PROPOSAL
Oleh :
SITI SARTIKA
NPM:
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
xvi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI
BAB I
PENDAHULUAN
institusional terhadap tax avoidance. Adapun batasan masalah studi ini adalah
sebagai berikut.
Uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah
Uraian yang disajikan dalam bagian ini menjelaskan permasalahan yang ada
BAB I: PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini mencakup uraian deskripsi teori dan konsep variabel,
Bab ini mencakup populasi dan sampel, jenis dan sumber data, definisi
data.
Uraian dalam bab ini mencakup uraian hasil studi dan pembahasan.
BAB V: PENUTUP
rekomendasi.
13
BAB II
1. Teori
2. Tax Avoidance
3. Organizational Capital
4. Kepemilikan Institusional
5. Studi Sebelumnya
Ceritakan terkait studi sebelumnya yang relevan dengan studi ini (tidak
6. Pengembangan Hipotesis
7. Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021. Studi ini menggunakan tahun
atau ciri-ciri tertentu (Cooper & Schindler, 2014). Beberapa pertimbangan atau
2018-2021.
Data sekunder digunakan dalam studi ini untuk menguji hipotesis. Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara langsung dari laporan keuangan
www.idnfinancials.com.
adalah untuk mengukur variabel yang tidak dapat diamati secara langsung,
institusional, dan tax avoidance. Berikut ini adalah definisi operasional dan
pengukuran variabel.
1. Organizational Capital
dan sistem bisnis yang memfasilitasi kecocokan antara tenaga kerja dan
2. Kepemilikan Institusional
3. Tax Avoidance
Beban Pajak
GAAP ETR= x 100 %
Laba Sebelum Pajak
menunjukkan bahwa model yang diajukan oleh peneliti memiliki BLUE (best
linear unbiased estimator). Studi ini menggunakan dua uji asumsi klasik yang
observasi sampel yang telah memenuhi kriteria central limith theorem (Cooper &
Schindler, 2014; Widarjono, 2016). Selain itu, pendekatan data panel tidak
consistent variance and standard error merupakan satu kesatuan dengan hasil uji
hipotesis. Selain itu, Ekananda (2015) menjelaskan bahwa salah satu perbaikan
independen. Model yang baik adalah model yang tidak memiliki hubungan antara
nilai korelasi > 0,9 menujukkan bahwa model penelitian ini memiliki korelasi
penelitian memenuhi uji kesesuaian model apabila nilai signifikansi < 0,05.
dependen.
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas dan nilai yang
menggunakan regresi data panel untuk menguji hipotesis. Regresi data panel
memiliki tiga model, yaitu common effect model, fixed effect model, dan random
kombinasi data time series dan cross section tanpa melihat perbedaan
antarwaktu dan individu. Metode ini disebut juga dengan ordinary least square
dari model. Pada model ini, efek rata-rata dari data cross section dan time
untuk data time serie direpresentasikan dalam komponen error time series dan
deviasi data cross section dinyatakan dalam komponen error cross section.
yaitu chow test, lagrange multiplier test, dan hausman test (Widarjono, 2016).
1. Chow Test
Chow test merupakan metode untuk menentukan model common effect atau
fixed effect dalam data panel. Basuki & Prawoto (2017) menjelaskan bahwa
penentuan model ini dilakukan dengan uji F atau chi-square dengan hipotesis
sebagai berikut.
Kesimpulannya adalah ketika nilai α hasil chow test > 5%, maka H0 terdukung,
sehingga model yang cocok adalah common effect. Akan tetapi, ketika nilai α
hasil chow test < 5%, maka Ha terdukung, sehingga model yang cocok adalah
fixed effect.
effect atau random effect dalam data panel. Basuki & Prawoto (2017)
sehingga model yang cocok adalah common effect. Akan tetapi, ketika nilai α
hasil LM test < 5%, maka Ha terdukung, sehingga model yang cocok adalah
fixed effect.
3. Hausman Test
Hausman test merupakan metode untuk menentukan model fixed effect atau
random effect dalam data panel. Basuki & Prawoto (2017) menjelaskan bahwa
penentuan model ini dilakukan dengan uji F dengan hipotesis sebagai berikut.
Kesimpulannya adalah ketika nilai α hasil chow test > 5%, maka H0 terdukung,
sehingga model yang cocok adalah random effect. Akan tetapi, ketika nilai α
hasil Hausman test < 5%, maka Ha terdukung, sehingga model yang cocok
Ketiga uji model tersebut dapat ditampilkan pada gambar 3.1 sebagai
berikut.
Chow Test Hausman Test
Lagrange
Multiplier Test
Gambar 3.1
Model Penentuan Data Panel
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa ketika nilai α hasil chow test 5%, maka
model yang cocok digunakan adalah fixed effect model, sehingga selanjutnya
dapat dilakukan hausman test untuk menentukan model yang paling tepat dalam
menguji hipotesis penelitian. Sebaliknya, ketika nilai α hasil chow test 5%, maka
model yang cocok digunakan adalah common effect model, sehingga selanjutnya
dapat dilakukan lagrange multiplier test untuk menentukan model yang paling
tepat dalam menguji hipotesis. Berikut ini adalah persamaan untuk menguji
hipotesis.
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ceritakan kesimpulan studi ini mulai dari fenomena secara singkat, sampel,
5.2 Implikasi
kebijakan.
5.3 Keterbatasan
5.4 Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA