DISUSUN OLEH :
Penerapan Shaping................................................................................................3
Langkah-langkah dalam Shaping :.......................................................................3
1. Mengidentifikasi Tingkah Laku yang Bermasalah dan Merumuskan
Masalahnya secara Operasional, yang dapat Diamati dan Diukur.......................4
2. Mengidentifikasi Berbagai Kemungkinan Penyebab Timbulnya Masalah...4
3. Menetapkan Target Tingkah Laku yang Diinginkan.....................................5
4. Merancang dan Melaksanakan Strategi untuk Mengatasi Masalah dan
Mencapai Target Tingkah Laku yang Diharapkan dengan Memilih dan
Menggunakan Teknik yang Tepat........................................................................5
Daftar Pustaka.......................................................................................................6
1
A. PENGERTIAN SHAPING
Shaping adalah pembentukan perilaku baru atau perilaku yang belum pernah
dilakukan individu, dan sulit atau tidak mungkin untuk memunculkan perilaku baru yang
diinginkan tersebut, dengan cara memberi pengukuh/penguat jika telah muncul perilaku-
perilaku yang menyerupai atau mendekati perilaku yang diinginkan, sehingga pada akhirnya
memunculkan perilaku yang sama sekali baru yang diinginkan.
Jadi shaping itu adalah prosedur yang digunakan untuk membentuk perilaku seorang
individu. Karena perilaku memiliki tingkat kejadian, maka tidak mungkin untuk
meningkatkan frekuensi perilaku hanya denga nmenunggu sampaiterjadi dan kemudian baru
menguatkannya. Oleh Karena itu, untuk memperkuat perilaku harus memperkuat respon
mulai dari nol sampai ke frekuensi yang lebih besar.
Shaping didefinisikan sebagai perkembangan perilaku baru oleh penguatan berturut-
turut dari perilaku yang ingin dikuatkan sebelumnya. Kadang-kadang perilaku baru terjadi
ketika seorang individu menampakkan beberapa perilaku awal, dan lingkungan (orang lain)
memperkuat variasi-variasi kecil dalam perilaku. Akhirny abahwa perilaku awal dapat
dibentuk sehingga bentuk akhir tidak lagi menyerupai perilaku awal.
Kebanyakan orang tua menggunakan prosedur pembentukan dalam mengajar anak-
anak mereka untuk berbicara, misalnya saja ketika pertama kali bayi mulai mengoceh, ia
mengikuti bahasa asli orang tua walaupun masih mereka-reka. Pada saat mulai mengoceh
inilah orangtua memperkuat perilaku misalnya dengan belaian, pelukan atau ciuman pada
sang anak.
2
perilaku akhir, meskipun belum sampai pada perilaku akhir yang diharapkan, apabila
seseorang itu telah berubah atau membentuk perilaku baru maka diberikan reinforcement.
B. Aspek yang dapat Dibentuk dalam Shaping
Ada tiga aspek yang dapa dibentuk dalam shaping di antaranya :
a. Topografi, merupakan bentuk kecil dari sebuah respon
Misalnya : Dalam membentuk kata Mama, dimulai dari …em…ma… mama. Disini
perilaku kita pilah-pilah menjadi bentuk kecil.
b. Amount, merupakan aspek yang diperhatikan yaitu jumlah perilaku yang kita bentuk atau
langkah-langkah yang telah direncanakan dari satu tempat ketempat yang lain.
c. Intensity, merupakan kekuatan respon dari suatu aktifitas
Misalnya :Latihan mengemudikan mobil (awalnya tersendat-sendat, kemudian bertambah
lancar, seiring dengan seringnya latihan yang dilakukan maka akan membuat semakin
lancer dalam mengemudikan mobil).
Penerapan Shaping
a. Sistematis, harus mengikuti langkah-langkah (prosedur) yang jelas
b. Tidak Sistematis, tanpa adanya prosedur yang jelas
c. Self Shaping, adanya pembentukan perilaku oleh diri kita sendiri.
Contoh :Latihan membuat kue
Awalnya terlalu asin (keasinan), tapi setelah beberapa lama (sering) dalam membuat kue
yang sama maka rasanya akan sesuai dengan yang diinginkan (tambah enak).
3
C. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU
b. Keluarga X
X adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayah X bekerja sebagai karyawan swasta begitu
pula dengan ibunya. Kemampuan ekonominya tergolong menengah.
Orang tua X bekerja di sebuah perusahaan swasta yang memilki jadwal masuk kerja yang
bergantian. Jika ayahnya masuk kerja pada pagi hari maka terkadang ibunya masuk malam.
Kondisi seperti ini mengakibatkan kurangnya intensitas komunikasi X dengan kedua orang
tuanya. X dengan kedua saudaranya memiliki hubungan yang akrab dan harmonis. Pola asuh
yang diterapkan oleh kedua orang tuanya yaitu bebas dan bertanggungjawab. Bebas dalam
arti X berhak memilih apa saja yang menjadi keputusan dalam menentukan aspek
kehidupannya dan mampu bertanggung jawab atas pilihannya.
4
c. Keadaan Fisik
Fisik X tergolong normal dan baik, tidak ada sedikitpun penyakit keras yang pernah ia derita
kalaupun menderita sakit hanya sekedar flu, batuk dan penyakit maag yang disebabkan ia
terlambat makan.
d. Tingkah Laku Sosial
X termasuk anak yang periang dan memiliki banyak teman, mudah bergaul dan tidak mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Pembawaanya ramah dan akrab dengan orang-
orang yang sudah lama dikenalnya dan X kurang percaya diri dengan kemampuan yang
dimilikinya. Namun, hubungan dengan Orang tua dan adik-adiknya akrab dan harmonis.
4. Merancang dan Melaksanakan Strategi untuk Mengatasi Masalah dan Mencapai Target
Tingkah Laku yang Diharapkan dengan Memilih dan Menggunakan Teknik yang Tepat.
a. Menemani X tidur dalam beberapa waktu, tetapi tidak rutin.
Strategi ini dilaksanakan secara insidental, mengajak X tidur bersama dengan berbagai
alasan, seperti member arahan kepada X terkait tugas kuliah atau saling bercerita baik
pengalaman pribadi maupun kegiatan lainnya. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dalam 12
hari pengamatan.
b. Menggunakan alarm untuk membangunkan X
Alarm digunakan sebagai alat bantu untuk membangunkan X pada waktu yang ditentukan.
c. Meminta bantuan orang lain untuk membangunkan
Strategi ini dimaksudkan untuk membantu X untuk bangun pagi, karena pada kondisi tertentu
X bias saja bangun kesiangan jika sedang kelelahan.
d. Diingatkan untuk beribadah pagi
Hal ini dilakukan sebagai Reinforcement untuk membantu X dalam membiasakan bangun
pagi dan X dapat melaksanakan kewajiban agamanya.
5
Daftar Pustaka
Martin, Gery., Pear, Joseph, 1992, Behavior Modification, Prentice-hall International
Editions.
Mappiare, Andi. 2006. KamusIstilahKonseling dan Terapi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo
To Occur With Behavioral Chaining, Diposkan oleh Flyy di 10.32 Minggu, 25 April
2010