Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH ORGANIZATIONAL CAPITAL DAN KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL TERHADAP TAX AVOIDANCE

PROPOSAL

Oleh :
SITI SARTIKA
NPM:
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BISMA LEPISI


TANGERANG
2022

xvi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan uraian tersebut, maka studi ini bermaksud menguji pengaruh

organizational capital dan kepemilikan institusional terhadap tax avoidance.

1.2 Identifikasi Masalah

Uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa

studi ini memiliki identifikasi masalah sebagai berikut.

1.3 Batasan masalah

Studi ini bermaksud menguji pengaruh organizational capital dan kepemilikan

institusional terhadap tax avoidance. Adapun batasan masalah studi ini adalah

sebagai berikut.

1.4 Rumusan Masalah

Uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah

dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa studi ini memiliki rumusan masalah

adalah sebagai berikut.

1.5 Tujuan Penelitian

Rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa

studi ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.

1.6 Manfaat Penelitian


Beberapa manfaat studi ini dapat diuraikan sebagai berikut.

1.7 Sistematika Penelitian

Uraian yang disajikan dalam bagian ini menjelaskan permasalahan yang ada

dan dirumuskan secara konseptual, adapun bagianya adalah sebagai berikut.

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Uraian dalam bab ini mencakup uraian deskripsi teori dan konsep variabel,

penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis, dan kerangka berpikir.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup populasi dan sampel, jenis dan sumber data, definisi

operasional dan pengukuran variabel, serta metode dan teknik analisis

data.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini mencakup uraian hasil studi dan pembahasan.

BAB V: PENUTUP

Penutup studi ini mencakup kesimpulan, implikasi, keterbatasan, dan

rekomendasi.
13

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1. Teori

Ceritakan terkait teori yang relevan dengan studi ini.

2. Tax Avoidance

Ceritakan terkait tax avoidance.

3. Organizational Capital

Ceritakan terkait organizational capital.

4. Kepemilikan Institusional

Ceritakan terkait kepemilikan institusional.

5. Studi Sebelumnya

Ceritakan terkait studi sebelumnya yang relevan dengan studi ini (tidak

disarankan dalam bentuk tabel), tetapi dalam bentuk alinea.

6. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan menggunakan dasar teori yang dijelaskan sebelumnya,

logika peneliti, dan dukungan hasil studi sebelumnya.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI


14

7. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir memuat gambar atau visualisasi model studi ini.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi studi ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021. Studi ini menggunakan tahun

2018 untuk menghitung variabel organizational capital yang membutuhkan data

satu tahun sebelumnya, sehingga tahun 2019-2021 digunakan untuk menguji

hipotesis. Penentuan sampel studi ini menggunakan metode purposive sampling.

Metode ini merupakan penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan

atau ciri-ciri tertentu (Cooper & Schindler, 2014). Beberapa pertimbangan atau

ciri-ciri tertentu studi ini sebagai berikut.

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2018-2021.

2. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode penelitian.

3. Mata uang yang digunakan dalam pelaporan adalah rupiah.

4. Data tersedia lengkap sesuai dengan kebutuhan pengukuran variabel.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data sekunder digunakan dalam studi ini untuk menguji hipotesis. Data

sekunder adalah data yang diperoleh secara langsung dari laporan keuangan

perusahaan pertambangan dipublikasikan pada situs www.idx.go.id dan

www.idnfinancials.com.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


65

Studi ini menggunakan definisi operasional dan pengukuran variabel untuk

menjelaskan secara konseptual variabel serta mengukur variabel. Alasannya

adalah untuk mengukur variabel yang tidak dapat diamati secara langsung,

sehingga membutuhkan proksi. Definisi operasional dan pengukuran variabel

digunakan untuk setiap variabel yaitu, organizational capital, kepemilikan

institusional, dan tax avoidance. Berikut ini adalah definisi operasional dan

pengukuran variabel.

1. Organizational Capital

Organizational capital merupakan seperangkat pengetahuan internal, proses

dan sistem bisnis yang memfasilitasi kecocokan antara tenaga kerja dan

fasilitas produksi dalam meningkatkan produktivitas perusahaan (Hasan et

al., 2021). Pengukuran organizational capital menggunakan formula yang

diadopsi dari studi Hasan et al. (2021) sebagai berikut.

Beban Penjualan , Umum,∧ Administrasi


Organizational Capital= x 100 %
Total Aset Sebelumnya

2. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan sejumlah proporsi saham yang dimiliki

oleh institusi (Pratomo & Nuraulia, 2021). Pengukuran kepemilikan

institusional menggunakan formula yang diadopsi dari studi Pratomo &

Nuraulia (2021) sebagai berikut.

