Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT SURYA ASIH

Jl. Jend. A. Yani No. 51 Pringsewu Telp. (0729) 22036 Fax. (0729) 22036
KABUPATEN PRINGSEWU - LAMPUNG

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SURYA ASIH


NOMOR: 019/RSSA/AKR-ARK/VII/2018
TENTANG
PENOLAKAN RENCANA ASUHAN MEDIS DAN PENGHENTIAN
PENGOBATAN DI RUMAH SAKIT SURYA ASIH

DIREKTUR RUMAH SAKIT SURYA ASIH

Menimbang : a. bahwa pasien/ keluarga merupakan individu yang


mempunyai hak dalam mendapatkan pelayanan dan
menentukan persetujuan/ penolakan terhadap tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap dirinya;
b. bahwa untuk menghormati, melindungi, dan menjamin
terpenuhinya hak tersebut maka perlu ditetapkan hal-
hal yang berkaitan dengan semua proses yang
mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam
pelayanan;
c. bahwa sesuai butir a dan b di atas perlu dibuat
kebijakan yang diberlakukan di RS Surya Asih dan
ditetapkan Surat Keputusan Direktur RS Surya Asih;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 436 Tahun 1993 tentang berlakunya Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Pelayanan Medik;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEBIJAKAN DIREKTUR RS SURYA ASIH


TENTANG PENOLAKAN RENCANA ASUHAN
MEDIS DAN PENGHENTIAN PENGOBATAN.

Kesatu : Memberlakukan kebijakan pasien rawat inap dan rawat


jalan yang menolak rencana asuhan medis dan penghentian
pengobatan di RS Surya Asih dalam lampiran Surat
Keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya akan dilakukan perbaikan kembali
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Pringsewu
Pada tanggal 01 Juni 2022

DIREKTUR RS SURYA ASIH

dr. Hetti Frawati Br. Simamora


NIK. 01.43052013
KEBIJAKAN TENTANG PENOLAKAN RENCANA ASUHAN
MEDIS DAN PENGHENTIAN PENGOBATAN

1. Jika pasien belum dewasa atau tidak sehat akalnya maka yang berhak
memberikan penolakan tindakan medis dan pengobatan adalah orang tua,
keluarga, atau wali.
2. Bila pasien sudah menikah suami atau istri tidak diikutsertakan dalam penolakan.
Pasien harus memberikan penolakan tindakan sendiri.
3. Apabila pasien sesudah menerima informasi tetap menolak tindakan medis dan
pengobatan yang akan dilakukan oleh tim medis, maka penolakan tersebut harus
dilakukan secara tertulis. Akibat dari penolakan pengobatan tersebut menjadi
tanggung jawab pasien.
4. Pasien dapat menarik kembali (mencabut) setiap saat persetujuan yang diberikan
kecuali pengobatan atau tindakan medis yang sudah dilaksanakan dan tidak
mungkin lagi dibatalkan, yang boleh menarik kembali persetujuan adalah
anggota keluarga pasien atau yang berkedudukan hukum sebagai wali.
5. Penarikan atau pencabutan persetujuan harus diberikan secara tertulis dengan
menandatangani format penolakan tindakan medis atau pengobatan.
6. Bila pasien tetap menolak diberikan tindakan medis atau pengobatan setelah
dijelaskan kembali tentang tujuan dari tindakan pengobatan tidak dilaksanakan
maka perawat wajib mendokumentasikan pada catatan perawatan dan
melaporkan kepada dokter yang memberikan instruksi pengobatan tersebut.

DIREKTUR RS SURYA ASIH

dr. Hetti Frawati Br. Simamora

Anda mungkin juga menyukai