Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Cara Pembuatan Sabun Berdasarkan Jenis

3.1.1. Sabun Batang

1. Langkah Pertama – Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang

yang diminyaki, baki plastik yang dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang

diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil

pembuatan sabun.

Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi

plastik tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa PVC tutup

bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan karet gelang, semprotkan minyak

ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras buka tutupnya, dorong lalu

potong akan menghasilkan sabun yang bulat.

2. Langkah Kedua – Timbang air dan NaOH / KOH. Larutkan NaOH / KOH ke

dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan

stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan

air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi

sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna

keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk

didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih.

3. Langkah Ketiga – Timbang minyak sesuai dengan resep.


4. Langkah Keempat – Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam

blender.

5. Langkah Kelima – Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.

6. Langkah Keenam – Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi

untuk menghindari cipratan dan proses pada putaran terendah. Hindari

jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan blender dan

periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana

sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan.

Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila di

sentuh dengan sendok, maka beberap detik bekas sendok tadi masih

membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”.

7. Langkah Ketujuh – Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan

pengaharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan

putaran blender. Langkah Kedelapan –Tuang hasil sabun ini ke dalam

cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan

tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong

sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.

3.1.2. Sabun Cair

Sebelum mengetahui cara membuat sabun cair ini, siapkan bahan-bahan berikut:

 283 gram minyak kelapa.

 283 gram minyak zaitun.


 85 gram minyak bekatul.

 368 gram minyak biji anggur.

 156 gram minyak biji bunga matahari.

 255 gram potasium hidroksida.

 2,4 kilogram (740 ml) air sulingan

 1,8 liter air sulingan (untuk mengencerkan pasta sabun yang sudah dibuat)

 456 gram gliserin nabati.

 6-7 sdm minyak esensial pilihan Anda (minyak lavender, tea tree oil, dll).

Harap diingat, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, semua bahan diukur

dengan satuan berat, bukan volume. Setelah semua bahan siap, Anda perlu

melewati dua tahapan cara membuat sabun cair organik, yaitu pembuatan sabun

dan pengenceran sabun. Berikut ini adalah cara membuat sabun:

1. Siapkan panci pemanas, dua gelas, dua sendok, dan blender tangan.

2. Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik. Jangan lupa pakai

sarung tangan dan kacamata pengaman.

3. Masukkan semua jenis minyak ke dalam panci pemanas dan lelehkan

dengan suhu tinggi.

4. Campur 708 gram air yang disuling dengan potasium hidroksida ke dalam

gelas yang berbeda dengan minyak.

5. Masukkan campuran air dan potasium hidroksida ke dalam panci pemanas

sambil diaduk, lalu gunakan blender tangan selama lima menit.


6. Tutup panci dan tetap panaskan dengan suhu tinggi selama 30-60 menit

pertama, lalu turunkan suhu panci.

7. Lanjutkan cara membuat sabun cair dengan mengaduk lagi dengan tangan

hingga campuran seluruh bahan terlihat seperti pasta.

8. Tes pasta ini dengan cara memasukannya ke dalam air panas dan diaduk.

Jika air yang diaduk tetap jernih, pasta sabun siap diencerkan. Jika belum,

panaskan kembali.

9. Sabun yang telah dibuat, kini harus dicairkan. Berikut ini tahapan kedua dari

cara membuat sabun cair, yaitu mengencerkan pasta sabun:

10. Panaskan 1,7 kilogram air, tetapi jangan sampai mendidih.

11. Tambahkan gliserin nabati ke dalam air panas, aduk rata.

12. Masukkan campuran ini ke dalam panci pemanas berisi pasta sabun

dengan suhu rendah. Aduk rata, lalu biarkan campuran selama semalam.

13. Keesokannya, aduk lagi campuran tersebut hingga merata dan biarkan satu

jam.

14. Sabun cair yang sudah diencerkan ini akan membentuk lapisan tipis di

atasnya, singkirkan lapisan ini dan encerkan lagi dengan air jika mau.