Jumlah Saham Kepemilikan Institusi


Kepemilikan Institusional = x 100 %
Jumlah Saham Beredar

3. Tax Avoidance

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI


66

Tax avoidance merupakan upaya penghematan pajak yang dilakukan oleh

wajib pajak dengan cara memanfaatkan ketentuan perpajakan untuk

meminimalkan kewajiban perusahaan (Lim, 2011). Pengukuran variabel tax

avoidance menggunakan formula yang pernah digunakan oleh Hanlon &

Heitzman (2010) sebagai berikut.

Beban Pajak
GAAP ETR= x 100 %
Laba Sebelum Pajak

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Tujuan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran atau deskripsi

terkait variabel. Deskripsi tersebut adalah nilai minimum, maksimum, rata-rata

dan standar deviasi. Analisis tersebut hanya memberikan deskripsi terkait

karakteristik variabel, sehingga disebut sebagai analisis univariat.

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk memperoleh residual terkecil

ketika menggunakan pendekatan regresi data panel. Semakin kecil residual

menunjukkan bahwa model yang diajukan oleh peneliti memiliki BLUE (best

linear unbiased estimator). Studi ini menggunakan dua uji asumsi klasik yang

berperan penting dalam mempengaruhi residual yaitu, uji heteroskedastisitas, dan

multikolinearitas. Studi ini tidak menggunakan uji normalitas karena jumlah

observasi sampel yang telah memenuhi kriteria central limith theorem (Cooper &

Schindler, 2014; Widarjono, 2016). Selain itu, pendekatan data panel tidak

mensyaratkan uji autokorelasi (Basuki & Prawoto, 2017).

Tujuan uji heteroskedastisitas untuk mendeteksi adanya inkonsistensi varian

suatu residual observasi. Studi ini menggunakan white-s heteroscedasticity-

consistent variance and standard error untuk mengoreksi masalah

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI


67

heteroskedastisitas dalam rangka memperoleh hasil kokoh (robust). Ghozali &

Ratmono (2017) menjelaskan bahwa hasil uji white-s heteroscedasticity-

consistent variance and standard error merupakan satu kesatuan dengan hasil uji

hipotesis. Selain itu, Ekananda (2015) menjelaskan bahwa salah satu perbaikan

masalah heteroskedastisitas adalah menggunakan konsisten varian dengan white-s

heteroscedasticity-consistent variance and standard error.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi hubungan antara variabel

independen. Model yang baik adalah model yang tidak memiliki hubungan antara

variabel independen. Pengambilan kesimpulan uji multikolinearitas adalah apabila

nilai korelasi > 0,9 menujukkan bahwa model penelitian ini memiliki korelasi

antarvariabel independen (Ekananda, 2015).

Tujuan analisis kesesuaian model adalah untuk mengetahui ketepatan fungsi

regresi sampel dalam menaksir nilai aktual (Ghozali, 2013). Peneliti

menggunakan uji statistik-F untuk menilai kesesuaian model penelitian. Model

penelitian memenuhi uji kesesuaian model apabila nilai signifikansi < 0,05.

Selanjutnya, peneliti melakukan uji koefisien determinasi dengan tujuan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel

dependen.

Nilai adjusted R2 digunakan oleh peneliti sebagai parameter untuk

mengukur koefisien determinasi. Ghozali (2013) menjelaskan bahwa nilai

koefisien determinasi yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas dan nilai yang

mendekati satu menunjukkan bahwa variabel independen memberikan hampir

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI


68

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Studi ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh tekanan

anggaran terhadap kesejahteraan masyarakat melalui deviasi anggaran. Studi ini

menggunakan regresi data panel untuk menguji hipotesis. Regresi data panel

memiliki tiga model, yaitu common effect model, fixed effect model, dan random

effect model. Berikut ini adalah uraian ketiga model tersebut.

1. Common Effect Model (OLS)

Common effect model merupakan pendekatan model data panel dengan

kombinasi data time series dan cross section tanpa melihat perbedaan

antarwaktu dan individu. Metode ini disebut juga dengan ordinary least square

(OLS). Pada metode ini, diasumsikan bahwa perilaku data antarperusahaan

sama dalam berbagai kurun waktu Widarjono (2016)..

2. Fixed Effect Model (FEM)

Nachrowi & Usman (2006) menjelaskan bahwa adanya variabel-variabel yang

tidak semuanya masuk dalam model memungkinkan adanya intersep yang

tidak konstan, sehingga intersep tersebut kemungkinan berubah untuk setiap

individu dan waktu. Untuk mengakomodasi kondisi tersebut, maka munculah

fixed effect model mengasumsikan bahwa perbedaan antarwaktu dan individu

dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya.

