PEMBAHASAN
1. Langkah Pertama – Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang
yang diminyaki, baki plastik yang dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang
pembuatan sabun.
Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi
plastik tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa PVC tutup
bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan karet gelang, semprotkan minyak
ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras buka tutupnya, dorong lalu
2. Langkah Kedua – Timbang air dan NaOH / KOH. Larutkan NaOH / KOH ke
air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi
sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna
blender.
5. Langkah Kelima – Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.
6. Langkah Keenam – Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi
jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan blender dan
periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana
sentuh dengan sendok, maka beberap detik bekas sendok tadi masih
cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan
tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong
Sebelum mengetahui cara membuat sabun cair ini, siapkan bahan-bahan berikut:
1,8 liter air sulingan (untuk mengencerkan pasta sabun yang sudah dibuat)
6-7 sdm minyak esensial pilihan Anda (minyak lavender, tea tree oil, dll).
Harap diingat, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, semua bahan diukur
dengan satuan berat, bukan volume. Setelah semua bahan siap, Anda perlu
melewati dua tahapan cara membuat sabun cair organik, yaitu pembuatan sabun
1. Siapkan panci pemanas, dua gelas, dua sendok, dan blender tangan.
2. Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik. Jangan lupa pakai
4. Campur 708 gram air yang disuling dengan potasium hidroksida ke dalam
7. Lanjutkan cara membuat sabun cair dengan mengaduk lagi dengan tangan
8. Tes pasta ini dengan cara memasukannya ke dalam air panas dan diaduk.
Jika air yang diaduk tetap jernih, pasta sabun siap diencerkan. Jika belum,
panaskan kembali.
9. Sabun yang telah dibuat, kini harus dicairkan. Berikut ini tahapan kedua dari
12. Masukkan campuran ini ke dalam panci pemanas berisi pasta sabun
dengan suhu rendah. Aduk rata, lalu biarkan campuran selama semalam.
13. Keesokannya, aduk lagi campuran tersebut hingga merata dan biarkan satu
jam.
14. Sabun cair yang sudah diencerkan ini akan membentuk lapisan tipis di
atasnya, singkirkan lapisan ini dan encerkan lagi dengan air jika mau.
a. Metode Batch
Pada metode batch, lemak atau minyak terlebih dahulu dipanaskan dengan
sebuah alkali (NaOH atau KOH) berlebih pada sebuah ketel. Bila penyabunan
lapisan air yang terkandung gliserol, garam, dan kelebihan alkali dipisahkan dan
dicampur dengan garam, gliserol, dan gliserol lalu dimurnikan menggunakan air
dan diendapkan berkali-kali dengan garam. Pada proses akhir endapan melakukan
lapisan homogen dan mengapung. Sabun tersebut bisa dijual tanpa adanya
pengolahan lanjut. Seperti pasir atau batu apung sebagai bahan pengisi dapat
dibutuhkan pada sabun gubal agar dapat menjadi sabun mandi, sabun obat, sabun
bubuk, sabun cuci, sabun apung (dilarutkan di udara), sabun wangi, dan sabun
cair.
b. Metode Kontinu
Metode ini adalah metode yang banyak dilakukan pada zaman modern ini, lemak
atau minyak terhidrolisis oleh air pada suhu dan tekanan tinggi dengan dibantu
oleh katalis seperti sabun seng. Minyak atau lemak dimasukkan dengan secara
kontinu dari ujung reaktor besar salah satunya. Gliserol dan asam lemak yang
telah terbentuk kemudian mengeluarkannya dari ujung yang berlawanan dengan
menjadi sabun.
Pada proses saponifikasi trigliserida dengan suatu alkali, kedua reaktan tidak
reaksi.
Sabun murni (60-63 % TFM) dinetralisasi dan dialirkan ke vakum spray dryer untuk
menghasilkan sabun dalam bentuk butiran (78-83 % TFM) yang siap untuk
b. Pengeringan Sabun
Mengurangi kandungan air pada sabun dari 30% hingga 35% pada sabun murni
menjadi 8% hingga 18% pada sabun butiran (seperti pasir) atau lempengan
dengan menggunakan vakum spray dryer. Semua jenis vakum spray dryer dapat
digunakan sebagai proses membuat sabun dari sistem tunggal hingga multisistem.
