Anda di halaman 1dari 21

KAPAL NON BAJA

KAPAL KAYU

Dosen Pembimbing : Muhammad Ikhsan, ST.,MT

Oleh
Dertaria Waruwu 1103211225
Alprando Situmorang 1103211230
Muhammad irvan syahputra 1103211236
Amsal Kohir 11032112
Khairul Amri 1103211246

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK PERKAPALAN


POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
hidayah dan nikmat-Nya kita dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Kapal Non Baja
( Kapal Kayu)” ini pada waktu yang telah ditentukan. Dalam penyusunan laporan ini, kami
mengalami berbagai kendala, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini
dapat terselesaikan. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu kami.

1. Dosen Pembimbing Muhammad Ikhsan, ST.,MT yang telah membantu kami


dengan memberikan pengertian - pengertian tentang tugas ini.
2. Teman-teman kami yang telah memberi dukungan, baik berupa materi maupun
moral.
3. Dan semua pihak yang membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu-
persatu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkalis,19 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN :
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
1.3 Maksud Dan Tujuan................................................................................................... 4
1.4 Metode Penulisan ...................................................................................................... 5
BAB II PERMASALAHAN :
2.1 Rumusan Masalah..................................................................................................... 6
2.2 Batasan Masalah....................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN :
3.1 Sejarah Kapal Kayu Pinisi ........................................................................................ 7
3.2 Cara Pembuatan Kapal Kayu Pinisi........................................................................... 8
3.3 Kelebihan Dan Kelemahan Kapal Kayu ................................................................... 10
3.4 Proses Perawatan Kapal ............................................................................................ 11
3.5 Persyaratan Material Untuk Pembuatan Kapal Kayu ............................................... 15
3.5 Konstruksi Kapal Kayu ............................................................................................. 15
BAB IV PENUTUP :
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 19
4.2 Saran ......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu dan pengetahuan membuktikan
bahwa kayu merupakan salah satu bahan konstruksi yang pertama kali dipergunakan
sebagai bahan bangunan (bangunan rumah ataupun kapal). Pada masa-masa
sebelumnya telah terdapat galangan kapal rakyat yang membuat kapal kayu, hal ini
disebabkan besarnya potensi kayu yang terdapat di hutan-hutan di seluruh Indonesia.
Dimana konstruksi kapal kayu yang banyak digunakan oleh galangan kapal rakyat
adalah konstruksi yang tradisional, dalam hal ini pengetahuan, kepandaian dan
pengalaman untuk membuat kapal kayu di dapat dari warisan yang turun menurun.
Keberadaan kapal kayu pun juga sangat membantu kehidupan masyarakat yang
hidup di pinggir perairan seperti sungai, danau, dan laut. Kapal kayu biasanya
digunakan untuk mencari ikan, penyebrangan antar desa atau daerah dengan jarak
tempuh yang dekat dan sebagai sarana wisata biasanya. Jadi kapal kayu sangat
berperan penting dalan kehidupan di masa sekarang.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan pembahasan makalah ini, yaitu berdasarkan rumusan masalah.
1. Mengetahui Sejarah Kapal Kayu Pinisi.
2. Mengetahui Cara Pembuatan Kapal Kayu.
3. Mengetahui Kelebiahan Dan Kelemahan Kapal Kayu.
4. Mengetahui Proses Perawatan Kapal Kayu.
5. Mengetahui Persyaratan Material Untuk Pembuatan Kapal Kayu.
6. Mengetahui Konstruksi Kapal Kayu.
Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang jangkar, agar tidak diabaikan fungi jangkar tersebut.

1.3 Sasaran
Pembuatan Makalah ini di tujukan kepada Individu, Mahasiswa dan Masyarakat luas
di Indonesia untuk memberi pengetahuan lebih mengenai tentang PHK di BUMN.

4
1.4 Metode Penulisan
Penulisan memakai kajian literature dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, melainkan dari media lain seperti
website dan media masa yang di ambil dari internet.

