Anda di halaman 1dari 64

TINJAUAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS

KEGIATAN IMPOR BARANG PADA KANTOR PENGAWASAN DAN

PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C AMBON

DI KOTA AMBON

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Memperoleh Ijazah Diploma III
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

Disusun Oleh :

DEWI ARISANTI NIM. 1319053176

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI AMBON
AMBON
2022

i
LEMBARAN PERSETUJUAN

TINJAUAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS

KEGIATAN IMPOR BARANG PADA KANTOR PENGAWASAN DAN

PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C AMBON

DI KOTA AMBON

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Memperoleh Ijazah Diploma III
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

Disusun Oleh :
DEWI ARISANTI NIM. 1319053176

Telah diperiksa dan disetujui


Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II

Satiah Latuconsina, SE.,M.Ak Diar Muzna Tangke, SE.,M.Si


NIP.19681112 200212 2 001 NIP. 19860907 201903 2 013

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

TINJAUAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS


KEGIATAN IMPOR BARANG PADA KANTOR PENGAWASAN DAN
PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C AMBON
DI KOTA AMBON

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Memperoleh Ijazah Diploma III
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

Disusun Oleh :

DEWI ARISANTI NIM. 1319053176

Telah diperiksa dan disetujui


Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Satiah Latuconsina, SE.,M.Ak Diar Muzna Tangke, SE.,M.Si


NIP.19681112 200212 2 001 NIP. 19860907 201903 2 013

Menyetujui, Mengetahui,
Wakil Direktur I Bidang Akademik Ketua Jurusan Akuntansi

Lenora Leuhery, ST.,MT Dr. Agus Siahaya, SE,M.Pd


NIP : 19700418 199403 2 001 NIP : 19730718 200012 1 002
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

iii
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dewi Arisanti
NIM : 1319053176
Program Studi : Diploma III - Akuntansi
Dengan ini mengatakan dengan sebenarnya bahwa :
1. Tugas Akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada Politeknik
Negeri Ambon adalah benar karya sendiri dan bukan jiplakan atau plagiat
dari karya lain.
2. Apabila dikemudian hari terdapat kesamaan dalam tugas akhir, maka saya
bersedia menerima sanksi dan ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk diketahui.

Ambon, 25 Agustus 2022

Dewi Arisanti
NIM : 1319053176

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iv
Nama : Dewi Arisanti
NIM : 1319053176
Tempat Tanggal Lahir : Kobisonta, 11 Juli 2001
Alamat Asal : Desa Jakarta Baru Kecamatan Bula Barat Kabupaten
Seram Bagian Timur
No. Telepon : 082198628829
Riwayat Pendidikan :
a. SD Inpres Samal G
Lulus Tahun 2013
b. SMPN 1 Seram Utara Timur Kobi
Lulus Tahun 2016
c. SMKN Seram Utara Timur Kobi
Lulus Tahun 2019
Data Orang Tua :
Nama Ayah : Suspriyanto
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Cuncun Hermeli
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

ABSTRAK

v
Dewi Arisanti. 1319053176. TINJAUAN PENERIMAAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 22 ATAS KEGIATAN IMPOR BARANG PADA
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE
MADYA PABEAN C AMBON DI KOTA AMBON. Tugas Akhir Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Ambon. Pembimbing (I) Ibu Satiah Latuconsina,
Pembimbing (II) Ibu Diar Muzna Tangke.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perkembangan


penerimaan Pajak PPh Pasal 22 atas impor barang pada Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ambon. Objek yang digunakan
dalam tugas akhir ini yaitu data importasi Semester I Tahun 2022 Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ambon. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik interview dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif-kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan fluktuatif yaitu adanya kenaikan dan penurunan
Pajak Penghasilan Pasal 22 impor yang terjadi Pada bulan Januari Tahun 2022
importir yang melakukan impor sebanyak 4 kali dengan jumlah PPh sebesar Rp.
7.449.105.000. Pada bulan Februari mengalami penurunan kegiatan impor,
importir yang melakukan impor sebanyak 3 kali dengan jumlah PPh sebesar
Rp.10.702.656.000. Pada bulan Maret mengalami penurunan kegiatan impor,
importir yang melakukan impor sebanyak 2 kali dengan jumlah PPh sebesar Rp.
9.467.200.000. Pada bulan April mengalami kenaikan kegiatan impor, importir
yang melakukan impor sebanyak 4 kali dengan jumlah PPh sebesar
Rp.8.493.899.000. Pada bulan Mei mengalami penurunan kegiatan impor,
importir yang melakukan impor sebanyak 2 kali dengan jumlah PPh sebesar Rp.
3.807.957.000. Pada bulan Juni mengalami penurunan kegiatan impor, importir
yang melakukan impor sebanyak 2 kali dengan jumlah PPh sebesar Rp.
6.776.682.000.

Kata Kunci : Pajak Penghasilan Pasal 22 impor

vi
ABSTRACT

Dewi Arisanti. 1319053176. REVIEW OF INCOME TAX INCOME TAX


REVIEW ARTICLE 22 FOR IMPORT ACTIVITIES IN THE CUSTOMS AND
EXCISE CONTROL AND SERVICE OFFICE IN ADDITIONAL CUSTOMS
TYPE C AMBON IN AMBON CITY. Final Project of Accounting Department of
Ambon State Polytechnic. Supervisor (I) Mrs. Satiah Latuconsina, Supervisor (II)
Mrs. Diar Muzna Tangke.

This study aims to find out how much the development of Income Tax Article 22
revenue on imports of goods at the Customs and Excise Office of Customs and
Excise Intermediate Type C Ambon. The object used in this final project is the
importation data for the first semester of 2022, the Customs and Excise Service
Supervision and Service Office of Customs C Ambon. Data collection techniques
used are interview and documentation techniques. The data analysis technique
used is descriptive-quantitative analysis technique. The results showed that there
was a fluctuating increase and decrease in Article 22 Income Tax on imports that
occurred in January 2022, importers who imported 4 times with a total income tax
of Rp. 7,449,105,000. In February there was a decline in import activities,
importers who imported 3 times with a total income tax of Rp. 10,702,656,000. In
March there was a decline in import activities, importers who imported 2 times
with a total income tax of Rp. 9,467,200,000. In April there was an increase in
import activities, importers who imported 4 times with a total income tax of Rp.
8,493,899,000. In May there was a decline in import activities, importers who
imported 2 times with a total income tax of Rp. 3,807,957,000. In June there was
a decline in import activities, importers who imported 2 times with a total income
tax of Rp. 6,776,682,000.

Keywords: Income Tax Article 22 imports

KATA PENGANTAR

vii
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberi
rahmat dan karunia-nya ,tidak lupa sholawat dan salam penulis curah limpahkan
kepada Nabi besar Muhammad Saw beserta para keluarga dan sahabatnya, berkat
bantuan dan dorongan dari semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
tugas akhir ini. Adapun judul tugas akhir ini adalah “Tinjauan Penerimaan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Atas Kegiatan Impor Barang Pada Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C ambon’’.

Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada program Diploma III jurusan Akuntansi
di Politeknik Negeri Ambon. Lebih dari itu, penulisan ini merupakan
implementasi dari ilmu yang diperoleh selama berada pada proses perkuliahan.

Pembuatan laporan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang senantiasa selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis, oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dady Mairuhu, S.T., M.M. selaku Direktur Politeknik Negeri


Ambon
2. Bapak Dr. Agus Siahaya, S.E., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Ambon
3. Ibu Satiah Latuconsina,SE.,M.Ak. dan Ibu Diar Muzna Tangke,SE.,M.Si.
selaku pembimbing I dan pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir.
4. Bapak Harry A. P. Sitaniapessy, SE.,M.Si, Bapak David S Reawaruw,
SE.,MSA, Ibu Meidylisa Patty, SE.,M.Si, selaku dosen penguji yang telah
memberi saran, kritik dan masukan kepada penulis saat seminar proposal
sampai dengan tugas akhir ini diujikan.

viii
5. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C Ambon beserta Bapak Budi Santoso dan Bapak Ichsan yang
telah banyak membantu penulis selama penelitian.
6. Kepada ayah dan ibu yang telah banyak berkorban untuk putra-putrinya
dan memberikan tauladan serta doa agar mereka senang pada ilmu
pengetahuan, demikian juga kepada adik-adik tercinta yang telah
mendorong untuk menuntut ilmu lebih tinggi.
7. Ketiga sahabat tercinta Sarlin Hitijahubessy, Patricia Nelta Huka dan
Mirda yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis
8. Teman-teman angkatan 2019 dan semua pihak yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan laporan tugas akhir ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Dalam penyusunan laporan ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan,


kesalahan dan kekhilafan karena keterbatasan kemampuan penulis, untuk itu
sebelumnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan yang bersifat
membangun atas laporan ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih


dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun kita bersama.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ambon, 25 Agustus 2022

Penulis

DAFTAR ISI
Hal

ix
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah......................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian..................................................................................... 4
1.6 Daftar Istilah.............................................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 6
2.1 Pajak............................................................................................................ 6
2.2 Pajak Penghasilan....................................................................................... 7
2.3 Pajak Penghasilan Pasal 22......................................................................... 12
2.4 Pemungutan Pajak Penghasilan PPh Pasal 22............................................ 15
2.5 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 22................................................................ 16
2.6 Impor........................................................................................................... 19
2.7 Importir....................................................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 27


3.1 Lokasi dan Objek Penelitian ...................................................................... 27

x
3.2 Jenis Data.................................................................................................... 27
3.3 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................... 27
3.4 Sumber Data .............................................................................................. 28
3.5 Teknik Analisa Data................................................................................... 28
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........ 30
4.1 Gambaran Umum Perusahaan dan Data Penelitian.................................... 30
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan............................................................. 30
4.1.2 Data Penelitian.................................................................................... 38
4.2 Hasil Analisis.............................................................................................. 41
4.3 Pembahasan................................................................................................. 42
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 44
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 44
5.2 Saran........................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45
LAMPIRAN..................................................................................................... 47

DAFTAR TABEL

xi
Tabel Judul Hal
1 Data Importasi KPPBC TMP C Ambon Semester I Tahun 2022….3

2 Importasi Semester I 2022…………………………………............38

3 Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor Semester

I Tahun 2022………………………………………………………39

4 Importir…………………………………………………………….40

5 Selisih Pajak Penghasilan Pasal 22 impor pada


Semester I 2022…………………………………………………...43

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

1 Struktur Organisasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe Madya Pabean C Ambon..........................................................31

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Data Importasi Semester I Tahun 2022 Bea dan Cukai…………...47

Lampiran 2 Data Importasi Semester I 2022…………………………………...48

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sumber pendapatan Negara
dari pajak menyumbang sekitar 80 persen dari total pendapatan Negara,
pendapatan Negara dari pajak ini juga berasal dari banyak objek pajak.
Contohnya, dari Pajak Penambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Cukai, Pajak Bea Masuk dan juga Bea Keluar, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
dan pajak lainnya yang persentasenya jauh lebih kecil. Pajak Penghasilan pasal 22
impor adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada saat di laksanakannya impor
barang dari luar daerah pabean ke dalam wilayah pabean. Tarif PPh pasal 22
impor berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
41/PMK.010/2022 adalah 2,5 % dari nilai impor untuk perusahaan yang memiliki
Angka Pengenal Importir (API), kecuali barang berupa kedelai, gandum dan
tepung terigu sebesar 0,5 % dari nilai impor dengan menggunakan Angka
Pengenal Importir (API) sedangkan tariff 7,5% dari nilai impor untuk perusahaan
yang tidak memiliki Angka Pengenal Importir (API) dan yang tidak dikuasai
sebesar 7,5 % dari harga jual (lelang).

Konsep impor berasal dari adanya kegiatan dalam perdagangan


Internasional, terkait dengan adanya jual beli barang yang dilakukan lintas negara.
Impor merupakan kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean baik
yang dilakukan oleh orang pribadi maupun badan hukum yang dibawa oleh sarana
pengangkut telah melintasi batas Negara dan kepadanya diwajibkan memenuhi
kewajiban pabean seperti, pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor
yang terutang. Dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 Kepabeanan
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas

1
2

barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan
bea keluar.

Daerah pabean wilayah Republik Indonesia meliputi wilayah


darat,perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen. Sedangkan Kawasan Pabean meliputi
Pelabuhan laut, bandar udara atau tempat lain yang di tetapkan untuk lalu lintas
barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai (DJBC). Pengguna jasa yang melakukan impor barang kiriman melalui
pos luar negeri dapat mengambil barang kirimannya pada Kantor Pos Pengawasan
Bea dan Cukai. Kantor Pos Pengawasan yang berada dibawah naungan Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP
C) Ambon merupakan tempat yang digunakan dalam hal pemeriksaan barang
kiriman dari Luar Negeri. Hal tersebut berkaitan dengan tugas dan wewenang para
pegawai dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C (KPPBC TMP C) Ambon untuk mengawasi dan memeriksa barang
kiriman tersebut sebagai upaya melindungi masyarakat dari penyelundupan dan
perdagangan illegal.

Saat ini kegiatan impor semakin marak terjadi, dikarenakan perizinan


untuk impor barang semakin mudah didapat. Apalagi pengusaha sekarang sudah
membeli barang-barang dari luar negeri untuk dijual di dalam negeri. Dengan
semakin banyak barang impor masuk ke dalam daerah pabean maka Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP
C) Ambon harus semakin meningkatkan keamanan dalam hal menyeleksi barang
masuk. Setiap barang masuk didaerah pabean harus dikenakan pajak ,dan salah
satunya adalah Pajak Penghasilan Pasal 22. Setiap perhitungan dan penyetoran
Pajak Penghasilan Pasal 22 harus dibuat laporan sehingga dapat diketahui
besarnya penerimaan pajak yang diperoleh setiap tahun berjalan.
3

Tabel 1. Data Importasi KPPBC TMP C Ambon Semester I Tahun 2022

No Bulan PIB Netto PPh


(Pemberitahuan (Kg)
Impor Barang)
1 Januari 4 27.824.602 7.449.105.000
2 Februari 3 35.437.084 10.702.656.000
3 Maret 2 25.539.234 9.467.200.000
4 April 4 23.372.125 8.493.899.000
5 Mei 2 8.391.837 3.807.957.000
6 Juni 2 18.001.200 6.776.682.000

Berdasarkan data-data diatas, penulis tertarik menulis tugas akhir dengan


judul “Tinjauan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Kegiatan Impor
Barang Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C Ambon.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
merumuskan masalah yang menjadi sasaran penelitian adalah ‘’Bagaimana
Meninjau Penerimaan Pajak PPh Pasal 22 Atas Kegiatan Impor Barang Pada
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C
( KPPBC TMP C ) Ambon’’.

1.3 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini nantinya penulis akan berfokus kepada Meninjau
Penerimaan Pajak PPh Pasal 22 Atas Kegiatan Impor Barang pada Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP
C ) Ambon pengguna Angka Pengenal Impor (API) yang terjadi pada Semester I
yaitu Bulan Januari-Juni Tahun 2022 dengan HS Code 2710.19.79 dan
2710.12.24.
4

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perkembangan
penerimaan Pajak PPh Pasal 22 atas impor barang pada Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ambon.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat Penelitian yang dapat diambil adalah :
1. Bagi akademisi
Menambah referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan pengimporan yang dilakukan oleh Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ambon.
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan dan memberi informasi kepada Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C
Ambon. Serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
memberikan gambaran yang jelas mengenai keterkaitan penerimaan
Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Kegiatan Impor Barang.

1.6 Daftar Istilah

1. Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara


yang masuk dalam kas negara yang melaksanakan pada undang-
undang serta pelaksanaannya dapat dipaksakan tanpa adanya balas
jasa. Iuran tersebut digunakan oleh negara untuk melakukan
pembayaran atas kepentingan umum (Mardiasmo,2016).
2. Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dibebankan atas suatu
penghasilan yang diperoleh wajib pajak,baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar negeri.
3. Pajak Penghasilan PPh Pasal 22 adalah pajak penghasilan yang
dikenakan kepada badan-badan usaha tertentu,baik milik pemerintah
5

maupun swasta yang melakukan kegiatan perdagangan ekspor, impor


dan re-impor.
4. Impor adalah kegiatan untuk memasukan barang dari luar ke dalam
daerah pabean (Marolop Tandjung,2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak
Pajak merupakan pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap uang pajak
yang dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sector
pajak. Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah
demi kesejahteraan masyarakat. Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum,
bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana
pemerintah untuk mendanai pembangunan di pusat dan daerah, seperti
membangun fasilitas umum, membiayai anggaran Kesehatan dan Pendidikan dan
kegiatan produktif lain. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan
berdasarkan Undang-undang. Menurut Mardiasmo (2016) Pajak merupakan iuran
yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang masuk dalam kas negara yang
melaksanakan pada undang-undang serta pelaksanaannya dapat dipaksakan tanpa
adanya balas jasa. Iuran tersebut digunakan oleh negara untuk melakukan
pembayaran atas kepentingan umum. Sementara itu, menurut Rochmat Soemitro
dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2013 (2013) menjelaskan Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbul (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Selanjutnya, menurut Andriani, dalam buku Perpajakan Indonesia (2014)


Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi Kembali yang ditunjuk dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintah.

6
7

Adapun definisi pajak menurut Djajadiningrat dalam (Resmi,2012) dalam


(Octovido dan Azizah,2014) Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan
Sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian
dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai
hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,
tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara
kesejahteraan secara umum.

2.2 Pajak Penghasilan


Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dibebankan atas suatu
penghasilan yang diperoleh wajib pajak,baik yang berasal dari Indonesia maupun
luar negeri. Dasar hukum PPh adalah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan. UU ini mengalami empat kali perubahan, yakni :
 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 tentang Perubahan Atas UU
No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan
 Undang—undang Nomor 10 Tahun 1994 tentang Perubahan Kedua
Uno.7/1983 tentang Pajak Penghasilan
 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga UU
No7/1983 tentang Pajak Penghasilan
 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat
UU No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan
Selain itu, pengaturan terbaru tentang Pajak Penghasilan juga dalam UU Cipta
Kerja No.11 Tahun 2020 dan melalui UU PPh No 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Kategori Pajak Penghasilan dibedakan
menjadi beberapa kategori yakni :
 PPh yang dikenakan pada wajib pajak orang pribadi, yang terbagi
atas pegawai serta bukan pegawai maupun pengusaha
 PPh yang dibebankan atas penghasilan wajib pajak badan atau
perusahaan, hingga objek yang dikenakan PPh itu sendiri.
8

Objek Pajak Penghasilan dalam Undang-undang PPh dirincikan sebagai berikut :


1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang industry atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini.
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan
3. Laba usaha
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :
 Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekuuan dan badan lainnya sebagai pengganti saham
atau penyertaan modal
 Keuntungan karena harta kepada pemegang saham,
sekutu atau anggota yang diperoleh perseroan,
persekutuan dan badan lainnya
 Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, pengambil alih usaha atau
reorganisasi dengan nama dalam bentuk apapun
 Keuntungan karena pengalihan harta berupa
hibah,bantuan,atau sumbangan, kecuali yang diberikan
kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat dan badan keagamaan,badan Pendidikan,badan
social termasuk industry koperasi atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan atau penguasaan diantara pihak-pihak yang
bersangkutan.
 Keuntungan karena penjualan atau pengalihan Sebagian
atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta alam
pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan
pertambangan
9

5. Penerimaan Kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai


biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak
6. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang
7. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen
dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi
8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
12. Keuntungan selisih kurs mata uang asing
13. Selisih lebih karena penilain Kembali aktiva
14. Premi asuransi
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usha atau pekerjaan bebas
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak
17. Penghasilan dari usaha berbasis industry
18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang
mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan
19. Surplus Bank Indonesia
Penghasilan yang dikenakan PPh Final
 Penghasilan berupa bunga deposito
 Penghasilan berupa hadiah undian
 Penghasilan dari transaksi saham
 Penghasilan dari transaksi pengalihan
 Penghasilan tertentu lainnya
10

Subyek Pajak Penghasilan menurut Undang-undang PPh dirincikan sebagai


berikut :
1. Subyek PPh orang pribadi
Wajib pajak orang pribadi adalah subyek pajak penghasilan bagi yang
mencakup orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di
Indonesia maupun di luar Indonesia.
a. Subyek PPh OP Dalam Negeri
b. Subyek PPh OP Luar Negeri
2. Subyek PPh Warisan yang belum terbagi
3. Subyek PPh Badan
4. Subyek PPh Badan Usaha Tetap (BUT)
Jenis Pajak Penghasilan (PPh)
1. Pajak Penghasilan PPh Pasal 15
Pajak Penghasilan Pasal 15 merupakan pajak yang berhubungan
dengan norma perhitungan khusus yang ditunjukan untuk golongan
wajib pajak tertentu. Begitu anda mendirikan perusahaan atau
memiliki badan usaha maupun menjadi pengusaha, maka otomatis
anda telah menjadi wajib pajak badan sekaligus wajib pajak orang
pribadi. Kaitannya dengan hal tersebut,ada sejumlah pajak yang harus
dibayarkan yang tertera pada Surat Keterangan Terdaftar
2. Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak yang dibebankan atas
penghasilan yang berupa gaji, honorarium, tunjangan dan lainnya.
Penghasilan tersebut sehubungan dengan dengan pekerjaan, jasa dan
kegiatan lain yang diterima oleh wajib pajak dan dibayarkan setiap
bulannya.
3. Pajak Penghasilan PPh Pasal 22
Pemungutan pajak ini diperoleh dari wajib pajak yang melakukan
kegiatan impor atau dari pembelian atas penjualan suatu barang
mewah. Pihak pemungut PPh pasal 22 ini terdiri dari bendahara
pemerintah dan lembaga lainnya. Dan badan tertentu, baik itu badan
11

pemerintah maupun swasta yang berkenaan dengan kegiatan dibidang


impor ataupun kegiatan usaha dibidang lainnya.
4. Pajak Penghasilan PPh Pasal 23
Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak pemungut pajak dari
wajib pajak pada saat melakukan suatu transaksi. Transaksi yang
dimaksud meliputi pembagian keuntungan saham (dividen), royalty,
bunga, hadiah, sewa dan pengahasilan lainnya. Tariff untuk PPh pasal
23 akan dikenakan berdasarkan pada DPP atau Dasar Pengenaan
Pajak.
5. Pajak Penghasilan PPh Pasal 25
Pajak Penghasilan Pasal 25 merupakan angsuran pajak yang berasal
dari jumlah PPh terutang menurut SPT Tahunan. Dimana untuk
pembayaran pajaknya harus dibayarkan sendiri tanpa diwakilkan oleh
siapapun dan dilaksanakan secara berangsur. Jenis PPh ini bertujuan
untuk meringankan beban wajib pajak dalam melaksanakan
pembayaran pajak tahunannya.
6. Pajak Penghasilan PPh Pasal 26
Pajak Penghasilan Pasal 26 ini dikenakan atas penghasilan yang
bersumber dari Indonesia,yang mana diterima oleh wajib pajak luar
negeri. Dengan pengecualian selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang
ada di Indonesia. PPh Pasal 26 ini merupakan penerapan dari asas
sumber yang dianut dalam system pemungutan pajak yang ada di
Indonesia.
7. Pajak Penghasilan Pasal 29
Pajak Penghasilan ini dihasilkan dari nilai lebih pajak yang terutang
yaitu pajak terutang dikurangi kredit pajak. Atau pada saat jumlah
pajak terutang yang dimiliki suatu perusahaan dalam satu tahun pajak,
jumlahnya lebih besar dari jumlah kredit pajak yang telah dipotong.
PPh pasal 29 ini harus dibayarkan dan dilunasi sebelum SPT Tahunan
PPh Badan tersebut dilaporkan.
12

8. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2)


Pajak ini dipotong dari bunga deposito dan tabungan lainnya. Serta
bunga obligasi dan surat utang Negara, bunga simpanan yang
dibayarkan koperasi, hadiah undian, transaksi saham dan sekuritas
lainnya. Penghasilan yang umumnya dikenai pajak ini, bersifat final
atau pajak yang tidak bisa dikreditkan.

2.3 Pajak Penghasilan PPh Pasal 22


Pajak Penghasilan PPh Pasal 22 adalah pajak penghasilan yang dikenakan
kepada badan-badan usaha tertentu,baik milik pemerintah maupun swasta yang
melakukan kegiatan perdagangan ekspor, impor dan re-impor.
a. Objek Pajak Penghasilan PPh Pasal 22
Objek PPh Pasal 22 sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor
41/PMK.010/2022 adalah :
 Impor barang dan ekspor barang komoditas tambang batubara,
mineral, logam dan mineral bukan logam yang dilakukan oleh
eksportir
 Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh
bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah dan Lembaga -
lembaga negara lainnya
 Pembayaran atas pembelian barang dengan mekanisme uang
persediaan (UP) yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran
 Pembayaran atas pembelian barang kepada pihak ketiga dengan
mekanisme pembayaran langsung (LS) oleh KPA atau pejabat
penerbit surat perintah membayar yang diberi delegasi oleh KPA
 Pembayaran atas pembelian barang dan baha-bahan untuk
keperluan kegiatan usahanya BUMN (Badan Usaha Milik Negara
) diatur dalam pasal 22 e
13

 Penjualan hasil produksi kepada distributor didalam negeri oleh


badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industry semen,
industry kertas, industry baja, yang merupakan industry hulu,
industry otomotif dan industry farmasi
 Penjualan kendaraan bermotor didalam negeri oleh Agen
Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek
(APM) dan importir umum kendaraan bermotor
 Penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan pelumas
oleh produsen atau importir
 Pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk
keperluan industrinya atau ekspornya oleh industry dan eksportir
yang bergerak dalam sector kehutanan, perkebunan, pertanian,
perternakan dan perikanan
 Penjualan barang yang tergolong sangat mewah yang dilakukan
oleh wajib pajak badan diatur dalam pasal 22 ayat 1
b. Subyek yang dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 22
Jenis PPh 22 ini dikenakan pada wajib pajak badan-badan usaha
tertentu,baik milik pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan
perdagangan ekspor ,impor dan re-impor
c. Subyek pemotong Pajak Penghasilan Pasal 22
Subyek yang memotong PPh Pasal 22 ini terbagi menjadi dua kategori
utama ,yakni :
Pemungut atau yang memotong PPh Pasal 22
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) atas
objek PPh Pasal 22 impor barang
2. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Instansi atau Lembaga Pemerintah dan Lembaga -lembaga negara
lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang
14

3. Bendahara pengeluaran berkenaan dengan pembyaran atas


pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme uang
persediaan (UP)
4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat
Perintah Membayar yang diberikan delegasi oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA), berkenaan dengan pembayaran atas pembelian
barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme
pembayaran langsung (LS)
5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN),yaitu badan usaha yang seluruh
atau Sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan, yang meliputi :
 PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero), PT Perushaaan Gas Negara (Persero) Tbk., PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero)Tbk., PT Adhi
Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero) Tbk., PT
Krakatau Steel (Persero)
 Bank-bank Badan Usaha Milik Negara, berkenaan dengan
pembayaran atas pembelian barang dan atau bahan-bahan
untuk keperluan kegiatan usahanya
6. Industry dan eksportir yang bergerak dalam sector kehutanan,
perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan, atas pembelian
bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk keperluan industrinya
atau ekspornya
7. Industry atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas
tambang batubara, mineral logam dan mineral bukan logam, dari
badan atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan
15

2.4 Pemungutan Pajak Penghasilan PPh Pasal 22


Berdasarkan PMK Nomor 41/PMK.010/2022 pemungutan Pajak
Penghasilan PPh Pasal 22 antara lain:
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) atas :
 Impor barang dan
 Ekspor komoditas tambang batubara,mineral logam,dan mineral
bukan logam yang dilakukan oleh eksportir, kecuali yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat dalam perjanjian
Kerjasama pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya
2. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai
pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi
atau Lembaga Pemerintahan dan Lembaga-lembaga negara lainnya
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang
3. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu badan usaha yang seluruh
atau Sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang dan atau bahan-
bahan untuk keperluan kegiatan usahanya
4. Bendahara pengeluaran berkenaan dengan pembayaran atas pembelian
barang yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP)
5. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah
Membayar yang diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang kepada pihak
ketiga yang dilakukan dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS)
6. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industry semen,
industry kertas, industry baja, industry otomotif dan industry farmasi
atas penjualan hasil produksinya kepada distributor didalam negeri
7. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek
(APM), dan importir umum kendaran bermotor, atas penjualan
kendaraan bermotor di dalam negeri
16

8. Produsen atau importir bahan bakar minyak,bahan bakar gas dan


pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan
pelumas
9. Badan usaha industry atau eksportir yang melakukan pembelian bahan-
bahan berupa hasil, perkebunan, pertanian, perternakan dan
perikananyang belum melalui proses industry manufaktur, untuk
keperluan industrinya atau ekspornya
10. Badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang batubara,
mineral logam dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi
pemegang izin usaha pertambangan
11. Badan usaha yang melakukan penjualan emas Batangan di dalam negeri

2.5 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 22


Besarnya pungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 ditetapkan sebagai berikut:
a. Atas Impor Barang
1. Barang tertentu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.010/2022 dan barang kiriman
sampai batas jumlah tertentu yang dikenai bea masuk dengan tarif
pembebanan tunggal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
dibidang kepabeanan, sebesar 10 % dari nilai impor dengan atau
tanpa menggunakan Angka Pengenal Importir (API)
2. Barang tertentu lainnya sebesar 7,5 % dari nilai impor dengan atau
tanpa menggunakan Angka Pengenal Importir (API)

PPh Pasal 22 =7,5 X Nilai Impor

3. Barang berupa kedelai, gandum dan tepung terigu sebesar 0,5%


dari nilai impor dengan menggunakan Angka Pengenal Importir
(API)

PPh Pasal 22 = 0,5% X Nilai


Impor
17

4. Barang selain barang diatas ( poin 1,2,3) yang menggunakan


Angka Pengenal Importir (API),sebesar 2,5% dari nilai impor

PPh Pasal 22 =2,5 X Nilai Impor

5. Barang selain barang diatas (poin 1,2,3) yang tidak menggunakan


Angka Pengenal Importir (API), sebesar 7,5% dari nilai impor

PPh Pasal 22 =7,5 X Nilai Impor

6. Barang yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang
PPh Pasal 22 =7,5 X Harga Lelang

7. Atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal


Pembendaharaan Kementerian Keuangan (DJPB), Bendahara
Pemerintah, BUMN/BUMD = 1,5% X harga pembelian ( tidak
termasuk PPN dan tidak final )
8. Atas penjualan hasil produksi ditetapkan berdasarkan keputusan
Direktorat Jenderal Pajak, yaitu :
1. Kertas = 0,1 % X DPP PPN ( Tidak Final )
2. Semen = 0,25% X DPP PPN ( Tidak Final )
3. Baja = 0,3% X DPP PPN ( Tidak Final )
4. Otomotif = 0,45% X DPP PPN (Tidak Final)
9. Atas penjualan hasil produk atau penyerahan barang oleh produsen
atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas adalah sebagai
berikut:
1. Pungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur/agen bersifat tidak
final
10. Atas permbelian bahan-bahan untuk keperluan atau ekspor dari
pedagang pengumpul ditetapkan = 0,25% x harga pembelian (tidak
termasuk PPN)
11. Atas impor kedelai, gandum, dan terpung terigu oleh importir yang
mengunakan API = 0,5% x nilai impor.
18

12. Atas penjulan


1. Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp
20.000.000.000.-
2. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp
10.000.000.000.-
3. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga
pengalihnya lebih dari Rp 10.000.000.000.- dan luas bangun
lebih dari 500 m2.
4. Apartemen, kondominium, dan sejenisnya denga harga jual
atau pengalihnya lebih dari Rp 10.000.000.000.- dan /atau luas
bangunan lebih dari 400 m2.
5. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang
dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle(suv),
multi-purpose vehicle (mpv), minibus dan sejenisnya dengan
harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000.- (lima miliar rupiah)
dan dengan kapasitas silinder leboh dari 3.000 cc. sebesar 5%
dari harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM.

Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan Bea
yang Masuk yaitu Cost Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan Bea
Masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan kepabeanan di bidang impor.

Berdasarkan tarif pemungutan sebagaimana dimaksud di atas yang


diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif yang diterapkan
terhadap Wajib Pajak. Ketentuan yang berlaku unuk pemungutan Pajak
Penghasilan Pajak Pasal 22 yang tidak final.
19

2.6 Impor

A. Pengertian Impor

Impor adalah suatu aktivitas atau kegiatan memasarkan produk


barang dari daerah pabean atau membeli suatu produk barang dari negara
lain untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam negeri. Menurut Marolop
Tandjung (2011) Impor adalah kegiatan untuk memasukan barang dari
luar ke dalam daerah pabean. Kegiatan impor yang melibatkan dua negara
diwakili oleh kepentingan antar dua negara. Contoh sederhananya,
Indonesia yang tidak memiliki produk gandum harus mendatangkan
produk gandum dari negara lain agar bisa memenuhi kebutuhan gandum
dalam negeri. Proses pendampingan oleh bea cukai diperlukan saat
kegiatan pengiriman barang impor dilakukan dengan skala besar. Secara
sederhana, pemerintah akan menerapkan tarif pajak atas setiap produk ke
masing-masing importirnya. Tarif pajak tersebut membuat produk barang
impor memiliki harga relative mahal karena ada beban pajak yang harus
dibayarkan konsumen. Jika dibandingkan dengan produk local, maka
barang impor memiliki harga yang cenderung lebih mahal. Perlu di
ketahui, tidak semua produk atau barang diperbolehkan masuk sebagai
barang impor. Pihak Direktorat Bea Cukai telah menetapkan peraturan
yang memperbolehkan dan melarang masuknya barang impor. Barang
impor yang memiliki unsur pornografi, obat-obatan terlarang dan senjata
api termasuk ke dalam barang yang dilarang masuk.

B. Tujuan Impor

Adapun tujuan impor adalah sebagai berikut :

1) Memenuhi kebutuhan dalam negeri


2) Memperkuat posisi neraca pembayaran
3) Mengurangi keluarnya devisa ke luar negeri
20

C. Manfaat Impor

Kegiatan impor sendiri memiliki manfaat diantaranya :

1) Memperoleh suplai produk buatan buatan luar negeri yang tak bisa
diproduksi oleh perusahaan dalam negeri
2) Mendapat suplai bahan baku untuk kebutuhan industry dalam negeri
3) Sarana transfer teknologi canggih dan modern
4) Upaya mengendalikan inflasi berkat harga barang impor yang
terjangkau
5) Negara bisa focus untuk melakukan ativitas produksi barang atau
jasa tertentu

D. Syarat-syarat Impor

Syarat-syarat dalam kegiatan impor yaitu ,memiliki izin impor


berikut dokumen persyaratan impor yang terdiri dari :

1) Memiliki Angka Pengenal Impor (API)


2) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4) Rekomendasi Teknisi
5) Tanda Daftar Usaha (TDU)
6) Surat Izin Usaha Industri (IUI)
7) Suggested Retail Price (SRP) harga eceran standar
8) Nomor Induk Kepabeanan (NIK)
9) Dokumen Angka Pengenal Importir -umum (API-U)
10) Dokumen Angka Pengenal Importir -produsen ( API-P)
21

E. Nilai Impor
Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar
penghitungan bea masuk ditambah pungutan berdasarkan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
kepabeanan dan cukai untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang
di pungut, menurut Undang-undang Pasal 1 Angka 20 UU Nomor 42
Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 8
Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Rumus nilai impor sebagai
berikut:

Nilai impor = Nilai Pabean + Bea Masuk

2.7 Importir

Importir adalah seseorang ataupun sebuah Lembaga yang berfungsi


sebagai perantara perdagangan dimana ia bertugas mendatangkan barang dari
luar negeri. Adapun barang yang diimpor tersebut kemudian digunakan untuk
tujuan produksi maupun konsumsi. Kategori importir sebagai berikut :

a) Importir umum
Importir umum merupakan perusahaan yang secara khusus
mengimpor berbagai macam barang dagang. Umumnya, importir
umum ialah seperti perusahan Persero Niaga yang mampu
mengimpor beraneka macam barang.
b) Approved traders
Approved traders adalah pengusaha impor biasa yang bersifat
khusus oleh pemerintah atau departemen perdagangan. Hal ini
dikarenakan ia bertugas mengimpor komoditi tertentu dengan suatu
tujuan tertentu juga.
22

c) Sole Agent Importer


Sole Agent Importer ialah perusahaan asing yang bertujuan
memasarkan barang di Indonesia. Importir jenis ini menjadikan
perusahaan setempat sebagai kantor perwakilan atau memilih suatu
agen tunggal untuk mengimpor hsil produksinya tersebut.
d) Import-merchant
Import-merchant merupakan sebuah badan usaha yang hanya
mengimpor barang-barang khusus, dimana barang tersebut telah
disebutkan dalam izin yang diberikan oleh pemerintah dalam
bentuk Tanda Pengenal Pengakuan Impor (TAPPI). Sehingga
barang yang diizinkan tidak berlaku untuk diimpor
e) Importir terbatas
f) Adapun importir terbatas ialah perusahaan seperti Penanam Modal
Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) yang
diberikan izin khusus oleh pemerintah untuk mengimpor mesin-
mesin dan bahan baku untuk kebutuhannya sendiri atau diperjual
belikan.

Dampak Negatif Kegiatan Impor

 Menciptakan persaingan bagi industry dalam negeri


Selain akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
industry dalam negeri melalui impor barang-barang modal, namun
bisa terjadi sebaliknya,industry kita tidak berkembang karena
menghadapi pesaing-pesaing di luar negeri
 menciptakan pengangguran
dengan mengimpor barang dari luar negeri berarti kita tidak
mempunyai kesempatan untuk memproduksi barang-barang
tersebut sama artinya kita telah kehilangan kesempatan untuk
membuka lapangan pekerjaan yang tercipta dari proses
memproduksi barang tersebut
 konsumerisme
23

konsumsi berlebihan terutama untuk barang-barang mewah


merupakan salah satu dampak yang dapat diciptakan dari adanya
kegiatan impor barang.

Dampak Positif Kegiatan Impor

 Meningkatkan kesejahteraan konsumen


Dengan adanya impor barang-barang konsumsi, masyarakat
Indonesia biasa menggunakan barang yang tidak dapat dihasilkan
di dalam negeri
 Meningkatkan industry dalam negeri
Dengan adanya impor, kita mendapat kesempatan untuk
mengimpor barang-barang modal, baik yang berupa mesin industry
maupun bahan baku yang memungkinkan kita untuk
mengembangkan suatu industry
 Alih teknologi
dengan adanya impor memungkinkan terjadinya alih teknologi.
Secara bertahap negara kita mencoba mengembangkan teknologi
modern untuk mengurangi ketertinggalan kita dengan bangsa yang
sudah maju

Jenis-jenis Impor

Adapun jenis -jenis impor sebagai berikut :

1. Impor untuk dipakai


Yaitu kegitan memasukan barang atau jasa ke dalam wilayah
pabean Indonesia yang bertujuan untuk digunakan, dimiliki atau
dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia
2. Impor sementara
Yaitu kegiatan memasukan barang atau jasa ke dalam wilayah
pabean Indonesia bertujuan untuk diekspor Kembali ke luar negeri
paling lama 3 tahun
24

3. Impor angkut lanjut atau terus


Kegiatan mengangkut barang dengan menggunakan sarana
pengangkut melalui suatu kantor ke kantor lain tanpa adanya
proses pembongkaran terlebih dahulu
4. Impor untuk ditimbun
Yaitu kegiatan mengangkut barang dengan menggunakan srana
pengangkut melalui sesuatu kantor ke kantor lain dengan
melakukan proses pembongkaran terlebih dahulu
5. Impor untuk re-ekspor
Yaitu kegiatan mengangkut barang impor yang masih berada di
dalam wilayah pabean untuk diekspor Kembali keluar negeri. Hal
ini dilakukan dengan barang impor yang berkondisi tidak sesuai
pesanan, salah kirim, rusak, tidak memenuhi syarat teknis dan ada
perubahan peraturan.

Dikecualikan Dari Pemungut Pajak PPh Pasal 22

Pengeculian pemungutan Pajak PPh Pasal 22 sebagai berikut :

1. Impor barang dan penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan


peraturan perundang-undangan tidak terutang pajak penghasilan.
2. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau
Pajak Pertambahan Nilai
3. Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan
untuk diekspor Kembali
4. Impor Kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah
diekspor kemudian diimpor Kembali dalam kualitas yang sama atau
barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan,
pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
5. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak berkenaan dengan :
25

a) Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak (Bendahara


Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara
Pengeluaran, KPA atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar
yang diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), yang
jumlahnya paling banyak Rp. 2.000.000.00 (dua juta rupiah) dan
tidak merupakan pembayaran yang terpecah -pecah
b) Pembayaran yang dilakukan oleh pemungit pajak (BUMN tertentu
dan Bank BUMN) yang jumlahnya paling banyak Rp.
10.000.000.00 (sepuluh juta rupiah) dan tidak merupakan
pembayaran terpecah-pecah
c) Pembayaran untuk :
a. Pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas,
benda-benda pos
b. Pemakaian air dan listrik
6. Emas Batangan yang akan diproses untuk mengahasilkan barang
perhiasan dari emas untuk tujuan diekspor
7. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Pengecualian dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang


impor sebagaiman dimaksud pada point 2 diatas, tetap berlaku dalam hal
barang impor tersebut dikenakan tarif bea masuk sebesar 0% (nol persen)

Pegecualian sebagaimana dimaksud pada point 1 dan 6 dinyatakan dengan


Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22 yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal Pajak

Pengecualian sebagaimana maksud point 4, 5 dan 7 diatas dilakukan tanpa


Surat Keterangan Bebas (SKB)

Ketentuan pengecualian pengenaan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor


Barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau PPN, atas
Impor sementara dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
26

yang tata caranya diatur oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan atau
Direktur Jenderal Pajak

Cara Penyetoran

Pemungutan PPh Pasal 22 atas impor barang dilaksanakan dengan


cara penyetoran oleh importir yang bersangkutan atau Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai ke kas negara melalui Kantor Pos, Bank Devisa atau Bank
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Penyetoran dilakukan dengan
menggunkan Surat Setoran Pajak

Pemungutan PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh Bendahara


Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara
pengeluaran dan pejabat penerbit Surat Perintah Membayar, wajib disetor
oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, Bank Devisa atau Bank
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak yang telah diisi atas nama rekanan serta ditandatangani oleh
pemugut pajak

Surat Setoran Pajak tersebut berlaku juga sebagai Bukti Pemungutan


Pajak. Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pemungut pajak selain, wajib
disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, Bank Devisa
atau Bank yang ditunjuk Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak. Pemungut wajib menerbitkan Bukti Pemungutan Pajak
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Objek Penelitian


Lokasi yang merupakan wilayah dan objek penelitian dapat didefinisikan
sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian bertempat di Jln. Pelabuhan No.83, Kel Honipopu,


Kec.Sirimau, Kota Ambon, Maluku 97126
2. Objek yang diteliti adalah bidang Kepabeanan Pada Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C
Ambon

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Dimana


penelitian ini akan menggambarkan serta menginterpretasikan suatu objek atau
fenomena sesuai dengan kenyataan yang ada serta penelitian ini menggunakan
angka-angka dalam daftar jumlah importasi pengguna Angka Pengenal Impor
(API) yang masuk ke daerah pabean.

3.3 Sumber Data Dan Data Yang Dibutuhkan

Sumber data dan data yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri atas
berikut:

a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli, berupa data dan informasi yang relevan dengan penelitian, lewat
wawancara langsung di Bagian Kepabeanan Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP C)
Ambon.

27
28

b. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara


tidak langsung berupa buku penunjang sebagai bahan bacaan dan
landasan teori yang relevan dengan permasalahan.

Data yang dibutuhkan oleh penulis dalam mendukung penelitian ini yaitu:
Data Importasi Pengguna Angka Pengenal Impor (API) Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC
TMP C) Ambon.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang terkumpul diperoleh melalui prosedur teknik utama yaitu


survey pendahuluan hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan dari organisasi
secara keseluruhan sehingga dapat menentukan masalah apa yang dihadapi.

Survey dilakukan dengan cara berikut :

a. Interview yaitu mengadakan wawancara dalam hal ini tanya jawab


dengan pimpinan dan staf Bagian Kepabeanan yang ditunjukan untuk
mengadakan penelitian terhadap tatacara pelaporan yang menyangkut
masalah tersebut.
b. Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan arsip
dan dokumen –dokumen dari perusahaan yang bersangkutan

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode


deskriptif kuantitatif yaitu pendekatan penelitian yang banyak
menggunakan angka-angka, mulai dari mengumpulkan data, penafsiran
terhadap data yang diperoleh, serta pemaparan hasilnya (Arikunto,2006).

Dalam penelitian ini metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk


membantu peneliti mendeskripsikan variabel-variabel yang diteliti atau
merangkum hasil pengamatan penelitian yang telah digunakan. Deskriptif
29

kuantitatif berkaitan dengan kegiatan pencatatan, penyusunan, penyajian


dan peringkasan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data
hasil pengamatan.

Data yang diambil yaitu data impor pada Semester I Tahun 2022 dan telah
dikelompokan sesuai Angka Pengenal Impor (API).
BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Perusahaan dan Data Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Perusahaan

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabaean C
Ambon adalah unit kerja instansi vertical Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC) yang berada di bawah pengawasan dan bertanggung jawab langsung
kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Maluku.
Pada awal Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabaean C Ambon (KPPBC TMP C) Ambon merupakan Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3, namun seiring dengan perkembangan
organisasi menjadi kantor modern, dengan nomenklatur Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabaean C Ambon (KPPBC TMP
C) Ambon (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012).
Perubahan Tipologi dan kapasitas dilandasi pada kebutuhan organisasi yang
dituntut meningkatkan kinerja pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan
cukai, dengan mengedepankan fungsi Revenue Collector, Trade Facilitator,
Industrial Assistance dan Community Protector.

b. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan / kantor bertempat di Jl. Pelabuhan No.83, Kel


Honipopu,Kec. Sirimau, Kota Ambon, Maluku 97126

30
31

c. Struktur Organisasi

Gambar 1 : Struktur organisasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea


dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ambon

Kepala
Kantor

Kepala
Subbagian
Umum

Pejabat
Fungsional

Kepala Seksi
Kepala Seksi Kepala Seksi
Pelayanan dan Kepala Seksi
Penindakan dan Kepatuhan
Kepabeanan Perbendaharaan
Penyidikan internal
Cukai

Sumber : Data KPPBC TMP C AMBON Tahun 2022


32

d. Ketenagakerjaan
Berikut adalah tugas dari masing-masing bagian yang tercantum
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.01/2016.

1. Kepala Kantor

Mengkoordinasikan Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan


dan Cukai, pemungutan bea masuk, pungutan bea keluar, cuaki dan
pajak lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai serta pengawasan lalu lintas barang berdasarkan Peraturan
Perundang-Undangan demi tercapainya kelancaran dalam
pelaksanaan tugas.

2. Subbagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan
administrasi kepegawaian dan pengembangan pegawai,
memfasilitasi dan melakukan pembinaan administrasi administrasi
bagi Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai dan jabatan
fungsional lainnya sesuai dengan ruang lingkup tugas jabatan
fungsional yang bersangkutan dan melaksanaan urusan keuangan,
ketatausahaan dan rumah tangga, serta melaksanakan urusan
keuangan, ketatausahaan dan rumah tangga, serta melaksanakan
pengoperasian computer dan sarana penunjangnya, pengelolaan
data, penyajian informasi dan pelaporan kepabeanan dan cukai.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal
111, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pengembangan
pegawai
b. Pelaksanaan fasilitas dan pembinaan administrative bagi
Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai, jabatan
fungsional lainnya sesuai dengan ruang lingkup tugasnya
c. Pelaksanaan urusan keuangan
33

d. Pelaksanaan ketatausahaa, rumah tangga dan perlengkapan


e. Pengoperasian computer dan sarana penunjangnya; dan
f. Pengelolaan data, penyajian informasi dan pelaporan
kepabeanan dan cukai

Bagian Umum terdiri atas :

a) Subbagian Sumber Daya Manusia


b) Subbagian Keuangan
c) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
d) Subbgaian Dukungan Teknis

3. Pejabat Fungsional
Pejabat Fungsional mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak untuk melaksnakan pemeriksaan bea
dan cukai, pencegahan pelanggaran peraturan perundang-
undangan, penyidikan tindak pidana, pelayanan
informasi,kepatuhan internal dan pengelolaan informasi di bidang
kepabeanan dan cukai.

4. Seksi Pelayanan dan Kepabeanan Cukai


Seksi Pelayanan dan Kepabeanan Cukai mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan teknis, perijinan dan fasilitas dibidang
kepabeanan dan cukai, serta melaksanakan penerimaan,
penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian dokumen
kepabeanan dan cukai.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal
119, Bidang Pelayanan dan Kepabeanan Cukai mneyelenggarakan
fungsi :
a. Pelaksanaan pelayanan kepabeanan atas sarana pengangkut dan
peberitahuan pengangkutan barang
34

b. Penelitian pemberitahuan impor, ekspor, dokumen cukai dan


Pengusaha Barang Kena Cukai
c. Pemeriksaan barang dan pengoperasian sarana deteksi
d. Penelitian pemberitahuan klasifikasi barang,tariff bea
masuk,tariff bea keluar, nilai pabean, dan fasilitas impor
e. Penelitian kebenaran peghitungan bea masuk, bea keluar,
cukai, pajak dalam rangka impor dan pungutan Negara lainnya.
f. Pelayanan perijinan di bidang cukai
g. Pelayanan pengeluaran barang impor untuk ditimbun di
Tempat Penimbunan Berikat

Bidang Pelayanan dan Kepabeanan Cukai terdiri atas :

a) Seksi Pabean dan Cukai


b) Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai; dan
c) Seksi Administrasi Manifes

5. Seksi Penindakan dan Penyidikan


Bidang Penindakan dan Penyelidikan mempunyai tugas
melaksanakan intelijen, patrol, dan operasi pencegahan dan
penindakan pelanggaran peratuan perundang-undangan di bidang
kepabeanan dan cukai, melaksanakan penyidikan tindak pidana di
bidang kepabeanan dan cukai, dan melaksanakan pengelolaan dan
pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi dan senjata api.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal
123 , Bidang Penindakan dan Penyidikan menyelenggarakan
fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta penyampaian
informasi intelijen dan hasil intelijen dibidang kepabeanan dan
cukai
b. Pengelolaan pangkalan data intelijen di bidang kepabeanan dan
cukai
35

c. Pelaksanaan patroli dan operasi pencegahan dan penindakan


pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang
kepabeanan dan cukai
d. Penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai
e. Perhitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan
denda administrasi terhadap kekurangan /kelebihan bongkar,
serta denda administrasi atas pelangaran lainnya
f. Pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan
tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai

Bidang Penindakan dan Penyidikan terdiri atas :

a) Seksi Intelijen
b) Seksi Patroli dan Operasi
c) Seksi Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan
d) Seksi Sarana Operasi

6. Seksi Perbendaharaan
Seksi Perbendaharaan melaksanakan pemungutan dan
pengadministrasian bea masuk, beakeluar, cukai dan pungutan
Negara lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, melaksanakan
penelitian atas keberatan di bidang kepabeanan dan cukai,
melakukan penyiapan administrasi urusang banding, memberikan
bantuan hokum terhadap permasalahan hukum yang timbul akibat
pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal
115, Bidang Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi :
a. Pengadministrasian penerimaan bea masuk, bea keluar, cukai,
denda administrasi, bunga, sewa tempat pemnimbunan pabean
dan pungutan Negara lainnya yang sesuai dengan peraturan
36

perundang-undangan dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea


dan Cukai
b. Penerimaan, penatausahaan, penyimpanan, pengurusan
permintaan dan pengembalian pita cukai
c. Penagihan dan pengembalian bea masuk,bea keluar, denda
administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean,
pungutan Negara lainnya yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai, serta pengadministrasian dan penyelesaian premi
d. Penerbitan dan pengadministrasian surat paksa dan penyitaan,
serta administrasi pelelangan
e. Pengadministrasian dan penyelesaian surat keterangan impor
kendaraan bermotor.

Bidang Perbendaharaan terdiri atas :

a) Seksi Penerimaan dan Pengembalian


b) Seksi Penagihan; dan
c) Seksi Keberatan

7. Seksi Kepatuhan Internal


Seksi Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan
pengawasan pelaksanaan tugas, pemantauan pengendalian intern,
pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, analisis beban kerja,
investigasi internal, upaya pencegahan pelanggaran dan penegakan
kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil
pengawasan, perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis di
wilayah Kantor Pelayanan Utama, penyusunan rencana kerja dan
laporan akuntabilitas, memberikan bimbingan kepatuhan,
konsultasi, dan layanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai.
Dalam melaksnakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 127,
Bidang Kepatuhan Internal menyelnggrakan fungsi :
37

a. Pengawasan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan


kepabeanan dan cukai
b. Pengawasan pelaksanaan tugas intelijen, penindakan, dan
penyidikana di bidang kepabeanan dan cukai
c. Pengawasan pelaksanaan tugas dibidang audit
d. Pengawasan pelaksanaan di bidang admnistrasi
e. Penyuluhan publikasi peraturan perundang-undangan dibidang
kepabeanan dan cukai
f. Pemberian konsultasi dibidang kepabeanan dan cukai
g. Pemberian layanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai
h. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan laporan
akuntabilitas di lingkungan Kantor PelayananUtama

Bidang Kepatuhan Internal terdiri atas:

a) Seksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan


b) Seksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pengawasan
c) Seksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Administrasi
d) Seksi Bimbingan Kepatuhan
e) Seksi Layanan Informasi
38

4.1.2. Data Penelitian

Data penelitian ini menggunakan data dari data Importasi guna untuk
memberikan gambaran mengenai data yang diperoleh dari hasil penelitian.

Adapun data-data sebagai berikut :

Rekap Data Importasi Pengguna API Semester I Tahun 2022


Dengan Code HS 2710.19.79 dan 2710.12.24

Tabel 2

Importasi Semester I 2022

No Tgl No Asal Netto Nilai


PIB Barang (KG) Impor
1 13/01/2022 90001 Malaysia 9.330.839 34.398.546.667

2 13/01/2022 900002 Malaysia 2.324.180 8.568.160.000

3 19/01/2022 900003 Singapore 5.199.928 13.359.920.000

4 26/01/2022 900004 Singapore 10.969.655 42.994.773.333

5 07/02/2022 900005 Malaysia 11.663.028 49.092.466.667

6 14/02/2022 900006 Singapore 16.412.085 72.728.960.000

7 17/02/2022 900007 Singapore 7.361.971 20.880.653.333

8 02/03/2022 900008 Singapore 8.172.399 36.523.026.667

9 23/03/2022 900009 Singapore 17.366.835 89.706.306.667

10 18/04/2022 9000010 Singapore 6.579.922 30.207.466.667

11 18/04/2022 900011 Singapore 4.412.297 20.256.360.000

12 21/04/2022 900012 Singapore 7.418.712 37.626.080.000


39

13 21/04/2022 900013 Singapore 4.961.194 25.162.080.000

14 11/05/2022 900014 Singapore 8.338.056 49.527.466.667

15 23/05/2022 900015 China 53.781 1.245.293.333

16 06/06/2022 900016 Singapore 11.004.900 55.400.080.000

17 13/06/2022 900017 Singapore 6.996.300 34.955.680.000

Sumber : Data KPPBC TMP C AMBON Tahun 2022 Tahun 2022

Tabel 3

Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor Semester I Tahun 2022

No Tgl No Asal Nilai PPh


PIB Barang Impor
1 13/01/2022 90001 Malaysia 34.398.546.667 2.579.891.000

2 13/01/2022 900002 Malaysia 8.568.160.000 642.612.000

3 19/01/2022 900003 Singapore 13.359.920.000 1.001.994.000

4 26/01/2022 900004 Singapore 42.994.773.333 3.224.608.000

5 07/02/2022 900005 Malaysia 49.092.466.667 3.681.935.000

6 14/02/2022 900006 Singapore 72.728.960.000 5.454.672.000

7 17/02/2022 900007 Singapore 20.880.653.333 1.566.049.000

8 02/03/2022 900008 Singapore 36.523.026.667 2.739.227.000

9 23/03/2022 900009 Singapore 89.706.306.667 6.727.973.000

10 18/04/2022 9000010 Singapore 30.207.466.667 2.265.560.000

11 18/04/2022 900011 Singapore 20.256.360.000 1.519.227.000


40

12 21/04/2022 900012 Singapore 37.626.080.000 2.821.956.000

13 21/04/2022 900013 Singapore 25.162.080.000 1.887.156.000

14 11/05/2022 900014 Singapore 49.527.466.667 3.714.560.000

15 23/05/2022 900015 China 1.245.293.333 93.397.000

16 06/06/2022 900016 Singapore 55.400.080.000 4.155.006.000

17 13/06/2022 900017 Singapore 34.955.680.000 2.621.676.000

Sumber : Data KPPBC TMP C AMBON Tahun 2022

Tabel 4

Importir

No Bulan PIB Nilai impor PPh


(Pemberitahuan
Impor Barang)
1 Januari 4 99.321.400.000 7.449.105.000

2 Februari 3 142.702.080.000 10.702.656.000

3 Maret 2 126.229.333.334 9.467.200.000

4 April 4 113.251.986.667 8.493.899.000

5 Mei 2 50.772.760.000 3.807.957.000

6 Juni 2 90.335.760.000 6.776.682.000

Sumber : Data KPPBC TMP C AMBON Tahun 2022


41

4.2 Hasil Analisis

Pada bulan Januari Tahun 2022 importir yang melakukan impor sebanyak 4 kali,
yang terjadi pada tanggal 13/01/2022 sebanyak 2 kali impor yang secara
bersamaan dengan nomor PIB 90001 dan 90002, PPh sebesar Rp. 2.579.891.000
dan Rp. 642.612.000. Pada tanggal 19/01/2022 dengan nomor PIB 900003, PPh
sebesar Rp.1.001.994.000. Pada tanggal 26/01/2022 dengan nomor PIB 900004,
PPh sebesar Rp.3.224.608.000. Dengan total PPh pada bulan Januari sebanyak
Rp. 7.449.105.000.

Pada bulan Februari mengalami penurunan kegiatan impor, importir yang


melakukan impor sebanyak 3 kali dengan jumlah PPh sebesar Rp.10.702.656.000.
Pada bulan Maret mengalami penurunan kegiatan impor, importir yang
melakukan impor sebanyak 2 kali dengan jumlah PPh sebesar Rp. 9.467.200.000.
Pada bulan April mengalami kenaikan kegiatan impor, importir yang melakukan
impor sebanyak 4 kali dengan jumlah PPh sebesar Rp.8.493.899.000. Pada bulan
Mei mengalami penurunan kegiatan impor, importir yang melakukan impor
sebanyak 2 kali dengan jumlah PPh sebesar Rp. 3.807.957.000. Pada bulan Juni
mengalami penurunan kegiatan impor, importir yang melakukan impor sebanyak
2 kali dengan jumlah PPh sebesar Rp. 6.776.682.000.
42

4.3 Pembahasan
Produk impor yang dilakukan pada Semester I tahun 2022 adalah produk
berupa HS Code 2710.19.79 dan 2710.12.24, yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM)
dan produk lainnya berupa Karton Box (berisikan pelumas dalam bentuk
kemasan). Bahan Bakar Minyak merupakan produk pemasukan dengan jumlah
nominal besar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Madya Pabean C Ambon.

Terdapat penyebab hingga terjadinya kenaikan dan penurunan


importasi pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Madya Pabean C Ambon (KPPBC TMP C) Ambon. Ini dikarekan
importir-importir pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe Madya Pabean C Ambon (KPPBC TMP C) Ambon, tidak rutin
dalam melakukan pengimporan tiap bulannya. Kegiatan impor pada bulan
Januari berjumlah 4 kali impor dengan jumlah PPh sebesar Rp.
7.449.105.000. Bulan Februari berjumlah 3 kali impor dengan jumlah PPh
sebesar Rp. 10.702.656.000. Bulan Maret berjumlah 2 kali impor dengan
jumlah PPh sebesar Rp. 9.467.200.000. Bulan April berjumlah 4 kali
impor dengan jumlah PPh sebesar Rp. 8.493.899.000. Bulan Mei
berjumlah 2 kali impor dengan jumlah PPh sebesar Rp. 3.807.957.000 dan
bulan Juni berjumlah 2 kali impor dengan jumlah PPh sebesar Rp.
6.776.682.000.

Berikut selisih Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor pada Semester I 2022.


Pada bulan Januari PPh senilai Rp. 7.449.105.000 dengan bulan Februari senilai
Rp. 10.702.656.000 memiliki selisih 43%, bulan Maret PPh senilai Rp.
9.467.200.000 memiliki selisih -11%, bulan April PPh senilai Rp. 8.493.899.000
memiliki selisih -10%, bulan Mei PPh senilai Rp. 3.807.957.000 memiliki selisih
-55%, dan bulan Juni PPh senilai Rp. 6.776.682.000 memiliki selisih 77%.
43

Tabel 5
Selisih Pajak Penghasilan Pasal 22 impor pada Semester I 2022

No Bulan PIB PPh Nilai


Pertumbuhan
PPh
1 Januari 4 7.449.105.000 0%
2 Februari 3 10.702.656.000 43%
3 Maret 2 9.467.200.000 -11%
4 April 4 8.493.899.000 -10%
5 Mei 2 3.807.957.000 -55%
6 Juni 2 6.776.682.000 77%
Sumber : Data KPPBC TMP C AMBON Tahun 2022
44
BAB V

PENUTUPAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan diatas, sebagai upaya dari
penulisan hasil peneliti ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat kegiatan impor
barang dalam setiap bulannya tidak rutin Pada Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ambon(KPPBC TMP C)
Ambon sehingga mengakibatkan fluktuatif pada penerimaan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Atas Kegiatan Impor Barang. Kegiatan impor pada
bulan Januari berjumlah 4 kali impor dengan jumlah PPh sebesar Rp.
7.449.105.000. Bulan Februari berjumlah 3 kali impor dengan jumlah PPh
sebesar Rp. 10.702.656.000. Bulan Maret berjumlah 2 kali impor dengan
jumlah PPh sebesar Rp. 9.467.200.000. Bulan April berjumlah 4 kali impor
dengan jumlah PPh sebesar Rp. 8.493.899.000. Bulan Mei berjumlah 2 kali
impor dengan jumlah PPh sebesar Rp. 3.807.957.000 dan bulan Juni
berjumlah 2 kali impor dengan jumlah PPh sebesar Rp. 6.776.682.000.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan agar Kantor Pengawasan dan


Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ambon bisa berjalan dengan
baik dimasa yang akan datang yaitu dengan memberikan informasi-informasi
yang lebih terbuka kepada masyarakat umum.

44
DAFTAR PUSTAKA

Andriani. (2014). dalam buku perpajakan Indonesia

Arikunto. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara

Djajadiningrat. (2012). Perpajakan Indonesia.Jakarta: Salemba Empat

Fitriani. (2020). Analisis Pajak PPh Pasal 22 Atas Impor Barang.Ambon

https://pajak.go.id/pph-pasal-22

https://w3cargo.com/dampak-positif-dan-negatif-ekspor-impor/amp/

https://bospajak.com/tarif-pph-22-impor-dan-cara-pemungutannya

https://www.gramedia.com/literasi/ekspor-impor/amp/

Mardiasmo.(2016).Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2016.Yogyakarta: Andi

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.010/2022, Tentang Pemungutan


PPh Pasal 22

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.01/ 2016, Tentang Organisasi


Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai

Soemitro, Rochmat. (2013). dalam buku perpajakan edisi revisi

Tandjung, Marolop. (2011). Aspek dan prosedur Ekspor dan Impori. Jakarta:
Salemba Empat

Undang-undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020,Tentang Pajak Penghasilan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, Tentang Pajak Penghasilan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021,Tentang Harmonisasi Peraturan


Perpajakan

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006, Tentang Kepabeanan


Undang-undang Pasal 1 Angka 20 UU Nomor 42 Tahun 2009, Tentang Perubahan
Ketiga Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

46
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Data Importasi Semester I Tahun 2022 Bea dan Cukai

47
LAMPIRAN 2. Data Importasi Semester I 2022

No Tgl No. PIB Asal Barang Nilai Impor PPh Netto (KG)

1 13/01/2022 90001 Malaysia 34.398.546.667 2.579.891.000 9.330.839

2 13/01/2022 900002 Malaysia 8.568.160.000 642.612.000 2.324.180

3 19/01/2022 900003 Singapore 13.359.920.000 1.001.994.000 5.199.928

4 26/01/2022 900004 Singapore 42.994.773.333 3.224.608.000 10.969.655

5 07/02/2022 900005 Malaysia 49.092.466.667 3.681.935.000 11.663.028

6 14/02/2022 900006 Singapore 72.728.960.000 5.454.672.000 16.412.085

7 17/02/2022 900007 Singapore 20.880.653.333 1.566.049.000 7.361.971

8 02/03/2022 900008 Singapore 36.523.026.667 2.739.227.000 8.172.399

9 23/03/2022 900009 Singapore 89.706.306.667 6.727.973.000 17.366.835

10 18/04/2022 9000010 Singapore 30.207.466.667 2.265.560.000 6.579.922

11 18/04/2022 900011 Singapore 20.256.360.000 1.519.227.000 4.412.297

12 21/04/2022 900012 Singapore 37.626.080.000 2.821.956.000 7.418.712

13 21/04/2022 900013 Singapore 25.162.080.000 1.887.156.000 4.961.194

14 11/05/2022 900014 Singapore 49.527.466.667 3.714.560.000 8.338.056

15 23/05/2022 900015 China 1.245.293.333 93.397.000 53.781

16 06/06/2022 900016 Singapore 55.400.080.000 4.155.006.000 11.004.900

17 13/06/2022 900017 Singapore 34.955.680.000 2.621.676.000 6.996.300

48
49

Anda mungkin juga menyukai