Pada vakum spray dryer sistem tunggal melibatkan pemompaan sabun murni
dengan melewati pipa[120] heat exchanger dimana uap yang mengalir di bagian
luar pipa bila sabun dipanaskan. Jika telah dikeringkan dan didinginkan tersimpan
pada dinding ruang vakum, sabun dipindahkan dengan bantuan alat pengerik
sehingga jatuh di plodder, yang akan mengubah bentuk sabun menjadi lonjong
Reaksi asam basa antara asam dengan alkali untuk menghasilkan sabun
berlangsung lebih cepat daripada reaksi trigliserida dengan alkali. Operasi sistem
sabun murni. Sabun tersebut, yang direaksikan sebagian pada tahap ini, kemudian
vakum spray dryer untuk menghasilkan sabun butiran yang siap untuk diolah
d. Penyempurnaan Sabun
Pada proses pembuatan sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan zat
pewarna, parfum, dan zat aditif lainnya kedalam mixer (analgamator). Campuran
sabun ini kemudian diteruskan untuk digiling untuk mengubah campuran tersebur
tahap pemotongan. Sebuah alat pemotong dengan mata pisau memotong sabun
Tabel 3.1
sebesar 58 orang atau sebesar 58%. Berdasarkan hasil dari table 4.1 diketahui
Tabel 3.2
usia 20-30 tahun sebesar 46% kemudian diikuti usia 30-40 tahun sebesar 24% dan
usia 40-50 tahun dengan persentase sebesar 30%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berada pada usia produktif yaitu 20-30 tahun sebesar
46%
pembusaan yang baik dan stabil, kelarutan yang baik, tahan terhadap ketengikan,
daya membersihkan tinggi, baik dalam air lunak, berbuih, dan stabilitas baik
(warna). Perbedaan minyak dan lemak memperoleh kualitas sabun berbeda dapat
Tabel 3.3.
Jenis Sabun
a. Segmentasi geografis
sekitar.
b. Segmentasi demografis
dan kebangsaan.
1) Usia dan siklus hidup, yaitu membagi pasar menjadi kelompok usia
usia 18 tahun sampai 30 tahun karena memiliki daya beli yang cukup
dipakai untuk semua jenis kelamin tetapi Sabun akan berfokus pada
segmen wanita.
c. Segmentasi psikografis
dunia yang lebih luas dalam konteks ini mencakup orang lain, hewan,
maka yang dicari adalah sabun yang aman bagi kulit sensitifnya.
2) Status pengguna
pengguna
sehari-hari.
3) Tingkat pemakaian
Kesimpulan yang didapat dari makalah tentang proses pembuatan sabunini yaitu,
1.Bahan dasar pembuatan sabun secara sederhana adalah dengan memanaskancampuran
antara lemak/minyak dengan alkali (basa).
2.Sabun memiliki dua ujung, yang mana salah satu ujungnya sangat suka larutdalam air,
dan ujung satunya lagi sangat suka larut dalam minyak.
3.Metode-metode proses pembuatan sabun ini ada dua macam yaitu metode batchdan
metode kontinu.
4.Selain bahan baku sabun minyak/lemak dan alkali (basa), pada sabun jugaditambahkan
pewarna dan parfum agar sabun lebih bersifat ekonomis.
5.Tahap tahap proses pembuatan sabun ada 4 yaitu, saponifikasi lemak netral, pengeringan,
netralisasi asam lemak, dan penyempurnaan sabun.
B.PENUTUP
Sekian dari kami dalam memaparkan Proses pembuatan sabun yang kami lakukan
Bila ada salah kata atau perbuatan tolong di maafkan karena kami masih manusia
tempatnya salah dan khilaf.untuk waktunya terima kasih
Wassalamualaikum warrahmatulahhi wabarakatuh