Anda di halaman 1dari 14

PAPER

BELAJAR MENJADI HRD PROFESIONAL

CHRISTIN BELINDA SIMANJUNTAK


085922879587
PENDAHULUAN
Dalam sebuah perusahaan, divisi Human Resources Department (HRD) memiliki peran
yang sangat penting. HRD tidak hanya bertugas untuk membuat kebijakan tentang karyawan
saja. HRD juga bertugas untuk mengembangkan sumber daya manusia sebagai ujung tombak
perusahaan. Karena tugas yang diemban cukup berat maka untuk menjadi HRD Profesional
memang penuh tantangan.

Sebagai tulang punggung dari perusahaan, HRD yang profesional dituntut untuk mampu
menajdi penghubung antara karyawan dan manajer, bahkan dengan pemimpin atau pemilik
perusahaan sekalipun. Di lain sisi, divisi HRD juga dituntut untuk memastikan semua bagian
divisi dan produktivitas perusahaan berjalan dengan lancer sesuai yang diinginkan perusahaan,
serta mampu untuk mendukung hak – hak yang wajib dimiliki oleh karyawan. Oleh karena itu
dibutuhkan skill untuk dapat menjadi seorang HRD yang profesional dan mampu diandalkan
oleh perusahaan.

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah guna menggambarkan tentang skill
menjadi HRD Profesional, masalah – masalah yang dihadapi oleh HRD, bagaimana menjadi HRD
yang baik di era milenial, bagaimana cara mendisiplinkan karyawan, serta strategi meningkatkan
prduktivitas kerja perusahaan.
PEMBAHASAN MATERI

I. PROFESSIONAL HRD (MENJADI HRD YANG PROFESIONAL)

Divisi Human Resources Development (HRD) merupakan divisi yang memiliki peran penting
dalam manajemen sumber daya perusahaan. Beberapa deskripsi pekerjaan di divisi HRD ini meliputi
rekrutmen karyawan, administrasi personalia, administrasi personalia, pengembangan dan pelatihan
karyawan, kompensasi dan tunjangan. Divisi HRD juga berperan penting untuk menularkan nilai – nilai
dan tujuan perusahaan kepada para karyawannya.

Menjadi praktisi HRD bukanlah perkara yang mudah. Begitu banyak pekerjaan dan keahlian yang
wajib dimiliki. Pada dasarnya, seorang praktisi HR yang baik harus memiliki kemampuan atau keahlian
dasar sebagai berikut:

1. Multitasking dan Bisa Fokus Dalam Banyak Hal


Seorang HRD harus mampu dan memiliki kemampuan multitasking. Mengapa demikian? Karena
sebagai seorang HRD pasti akan berhadapan dengan banyak masalah, banyak persoalan dan juga
harus berkutat dengan banyak hal di waktu yang bersamaan. Jika seorang HRD tidak memiliki
kemampuan multitasking yang baik maka pekerjaan akan terbengkalai dengan sia – sia. Selain itu,
seoran HRD juga harus bisa fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya.

2. Kemampuan Berorganisasi dan Berorientasi Pada Strategi


Salah satu tugas bagian HRD adalah membantu perusahaan melakukan pengorganisasian. Untuk itu,
penting rasanya seorang HRD memiliki keahlian ini dalam dirinya. Seorang HRD harus dapat
mengelola setiap kemampuan karyawan, memiliki sikap tegas terhadap manajemen waktu,
menyimpan data karyawan dengan rapi, dan memikirkan bagaimana untuk meningkatkan keefektifan
setiap karyawan yang ada.
Berpikir kedepan adalah bagian dari peran kepemimpinan dan strategi manajemen yang dimiliki
seorang professional HRD. Perwujudan dari keahlian ini dapat ditemui dalam beberapa pekerjaan
yang dilakukan oleh seorang HRD, seperti mengisi kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja
berkualitas, merancang skema penggajian yang baik, memberi pelatihan kepada karyawan untuk
mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
3. Dual Focus, Antara Kebutuhan Karyawan dan Manajemen
Seorang HRD harus mampu berdiri di tengah – tengah antara kepentingan karyawan dan
manajemen. Ada saat ketika seorang HRD harus mengambil keputusan untuk melindungi karyawan
dan pada saat yang lain seorang HRD akan dihadapkan pada panggilan untuk melindungi organisasi,
budaya dan nilai – nilainya. Dengan posisi ini, seorang HRD mudah disalahpahami, dan kuncinya
ada pada komunikasi.