3. Random Effect Model (REM)

Nachrowi & Usman (2006) menjelaskan random effect model menunjukkan

perbedaan karakteristik individu dan waktu yang diakomodasikan pada error

dari model. Pada model ini, efek rata-rata dari data cross section dan time

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI


69

series direpresentasikan dalam intersep, sedangkan deviasi efek secara random

untuk data time serie direpresentasikan dalam komponen error time series dan

deviasi data cross section dinyatakan dalam komponen error cross section.

Ketiga model tersebut perlu ditentukan berdasarkan tiga uji berpasangan,

yaitu chow test, lagrange multiplier test, dan hausman test (Widarjono, 2016).

Berikut ini uraian untuk menentukan ketiga uji tersebut.

1. Chow Test

Chow test merupakan metode untuk menentukan model common effect atau

fixed effect dalam data panel. Basuki & Prawoto (2017) menjelaskan bahwa

penentuan model ini dilakukan dengan uji F atau chi-square dengan hipotesis

sebagai berikut.

H0: Model common effect lebih baik dari fixed effect.

Ha: Model fixed effect lebih baik dari common effect.

Kesimpulannya adalah ketika nilai α hasil chow test > 5%, maka H0 terdukung,

sehingga model yang cocok adalah common effect. Akan tetapi, ketika nilai α

hasil chow test < 5%, maka Ha terdukung, sehingga model yang cocok adalah

fixed effect.

2. Lagrange Multiplier Test

Lagrange multiplier test merupakan metode untuk menentukan model common

effect atau random effect dalam data panel. Basuki & Prawoto (2017)

menjelaskan bahwa penentuan model ini dilakukan dengan uji LM dengan

hipotesis sebagai berikut.

H0: Model common effect lebih baik dari random effect.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI


70

Ha: Model random effect lebih baik dari common effect.

Kesimpulannya adalah ketika nilai α hasil LM > 5%, maka H0 terdukung,

sehingga model yang cocok adalah common effect. Akan tetapi, ketika nilai α

hasil LM test < 5%, maka Ha terdukung, sehingga model yang cocok adalah

fixed effect.

3. Hausman Test

Hausman test merupakan metode untuk menentukan model fixed effect atau

random effect dalam data panel. Basuki & Prawoto (2017) menjelaskan bahwa

penentuan model ini dilakukan dengan uji F dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: Model random effect lebih baik dari fixed effect.

Ha: Model fixed effect lebih baik dari random effect.

Kesimpulannya adalah ketika nilai α hasil chow test > 5%, maka H0 terdukung,

sehingga model yang cocok adalah random effect. Akan tetapi, ketika nilai α

hasil Hausman test < 5%, maka Ha terdukung, sehingga model yang cocok

adalah fixed effect.

Ketiga uji model tersebut dapat ditampilkan pada gambar 3.1 sebagai

berikut.
Chow Test Hausman Test

Common Effect Fixed Effect Random Effect


Model Model Model

Lagrange
Multiplier Test

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI


71

Gambar 3.1
Model Penentuan Data Panel

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa ketika nilai α hasil chow test 5%, maka

model yang cocok digunakan adalah fixed effect model, sehingga selanjutnya

dapat dilakukan hausman test untuk menentukan model yang paling tepat dalam

menguji hipotesis penelitian. Sebaliknya, ketika nilai α hasil chow test 5%, maka

model yang cocok digunakan adalah common effect model, sehingga selanjutnya

dapat dilakukan lagrange multiplier test untuk menentukan model yang paling

tepat dalam menguji hipotesis. Berikut ini adalah persamaan untuk menguji

hipotesis.

Tax Avoidance = α + β1Organizational Capital + β2Kepemilikan Institusional


+e

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STIE BISMA LEPISI


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

4.2.1 Self-Actualization dan Kualitas Audit

4.2.2 Self-Esteem dan Kualitas Audit

4.2.3 Self-Actualization dan Skeptisisme Profesional Auditor

4.2.4 Self-Esteem dan Skeptisisme Profesional Auditor

4.2.5 Skeptisisme Profesional Auditor dan Kualitas Audit

4.2.6 Self-Actualization, Skeptisisme Profesional Auditor, dan Kualitas Audit

4.2.7 Self-Esteem, Skeptisisme Profesional Auditor, dan Kualitas Audit


91

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ceritakan kesimpulan studi ini mulai dari fenomena secara singkat, sampel,

dan hasil studi ini.

5.2 Implikasi

Ceritakan implikasi studi ini yaitu, implikasi teori, metodologi, dan

kebijakan.

5.3 Keterbatasan

Ceritakan keterbatasan studi ini.

5.4 Rekomendasi

Ceritakan rekomendasi studi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Disarankan daftar pustaka menggunakan mendeley, endnote, zotero atau aplikasi

lain yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai