Tugas Psikologi Dan Sosial Dan Budaya
Tugas Psikologi Dan Sosial Dan Budaya
Dosen Pengampu :
KELOMPOK 3
Ucapan terima kasih, kepada Teman-teman pembimbing yang telah memberikan bimbingan
serta pengarahan dalam hal struktur maupun penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan, untuk ini saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi untuk perbaikan pada masa yang akan datang.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A.Pengertian Adaptasi..................................................................................................
B. Pengertian Stress.......................................................................................................
C.Proskep Stress............................................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Adaptasi
Adaptasi/penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi
juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Mengubah diri sesuai
dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplastik), misalnya seorang bidan desa
harus dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai nilai yang dianut
masyarakat desa tempat ia bertugas. Sebaliknya, apabila individu berusaha untuk
mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan sendiri sifatnya adalah aktif (alloplastis),
misalnya seorang bidan desa ingin 1956 mengubah perilaku ibu-ibu di desa untuk
menyusui bayi sesuai degan menajemen laktasi (Sunaryo, 2002).
Menurut Robbins (2003), adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang
berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan
kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan adaptasi merupakan pertahanan
yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi
masalah. Yaitu secara individu atau kelompok dituntut beradaptasi ketika memasuki
suatu lingkungan baru, misalnya; keluarga, perusahaan, Bangsa, menata atau menanggapi
lingkungannya.
Adaptasi terbagi menjadi 2:
1. Adaptasi Fisologis
Merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangan dan berbagai faktor yang menimbulkan atau
mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang Adaptasi secara fisiologis dapat
dibagi menjadi dua yaitu sindrom adaptasi lokal atau LAS (local adaptation
syndroma) dan Sindrome adaptasi umum atau GAS (General adaptation Syndrome).
a. Sindrom Adaptasi Umum
Sejak tahun 1930 hingga 1950, Hans selye mengembangkan hipotesis atau lawan
dari cannon untuk mendeskripsikan sindrom adaptasi umum (general adaptation
syndrome/GAS), yaitu tiga tahap reaksi stress dan gas menggambarkan
bagaimana respon tubuh respon tubuh terhadap stressor melalui reaksi
peringatan, tahap pertahanan dan tahap kelelahan dan GAS dirancang secara
tidak langsung oleh kejadian fisik atau secara tidak langsung oleh kejadian
fisiologis.
1) Reaksi alarm terjadi ketika system saraf simpatik dan saraf endokrin
bereaksi tehadap stress(misalnya system fight to fight) tahap sinyal ini
adalah mobilisasi awal dimana badan menemui tantangan yang diberikan
oleh penyebab stress. Ketika penyebab stress ditemukan, otak mengirimkan
suatu pesan biokimia kepada semua sistem tubuh. Pernafasan meningkat,
tekanan darah naik, ketegangan otot naik dan seterusnya jika penyebab
stress terus aktif maka akan beralih pada tahap perlawanan (Yosep,I:2007).
B. Pengertian Stress
Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin "Stingere" yang berarti
"keras" (stricus), yaitu sebagai keadaan atau kondisi dari tubuh terhadap situasi yang
menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan, dan merisaukan seseorang
(Febriana & Wahyuningsih, 2011). Stres adalah tanggapan tubuh yang bersifat non-
spesifik terhadap setiap tuntutan terhadapnya. Stres diartikan sebagai keadaan di dalam
hidup seseorang yang menyebabkan ketegangan atau dysforia (kesedihan) (Darmawan,
2008).
Menurut WHO (2003) Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor
psikososial (tekanan mental/beban kehidupan). Stresdewasa ini digunakan secara
bergantian untuk menjelaskan berbagaistimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak
disukai berupa responsfisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap stres, konteks
yangmenjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus yangmembuat stres semua
sebagai suatu sistem.
Stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan
lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi
yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stres juga
dikatakan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang
berasal dari luar diri seseorang (Legiran, Azis & Bellinawati, 2015).
1. Jenis Stress
a. Distress
Distress (stres negatif) yaitu stres individu yang tidak mampu mengatasi
keadaan emosinya sehingga akan mudah merasakan distress. Distress
memiliki arti rusak dan merugikan. Ciri-ciri individu yang mengalami distress
adalah mudah marah, sulit berkonsentrasi, cepat tersinggung, bingung,
pelupa, pemurung, penurunan akademik dan kesulitan mengambil keputusan
(Rachmadi,2014).
Terjadinya gangguan penyesuaian (distress) dapat menimbulkan gejala-gejala
gangguan psikis dan fisik (psikosomatik) sehingga seseorang tidak lagi
mampu menjalankan fungsinya secara optimal secara psikis dan fisik
Gangguan tersebut dapat berupa gangguan tidur, gangguan konsentrasi,
gangguan pola makan dan gangguan emosi. Jika kondisi ini terjadi pada
mahasiswa tentu akan menghambat proses pendidikannya. Selain itu, secara
timbal balik, proses pendidikan juga merupakan salah satu penyebab stres
(stressor) bagi mahasiswa tingkat akhir karena proses pendidikan merupakan
stresor yang lebih bagi individu. Jika mahasiswa tingkat akhir mengalami
distress akan terjadi hubungan timbal-balik yang terus akan mepengaruhi
proses belajarnya (Hardisman & Pertiwi, 2014).
b. Eustress
Eustress (stres positif) yaitu stres baik atau stres yang tidak mengganggu
individu dan memberikan perasaan senang dan bersemangat. Eustress adalah
respon terhadap stres yang bersifat positif, sehat dan konstruktif
(membangun) (Rachmadi, 2014) Eustress merupakan energi motivasi, seperi
kesenangan, pengharapan, dan gerakan yang bertujuan. Eustress dikatakan
juga sebagai stres yang membangun kesehatan namun, ide sitres yang sehat
bersifat kontroversial karena sulit untuk dikatakan apakah individu telah
diuntungkan karena stres atau beradaptasi dengan penyangkalan stres (Potter
& Perry, 2012).