4. Peka dan Memahami Psikologi Manusia


Karyawan mungkin melakukan perbuatan – perbuatan yang tidak seharusnya, seperti berbohong,
menghindari hukuman atau lainnya. Oleh sebab itu, seorang HRD harus peka menemukan hal seperti
itu dengan membaca situasi dari sudut pandang karyawan. Selain itu, seorang HRD harus dapat
memahami karakter masing – masing karyawan guna menjaga hubungan karyawan dengan
perusahaan sekaligus memecahkan masalah.

5. Keterampilan Interpersonal Yang Baik dan Komunikasi


Seorang HRD harus memerlukan keterampilan interpersonal yang baik. Keterampilan ini meliputi
kemampuan untuk berinteraksi positif dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Didukung
dengan kecakapan komunikasi, maka semakin efektiflah fungsi HRD dapat dijalankan oleh orang
tersebut. Seorang HRD harus mampu mensosialisasikan kebijakan perusahaan agar dapat diterima
dengan baik oleh karyawan, sebaliknya mampu menjembatani keinginan karyawan atas perusahaan.
Hal ini dikarenakan, kepentingan perusahaan dan karyawan kadang kala tampak berseberangan.
Untuk itu dibutuhkan seorang HRD yang mahir berkomunikasi dengan kedua belah pihak.

6. Negoisasi dan Manajemen Konflik


Karyawan tentu akan mengalami konflik, baik konflik pribadi dengan karyawan lain ataupun dengan
atasan. Oleh sebab itu, seorang HRD harus mampu melakukan konsultasi, negoisasi, dan meditasi
sehingga konflik ini teratasi. Seorang HRD harus mampu menciptakan suasana kondusif dan
mengelola sumber daya manusia, yakni karyawan di perusahaan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi
seorang HRD untuk bisa mencari solusi yang adil terhadap suatu permasalahan yang terjadi di
perusahaan. Seorang HRD harus mampu membuat solusi pemecahan masalah berupa win – win
solution tanpa memihak sebelah.
7. Bersikap Bijaksana dan Mampu Menjaga Rahasia
Seorang HRD harus bersikap adil dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan sehingga tidak
merugikan salah satu pihak. Selain itu, seoran HRD juga harus memiliki integritas tinggi dalam
perusahaan dalam menjalankan pekerjaan, yang salah satunya ditunjukkan dengan menjaga rahasia
perusahaan.
8. Memahami Jobdesk dan Tata Cara Rekrutmen Karyawan
Seorang HRD harus memahami tata cara dan proses perekrutan karyawan di perusahaannya agar
HRD dapat menguasai setiap job desk setiap karyawan yang sedan direkrut dan di hire.

9. Kemampuan Administrasi dan Pelaporan HR


Seorang HRD harus memiliki kemampuan administrasi dan pelaporan HR agar HRD lebih produktif
dalam melakukan pekerjaannya.

10.Pengetahuan Teknologi HR Terbaru


Di zaman digital saat ini, perkembangan teknologi berkembang pesat. Oleh sebab itu, seorang HRD
dituntut memiliki kemampuan teknologi dalam melakukan pekerjaan HR guna membantu kinerja
HRD menjadi lebih cepat dan praktis.
II.MASALAH – MASALAH YANG DIALAMI HRD
Divisi HRD pasti pernah mengalami permasalahan ketika sedang menjalankan departemen atau
ketika harus menekankan peraturan yang berlaku di perusahaannya. Di sisi lain, divisi HRD juga
bertanggung jawab terhadap pengelolaan karyawan. Dan tidak heran jika hal itu bukanlah pekerjaan
mudah.

Ada beberapa masalah HRD yang sering dialami beserta selousinya, antara lain sebagai berikut:
1. Rendahnya Kedisiplinan dan Produktifitas Karyawan
Kedisiplinan adalah masalah yang paling popular dalam lingkungan kerja. Masalah yang sering terjadi
adalah jam kehadiran karyawan yang tidak tepat waktu. Kedisiplinan bisa berjalan ketika ada aturan
yang jelas. Selain itu, pemantauan dalam bentuk pencatatan kinerja karyawan juga bisa membantu
proses ini. Perusahaan harus mampu tegas dalam menangani absensi karyawan. Aspek ini dapat
menjadi masalah jika perusahaan tidak menunjukkan komitmen dalam manajemen kehadiran
karyawan, sementara karyawan mungkin memiliki kebiasaan yang berbeda-beda. Apakah
keterlambatan dapat ditolerir selama pekerjaan karyawan dapat terselesaikan? Atau perusahaan
hendak menerapkan denda atas keterlambatan? Agar kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan
kehadiran karyawan dapat diterapkan dengan efektif, HR dapat menggunakan aplikasi absensi. Hadirr
merupakan aplikasi e-absensi  yang memungkinkan karyawan melakukan absen online secara real-
time dan praktis.

Produktifitas adalah salah satu faktor terpenting dalam perusahaan. Seorang HR harus mampu
menentukan level karyawannya guna menentukan strategi serta alasan apabila produktifitasnya
menurun. Permasalahan ini bisa diatasi dengan menggunakan software HR yang terintegrasi dan
mampu mencatat penilaian kerja karyawan. Dan cara ini sangat memudahkan dalam hal pemantauan
produktifitas kerja karyawan.

2. Kemampuan dan Kinerja Karyawan Yang Buruk

Rendahnya kemampuan dan kinerja karyawan dapat diatasi dengan memberikan pelatihan
berkelanjutan. Training pun bertujuan supaya kinerja karyawan mengarah pada produktivitas. Untuk
mempermudah hal ini, HRD perlu merencanakan training bagi karyawan. Tentu saja HRD harus
menganalisis kebutuhan training serta melakukan cek dari training yang sudah dilakukan sebagai
bahan evaluasi. Divisi HRD memang harus berhadapan langsung dengan berbagai permasalahan.
Tetapi, kunci untuk menyelesaikannya secara tepat dan cepat di kebanyakan kasus adalah dengan
memiliki sistem yang mendukung. Software HR yang akomodatif mampu mempermudah
penyelesaian ini secara efektif. 

3. Kesulitan Merekap Data Kehadiran Karyawan


Untuk mengatasi masalah merekap data kehadiran karyawan, divisi HRD harus menggunakan
software HRIS. Dengan menggunakan software ini, divisi HRD bisa merekap semua data kehadiran
dan keterlambatan karyawan secara otomatis dari mesin absensi yang digunakan perusahaan.

4. Kesulitan Mengatur Penggajian, Pajak, BPJS, dan Lain – Lain


Untuk mengatasi kesulitan mengatur penggajian, pajak, dan BPJS , divisi HRD harus menggunakan
software HRIS yang bisa merekap gaji secara otomatis atau menggunakan software InterActive
Payroll Plus.

5. Terjadinya Konflik Antar Karyawan atau Antara Atasan dan Bawahan


Terjadinya konflik antar karyawan atau antara atasan dan bawahan dapat mempengaruhi kinerja dan
kualitas kerja karyawan. Untuk mengatasi hal tersebut, HRD harus mampu bersikap profesional. HRD
harus sebagai jembatan antara kedua belah pihak guna menemukan solusi terbaik demi kepentingan
perusahaan.

6. Tingginya Angka Turnover Karyawan


Untuk mengatasi tingginya turnover karyawan di perusahaan adalah dengan cara menumbuhkan
lingkungan kerja yang nyaman dan harmonis sehingga seluruh karyawan betah bekerja di
perusahaan. Selain itu, HRD juga harus memperhatikan kebutuhan karyawan dengan mendengar
dan memahami aspirasi karyawan serta memberikan apresiasi kepada karyawan yang berprestasi.

7. Kendala Menemukan Kandidat Karyawan Yang Tepat


Untuk mengatsi kendala menemukan kandidat karyawan yang tepat, HRD perlu memanfaatkan situs
marketplace lowongan kerja yang tersedia di internet sehingga iklan lowongan kerja yang dibuat
dapat menjangkau lebih banyak orang tertarget. Selain itu, HRD juga memperhatikan banyak aspek
dalam merekrut calon karyawan baru.
III. MENJADI HRD YANG BAIK DI ERA MILENIAL

Sumber Daya Manusia di era milenial merupakan generasi angkatan kerja terbesar sepanjang
sejarah industri. Sebagai generasi terbesar dalam angkatan kerja, SDM milenial akan mengubah cara
kerja baru dan teknologi memainkan peran penting dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini bisa
mengubah bagaimana sumber daya manusia direkrut, bagaimana cara orang bekerja, dan munculnya
beberapa jenis pekerjaan baru.

Berikut ada beberapa panduan menjadi HRD yang baik karyawan milenial, antara lain sebagai
berikut:

1. Menjadi Seorang Mentor Bukan Menjadi Bos Yang Sok Berkuasa


Salah satu karakteristik generasi milenial, yaitu mempunyai kecenderungan bersikap kritis dan
banyak bertanya. Mereka merasa memiliki kompetensi tinggi karena telah mendapatkan pendidikan
yang bagus. Oleh karena itu, mereka membutuhkan sosok pimpinan dan pendidik untuk menjadi
mentor yanh menjunjung tinggi nilai kebenaran, senantiasa mendengarkan dan siap menjalin
komunikasi terbuka. Kaum milenial membutuhkan mentor yang dapat memberikan arahan
bagaimana berani keputusan dengan bijaksana dan penuh hikmat agar cita – cita mereka untuk
menjadi pemimpin yang kuat di masa mendatang.

2. Menjadwalkan Pelatihan Untuk Mengupgrade Skill dan Memberikan Tantangan Baru

Generasi milenial lapar akan pelatihan dan pengembangan di tempat kerja. Mereka juga menghargai
fleksibilitas dan suka mengatur jadwal belajar dan cara kerja mereka sendiri. Setelah tumbuh dengan
teknologi, mereka sepenuhnya menyadari bagaimana hal itu dapat membebaskan mereka dari
hambatan berada di kantor selama jam tertentu.Bila memungkinkan, pastikan untuk
mengembangkan kursus pelatihan internal, dan menyediakannya sebanyak mungkin perangkat.
Dengan begitu, angkatan kerja Milenial Anda bisa belajar kapan dan di mana mereka mau.

Ide bagus lainnya adalah mendorong staf untuk mengikuti program pelatihan eksternal dan
menghadiri acara industri yang relevan. Hal ini sangat penting jika seorang karyawan sangat ingin
mempelajari keahlian khusus atau meningkatkan pengetahuan mereka di area tertentu.
3. Menerapkan Work Life Balance Di Perusahaan
Generasi Milenial lebih memprioritaskan keseimbangan antara dunia kerja dan kehidupan pribadi
dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka cenderung memilih pekerjaan yang lebih fleksibel secara
kondisi dan jam kerja. Sehingga mereka bisa memiliki lebih banyak waktu luang bersama teman,
keluarga, atau untuk mengembangkan hobi.

4. Mendukung Karyawan Milenial Untuk Bekerja Dalam Tim dan Berkolaborasi Antar Divisi
Membangun hubungan dengan generasi milenial adalah langkah yang penting dalam membantu
mereka merasa dihargai sebagai karyawan. Jangan memandang sebelah mata generasi milenial
hanya karena usia dan pengalaman mereka yang kurang. Berikan mereka kesempatan untuk menjadi
bagian dari tim. Dengan demikian, hal itu akan memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan
berkembang.

5. Jangan Memisahkan Mereka Dari Teknologi Terkini


Gaya kerja milenial sangat lekat dengan teknologi. Generasi milenial berharap perusahaan mampu
memperluas komunikasi internal dengan grup chat, pesan instan, jaringan video, blog, dll.
Apabila perusahaan ingin tetap kompetitif dalam industri kerja, mereka harus mampu beradaptasi
dengan kebutuhan generasi milenial yang dahaga akan inovasi. SDM harus memimpin untuk
mempromosikan pentingnya teknologi dan peralatan handal bagi karyawan milenial.
Generasi millenial adalah generasi yang sangat bergantung pada teknologi dan selalu ingin
perlengkapan terbaru untuk membantu pekerjaan.
IV. MENDISIPLINKAN KARYAWAN

Karyawan bagi perusahaan merupakan pilar terpenting untuk kemajuan perusahaan. Segala hal
yang berkaitan dengan karyawan akan mempengaruhi langsung pada apa yang akan terjadi pada
perusahaan nantinya. Apalagi bila dihubungkan dengan kedisiplinan atau perfoma karyawan saat
bekerja, jika memiliki disiplin kerja yang buruk maka tidak menutup kemungkinan segala urusan
perusahaan akan sangat terpengaruh. Oleh sebab itulah, HRD dalam perusahaan kerap kali melakukan
strategi tertentu untuk bisa mengoptimalkan kerja para karyawan tanpa harus membuat mereka
tertekan.