15. Terakhir, tambahkan pewarna ke dalam sabun cair.

16. Sabun cair siap digunakan.


3.2. Cara Pembuatan Sabun Berdasarkan peruntukkannya

Untuk mendapatkan sabun berkualitas dapat menggunakan dua metode, yaitu:

a. Metode Batch

Pada metode batch, lemak atau minyak terlebih dahulu dipanaskan dengan

sebuah alkali (NaOH atau KOH) berlebih pada sebuah ketel. Bila penyabunan

selesai, ditambahkan garam-garam agar dapat mengendapkan sabun. Pada

lapisan air yang terkandung gliserol, garam, dan kelebihan alkali dipisahkan dan

pada proses penyulingan akan memperoleh gliserol. Endapan sabun gubal

dicampur dengan garam, gliserol, dan gliserol lalu dimurnikan menggunakan air

dan diendapkan berkali-kali dengan garam. Pada proses akhir endapan melakukan

perebusan menggunakan air agar menghasilkan campuran halus yang berupa

lapisan homogen dan mengapung. Sabun tersebut bisa dijual tanpa adanya

pengolahan lanjut. Seperti pasir atau batu apung sebagai bahan pengisi dapat

ditambahkan sebagai pembuatan sabun gosok. Dengan beberapa perlakuan

dibutuhkan pada sabun gubal agar dapat menjadi sabun mandi, sabun obat, sabun

bubuk, sabun cuci, sabun apung (dilarutkan di udara), sabun wangi, dan sabun

cair.

b. Metode Kontinu

Metode ini adalah metode yang banyak dilakukan pada zaman modern ini, lemak

atau minyak terhidrolisis oleh air pada suhu dan tekanan tinggi dengan dibantu

oleh katalis seperti sabun seng. Minyak atau lemak dimasukkan dengan secara

kontinu dari ujung reaktor besar salah satunya. Gliserol dan asam lemak yang
telah terbentuk kemudian mengeluarkannya dari ujung yang berlawanan dengan

cara penyulingan. Asam-asam ini kemudian dinetralkan dengan alkali untuk

menjadi sabun.

Pembuatan Sabun dalam Industri

a. Saponifikasi Lemak Netral

Pada proses saponifikasi trigliserida dengan suatu alkali, kedua reaktan tidak

mudah bercampur. Reaksi saponifikasi ini dapat mengkatalisis dengan sendirinya

pada kondisi tertentu dimana pembentukan produk sabun mempengaruhi proses

emulsi kedua reaktan tadi, menyebabkan suatu percepatan pada kecepatan

reaksi.

Sabun murni (60-63 % TFM) dinetralisasi dan dialirkan ke vakum spray dryer untuk

menghasilkan sabun dalam bentuk butiran (78-83 % TFM) yang siap untuk

diproses menjadi produk akhir.

b. Pengeringan Sabun

Mengurangi kandungan air pada sabun dari 30% hingga 35% pada sabun murni

menjadi 8% hingga 18% pada sabun butiran (seperti pasir) atau lempengan

dengan menggunakan vakum spray dryer. Semua jenis vakum spray dryer dapat

digunakan sebagai proses membuat sabun dari sistem tunggal hingga multisistem.

Pada vakum spray dryer sistem tunggal melibatkan pemompaan sabun murni

dengan melewati pipa[120] heat exchanger dimana uap yang mengalir di bagian

luar pipa bila sabun dipanaskan. Jika telah dikeringkan dan didinginkan tersimpan

pada dinding ruang vakum, sabun dipindahkan dengan bantuan alat pengerik
sehingga jatuh di plodder, yang akan mengubah bentuk sabun menjadi lonjong

panjang atau butiran.

c. Netralisasi Asam Lemak

Reaksi asam basa antara asam dengan alkali untuk menghasilkan sabun

berlangsung lebih cepat daripada reaksi trigliserida dengan alkali. Operasi sistem

ini meliputi pemompaan reaktan melalui pemanasan terlebih dihulu menuju

turbodisperser dimana interaksi reaktan reaktan tersebut mengawali pembentukan

sabun murni. Sabun tersebut, yang direaksikan sebagian pada tahap ini, kemudian

dialirkan ke mixer dimana sabun tersebut disirkulasi kembali hingga netralisasi

selesai. Penyelesaian proses netralisasi ditentukan oleh suatu pengukuran

potensial elektrik (mV) alkalinitas. Sabun murni kemudian dikeringkan dendengan

vakum spray dryer untuk menghasilkan sabun butiran yang siap untuk diolah

menjadi sabun batangan.

d. Penyempurnaan Sabun

Pada proses pembuatan sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan zat

pewarna, parfum, dan zat aditif lainnya kedalam mixer (analgamator). Campuran

sabun ini kemudian diteruskan untuk digiling untuk mengubah campuran tersebur

menjadi suatu produk yang homogen. Produk tersebut kemudian dilanjutkan ke

tahap pemotongan. Sebuah alat pemotong dengan mata pisau memotong sabun

tersebut menjadi potongan-potongan terpisah yang dicetak melalui proses

penekanan menjadi sabun batangan. Proses pembungkusan, pengemasan, dan

penyusunan sabun batangan merupakan tahap akhir.


3.3. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat di sekitar kawasan SMA

Angkasa Lanud Sulaiman dan penulis mengambil populasi sebanyak 100

responden. Adapun karakteristik responden disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Perempuan 42 42%
Laki-laki 58 58%
Jumlah 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2021

Berdasarkan tabel 3.1, jenis kelamin responden menunjukkan bahwa jumlah

responden perempuan sebanyak 42 orang atau 42% sedangkan jumlah laki-laki

sebesar 58 orang atau sebesar 58%. Berdasarkan hasil dari table 4.1 diketahui

bahwa mayoritas responden adalah laki-laki,

Tabel 3.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase


20-30 tahun 46 46%
30-40 tahun 24 24%
40-50 tahun 30 30%
Jumlah 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2021
Berdasarkan tabel 3.2 diatas, usia responden menunjukkan mayoritas pada

usia 20-30 tahun sebesar 46% kemudian diikuti usia 30-40 tahun sebesar 24% dan

usia 40-50 tahun dengan persentase sebesar 30%. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berada pada usia produktif yaitu 20-30 tahun sebesar

46%

3.4. Tabel Penelitian Berdasarkan Jenis Kulit

3.5. Tabel Penelitian Berdasarkan Jenis Sabun

Hal pertama yang diperhatikan sebelum proses pembuatan sabun adalah

menentukan atau memutuskan kualitas dari sabun yang dibuat. Dengan

mencampurkan minyak atau lemak dapat menghasilkan suatu sabun yang

berkualitas. Parameter mutu diperhatikan ialah tampilan fisik atau umum,

pembusaan yang baik dan stabil, kelarutan yang baik, tahan terhadap ketengikan,

daya membersihkan tinggi, baik dalam air lunak, berbuih, dan stabilitas baik

(warna). Perbedaan minyak dan lemak memperoleh kualitas sabun berbeda dapat

menunjukkan pada tabel 3.3

Tabel 3.3.

Jenis Sabun

No Lemak Warna Konsistensi Daya Sifat Pengaruh


dan dan Sabun Membus Membersih pada
Minyak Hasil a Kulit
Sabun
1 Palm Putih ke Sangat Cepat, Sangat Sedikit
Kernel Kuning Keras tetapi Bagus
Oil busa tidak
tahan
lama
2 Coconut Putih ke Sangat Cepat, Sangat Sedikit
Oil Kuning Keras tetapi Bagus
busa tidak
tahan
lama
3 Palm Kuning Cukup Lambat, Cukup Tidak Ada
Stearin Pucat Keras tapi tahan
lama
4 Tallow Kekunin Cukup Lambat, Cukup Tidak Ada
g ke Keras tapi tahan
kuningan lama
5 Minyah Kekunin Agak Cepat , Cukup Tidak Ada
kacang g ke Lembut agak
tanah kuningan berbusa

3.6. Segmentasi Pengguna Sabun

a. Segmentasi geografis

Segmentasi geografis membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang

berbeda seperti negara, provinsi, wilayah, kabupaten, kota, atau lingkungan

sekitar.

Berdasarkan segmentasi geografis tersebut, segmentasi yang ditetapkan

adalah masyarakat yang berada di seluruh wilayah Indonesia, karena

berfokus pada penjualan online maka konsumen yang dijangkau luas.

b. Segmentasi demografis

Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok-kelompok

berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus


hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi,

dan kebangsaan.

Berdasarkan segmentasi demografis tersebut, Sabun Organik Tickled Pink

melakukan segmentasi demografis sebagai berikut.

1) Usia dan siklus hidup, yaitu membagi pasar menjadi kelompok usia

dan siklus hidup yang berbeda. Fokus segmentasi konsumen adalah

usia 18 tahun sampai 30 tahun karena memiliki daya beli yang cukup

baik. Sedangkan siklus hidup konsumen Sabun Organik Tickled Pink

yaitu mulai dari remaja hingga dewasa.

2) Jenis kelamin, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda

berdasarkan jenis kelamin. Segmentasi Sabun adalah pria dan

wanita, tetapi meskipun sabun merupakan produk yang umum

dipakai untuk semua jenis kelamin tetapi Sabun akan berfokus pada

segmen wanita.

3) Pendapatan, yaitu membagi pasar menjadi kelompok pendapatan

yang berbeda. Fokus segmentasi Sabun adalah masyarakat dengan

tingkat pendapatan Bawah ke atas.

c. Segmentasi psikografis

Segmentasi psikografis membagi pasar menjadi kelompokkelompok yang

berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik

kepribadian. Berdasarkan segmentasi psikografis tersebut, Sabun fokus

pada segmentasi psikografis sebagai berikut.


1) Kelas sosial, yaitu membagi pasar berdasarkan kelas social

masyarakat. Fokus segmentasi Sabun adalah masyarakat dengan

segala macam kelas sosial

2) Gaya hidup. Fokus segmentasi Sabun adalah pada orang yang

menyukai konsep gaya hidup etis (ethical lifestyle) yang artinya

adalah orang yang menjalani hidupnya dengan cara

mempertimbangkan dunia yang lebih luas di luar, yang dimaksud

dunia yang lebih luas dalam konteks ini mencakup orang lain, hewan,

dan lingkungan. Selain itu, Fokus segmentasi Sabun adalah orang

yang mencari produk alami dan berkualitas yang bagus untuk

kesehatannya, serta aktif dalam jaringan sosial.

3) Karakteristik kepribadian. Fokus segmentasi adalah orang-orang

yang peduli terhadap lingkungan dan kritis terhadap segala aspek

yang digunakan dan dampaknya bagi lingkungan.

d. Segmentasi tingkah laku

Segmentasi tingkah laku membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang

berbeda berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan dan atau reaksinya

terhadap suatu produk. Berdasarkan segmentasi tingkah laku tersebut,

segmentasi yang ditetapkan oleh Sabun adalah fokus pada segmentasi

tingkah laku sebagai berikut.

1) Manfaat yang dicari


Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama

yang orang cari dari suatu produk. Segmentasi yang ditetapkan

Sabun berdasarkan manfaat yang dicari adalah orang-orang

yang mencari sabun yang menyehatkan kulit, tidak membuat kulit

kering, dan sabun yang limbahnya tidak berdampak buruk

terhadap lingkungan. Bagi orang yang memiliki kulit sensitif,

maka yang dicari adalah sabun yang aman bagi kulit sensitifnya.

2) Status pengguna

Berdasarkan status pengguna, pasar dapat disegmentasikan

menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna,

pengguna

potensial, pengguna pertama kali, dan pengguna regular dari

suatu produk. Berdasarkan status pengguna, segmentasi Sabun

adalah pengguna regular, karena sabun merupakan kebutuhan

sehari-hari.

3) Tingkat pemakaian

Berdasarkan tingkat pemakaiannya, pasar dapat dibagi menjadi

kelompok pengguna ringan (light user), menengah (medium

user), dan berat (heavy user). Segmentasi berdasarkan tingkat

pemakaiannya yaitu heavy user, karena semua orang

menggunakan sabun setiap harinya. Terlepas dari merek khusus,

semua orang membutuhkan dan memakai sabun setiap hari.


4) Status loyalitas

Pasar dapat disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen,

terdapat kelompok konsumen yang benar-benar loyal yang selalu

membeli satu macam merek, ada kelompok konsumen yang agak

loyal yang menggunakan dua merek atau lebih untuk

suatuproduk, dan ada juga kelompok yang tidak menunjukkan

loyalitas terhadap merek apapun yang menginginkan sesuatu

yang baru atau membeli merek apapun yang sedang diskon.

Tingkat loyalitas pengguna Sabun adalah agak loyal dan

pengguna yang benar-benar loyal.


BAB IV:PENUTUPAN
A.KESIMPULAN

 
Kesimpulan yang didapat dari makalah tentang proses pembuatan sabunini yaitu,
1.Bahan dasar pembuatan sabun secara sederhana adalah dengan memanaskancampuran
antara lemak/minyak dengan alkali (basa).

2.Sabun memiliki dua ujung, yang mana salah satu ujungnya sangat suka larutdalam air,
dan ujung satunya lagi sangat suka larut dalam minyak.

3.Metode-metode proses pembuatan sabun ini ada dua macam yaitu metode batchdan
metode kontinu.

4.Selain bahan baku sabun minyak/lemak dan alkali (basa), pada sabun jugaditambahkan
pewarna dan parfum agar sabun lebih bersifat ekonomis.

5.Tahap tahap proses pembuatan sabun ada 4 yaitu, saponifikasi lemak netral, pengeringan,
netralisasi asam lemak, dan penyempurnaan sabun.

B.PENUTUP
Sekian dari kami dalam memaparkan Proses pembuatan sabun yang kami lakukan
Bila ada salah kata atau perbuatan tolong di maafkan karena kami masih manusia
tempatnya salah dan khilaf.untuk waktunya terima kasih
Wassalamualaikum warrahmatulahhi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai