini dikutip dari Diktat Kuliah
Bahasa Ibrani III (Grammar dan Sintaks) yang disusun oleh Carl Reed), hal. 53-55.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 30


Freddy Simamora: Masa dan Meriba: Karya Allah Terhadap UmatNya yang
Bersungut-Sungut Ketika Menghadapi Kesulitan (Studi Eksegesis Keluaran 17:1-7)

seperti Yakub dengan Laban (Kej 31:36) atau orang-orang dengan Musa (Kel 17: 2).8
Kata ini juga mengandung arti menunjukkan tantangan hukum kepada otoritas Musa
(indicates a legal challenge to the authority of Moses).9 Dalam terjemahan NET Bible,
dinyatakan bahwa, kata byr membentuk dasar dari nama “Meriba.” Kata itu berarti
“berusaha, bertengkar, berada dalam pertikaian/perdebatan/perbantahan” dan bahkan
“litigasi.” Terjemahan “pertengkaran” kurang tepat untuk kata ini karena tidak
mengungkapkan besarnya apa yang sedang dilakukan oleh orang Israel di sini. Orang-
orang Israel memiliki sengketa hukum - mereka berselisih dengan Musa seakan
membawa gugatan.10 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umat Israel tidak
sekedar bertengkar biasa dengan Musa, tetapi mereka dengan sangat serius menggugat
Musa seakan gugatan secara hukum.
Umat Israel berkata kepada Musa, hT,_v.nIw> ~yIm:ß Wnl'î-WnT. Wrêm.aYOæw: (wayyöº´mürû tünû-
läºnû maºyim wünišTè) diterjemahkan, “berikanlah kepada kami air untuk kami
minum” . Kata Wnl'-î WnT ((tünû-läºnû) adalah bentuk imperative, sementara kata hT,_v.nIw
(wünišTè) adalah bentuk imperfek dengan waw (w). Berkenaan dengan hal tersebut
NET Bible memberikan catatan yaitu Imperfect tense dengan vav yang mengikuti
imperative, sehingga membawa nuansa urutan logis, menunjukkan tujuan atau hasil. Ini
dapat dinyatakan dalam bahasa Inggris sebagai “berikanlah kepada kami air sehingga
kami bisa minum,” tetapi lebih sederhana dengan infinitif dalam bahasa Inggris, yaitu
“berikanlah kepada kami air untuk kami minum.”11 Dengan kata lain, mereka merasa
bahwa Musa yang harus bertanggung jawab memberikan kepada mereka air untuk
mereka minum. Ini adalah satu keajaiban jika orang Israel berpikir bahwa Musa dan
Harun memiliki air dan menyembunyikannya dari mereka, atau apakah Musa sanggup
mendapatkannya atas permintaan mereka. Seharusya mereka datang kepada Musa dan
meminta agar dia berdoa kepada Tuhan untuk air, tetapi tindakan mereka menyebabkan
Musa mengatakan bahwa mereka telah menantang Allah.12
Karena orang Israel haus, mereka bertengkar dengan Musa dan menuntut supaya
dia memberikan air minum kepada mereka. Rupa-rupanya umat Israel menganggap

8
Kata “byr”dalam Theological Wordbook of Old Testament editor R. Laird Harris, Bible Works
versi 10. CD-ROM.
9
Thomas B. Dozeman, “Exodus” dalam The Eerdmans Critical Commentary. CD-ROM.
10
The NET Bible Notes, Dallas, TX: Biblical Studies Press, 1998. Bible Works versi 10. CD-
ROM.
11
Ibid.
12
Ibid.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 31


Volume 2, No 2, Tahun 2020
p-ISSN 2714-7592; e-ISSN 2714-9609
http://www.sttiimedan.ac.id/e-journal/index.php/kerugma

Musa tidak mampu memimpin mereka di padang gurun. Lalu Musa menjawab mereka
dengan menanyakan dua pertanyaan yang sejajar satu sama lain, yaitu “Mengapakah
kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai Tuhan? bukan Musa sendiri
tetapi TUHANlah yang memberikan air minum, tetapi mereka belum mempercayai Dia
dan masih mencobaiNya. Bertengkar dengan Musa adalah pencobaan itu.13
Perkataan Musa kepada umat Israel adalah, ydIêM'[i ‘!WbyrIT.-hm: ((mà-Türîbûn `immädî)
diterjemahkan “mengapakah kamu bertengkar dengan aku?” `hw")hy>-ta, !WSßn:T.-hm (mà-
Tünassûn ´et-yhwh) “mengapakah kamu mencobai Tuhan?” Kata !WSßn:T.- adalah bentuk
Piel14 Imperfek Orang kedua maskulin jamak dari akar kata hs'n" (nasah) artinya,
“untuk menguji, menggoda, mencoba, membuktikan.”15 Hal ini dapat digunakan untuk
seseorang yang hanya mencoba untuk menguji sesuatu yang tidak mereka yakini
(seperti Daud mencoba pada senjata-senjata Saul), atau orang pengujian Allah untuk
melihat apakah mereka akan mematuhi (seperti dalam pengujian Abraham, Kej 22: 1),
atau orang menantang orang lain (seperti dalam Ratu Sheba datang untuk menguji
Salomo), dan orang-orang Israel di padang gurun dalam pemberontakan menempatkan
Tuhan untuk mengujiNya. Dengan meragukan bahwa Allah benar-benar di tengah-
tengah mereka, dan menuntut agar Ia menunjukkan kehadiranNya, mereka sedang
menguji Dia untuk melihat apakah Ia akan bertindak. Memang ada kalanya tindakan
“membuktikan/menguji” Allah itu benar dan diperlukan, tapi itu harus dilakukan
dengan iman (seperti Gideon); jika dilakukan dari ketidakpercayaan, maka itu adalah
tindakan ketidaksetiaan.16 Mencobai Tuhan dianggap sebagai kegagalan karena orang
Israel tidak mempercayai bahwa Tuhan sanggup memenuhi kebutuhan mereka akan air.
Ini adalah karakteristik umum dari orang Israel atas mukjizat-mukjizat yang mereka

13
Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 229.
14
Bentuk Piel: pertama, dipakai untuk membuat kata kerja statif menjadi kata kerja transitif; kedua,
menyebabkan sesuatu (causative) dengan kata kerja fientif; ketiga, menunjukkan kegiatan yang diulangi
atau yang dilakukan lebih dari satu kali (plurative atau repetitive); keempat, membuat kata kerja dari kata
benda (denominative); kelima, mengumumkan sesuatu (delocutive); keenam, menunjukkan arti terbalik
dari Qal, yaitu bahwa sesuatu tidak ada atau ditiadakan (privative). (Dikutip dari Diktat Kuliah Bahasa
Ibrani yang disusun oleh Carl Reed).
15
Francis Brown, S.R. Driver dan Charles A. Briggs, hs'n" (nasah) dalam The New Brown-
Driverr-Genesius Hebrew and Lexicon (Massachussetts: Hendrickson Publisher, 1979).
16
The NET Bible Notes, Dallas, TX: Biblical Studies Press, 1998. Bible Works versi 10.
CD-ROM.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 32


Freddy Simamora: Masa dan Meriba: Karya Allah Terhadap UmatNya yang
Bersungut-Sungut Ketika Menghadapi Kesulitan (Studi Eksegesis Keluaran 17:1-7)

alami setiap kebutuhan seperti itu muncul, yaitu mereka gagal untuk menghasilkan
sebuah kebiasaan iman.17
Dengan kata lain, Musa hendak menyatakan kepada mereka, Allah adalah
pemimpin Anda, mengeluhlah kepadaNya; Mengapakah kamu mencobai Tuhan?
Sebagaimana Dia adalah pemimpin Anda, semua sungut-sungut kalian terhadap Aku
dianggapNya sebagai diarahkan terhadap diriNya sendiri; mengapa? Karena kamu
mencobai Dia? Apakah Dia tidak memberi kamu bukti yang cukup bahwa ia dapat
menghancurkan musuh-musuhNya dan mendukung sahabat-sahabatNya? Dan apakah
Dia tidak berada bersama-sama dengan kamu untuk berbuat demi kebaikanmu?18
Musa mengingatkan orang-orang bahwa setiap keluhan terhadap dia sebenarnya
keluhan terhadap Allah karena ia hanya mengikuti perintah Allah, dan mereka semua
mengikuti tiang awan / api ke berbagai tempat perhentian mereka di padang gurun.
Demikian juga, seperti arah yang tepat dalam cerita sebelumnya mengeluh tentang
kurangnya air juga (Kel. 15: 22-26), ia akan membawa keluhan rakyat secara langsung
kepada Allah untuk mendapatkan resolusi (ayat 4.).19 Orang-orang seharusnya tahu saat
itu bahwa Tuhan akan menyediakan kebutuhan mereka. Dia telah melakukannya secara
konsisten di seluruh malapetaka yang telah mereka alami dan yang paling baru adalah
pada waktu Tuhan memberikan makanan (manna) dan air secara ajaib kepada mereka.
Ketidakpercayaan orang Israel ini dapat disimpulkan sebagai dosa yang sangat
memalukan.
Itu adalah sikap oposisi, ketidakpercayaan akan pemeliharaanNya,
ketidakpedulian untuk kebaikan-Nya, sebuah ketidakpercayaan dalam pemeliharaan-
Nya, yang mencoba kesabaran-Nya.20 Mereka benar-benar “menguji/mencobai Tuhan”
melalui sikap mereka, karena mereka mengatakan bahwa Tuhan tidak peduli dan bahwa
Dia tidak akan membantu mereka. Mereka menguji kesabaran-Nya dengan keluhan
mereka yang berulang-ulang.21
Dalam ayat berikutnya (ayat 3), umat Israel juga bersungut-sungut kepada Musa

17
Albert Barnes, “Exodus,” dalam Barnes’ Notes On The Old Testament. Parsons Technology, Inc.
Cedar Rapids, Iowa. QuickVerse 2010. CD-ROM.
18
Adam Clarke “Exodus,” dalam Adam Clarke’s Commentary On The Old Testament. Parsons
Technology, Inc. Cedar Rapids, Iowa. QuickVerse 2010. CD-ROM.
19
Douglas K. Stuart, “Exodus” dalam The New American Commentary. CD-ROM.
20
Jamieson Faussett Brown Commentary on The Whole Bible by Robert Jamieson,
a. R. Faussett David Brown Quickverse, a Division of Findex.Com, inc. Omaha, Nebraska. CD-ROM.
21
The Bible Exposition Commentary: Old Testament © 2001-2004 by Warren W. Wiersbe. CD-
ROM.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 33


Volume 2, No 2, Tahun 2020
p-ISSN 2714-7592; e-ISSN 2714-9609
http://www.sttiimedan.ac.id/e-journal/index.php/kerugma

mempertanyakan tujuan Musa membawa mereka keluar dari Mesir dengan ketakutan
bahwa mereka akan mati di padang gurun. Sungut-sungut orang Israel menjadi tema
yang menonjol dalam riwayat tentang perjalanan mereka di padang gurun. Ketika
mereka mengalami kesulitan, mereka merengut, mengucapkan keberatan-keberatan, dan
memberontak.22 Kata-kata mereka mengingkari penghargaan Allah untuk membawa
mereka keluar dari Mesir, meragukan integritas Musa dan Allah dengan menuduh
mereka membawa orang-orang Israel keluar dari Mesir untuk mati dibunuh, dan ini
menunjukkan kurangnya iman terhadap kemampuan Allah untuk menyediakan bagi
mereka.23
Hakikat bersungut-sungut ini ini terlihat dalam fakta bahwa itu adalah tindakan
terbuka pemberontakan terhadap Tuhan (Bil. 14: 9) dan penolakan keras kepala untuk
percaya firman Tuhan dan karya ajaib Tuhan (Bil. 14:11, 22, 23) . Dengan demikian
sikap yang benar dalam kesulitan nyata adalah penerimaan tanpa syarat dan ketaatan.24

Seruan Musa dan Jawaban Tuhan (17: 4-6)


A. Musa berseru kepada TUHAN,
1. apakah akan kulakukan kepada bangsa ini?
2. sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu.
B. Perkataan TUHAN kepada Musa,
1. berjalanlah di depan bangsa itu,
2. bawalah denganmu/beserta dengan engkau dari para tua-tua Israel
3. ambillah/bawalah tongkat yang mana engkau memukul sungai Nil itu
dengan tanganmu
4. berjalanlah
C. Perkataan Tuhan lagi kepada Musa
1. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb;
2. engkau akan memukul gunung batu itu

22
Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran, 209.
23
The NET Bible Notes, Dallas, TX: Biblical Studies Press, 1998. Bible Works versi 10.
CD-ROM.
24
Kata “ hN"luT.(t®l¥nnâ)”dalam Theological Wordbook of Old Testament editor R. Laird Harris,
Bible Works versi 10. CD-ROM.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 34


Freddy Simamora: Masa dan Meriba: Karya Allah Terhadap UmatNya yang
Bersungut-Sungut Ketika Menghadapi Kesulitan (Studi Eksegesis Keluaran 17:1-7)

3. dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum."
D. Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.

Mendengar sungut-sungut umat Israel, Musa datang berseru kepada Tuhan. Dalam
hal ini, Musa mengambil sikap yang sangat tepat sebagai seorang pemimpin yaitu
datang memohon pertolongan kepada Tuhan. Dalam menghadapi situasi-situasi yang
sulit Musa berseru dan mengharapkan campur tangan Tuhan mengatasi kesulitan
mereka.
Kata q[;Ûc.YIw (wayyic`aq ) adalah bentuk Qal Imperfek Orang pertama tunggal dari
kata dasar q[;c' (ƒ¹±aq) artinya berseru, menangis minta pertolongan.25 Kamus BDB
menunjukkan arti asli dalam bahasa Arab adalah “suara seperti gemuruh” akar ini
berarti untuk memanggil bantuan di bawah tekanan besar atau mengucapkan seruan
dalam kegembiraan besar.26 Demikianlah Musa dengan seruan atau tangisan memohon
agar Tuhan memberikan pertolongan kepadanya karena sungut-sungut orang Israel.
Pernyataan “mereka akan melempari aku dengan batu” lq;s' (s¹qal) adalah bentuk
Qal waw konsekutif perfek orang ketiga umum jamak. Hal ini merupakan perbuatan
yang cukup lazim jika mereka marah dan sering menyebabkan kematian (Band. 1 Sam.
30;6; 1 Raj. 12:8; Mat. 21:35; 23:37; Yoh. 10:31; Kis. 14:5). Dalam beberapa
kesempatan, istilah ini dikaitkan dengan hukuman rajam. Kata kerja ini terutama
digunakan dalam berbagai pernyataan hukum.27 Artinya, dalam seruan Musa kepada
Tuhan, dia mengadukan situasi yang sedang dihadapinya begitu sulit dari orang-orang
Israel.
Di ayat selanjutnya, Tuhan memberikan respon yang sangat baik kepada Musa.
Tuhan Berfirman kepada Musa, “berjalanlah di depan bangsa itu…” ~['hê ' ynEåp.li ‘rbo[] (`ábör
lipnê hä`äm). Kata yang dipakai disini adalah bentuk Qal Imperative28 maskulin jamak
dari kata dasar rb;[' artinya saya telah berjalan,29 diterjemahkan engkau berjalanlah.

25
Kata “q[;c' (ƒ¹±aq)”dalam Theological Wordbook of Old Testament editor R. Laird Harris, Bible
Works versi 10. CD-ROM.
26
Francis Brown, S.R. Driver dan Charles A. Briggs, q[;c' dalam The New Brown-Driverr-
Genesius Hebrew and Lexicon (Massachussetts: Hendrickson Publisher, 1979).
27
Kata “lq;s' (s¹qal) ”dalam Theological Wordbook of Old Testament editor R. Laird Harris,
Bible Works versi 10. CD-ROM.
28
Modus Imperatif dipakai untuk menunjuk perintah (command) kepada orang kedua. (Dikutip
dari Diktat Kuliah Bahasa Ibrani III yang disusun oleh Carl Reed).
29
Francis Brown, S.R. Driver dan Charles A. Briggs, rb;[ dalam The New Brown-Driverr-
Genesius Hebrew and Lexicon (Massachussetts: Hendrickson Publisher, 1979).

Copyright© 2020 - KERUGMA | 35


Volume 2, No 2, Tahun 2020
p-ISSN 2714-7592; e-ISSN 2714-9609
http://www.sttiimedan.ac.id/e-journal/index.php/kerugma

Disini kita melihat bahwa Tuhan sepertinya tidak memperdulikan pemberontakan dan
sungut-sungut bangsa Israel. Tuhan lebih mengutamakan memberikan solusi untuk
memenuhi kebutuhan mereka. “Berjalanlah di depan” menunjukkan bahwa Musa adalah
pemimpin yang pergi berjalan duluan, lalu orang-orang mengikutinya. Dengan kata lain,
‫( לִ פְ נֵי‬lifney) menunjukkan keterangan waktu dan bukan keterangan tempat.30
Para tua-tua Israel yang mengikuti Musa adalah kepala-kepala keluarga yang
menonjol (band. Kel. 13:6, 18; 4:29; 12: 21). Disini mereka mengikuti Musa sebagai
saksi-saksi. Dan tongkat adalah tanda kuasa otoritas Musa. Tongkat juga dapat disebut
sebagai tanda ketergantungan dan kepercayaan pada Tuhan.31
Selanjutnya, di ayat 6 Tuhan berkata kepada Musa, ~V'î ^yn<’p'l. d”me[o ynInå >hi (hinnî
`ömëd lüpänʺkä ššäm) “Aku akan berdiri disana.” Disini Tuhan disebut secara
antromorfis (seakan-akan manusia), tetapi kehadiran dan kuasaNya digambarkan secara
hidup dan dengan sunggh-sungguh.32 Dan memang kehadiran dan kuasa Allah
merupakan hal penting untuk mukjizat apapun. Hal ini disebut juga sebagai teofani yang
mengantisipasi isi gugatan dinyatakan dalam ayat 7: “Apakah TUHAN ada di tengah-
tengah kita atau tidak?”33
Lalu Tuhan menyuruh Musa “memukul gunung batu itu dengan tongkatnya,”
sehingga air akan keluar dari dalam gunung batu. Hal ini adalah sesuatu yang tidak
lazim, bagaimana mungkin air bisa muncul dari gunung batu. Kata yang dipakai dalam
adalah rWCªb; t'yKiähiw> (wühiKKîºtä baccûr) bentuk kata kerja hiphil34 waw konsekutif perfek
orang kedua maskulin tunggal dari kata hk'n" yang berarti aku telah memukul,35 dan
terjemahannya adalah engkau akan memukul. Dengan demikian, Musa yang akan

30
The NET Bible Notes, Dallas, TX: Biblical Studies Press, 1998. CD-ROM.
31
John F. Walvoord dan Roy B. Zuck, “Exodus,” dalam The Bible Knowledge Commentary An
Exposition of the Scriptures by Dallas Seminary Faculty Old Testament Based on the New International
Version Victor Books A Division of Scripture Press Publications, Inc. USA Canada England.
QuickVerse 2010. CD-ROM.
32
Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran, 228.
33
Dozeman, “Exodus” dalam The Eerdmans Critical Commentary. CD-ROM.
34
Bentuk Hiphil: Pertama, kausatif: menyebabkan sesuatu terjadi. Kedua, deklaratif: subyek
menyatakan orang lain ada dalam status atau keadaan tertentu. Ketiga, denominative: kata benda
dijadikan kata kerja. (Dikutip dari Diktat Kuliah Bahasa Ibrani yang disusun oleh Carl Reed).
35
Francis Brown, S.R. Driver dan Charles A. Briggs, hk'n dalam The New Brown-Driverr-
Genesius Hebrew and Lexicon (Massachussetts: Hendrickson Publisher, 1979).

Copyright© 2020 - KERUGMA | 36


Freddy Simamora: Masa dan Meriba: Karya Allah Terhadap UmatNya yang
Bersungut-Sungut Ketika Menghadapi Kesulitan (Studi Eksegesis Keluaran 17:1-7)

bertindak memukul gunung batu atas suruhan Tuhan sehingga dari dalamnya akan
keluar air, sehingga bangsa Israel dapat minum. Musa menggunakan tongkat, untuk
memukul batu sehingga akan menghasilkan air-ini adalah sesuatu yang tidak normal
untuk menemukan air tetapi dalam kasus ini, ini adalah bagian dari rencana Tuhan
untuk menunjukkan kepedulian Tuhan bagi Israel dan pentingnya kehadiranNya di
Gunung Sinai.
Musa melakukan tugasnya untuk memukul batu itu dengan tongkat “di hadapan
tua-tua Israel” sehingga mereka bisa menjadi saksi untuk kepentingan bangsa secara
keseluruhan untuk wahyu ini. Para tua-tua inilah yang akan mengkonfirmasi kehadiran
Allah di tengah-tengah Israel.
Mencermati Ayat 6 ini, Pembaca memiliki banyak pertanyaan ketika mempelajari
bagian ini yaitu, mengapa air mesti dari gunung batu, mengapa di Horeb, mengapa
harus memukul batu ketika kemudian hanya berbicara saja sudah untuk itu, mengapa
perlu mengingat mujizat Nil?
Semua ini bisa dijawab jika kita mengingat bahwa disini orang Israel
menempatkan diri sebagai orang yang menguji Allah. Jadi air dari gunung batu,
merupakan hal yang paling memungkinkan menjawab hal yang mempertanyakan akan
kekuasaanNya. Melakukannya di Horeb adalah signifikan karena disanalah Musa
dipanggil oleh Tuhan dan diberitahukan bahwa Musa akan membawa mereka orang
Israel ke tempat ini.
Karena mereka telah meragukan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka, Ia
tidak akan melakukan mujizat ini di perkemahan, namun Musa akan memimpin tua-tua
untuk keluar ke Horeb. Jika orang meragukan Allah ada di tengah-tengah mereka, maka
Dia akan memilih untuk tidak berada di tengah-tengah mereka. Dan memukul batu
mengingatkan peristiwa ketika Musa memukul sungai Nil; dimana hal itu membawa
kematian ke Mesir, tapi di sini membawa kehidupan bagi Israel. Mungkin juga karena
ada keraguan lebih lanjut bahwa apakah Tuhan ada bersama mereka dan mampu
menyediakan bagi mereka.36
Kehadiran Yahweh di batu karang ini memungkinkan Paulus untuk
mengembangkan pelajaran midrasy, aplikasi analogis: Kristus hadir dengan Israel untuk
menyediakan air bagi mereka di padang gurun. Jadi ini adalah sebuah Kristofani. Tetapi

36
The NET Bible Notes, Dallas, TX: Biblical Studies Press, 1998. CD-ROM.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 37


Volume 2, No 2, Tahun 2020
p-ISSN 2714-7592; e-ISSN 2714-9609
http://www.sttiimedan.ac.id/e-journal/index.php/kerugma

Paulus mengambil langkah lebih lanjut untuk menyamakan gunung batu dengan
Kristus, hanya karena dipukul untuk menghasilkan air, sehingga Kristus akan dipukul
untuk menghasilkan aliran air hidup. Penyediaan roti untuk dimakan dan air untuk
minum disediakan untuk Paulus sebagai analogi siap provisi Kristus dalam Injil (1Kor
10: 4).37

Musa menamai/menyebut tempat itu Masa dan Meriba (17: 7)


A. Oleh karena orang Israel telah bertengkar
B. Oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan:
"Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?

Kisah ini diakhiri dengan Musa menamai tempat itu Masa dan Meriba. Alasan
pemberian nama itu adalah Oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena
mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: “Adakah TUHAN di tengah-
tengah kita atau tidak?” Nama Masa, hS'm; (massâ) berarti “Mencobai”; itu berasal
dari kata kerja “menguji, membuktikan, mencoba.” Dan nama Maeriba, hb'y_ rIm.
(mürîbâ) berarti “perselisihan;” hal itu berkaitan dengan kata kerja “berjuang,
pertengkaran, melawan/menentang.”
Pilihan nama untuk tempat ini akan berfungsi untuk mengingatkan Israel untuk
semua saat kegagalan mereka dengan Allah. Allah ingin agar mereka dan semua
generasi berikutnya untuk mengetahui bagaimana ketidakpercayaan menantang Tuhan.
Namun, Dia memberi mereka air. Jadi terlepas dari kegagalan mereka, Dia tetap setia
kepada janji-Nya. Insiden itu menjadi kiasan, untuk itu adalah peringatan di Mzm 95: 7-
8, yang dikutip dalam Ibr 3:15: Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika
kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman",
siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar
suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa?
Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang
berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun? Pelajarannya adalah

37
Ibid.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 38


Freddy Simamora: Masa dan Meriba: Karya Allah Terhadap UmatNya yang
Bersungut-Sungut Ketika Menghadapi Kesulitan (Studi Eksegesis Keluaran 17:1-7)

cukup jelas: bertahan dalam jenis ketidakpercayaan hanya bisa mengakibatkan


hilangnya berkat ilahi. Atau, dengan kata lain, jika mereka menolak untuk percaya pada
kekuatan Allah, mereka akan mengembara tak berdaya di padang gurun.38
Mereka mencobai TUHAN dengan berkata, “Apakah TUHAN menyertai kita
atau tidak?” Kalau orang-orang mengatakan sesuatu seperti, “Apakah TUHAN berniat
untuk menjadikan kita lemah dan lemah sementara kita menunggu Dia untuk
memberikan kepada kita air?” itu merupakan pernyataan ketidakpercayaan dan bukti
kurangnya iman. Tetapi bagi orang yang benar-benar meragukan kehadiran Allah
ditengah-tengah mereka adalah penghinaan yang tidak setia. Kehadirannya jelas nyata
setiap saat, seperti pada waktu itu sangat nyata dalam tiang awan / api, jadi pertanyaan
orang-orang Israel harus dilihat sebagai penghinaan kepemimpinan Tuhan atas mereka.
Ini akan mirip dengan meminta seorang pelari di tengah-tengah lari maraton, “Apakah
Anda berniat untuk menjalankan dalam lomba ini?” Atau meminta ibu sementara dia di
dapur bekerja keras untuk mempersiapkan makanan bagi keluarga, “Apakah kita
memiliki makan malam?” ini merupakan penghinaan.39
Pastilah mengherankan bahwa kisah ini tidak berakhir dengan respons umat Israel
yang bersyukur. Hanya ada catatan bahwa Musa menamai tempat itu dengan nama
Masa dan Meriba. Dengan demikian Paterson menyimpulkan bahwa perikop ini sebagai
hal yang berkaitan dengan ketidakpercayaan, kuasa serta kesetiaan Tuhan yang
memelihara mereka di padang gurun seharusnya tidak diragukan, tetapi yang ditekankan
ialah umat Israel, yang meskipun sudah menerima keuntungan besar, tetapi tidak
mempercayai Dia.40

IV. KESIMPULAN DAN APLIKASI


Melalui pembahasan dalam tulisan diperoleh kesimpulan yaitu Tuhan memelihara
bangsa Israel dengan memberikan mereka air dari gunung batu di Horeb. Ini
menunjukkan kemahakuasaanNya di hadapan para tua-tua dan seluruh bangsa Israel.
Meskipun bangsa Israel bersungut-sungut dan tidak mempercayai Tuhan, Dia tetap
menyatakan karya pemeliharaanNya bagi bangsa itu. Sungut-sungut bangsa Israel
kepada Tuhan adalah wujud pemberontakan dan ketidakpercayaan mereka kepada
Tuhan. Tuhan memandang serius tindakan tersebut yang dinyatakan dengan penamaan

38
The NET Bible Notes, Dallas, TX: Biblical Studies Press, 1998. CD-ROM.
39
Douglas K. Stuart, “Exodus” dalam The New American Commentary. CD-ROM.
40
Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran, 229.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 39


Volume 2, No 2, Tahun 2020
p-ISSN 2714-7592; e-ISSN 2714-9609
http://www.sttiimedan.ac.id/e-journal/index.php/kerugma

tempat itu sebagai Mara dan Meriba. Ini sebagai peringatan bagi generasi-generasi
selanjutnya agar jangan mengulangi hal yang sama.
Dari hasil pembahasan dalam artikel ini, ada beberapa hal yang menjadi aplikasi
yang dapat kita renungkan, yaitu: pertama, dalam perjalanan hidup kita sebagai orang
percaya sepertinya Tuhan membawa kita ke dalam situasi-situasi yang sulit yang tidak
kita pahami dan tidak kita ketahui apa maksud Tuhan dengan itu. Dalam hal itu, dapat
dilihat bahwa bangsa Israel gagal untuk tetap mempercayai Tuhan ketika mereka tidak
mendapatkan air di perkemahan di Rafidim. Maka dari itu, sebagai orang percaya, kita
harus tetap belajar mempercayai Tuhan dan mengandalkan Tuhan pada situasi-situasi
yang sulit. Kedua, ketika berada dalam keadaan yang sulit, maka tindakan yang paling
bijaksana adalah datang kepada Tuhan, berseru memohon pertolonganNya. Itulah yang
dilakukan oleh Musa. Ketiga, mempercayai Tuhan harus ditunjukkan dengan ketaatan
melakukan perintahNya. Musa melakukan apa yang Tuhan suruh untuk dia lakukan, dan
hasilnya adalah mujizat yang besar terjadi atas umat Israel. Sepertinya mustahil air bisa
keluar dari gunung batu, tetapi ternyata bagi Tuhan itu bisa saja terjadi sebab Dia adalah
Allah yang berkuasa. Keempat, ketidakpercayaan kepada Tuhan adalah penghinaan
kepadaNya. Kiranya kisah ini tidak berulang kembali terjadi pada diri kita. Kita sudah
menerima anugerah besar yaitu keselamatan di dalam Kristus Yesus, maka dari itu kita
harus terus menerus belajar mempercayaiNya akan memelihara kita sekalipun dalam
keadaan yang sulit. Kelima, kuasa serta kesetiaan Tuhan tidak perlu diragukan. Umat
Israel yang meskipun sudah menerima mujizat yang besar tetapi tidak mempercayai
Dia. Ini adalah tindakan yang sangat menyedihkan yang perlu dijadikan sebagai
peringatan. Mengingat peristiwa ini hendaknya menyadarkan diri kita agar tetap
meyakini dan mengandalkan kuasa Tuhan, serta memotivasi diri kita agar terus belajar
bertindak setia mengikut Tuhan sebab Dia adalah Tuhan yang setia.

DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Albert, “Exodus,” dalam Barnes’ Notes On The Old Testament. Parsons
Technology, Inc. Cedar Rapids, Iowa. QuickVerse 2010.
Brown, Francis, S.R. Driver dan Charles A. Briggs, [S;m; The New Brown-Driverr-
Genesius Hebrew and Lexicon, Massachussetts: Hendrickson Publisher, 1979.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 40


Freddy Simamora: Masa dan Meriba: Karya Allah Terhadap UmatNya yang
Bersungut-Sungut Ketika Menghadapi Kesulitan (Studi Eksegesis Keluaran 17:1-7)

Clarke Adam “Exodus,” dalam Adam Clarke’s Commentary On The Old Testament.
Parsons Technology, Inc. Cedar Rapids, Iowa. QuickVerse 2010. CD-ROM.
Dozeman Thomas B., “Exodus” dalam The Eerdmans Critical Commentary. CD-
ROM.
Faussett Jamieson Brown, Commentary on The Whole Bible by Robert Jamieson, R.
Faussett David Brown Quickverse, a Division of Findex.Com, inc. Omaha,
Nebraska. CD-ROM.
Hamilton Victor P., hP, dalam Theological Wordbook of Old Testament editor R. Laird
Harris, BW 10.
Paterson Robert M., Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2011.
Reed Carl, Diktat Kuliah Bahasa Ibrani III (Gramamar dan Syntaks), Medan: STTI.
Stuart Douglas K., “Exodus” dalam The New American Commentary.
Theological Wordbook of Old Testament. Editor R. Laird Harris, Bible Work versi
10.CD-ROM.
The NET Bible Notes, Dallas, TX: Biblical Studies Press, 1998. Bible Work versi
10.CD-ROM.
Walvoord John F. dan Roy B. Zuck, “Exodus,” dalam The Bible Knowledge
Commentary An Exposition of the Scriptures. By Dallas Seminary Faculty Old
Testament Based on the New International Version Victor Books A Division of
Scripture Press Publications, Inc. USA Canada England. QuickVerse 2010. CD-
ROM.
Wiersbe Warren W. The Bible Exposition Commentary: Old Testament © 2001-2004 by
Warren W. Wiersbe. CD-ROM.
William Ronald J, Hebrew Sintax an Outline, Toronto: University of Toronto Press,
1976.

Copyright© 2020 - KERUGMA | 41

Anda mungkin juga menyukai