KAPAL KAYU
Oleh
Dertaria Waruwu 1103211225
Alprando Situmorang 1103211230
Muhammad irvan syahputra 1103211236
Amsal Kohir 11032112
Khairul Amri 1103211246
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
hidayah dan nikmat-Nya kita dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Kapal Non Baja
( Kapal Kayu)” ini pada waktu yang telah ditentukan. Dalam penyusunan laporan ini, kami
mengalami berbagai kendala, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini
dapat terselesaikan. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN :
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
1.3 Maksud Dan Tujuan................................................................................................... 4
1.4 Metode Penulisan ...................................................................................................... 5
BAB II PERMASALAHAN :
2.1 Rumusan Masalah..................................................................................................... 6
2.2 Batasan Masalah....................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN :
3.1 Sejarah Kapal Kayu Pinisi ........................................................................................ 7
3.2 Cara Pembuatan Kapal Kayu Pinisi........................................................................... 8
3.3 Kelebihan Dan Kelemahan Kapal Kayu ................................................................... 10
3.4 Proses Perawatan Kapal ............................................................................................ 11
3.5 Persyaratan Material Untuk Pembuatan Kapal Kayu ............................................... 15
3.5 Konstruksi Kapal Kayu ............................................................................................. 15
BAB IV PENUTUP :
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 19
4.2 Saran ......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Sasaran
Pembuatan Makalah ini di tujukan kepada Individu, Mahasiswa dan Masyarakat luas
di Indonesia untuk memberi pengetahuan lebih mengenai tentang PHK di BUMN.
4
1.4 Metode Penulisan
Penulisan memakai kajian literature dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, melainkan dari media lain seperti
website dan media masa yang di ambil dari internet.
5
BAB II
PERMASALAHAN
6
BAB III
PEMBAHASAN
Konon, nama Pinisi ini diambil dari nama seseorang yang bernama Pinisi itu sendiri.
Suatu ketika beliau berlayar melewati pesisir pantai Bira. Beliau melihat rentetan kapal
sekitar laut sana, dia kemudian menegur salah seorang nahkoda kapal tersebut bahwasanya
layar yang digunakannya masih perlu diperbaiki. Sejak saat itu orang Bira berfikir dan
mendesain layar sedemikian rupa dan akhirnya berbentuk layar Pinisi yang seperti sekarang
ini. Atas teguran orang tersebut maka orang-orang Bira memberi layar itu dengan nama
Pinisi.
7
3.2 Cara Pembuatan Kapal Kayu Pinisi
1. Proses Pencarian Bahan Dasar
Proses pencarian kayu yang menjadi bahan dasar pembuatan kapal pinisi diawali
dengan penentuan hari baik yang dipandang menguntungkan. Lazimnya, hari ini dipilih pada
hari ke lima dan ketujuh bulan berjalan. Penentuan hari ini didasari oleh nilai filosofi yakni
jika hari kelima maka itu berarti Naparilimai dale’na. Lima dalam bahasa bugis berarti angka
lima yang juga berarti telapak tangan. Naparilimai dale’na dapat dimaknakan dale’ atau
rezeki diharapkan nantinya akan berada ditelapak tangan. Atau dengan makna lain rezeki
mudah dicari jika kelak perahu yang akan dibuat dimanfaatkan untuk mencari rezeki atau
keuntungan. JIka dipilih hari ketujuh, maka itu berarti Natujuangenggi dalle’na. Natujuang
dalam bahasa Bugis berarti diniatkan atau dapat pula berarti didapatkan. Natujuangenggi
dalle’na memberi makna kemudahan dalam memperoleh dalle’ (rezeki) atau apa saja yang
menjadi niat dihati maka apa yang diniatkan itu mudah didapatkan.
3. Pemotongan Lunas
Pemotongan kayu untuk dijadikan lunas juga memiliki aturan tersendiri. Kayu bagian
ujung yang dipotong dan tidak dapat dimanfaatkanakan dibuang kelaut. Proses pengantaran
bagian ujung ini juga tidak boleh menyentuh tanah hingga kemudian dibuang kelaut. Upacara
pengantaran ini lazim disebut ritual annattara. Bagian yang dibuang ini melambangkan laki-
laki yang melaut untuk mencari nafkah atau juga dapat diartikan sebagai penolak bala.
