Laju pertumbuhan radionuklida anak, adalah selisih antara laju pembentukan anak
dengan laju peluruhan anak :
d N2
dt
−λ t
=λ 1 N 1− λ2 N 2=λ1 N 1.0 e − λ2 N 2 1
(3)
d N2
e
λ2 t
dt
λt
+ λ2 N 2 e =λ1 N 1.0 e
2 (λ −λ )t 2 1
(5)
λ1
N 2=
λ1 −λ2
N 1.0 e− λ t +C e−λ t
1 2
(7)
λ1
N 2.0 = N +C
λ 1−λ 2 1.0 (8)
−λ 1
C= N + N 2.0
λ1− λ2 1.0 (9)
λ1 λ2 λ3 … λn−1
C 2= N 1.0
( λ1− λ2 ) ( λ3 −λ2 ) …( λn−λ 2)
λ1 λ2 λ3 … λ n−1
C 3= N 1.0
( λ1− λ3 ) ( λ2 −λ3 ) …( λn− λ3 )
λ1 λ2 λ3 … λn−1
C n= N 1.0
( λ1− λn ) ( λ 2−λn ) … (λn −1−λ n)
Waktu Paruh Radionuklida induk Lebih Pendek daripada Radionuklida Anak (λ1 > λ2)
Laju peluruhan radionuklida induk lebih cepat daripada laju peluruhan radionuklida
anaknya.
Dalam kasus ini dikenal waktu yang diperlukan agar keaktifan radionuklida anak
mencapai nilai maksimum (tm) diperoleh dengan mendifferensiasi ( )
dN2
dt
terhadap
persamaan (10) dan menghasilkan persamaan (12) :
1 λ2
t m= ln
λ 2 − λ 1 λ1 (12)
Pada waktu tersebut, laju peluruhan radionuklida anak, λ2 N 2 sama dengan laju
pembentukannya dari radionuklida induk, λ N .
1 1
Kesetimbangan Transien
Jika waktu paruh radionuklida induk lebih besar daripada waktu paruh radionuklida
anaknya (λ1 < λ2), pada suatu waktu akan tercapai kesetimbangan radioaktif, yaitu pada
saat angka banding keaktifan radionuklida induk dan anaknya menjadi tetap. Hal ini
dapat dianalisa dari persamaan (10). Sesudah waktu t cukup besar, nilai e akan− λ2 t
N 1 λ 2−λ1
Maka : N2
=
λ1
=tetap (14)
Kaitan antara keaktifan terukur radionuklida induk, A 1, dengan keaktifan terukur
radionuklida anak, A2, yang dinyatakan sebagai : A1 = C1λ1N1 dan A2 = C2λ2N2 dengan C1
dan C2 koefisien deteksi pencacah, dapat dituliskan sebagai berikut :
A 1 C 1 ( λ2 −λ1 )
A2
=
C2 λ2 (15)
Kesetimbangan Sekuler
Karena radionuklida induk memiliki waktu paruh yang jauh lebih besar daripada waktu
paruh radionuklida anak λ1 << λ2, sehingga keaktifan radionuklida induk relatif tidak
berkurang, maka persamaan (14) menjadi :
N 1 λ2
= =tetap
N 2 λ1 (16)
Sehingga
A1 C1
=
A2 C2 (17)