5
BAB II
PERMASALAHAN

2.1  Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas maka berikut penulis akan merumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah Kapal Kayu Pinisi ?
2. Cara Pembuatan Kapal Kayu ?
3. Apa Kelebihan Dan Kelemahan Kapal Kayu ?
4. Bagaimana Proses Perawatan Kapal Kayu ?
5. Apa Persyaratan Materian Untuk Pembuatan Kapal Kayu ?
6. Bagaimana Konstruksi Kapal Kayu ?

2.2 Batasan Masalah


1. Sejarah Kapal Kayu Pinisi.
2. Cara Pembuatan Kapal Kayu.
3. Kelebiahan Dan Kelemahan Kapal Kayu.
4. Proses Perawatan Kapal Kayu.
5. Persyaratan Material Untuk Pembuatan Kapal Kayu.
6. Konstruksi Kapal Kayu.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Sejarah Kapal Kayu Pinisi

Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu,


diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an. Menurut naskah Lontarak I Babad
La Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota
Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang
Putri Tiongkok yang bernama We Cudai.

Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan memperisteri Puteri We Cudai. Setelah


beberapa lama tinggal di negeri Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya
dengan menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal diterjang
gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa Ara, Tanah Lemo dan Bira.
Masyarakat ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu
yang kemudian dinamakan Pinisi. Orang Ara adalah pembuat badan kapal, di Tana Lemo
kapal tersebut dirakit dan orang Bira yang merancang kapal tersebut menjadi Pinisi dan
ketujuh layar tersebut lahir dari pemikiran orang-orang Bira.

Konon, nama Pinisi ini diambil dari nama seseorang yang bernama Pinisi itu sendiri.
Suatu ketika beliau berlayar melewati pesisir pantai Bira. Beliau melihat rentetan kapal
sekitar laut sana, dia kemudian menegur salah seorang nahkoda kapal tersebut bahwasanya
layar yang digunakannya masih perlu diperbaiki. Sejak saat itu orang Bira berfikir dan
mendesain layar sedemikian rupa dan akhirnya berbentuk layar Pinisi yang seperti sekarang
ini. Atas teguran orang tersebut maka orang-orang Bira memberi layar itu dengan nama
Pinisi.

7
3.2  Cara Pembuatan Kapal Kayu Pinisi
1. Proses Pencarian Bahan Dasar
Proses pencarian kayu yang menjadi bahan dasar pembuatan kapal pinisi diawali
dengan penentuan hari baik yang dipandang menguntungkan. Lazimnya, hari ini dipilih pada
hari ke lima dan ketujuh bulan berjalan. Penentuan hari ini didasari oleh nilai filosofi yakni
jika hari kelima maka itu berarti Naparilimai dale’na. Lima dalam bahasa bugis berarti angka
lima yang juga berarti telapak tangan. Naparilimai dale’na dapat dimaknakan dale’ atau
rezeki diharapkan nantinya akan berada ditelapak tangan. Atau dengan makna lain rezeki
mudah dicari jika kelak perahu yang akan dibuat dimanfaatkan untuk mencari rezeki atau
keuntungan. JIka dipilih hari ketujuh, maka itu berarti Natujuangenggi dalle’na. Natujuang
dalam bahasa Bugis berarti diniatkan atau dapat pula berarti didapatkan. Natujuangenggi
dalle’na memberi makna kemudahan dalam memperoleh dalle’ (rezeki) atau apa saja yang
menjadi niat dihati maka apa yang diniatkan itu mudah didapatkan.

2. Pemilihan Pohon Atau Kayu Yang Akan Dijadikan Bahan Dasar


Pemilihan kayu juga tidak dapat dilakukan secara serampangan, tapi dengan melalui
proses pemilihan dengan penyelenggaraan ritual tertentu. Biasanya diawali dengan
pemotongan ayam dan permintaan izin agar penghuni pohon atau makhluk halus yang
diyakini mendiami pohon tersebut memberikan izin agar kayu tersebut dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan perahu. Proses pemotongan ini juga harus dilaksanakan sekaligus, tidak
boleh berhenti dikerjakan sebelum pohonnya tumbang. Karenanya, proses pemotongan yang
lazimnya menggunakan gergaji dilakukan oleh laki-laki yang berbadan kuat.

3. Pemotongan Lunas
Pemotongan kayu untuk dijadikan lunas juga memiliki aturan tersendiri. Kayu bagian
ujung yang dipotong dan tidak dapat dimanfaatkanakan dibuang kelaut. Proses pengantaran
bagian ujung ini juga tidak boleh menyentuh tanah hingga kemudian dibuang kelaut. Upacara
pengantaran ini lazim disebut ritual annattara. Bagian yang dibuang ini melambangkan laki-
laki yang melaut untuk mencari nafkah atau juga dapat diartikan sebagai penolak bala.
Selanjutnya potongan bagian belakang akan disimpan dirumah, sebagai symbol seorang istri
yang menanti kedatangan suami yang sedang mencari nafkah dengan melaut.

8
4. Penentuan pusat perahu
Penentuan bagian yang menjadi pusat perahu atau ini lebih menitik beratkan pada
nilai filosofis yang terkandung didalamnya, yakni melambangkan kelahiran bayi perahu.
Selanjutnya proses pengerjaan perahu dilaksanakan dengan dikomandani oleh seorang
Ponggawa. Ponggawa ini pulalah yang bertanggungjawab terhadap proses pembuatan perahu
secara teknis hingga selesai.

5. Proses penyelesaian (finshing)


Proses selanjutnya adalah menyiapkan teras dan buritan perahu yang menjadi badan
perahu. Proses ini diawali dengan pemasangan lunas perahu yang kemudian dusul dengan
pemasangan linggi depan dan linggi belakang. Barulah kemudian jika selesai disusul
pemasangan papan yang menjadi diding lambung perahu. Secara berurut juga dipasang tulang
dan gading perahu. Setelah proses pemasangan gading ini selesai perahu dipasangi balok-
balok dinding dan dek. Jika semuanya rampung menyusul kamar perahu yang akan
dikerjakan.

Namun, perlu dijadikan catatan dalam proses pembuatan dan pemasangan beberapa
bagian perahu, juga dikerjakan perekatan antara bagian yang menjadi komponen perahu.
Perekatan ini dilakukan dengan memanfaatkan kulit pohon Barru dan dempul yang terbuat
dari kapur dan minyak kelapa.

9
3.3 Kelebihan Dan Kelemahan Kapal Kayu
Sebelum kita menganalisa peluang untuk pembuatan kapal kayu, terlebih dahulu kita
harus kaji masalah keuntungan dan kerugian pemakaian bahan kayu sebagai bahan
konstruksi, serta perbedaan antara kapal kayu dan kapal baja.
Keuntungan dan kerugian pemakaian bahan kayu sebagai bahan untuk konstruksi kapal
antara lain:
1. Keunggulan menggunakan kapal kayu
 Biaya yang lebih murah
 Proses pembuatannya cepat
 Kayu memiliki kekuatan yang tinggi, serta berat yang rendah dan daya tahan yang
tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik
 Kayu mudah dikerjakan, mudah dipasang dan diganti dan juga dapat diperoleh
dalam waktu yang singkat dan dengan harga yang relatif murah dan terjangkau
2. Kekurangan menggunakan kapal kayu
 Kayu bisa lapuk karena umur kayu dan pemakaian
 Kayu memiliki sifat kurang homogeny ( adanya cacat alam, arah serat berbentuk
penampang, spiral, diagonal, dan adanya mata kayu )
 Kayu mengalami kelengkungan yang cukup besar, bila ada pembebanan yang
berjangka lama
 Penggunaan kayu yang intensif akan semakin menghabiskan kekayaan hutan kita
yang merupakan paru-paru alam.

10
3.4 Proses Perawatan Kapal Kayu

Kapal yang terbuat dari material kayu, pada umumnya pihak galangan hanya
menyediakan tempat (slipway) untuk proses perawatan dan perbaikan kapal. Biaya yang
dikenakan kepada pemilik kapal hanyalah biaya naik/turun kapal dan biaya sewa slipway per
hari.
Proses perawatan dan perbaikan kapal pada bagian badan kapal (lambung kapal) yaitu:
1)      Pencucian seluruh bagian kapal.
Setelah kapal berada di atas slipway, kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah
pembersihan atau pencucian seluruh bagian kapal. Pencucian ini menggunakan air tawar
yang berasal dari ledeng. Pegawai yang melakukan kegiatan ini adalah mereka yang
melakukan proses penaikkan kapal. Selam proses pencucian berlangsung, juga dilakukan
kegiatan pembersihan badan kapal dari teritip, lumut dan lumpur serta kotoran lain yang
menempel pada lambung kapal. Kegiatan ini berlangsung selama 1-2 jam.
2)      Pemakalan dan pendempulan.
Proses perawatan kapal yang rutin dilakukan setiap tahun adalah pengecatan kapal
kembali. Proses ini dimulai dengan pengelotokkan cat yang telah lama dan telah
terkelupas, dilanjutkan dengan proses penggantian papan-papan lambung yang telah
lapuk dan pemakaian. Proses pakal adalah kegiatan menambal bagian-bagian antar papan
pada lambung kapal dengan menggunakan makjun. Makjun merupakan semacam serat
terbuat dari rami. Serat ini dimasukkan pada sela-sela papan dengan menggunakan palu
dan pakal.
Bagan yang selesai dipakal dilumasi dengan adonan dempul hasil campuran
bubuk dammar dan dempul kapal (Tabel 1). Adonan ini berwarna kecoklatan, proses
pelapisan menggunakan alat yang disebut solet. Bagian-bagian papan yang memiliki
lubang cukup besar ditambal dengan menggunakan dempul. Adonannya berbeda dengan
adonan dempul yang melapisi makjun. Adonan dempul ini merupakan campuran antara
semen putih dan lem kapal. Proses pemakalan dan pendempulan dilakukan oelh sebuah
kelompok pekerja berjumlah 5-7 orang. Proses ini memakan waktu 2-3 hari tergantung
kepada jumlah pekerja dan ukuran kapal yang dikerjakan.

11
Tabel 1. Jenis dan fungsi adonan dalam proses pendempulan.
Adonan Warna Fungsi
Bubuk dammar + dempul Coklat tua Menambal makjun pada rongga antar
kapal papan pada lambung kapal
Dempul kapal + bubul + Coklat muda Menambal pipa-pipa atau batangan besi
semen putih lainnya
Bubuk semen putih + lem Putih Menambal kebocoran dan lubang-
kapal lubang pada badan kapal
Dempul Mobil Krim Menambal kebocoran yang besar,
paling kuat dan paling mahal harganya

3)      Pengecetan kapal
Proses pengecatan dimulai dengan pemberian cat menje pada seluruh bagian
lambung kapal. Pemberian cat menje bermula dari lunas (dasar) sampai batas water line
tertinggi. Cat ini diharapkan dapat menjadi anti fouling dan anti karat bagi lambung
kapal. Proses pengecatan kapal dilakukan oleh kelompok pekerja yang berbeda dari
sebelumnya, berjumlah 5-6 orang sehingga proses ini dapat diselesaikan selama 1-2 hari.
Tabel 2. Tahapan Kegiatan Docking Kapal Kayu.
No Jenis Kegiatan Waktu yang Jumlah Keterangan
. dibutuhkan Pekerja
1. Penaikan kapal 30-45 menit 6-10 orang Ukuran kapal mempengaruhi
ke atas slipway lama penaikan
2. Pencucian Kapal 1-2 jam 6-8 orang Pekerjanya sama dengan saat
penaikan kapal
3. Pemakalan dan 5-8 orang Tergantung ukuran kapal
pendempulan
4. Reparasi Kapal 5-7 orang Tergantung tingkat kerusakan
dikerjakan oleh kelompok
pengrajin kapal
5. Pengecatan kapal 1-2 hari 5-7 orang Tergantung ukuran kapal
6. Penurunan kapal 20-30 menit 6-10 orang Pekerjanya sama dengan saat
dari slipway menaikkan kapal

12
Saar docking kapal juga akan diperiksa bagian-bagiannya antara lain :
 Mesin kapal

 Alat navigasi

 Radar dan lampu isyarat

 Mesin bantu

13
 As dan baling – baling

 Daun kemudi dan alas kemudi

 Pelampung

 Alat Pemadam kebakaran/hydrant

 Sekoci

14
Namun demikian apabila pihak pemilik kapal menginginkan hal tersebut dilakukan
oleh pihak dari galangan kapal maka setelah terjadi kesepakatan bersama, proses
perbaikan akan segera dilakukan. Perawatan dan perbaikan yang lainnya seperti mesin
kapal, baling-baling, jangkar, instalasi listrik dan lainnya dapat dilakukan oleh pihak
galangan kapal.

3.5 Persyaratan Material Untuk Pembuatan Kapal Kayu

Dalam pembuatan kapal kayu bahan utama yang digunakan adalah kayu, maka untuk
bagian konstruksi yang penting harus menggunakan kayu gengan mutu yang bagus. Selain itu
kayu yang digunakan harus memenuhi persyaratan, yaitu:

1. Kualitas kayu yang baik


2. Kayu tidak celah cacat dan tidak pecah-pecah
3. Kayu tidak berlubang pada lingkaran tahun
4. Kayu harus tahan terhadap air, cuaca, jamur dan serangga
5. Kayu tidak mudah dimakan tiram dan tidak mudah lengkung
Sedangkan bahan pengikat yang digunakan untuk pengikat-penguat bagian-bagian
konstruksi kapal kayu adalah paku, sekrup, mur-baut dan klem. Sedang bahan yang
dipergunakan untuk menjamin kekedapan antara sambungan-sambungan konstruksi (papan-
papan kayu) adalah pakal, dempul dan cat.

3.6 Konstruksi Kapal Kayu

STRINGER SCARPHS

15
BREATHOOKS

TRANSOM

MAIN FRAME CONSTRUCTION

TRANSOM ARRANGEMENTS

16
TRANSOM CONSTRUCTION

ENGINE SEAT CONSTRUCTION

SECTION AT ENGINE ROOM

17
WOODEN BEAMS

STEEL BEAMS CONSTRUCTION

CLINKER CONSTRUCTION

18
SECTION AT KEEL AND PLANK SCARPH

DECK AND BEAM CONSTRUCTION

PLYWOOD CONSTRUCTION

19
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan :


1. Sebenarnya kapal kayu sudah ada sejak zaman nenek moyang kita, yang digunakan
untuk kelangsungan hidup mereka.
2. Tidak semua kayu dapat digunakan untuk membuat kapal, ada persyaratan tersendiri
agar kapal layak layar. 
3. Kapal kayu sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat dimasa sekarang ini.
4. Kapal kayu juga memiliki konstruki yang harus diperhatikan layaknya kapal baja.
5. Kapal kayu memiliki tempat docking sendiri tidak sama dengan kapal baja.
6. Konstruksi kapal kayu dengan kapal baja sangat berbeda.

4.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini, kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca dan dapat membuat suatu karya tulis ilmiah. Selanjutnya
penulis juga mengharapkan kritik dan saran untuk peningkatan kualitas dalam penulisan
makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/44820437/1-KAPAL-KAYU

http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyboat/46101-kapal-fiber-vs-kapal-kayu.html

http://egaage.blogspot.com/2009/10/pembuatan-kapal-non-baja-dan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pinisi

21

Anda mungkin juga menyukai