Selanjutnya potongan bagian belakang akan disimpan dirumah, sebagai symbol seorang istri
yang menanti kedatangan suami yang sedang mencari nafkah dengan melaut.
8
4. Penentuan pusat perahu
Penentuan bagian yang menjadi pusat perahu atau ini lebih menitik beratkan pada
nilai filosofis yang terkandung didalamnya, yakni melambangkan kelahiran bayi perahu.
Selanjutnya proses pengerjaan perahu dilaksanakan dengan dikomandani oleh seorang
Ponggawa. Ponggawa ini pulalah yang bertanggungjawab terhadap proses pembuatan perahu
secara teknis hingga selesai.
Namun, perlu dijadikan catatan dalam proses pembuatan dan pemasangan beberapa
bagian perahu, juga dikerjakan perekatan antara bagian yang menjadi komponen perahu.
Perekatan ini dilakukan dengan memanfaatkan kulit pohon Barru dan dempul yang terbuat
dari kapur dan minyak kelapa.
9
3.3 Kelebihan Dan Kelemahan Kapal Kayu
Sebelum kita menganalisa peluang untuk pembuatan kapal kayu, terlebih dahulu kita
harus kaji masalah keuntungan dan kerugian pemakaian bahan kayu sebagai bahan
konstruksi, serta perbedaan antara kapal kayu dan kapal baja.
Keuntungan dan kerugian pemakaian bahan kayu sebagai bahan untuk konstruksi kapal
antara lain:
1. Keunggulan menggunakan kapal kayu
Biaya yang lebih murah
Proses pembuatannya cepat
Kayu memiliki kekuatan yang tinggi, serta berat yang rendah dan daya tahan yang
tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik
Kayu mudah dikerjakan, mudah dipasang dan diganti dan juga dapat diperoleh
dalam waktu yang singkat dan dengan harga yang relatif murah dan terjangkau
2. Kekurangan menggunakan kapal kayu
Kayu bisa lapuk karena umur kayu dan pemakaian
Kayu memiliki sifat kurang homogeny ( adanya cacat alam, arah serat berbentuk
penampang, spiral, diagonal, dan adanya mata kayu )
Kayu mengalami kelengkungan yang cukup besar, bila ada pembebanan yang
berjangka lama
Penggunaan kayu yang intensif akan semakin menghabiskan kekayaan hutan kita
yang merupakan paru-paru alam.
10
3.4 Proses Perawatan Kapal Kayu
Kapal yang terbuat dari material kayu, pada umumnya pihak galangan hanya
menyediakan tempat (slipway) untuk proses perawatan dan perbaikan kapal. Biaya yang
dikenakan kepada pemilik kapal hanyalah biaya naik/turun kapal dan biaya sewa slipway per
hari.
Proses perawatan dan perbaikan kapal pada bagian badan kapal (lambung kapal) yaitu:
1) Pencucian seluruh bagian kapal.
Setelah kapal berada di atas slipway, kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah
pembersihan atau pencucian seluruh bagian kapal. Pencucian ini menggunakan air tawar
yang berasal dari ledeng. Pegawai yang melakukan kegiatan ini adalah mereka yang
melakukan proses penaikkan kapal. Selam proses pencucian berlangsung, juga dilakukan
kegiatan pembersihan badan kapal dari teritip, lumut dan lumpur serta kotoran lain yang
menempel pada lambung kapal. Kegiatan ini berlangsung selama 1-2 jam.
2) Pemakalan dan pendempulan.
Proses perawatan kapal yang rutin dilakukan setiap tahun adalah pengecatan kapal
kembali. Proses ini dimulai dengan pengelotokkan cat yang telah lama dan telah
terkelupas, dilanjutkan dengan proses penggantian papan-papan lambung yang telah
lapuk dan pemakaian. Proses pakal adalah kegiatan menambal bagian-bagian antar papan
pada lambung kapal dengan menggunakan makjun. Makjun merupakan semacam serat
terbuat dari rami. Serat ini dimasukkan pada sela-sela papan dengan menggunakan palu
dan pakal.
