Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : MANAJEMEN PARIWISATA

Nama : Kadek Ayu Franciska Dewi

NIM : 1813081073

Semester : VII ( Tujuh )

Kelas : IP Pagi B

Soal :
1. Apa fungsi kebijakan Otonomi Daerah untuk daerah Pariwisata dan Provinsi Bali
khususnya? Jelaskan!
2. Adakah dampak positif dan negatif dari adanya otonomi daerah?
3. Menurut Perda Bali, jenis Pariwisata apakah yang dikembangkan di Bali? Berikan
alasannya!
4. Konsep budaya Hindu apa yang digunakan sebagai dasar pengembangan pariwisata di
Bali? Jelaskan!
5. Bagaimana strategi yang jitu dalam mempertahankan eksistensi budaya akibat adanya
fenomena globalisasi?
6. Sebutkan salah satu permasalahan kepariwisataan di Bali? Dan berikan solusi
menggunakan konsep budaya Hindu Bali.

Jawaban :
1. Dengan adanya Otonomi Daerah untuk daerah Pariwisata dan Provinsi Bali tentunya
memiliki fungsi tersenditi antara lain :
a. Menggali sumber- sumber baru, disamping itu berbagai komponen sektor yang terkait
dengan sektor kepariwisataan.
b. Dapat diandalkan untuk memperbesar penerimaan negara melalui devisa.
c. Memperluas dan pemeratakan kesempatan kerja bagi masyarakat dan dapat
mendorong pembangunan daerah dalam menghadapi era globalisasi.
Fungsi Kebijakan Otonomi Daerah untuk daerah Pariwisata ialah memberikan peluang
yang lebih luas bagi daerah yang dalam pengelolaannya berbagai sumber daya,
kewenangan merumuskan dan menetapkan aturan perda tanpa harus meminta persetujuan
dari pemerintah. Penekanan otonomi daerah dapat merangsang perkembangan pariwisata
yang lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi sebagai upaya untuk meningkatkan
PAD bagi masing – masing daerah. Untuk di Provinsi Bali sendiri banyak ditemukan
beberapa pelaksanaan dari fungsi otonomi daerah salah satunya ialah banyaknya atraksi
wisata yang dijadikan sebagai produk wisata yang dimana hal ini disesuaikan dengan
permintaan dari wisatawan yang memang memiliki ketertarikan yang signifikan terhadap
atraksi – atraksi wisata di Bali.

2. Dampak yang dapat ditimbulkan dengan adanya otonomi daerah ialah dapat di jaarkan
srebagai berikut :
Berikut ini dampak positif dari otonomi daerah:
1. Berkembangnya sosial budaya
2. Pertahanan dan Keamanan
3. Memberikan potensi untuk daerah berkembang
4. Kewenangan daerah
5. Memicu kemajuan suatu daerah
6. Sumber daya yang mudah dikelola
7. Efisiensi waktu
8. Efisiensi Biaya

Dampak Negatif Otonomi Daerah:


1. Daerah yang miskin akan sulit berkembang
2. Menimbulkan konflik antar daerah
3. Koordinasi antar daerah yang tidak terjalin
4. Kesenjangan sosial semakin meningkat

3. Bali mengembangkan pariwisata budaya sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
1991. Adat seni dan budaya merupakan potensi dasar untuk pariwisata Bali agar
terciptanya hubungan timbal balik antara pariwisata dengan kebudayaan.
Menurut pasal 8 ayat (1) Usaha pariwisata, antara lain:

a. daya tarik wisata;

b. kawasan pariwisata;

c. jasa transportasi wisata;

d. jasa perjalanan wisata;

e. jasa makanan dan minuman (kuliner);

f. jasa akomodasi;

g. jasa penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;

h. jasa penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran;

i. jasa informasi pariwisata;

j. jasa konsultan pariwisata;

k. jasa pramuwisata;

l. wisata tirta;

m. wisata spiritual; dan yang terakhir spa.

Usaha pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus:

a. bercirikan budaya Bali;

b. memiliki visi pemeliharaan budaya Bali; dan

c. berpartisipasi dalam pengembangan budaya Bali.

4. Konsep budaya Hindu yang digunakan sebagai dasar pengembangan pariwisata di Bali
adalah Konsep Tri Hita Karana yang mana tentunya berkaitan satu dengan yang lainnya.
Di dlaam konsep tersebut terdapat 3 hal pokok yakni Parhyangan, Palemahan dan
Pawongan hubungan harmonis kepada Tuhan, alam dan sesame mahluk hidup yang
tentunya berlandaskan budaya Bali dan tradisi yang diharapkan dapat memberikan
keseimbangan dari satu hal pada hal lainnya yang berkaitan dengan pariwisata.
5. Konsep pariwisata budaya kiranya harus dipandang sebagai mekanisme pertahankan jati diri
komunitas lokal. Hal ini dipandang penting mengingat pariwisata tidak selalu menjadi anugrah
tetapi terkadang membawa musibah. Seperti eksistensi tari bali yang sebelumnya sempat diklaim
oleh negara sebelah, yang justru memperkuat nilai-nilai yang ada pada tarian tersebut. Seperti
dikemukakan oleh jonathan Friezman (1990) bahwa terdapat berbagai bentuk respon budaya
lokal terhadap arus globalisasi sebagai strategi identifikasi diri, identitas diri, dan pemeliharaan
diri bagi komunitas lokal. Kesimpilannya dalam fenomena tersebut selalu memberikan dampak
positif dan negatif, kembali tergantung kepada masyarakat lokalnya. Bagaimana menyikapi
budaya asing tersebut bisa menjadi bagian elaborasi budaya atau tetapi mempertahankan budaya
lokal tanpa ada campur tangan budaya asing.

6. Bali sangat bertumpu pada sektor pariwisata. Hampir sepertiga dari seluruh hasil
penjualan barang dan jasa di Bali berasal dari sektor penginapan, makanan dan minuman.
Hantaman pandemi COVID-19 saat ini di pulau dewata lebih keras dibandingkan bom
bali dan meletusnya Gunung Agung. Ketika erupsi Gunung Agung, tingkat hunian hotel
di Bali selatan seperti Badung, Denpasar dan Gianyar masih mencapai 60%, sebab radius
berbahaya hanya pada jarak 12 KM. Saat ini pengembangan pariwisata bisa dikatakan
masih terkotak-kotak. Sebagai contoh jika sebuah desa mengembangkan objek wisata
sendiri, namun tidak ditunjang dengan aksesibilitas yang mendukung.

Sudah saatnya bagi pemerintah daerah Bali untuk membangun masterplan yang
komprehensif. Masterplan industri sektor pariwisata yang komprehensif artinya
membangun berbagai bisnis daerah yang inovatif untuk dapat memaksimalkan
pendapatan ekonomi daerah dan membuka lapangan kerja yang lebih luas, stabil dan
mandiri.

Salah satu yang bisa dikembangkan Bali dalam masterplannya adalah menggembangkan
industri kreatif secara inovatif. Industri kreatif banyak modelnya. Tidak terkotak-kotak
hanya kerajinan dan hiburan saja. Beberapa bentuk yang cukup berpotensi untuk Bali dan
banyak daerah di Indonesia adalah education tourism atau wisata pendidikan.
Pengembangan industri turisme pendidikan ini bisa dilakukan dengan kolaborasi yang
kuat antara pemerintah dan lembaga terkait.

Anda mungkin juga menyukai