Berikut ini adalah cara – cara meningkatkan kedisplinan karyawan,antara lain:

1. Memenuhi Hak Karyawan Secara Adil dan Transparan


Seorang HRD harus memenuhi semua hak karyawan secara adil dan transparan. Mulai dari sistem
penilaian, penggajian, hingga proosi jabatan.

2. Memperlakukan Karyawan Sebagai Teman


Mmeperlakukan karyawan sebagai teman dapat membuat mereka merasa lebih nyaman dan tidak
terkekang. Dengan adanya rasa nyaman yang dimiliki karyawan dapat memacu karyawan semakin
rajin dan disiplin dalam bekerja.

3. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Kondusif


Salah satu mimpi karyawan dalam bekerja bukan hanya sekedar mendapatkan gaji yang besar,
namun juga menginginkan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif untuk mereka bekerja.
Ciptakan lingkungan kerja yang tidak kaku dan dapat memberikan kesempatan karyawan untuk
bekerja mobile. Sebisa mungkin interior dibuat seindah mungkin, sehingga dapat membantu
karyawan berfikir imajinatif dan kreatif.Jika anda memiliki dana lebih, maka sedikan area atau tempat
hiburan yang bisa digunakan karyawan untuk menghilangkan rasa jenuh.

4. Membuat Aturan Sewajarnya, Tegas Namun Tetap Manusiawi


Aturan pada karyawan tentunya akan menjadi pegangan bagi karyawan untuk melakukan aktivitas
dalam perusahaan. Namun sayangnya, bila aturan terlalu berlebihan itu malah akan membuat
karyawan menjadi merasa tertekan. Apalagi bila aturan tersebut berkaitan dengan pembatasan
kretifitas karyawan. Pertimbangan pembuatan aturan yang tidak terlalu menekan karyawan namun
masih tetap bisa mendisiplinkan dan membuat karyawan berkembang.
5. Mendengarkan Ide dan Pendapat Karyawan
Memberikan kebebasan kepada karyawan bependapat guna memajukan perusahaan. Dengan
memberikan ruang inovasi selebar-lebarnya bagi karyawan, karyawan akan merasa lebih dihargai dan
mampu berkembang lebih baik lagi di kantor Anda. Pekerjaan terasa tidak monoton dan mereka pun
akan lebih bersemangat datang ke kantor setiap hari.

6. Menjadwalkan Pelathihan Khusus Sebagai Wadah Pengembangan Kemampuan Karyawan


Sebagai upaya meningkatkan disiplin karyawan, Anda juga dapat mengadakan training yang
berkaitan dengan hal tersebut, misal manajemen waktu yang baik, atau manajemen cuti yang tepat.
Beri juga seminar - seminar motivasi tentang manfaat memiliki sifat disiplin, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan seperti itu akan mengisi daya semangat para karyawan dalam bekerja. Maka
lakukanlah setidaknya 1 bulan sekali atau ketika para karyawan terlihat kendor dalam menerapkan
peraturan perusahaan. Kegiatan seperti ini juga sekaligus dapat Anda jadikan sebagai program
pengembangan karir dan kemampuan mereka.

7. Melakukan Konseling Secara Intens Untuk Memahami Kesulitan yang Dialami Karyawan
Melakukan konseling secara intens dengan semua karyawan guna memahami setiap kesulitan yang
dialami karyawan selama bekerja.

8. Menerapkan Reward dan Punishment Secara Seimbang


Reward (penghargaan) dapat Anda berikan kepada karyawan yang tertib menaati aturan perusahaan
dan memiliki kinerja yang baik. Anda dapat memberikannya dengan sistem prestasi bergilir bagi
karyawan teladan setiap bulannya. Hal ini akan memancing karyawan lain untuk lebih disiplin.
Sedangkan, punishment (hukuman) diberikan kepada karyawan yang melanggar peraturan. Anda
dapat menggunakan sistem poin atau maksimal pelanggaran. Hukuman tidak harus sampai
mengeluarkan surat peringatan, kecuali jika memang pelanggaran yang dilakukan berat.

9. Refreshing
Sudah banyak perusahaan yang memberikan fasilitas liburan bersama untuk karyawan. Moment ini
juga biasanya jadikan sebagai moment penting untuk saling mendekatkan diri antar karyawan
dengan atasan. Liburan juga tentunya tidak hanya sekedar liburan saja, secara psikologi karyawan
akan merasa nyaman dengan fasilitas yang ada dan membuat mereka tetap loyal dan disiplin dalam
menyelesaikan pekerjaannya.

10.Mengurangi Cara Kerja Manual, Menggunakan Teknologi Untuk Mengawasi Kinerja Karyawan
Sekarang ini perkembangan teknologi sudah berkembang sangat pesat. Pengaruhnya sudah masuk ke
dalam berbagai macam aspek, termasuk perusahaan. Ada beberapa teknologi yang bisa
dimanfaatkan dalam perusahaan yang bisa meningkatkan kedisiplinan para karyawan, misalnya saja
sistem absensi yang tadinya manual sekarang bisa menggunakan finger print, jadi bila karyawan
terlambat mereka tidak bisa membohongi data, kapan mereka datang, terlambat atau tidak,
semuanya sudah terekam ketika karyawan mengabsen menggunakan sidik jari setiap harinya.

V. STRATEGI MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN


Untuk meningkatkan produktivitas karyawan memang tidak mudah, karena tidak cukup hanya
dengan terus mendorong ataupun memberikan motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih keras.
Dalam menunjang motivasi kepada karyawan dibutuhkan strategi yang tepat. Ada banyak cara
meningkatkan produktivitas karyawan yang dapat dilakukan. Diantaranya adalah:
1. Produktivitas Karyawan Berdasarkan Kehadiran, yaitu dengan melihat laporan kehadiran karyawan.
Apabila karyawan sering tidak masuk selama satu bulan maka produktivitas karyawan tersebut
rendah. Dan apabila karyawan tidak pernah bolos maka produktivitas karyawan tersebut tinggi.
2. Produktivitas Karyawan Berdasarkan Kedisiplinan Menggunakan Jam Kerja, yaitu dengan melihat
bagaimana kedisiplinan karyawan dalam menggunakan jam kerja, baik datang ke kantor tepat waktu
atau tidak, menggunakan jam istirahat dengan bijak atau tidak, pulang kerja tepat waktu atau tidak.
3. Produktivitas Karyawan Berdasarkan Keseharian Kerja, yaitu dengan melihat semangat atau antusias
tidaknya karyawan dalam bekerja.
4. Produktivitas Karyawan Berdasarkan Hasil Kerja, yaitu dengan melihat hasil kerja karyawan. Jika hasil
kerja karyawan baik maka karyawan bekerja secara produktif dan sebaliknya.
KESIMPULAN
Ketika kita berpikir tentang seorang HRD Profesional, kita berpikir tentang kualitas, karakteristik,
dan keterampilan yang dimilikinya. Kualitas atau skill yang dimiliki menentukan kekuatan kunci dari
seorang profesional HRD yang baik dalam menghadapi masalah – masalah yang sering dihadapai di
perusahaan di zaman milenial saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://interactive.co.id/blog/10-skill-wajib-hrd-profesional-sudahkah-anda-kuasai-153.html
https://www.jobstreet.co.id/career-resources/9-kemampuan-dasar-untuk-seorang-hrd/#.XwXr4SgzZPY
https://id.jobsdb.com/id-id/articles/5-skill-dasar-yang-harus-kamu-miliki-untuk-berkarier-di-bidang-hr/
https://intermezzo.id/masalah-hrd-beserta-solusinya/
https://interactive.co.id/blog/panduan-menjadi-hrd-yang-baik-di-era-millenial-152.html
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/tips-membantu-mengembangkan-potensi-karyawan-
milenial/
http://www.mpssoft.co.id/blog/bisnis/5-cara-meningkatkan-kedisiplinan-karyawan/
https://intermezzo.id/10-cara-mudah-meningkatkan-kedisiplinan-karyawan/
https://www.talenta.co/blog/cerita-talenta/cara-meningkatkan-produktivitas-karyawan/

Anda mungkin juga menyukai