Bagan yang selesai dipakal dilumasi dengan adonan dempul hasil campuran
bubuk dammar dan dempul kapal (Tabel 1). Adonan ini berwarna kecoklatan, proses
pelapisan menggunakan alat yang disebut solet. Bagian-bagian papan yang memiliki
lubang cukup besar ditambal dengan menggunakan dempul. Adonannya berbeda dengan
adonan dempul yang melapisi makjun. Adonan dempul ini merupakan campuran antara
semen putih dan lem kapal. Proses pemakalan dan pendempulan dilakukan oelh sebuah
kelompok pekerja berjumlah 5-7 orang. Proses ini memakan waktu 2-3 hari tergantung
kepada jumlah pekerja dan ukuran kapal yang dikerjakan.
11
Tabel 1. Jenis dan fungsi adonan dalam proses pendempulan.
Adonan Warna Fungsi
Bubuk dammar + dempul Coklat tua Menambal makjun pada rongga antar
kapal papan pada lambung kapal
Dempul kapal + bubul + Coklat muda Menambal pipa-pipa atau batangan besi
semen putih lainnya
Bubuk semen putih + lem Putih Menambal kebocoran dan lubang-
kapal lubang pada badan kapal
Dempul Mobil Krim Menambal kebocoran yang besar,
paling kuat dan paling mahal harganya
3) Pengecetan kapal
Proses pengecatan dimulai dengan pemberian cat menje pada seluruh bagian
lambung kapal. Pemberian cat menje bermula dari lunas (dasar) sampai batas water line
tertinggi. Cat ini diharapkan dapat menjadi anti fouling dan anti karat bagi lambung
kapal. Proses pengecatan kapal dilakukan oleh kelompok pekerja yang berbeda dari
sebelumnya, berjumlah 5-6 orang sehingga proses ini dapat diselesaikan selama 1-2 hari.
Tabel 2. Tahapan Kegiatan Docking Kapal Kayu.
No Jenis Kegiatan Waktu yang Jumlah Keterangan
. dibutuhkan Pekerja
1. Penaikan kapal 30-45 menit 6-10 orang Ukuran kapal mempengaruhi
ke atas slipway lama penaikan
2. Pencucian Kapal 1-2 jam 6-8 orang Pekerjanya sama dengan saat
penaikan kapal
3. Pemakalan dan 5-8 orang Tergantung ukuran kapal
pendempulan
4. Reparasi Kapal 5-7 orang Tergantung tingkat kerusakan
dikerjakan oleh kelompok
pengrajin kapal
5. Pengecatan kapal 1-2 hari 5-7 orang Tergantung ukuran kapal
6. Penurunan kapal 20-30 menit 6-10 orang Pekerjanya sama dengan saat
dari slipway menaikkan kapal
12
Saar docking kapal juga akan diperiksa bagian-bagiannya antara lain :
Mesin kapal
Alat navigasi
Mesin bantu
13
As dan baling – baling
Pelampung
Sekoci
14
Namun demikian apabila pihak pemilik kapal menginginkan hal tersebut dilakukan
oleh pihak dari galangan kapal maka setelah terjadi kesepakatan bersama, proses
perbaikan akan segera dilakukan. Perawatan dan perbaikan yang lainnya seperti mesin
kapal, baling-baling, jangkar, instalasi listrik dan lainnya dapat dilakukan oleh pihak
galangan kapal.
Dalam pembuatan kapal kayu bahan utama yang digunakan adalah kayu, maka untuk
bagian konstruksi yang penting harus menggunakan kayu gengan mutu yang bagus. Selain itu
kayu yang digunakan harus memenuhi persyaratan, yaitu:
STRINGER SCARPHS
15
BREATHOOKS
TRANSOM
TRANSOM ARRANGEMENTS
16
TRANSOM CONSTRUCTION
17
WOODEN BEAMS
CLINKER CONSTRUCTION
18
SECTION AT KEEL AND PLANK SCARPH
PLYWOOD CONSTRUCTION
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini, kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca dan dapat membuat suatu karya tulis ilmiah. Selanjutnya
penulis juga mengharapkan kritik dan saran untuk peningkatan kualitas dalam penulisan
makalah ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/44820437/1-KAPAL-KAYU
http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyboat/46101-kapal-fiber-vs-kapal-kayu.html
http://egaage.blogspot.com/2009/10/pembuatan-kapal-non-baja-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pinisi
21