Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357027441

Budidaya Tanaman Teh

Article · December 2021

CITATIONS READS
0 4,134

1 author:

Daffa Rayhan Maulana


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Budidaya Tanaman Teh View project

All content following this page was uploaded by Daffa Rayhan Maulana on 14 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Topik

1. Budidaya tanaman Teh


2. Permasalahan budidaya tanaman Teh
3. Cara mengatasi permasalahan budidaya tanaman Teh

Teh (Camellia sinensis (L.)) merupakan tanaman dari daerah sub tropis, maka tanaman teh
cocok ditanam di daerah pegunungan, agar tanaman teh bisa tumbuh harus ada kecocokan iklim
dan tanah. Dalam melakukan budidaya tanaman teh faktor iklim harus diperhatikan seperti suhu
udara yang baik berkisar 13 - 15 C, kelembaban relatif pada siang hari >70%, curah hujan tahunan
tidak kurang 2.000 mm, dengan bulan penanaman curah hujan kurang dari 60 mm tidak lebih 2
bulan. Sedangkan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman teh adalah tanah yang subur dan
mengandung banyak bahan organik.

Gambar 1. Hubungan tinggi tempat dan suhu


Pertumbuhan tanaman teh sangat berkaitan dengan hasil dan kualitas pucuk yang dihasilkan.
Ketinggian tempat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
teh. Hal ini di sebabkan ketinggian tempat berkaitan dengan suhu. Menyatakan bahwa suhu udara
yang baik bagi tanaman teh ialah suhu harian yang berkisaran antara 13°C – 25°C. Suhu udara
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh sehingga kualitas yang dihasilkan
tergantung dari tempat tanaman teh itu ditanam. Umumnya aroma teh yang dihasilkan pada daerah
tinggi lebih baik daripada daerah rendah sedangkan tanah yang baik untuk pertanaman teh terletak
di lereng-lereng gunung berapi dinamakan tanah Andisol. Selain Andisol terdapat jenis tanah lain
yang serasi bersyarat, yaitu Latosol dan Podzolik. Kedua jenis tanah ini terdapat di daerah yang
rendah di bawah 800 m dpl. Dalam rangka pembukaan dan pengelolaan kebun perlu dilakukan
survei tanah agar diketahui klasifikasi kesesuaian tanah dan kemampuan lahan (Dedi Soleh Effendi
dkk, 2010).1 Tanah andosol terbentuk dari material gunung berapi yang melewati proses
pelapukan sehingga terjadi sedikit perubahan sifat fisika dan kimia maka dari itu untuk sebelum
menjalankan budidaya tanaman teh sangat perlu memperhatikan keserasian antara iklim, suhu
udara dan tanah yang akan dilakukan budidaya teh, karena ketiga faktor tersebut sangat
mempengaruhi hasil dari tanaman teh, kuantitas dan kualitas tanaman teh yang akan dipanen,
maupun aroma teh yang dihasilkan. Tanaman teh memerlukan pemeliharaan secara intensif
karena kepekaannya terhadap hama dan penyakit.

Menurut jurnal rekrusif, Sistem pakar penyakit dan hama pada tanaman teh menggunakan
certainty factor berbasis android, menuliskan bahwa hama dan penyakit pada tanaman teh
merupakan salah satu komoditas pertanian subsektor tanaman pangan. Pada saat proses produksi
atau dalam fase budidaya, tanaman teh juga tidak luput dari serangan hama penyakit, seperti halnya
tanaman pertanian lain. Kerugian akibat serangan hama penyakit teh bisa dibilang tidak kecil,
bahkan beberapa diantaranya berpotensi menimbulkan kegagalan panen2. Dalam budidaya teh
kendala yang sering dijumpai adalah adanya hama dan penyakit, salah satu hama yang sering
menyerang pada tanaman teh adalah Ulat Penggulung Pucuk (Cydia leucostoma), hama ini
membuat pucuk daun teh menggulung dan rusak didalamnya, pertumbuhan tanaman teh yang tidak
normal bahkan membuat tanaman teh mati, Sedangkan salah satu penyakit yang sering menyerang
tanaman teh adalah Cacar Daun (Exobasidium Vexans Massee) penyakit ini membuat daun the
terdapat bercak coklat, terjadi pembengkakan dan patahnya tulang ranting pada daun teh, dan juga
membuat daun teh menguning. Hama dan penyakit tersebut merusak tanaman teh, sehingga dapat
menurunkan hasil produksi tanaman teh.

1. Dedi Soleh Effendi dkk, 2010, Budidaya dan Pasca Panen Teh, Bogor, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan, hlm. 2.
2. Meyzan Fajri, Ernawati, Aan Erlansari, 2019, “Sistem pakar penyakit dan hama pada tanaman
Gambar 2. Tanaman Teh

Tanaman teh merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau yang bisa tumbuh
dengan tinggi 6-9 meter, perkebunan teh, dipertahankan dengan ketinggian hingga 1
meter dengan pemengkasan berkala.
Untuk mengatasi permasalahan hama pada saat melakukan budidaya tanaman teh, maka
dapat dilakukan dengan cara pemetikan pucuk dan daun-daun muda yang telah terserang
bersamaan dengan dilakukannya pemetikan produksi, melakukan sortasi/pemisahan secara antara
pucuk daun yang mulus dan pucuk yang telah terserang hama. Selanjutnya bagian yang terserang
dikumpulkan dan dilakukan pembakaran hingga musnah. Pengendalian hama tanaman teh juga
dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang residual efeknya rendah atau dengan
menggunakan jamur Beauveria bassiana. Sedangkan untuk mengatasi permasalahan penyakit
pada budidaya tanaman teh maka petani dapat mengurangi pohon pelindung agar sinar matahari
dapat masuk ke kebun, melakukan pemangkasan sejajar permukaan tanah diusahakan pada musim
kemarau agar tanaman yang baru di pangkas dapat berkembang, karena pada saat ini cacar daun
pada tumbuhan teh sulit berkembang, pemetikan dengan daur pendek 7 hari atau kurang dari 9 hari
dapat mengurangi sumber penularan baru karena pucuk tanaman teh yang terserang sudah terpetik.
Pengendalian penyakit tanaman teh juga bisa dilakukan dengan cara pemupukan yang cukup untuk
menjaga ketahanan tubuh, penggunaan mulsa, penggunaan tajar hidup agar cukup peneduh dan
penggunaan nematisida terutama berbentuk butiran jika betul-betul diperlukan (sutarman, 2017)3.
Pengendalian dapat dilakukan dengan mengurangi pohon pelindung agar sinar matahari dapat masuk
ke kebun, pemangkasan sejajar permukaan tanah diusahakan pada musim kemarau agar tanaman
yang baru di pangkas dapat berkembang . Berikut tabel mengenai jarak tanam dan pemberian pupuk
untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan budidaya teh.

3
Sutarman, 2017, Dasar-dasar ilmu penyakit tanaman, Sidoarjo, Umsida Press, hlm. 104.
Tabel 1. Jarak tanaman teh
Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum dilakukan penanaman. Lubang tanam
yang dibuat tepat di tengah-tengah diantara dua ajir. Ukuran lubang tanaman adalah:

1. Untuk bibit asal stump biji : 30 cm x 30 cm x 40 cm

2. Untuk bibit stek dalam kantong plastik: 20 cm x 20 cm x 40


cm. Ada dua kegiatan dalam proses penanaman, yaitu:
1. Pemberian pupuk dasar

Pada dasarnya yang dianjurkan terdiri atas Urea 12,g + TSP 5 g + KCl 5 g per lubang.
Apabila pH tanah diatas 6, maka lubang tanam diberikan belerang murni sebanyak 10-
15 g per lubang.
Jika tanaman teh diberikan perawatan yang benar, diberikan upaya pencegahan maupun
penanganan pengendalian yang sesuai dengan jenis penyakit dan hamanya maka akan mengurangi
adanya potensi hama dan penyakit dalam tanaman teh.
Daftar Pustaka

Soleh Effendi, Dedi dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Teh. Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan.
Fajri, Meyzan, Ernawati dan Erlansari, Aan. 2019. Sistem pakar penyakit dan hama pada tanaman
teh menggunakan certainty factor berbasis android. Jurnal Rekrusif. Vol. 7 No.2.
Sutarman. 2017. Dasar-dasar ilmu penyakit tanaman. Sidoarjo: Umsida Press.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai