Anda di halaman 1dari 2

1. A.

illegal contents/cyber crime : kejahatan ini dilakukan dengan memasukkan data


atau informasi ke internet tentang sesuatu yang tidak benar, tidak etis dan dapat
dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. (bpk.go.id)
ILLEGAL CONTENT
Illegal content adalah tindakan memasukkan data dan atau informasi ke dalam
internet yang dianggap tidak benar, tidak etis dan melanggar hukum atau mengganggu
ketertiban umum.
Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan
menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan
pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan
propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya.
Illegal content menurut pengertian diatas dapat disederhanakan pengertiannya
menjadi : kegiatan menyebarkan (mengunggah,menulis) hal yang salah atau diarang
atau dapat merugikan orang lain. Yang menarik dari Hukuman atau sangsi untuk
beberapa kasus seseorang yang terlibat dalam ‘Illegal content’  ini ialah hanya
penyebar atau yang melakukan proses unggah saja yang mendapat sangsi sedangkan
yang mengunduh tidak mendapat hukuman apa apa selain hukuman moral dan
perasaan bersalah setelah mengunduh file yang tidak baik.

Negative Content
Selain itu, konten negatif juga diartikan sebagai substansi yang mengarah pada
penyebaran kebencian atau permusuhan berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan.

B. Perbedaan berita bohong, ujaran kebencian,dan penghinaan : Berita bohong atau


hoax adalah sebuah berita berisi informasi yang fakta atau kebenarannya sudah
diubah sehingga menjadi berita yang tidak benar. sebagai berita yang tidak benar
sehingga menjurus pada kasus pencemaran nama baik.
Ujaran kebencian (hate speech) bisa berarti tindakan komunikasi yang dilakukan oleh
suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan
kepada individu atau kelompok yang lain.
Penghinaan adalah ungkapan atau pernyataan yang tidak sopan atau mencemooh.

Adapun persamaan dari ketika yaitu merupakan berita yang memberikan efek yang
buruk dan sesuatu yang tidak dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.

C. Di era internet ini, masyarakat secara bebas bisa menyampaikan pendapat atau
opininya, baik melalui lisan, media cetak, maupun media elektronik atau online. Jadi
ada hal yang perlu diingat bahwa kebebasan berpendapat kalau tidak berbudaya dan
beretika akan membawa konsekuensi hukum bagi pelakunya, untuk itu masyarakat
harus berhati-hati. Dan ada hal lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk di
waspadai yaitu penyampaian opini yang menimbulkan dampak ketidak nyamanan
bagi pihak lain. Seringkali hal tersebut dikenal sebagai ujaran kebencian, yaitu
tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk
provokasi, hasutan ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain.

Pada umumnya, ujaran kebencian berisikan hal hal yang berkait dengan aspek ras,
warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama dan lain
lain. Ujaran kebencian merupakan ujaran atau ekspresi verbal dan nonverbal yang
digunakan untuk merendahkan, menindas, atau mempromosikan kekerasan terhadap
seseorang atas dasar keanggotaan mereka dalam kelompok sosial atau etnis.
Kebencian melibatkan lebih dari sekedar menunjukkan bahwa Anda tidak menyukai
seseorang. Dengan semakin tumbuh dan kuatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya mewaspadai bahaya yang ditimbulkan oleh penyebaran berita Hoax dan
Ujaran kebencian melalui medsos, maka masyarakat diharapkan lebih bijak dalam
memanfaatkan media sosial. Misalnya, dengan cara memastikan terlebih dahulu
akurasi konten yang akan dibagikan, mengklarifikasi kebenarannya, memastikan
manfaatnya, baru kemudian menyebarkannya. Dan bisa kita simpul kan bahwa berita
bohong, ujaran kebencian dan penghinaan termasuk negative content.

2. A. Penyadapan (Interception) Dengan Peraturan Pemerintah Dari Sudut Padang


Perlindungan Hak Asasi Manusia
Analisa Putusan MK No. 5/PUU-VIII/2010

Mahkamah Konstitusi sebagai The Guardian of Constitutions sekaligus pula sebagai


lembaga yang dapat melindungi hak asasi manusia berwenang menguji Pasal 31 ayat
(4) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 5/PUU-VIII/2010 menyatakan bahwa sejatinya penyadapan
(interception) adalah sebuah perbuatan melawan hukum. Hal ini dikarenakan
penyadapan merupakan sebuah tindakan yang melanggar privasi orang lain dan oleh
karenanya melanggar hak asasi manusia (HAM). Pengaturan penyadapan melalui
Peraturan Pemerintah adalah tidak tepat. Bentuk Peraturan Pemerintah hanya
merupakan pengaturan administratif dan tidak memiliki kewenangan untuk
menampung pembatasan atas HAM.

B.

Anda mungkin juga menyukai