Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

TEORI PARIWISATA DAN SOSIAL BUDAYA

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr.Drs. Ketut Sumadi, M.Par

OLEH :

Kadek Ayu Franciska Dewi

1813081073

JURUSAN PARIWISATA BUDAYA

PRODI INDUSTRI PERJALANAN

FAKULTAS DHARMA DUTA

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA

TAHUN AJARAN 2021/2022


PENDAHULUAN

Bagi berjuta-juta umat manusia, agama merupakan suatu milik yang


termulia dalam kehidupan mereka, yang wajib dibela dengan pikiran dan
perasaan, dengan harta dan benda, dengan waktu dan tenaga, pun dengan jiwa
dan raga. Agama sebagai fenomena sosial atau agama sebagai suatu kategori
sosial. Sosial religius, Dalam persepktif ilmu sosial. Sosiologi agama yang
mulai berkembang sejak terjadinya revolusi politik dan revolusi industri di
Eropa abad ke-19 dan awal abad ke-20, agama dilihat sebagai suatu jenis sistem
sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-
kekuatan nonempiris yang dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai
keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas pada umumnya

Ndan Sanghyang Weda, paripurnakena sira makasadhana Sanghyang


Itihasa, Sanghyang Purana, apan atakut Sanghyang Weda ring akedik ajinya,
ling nira kamung hyang, haywa tiki umara ri kami, ling nira mangkana rakwa
atakut. (Sarasamuccaya, 39).
Tourism Community Based Development
Tourism-based community development also starts with love for the
community; pembangunan pariwisata berbasis masyarakat diawali rasa cinta
kepada masyarakat. Love for the community inilah yang mendorong Presiden
Joko Widodo pad tahun 2018 memberikan perhatian lebih besar kepada
pariwisata dengan menjadikan pariwisata sebagai leading sector pembangunan
Indonesia.

“Sustainable Tourism” (Pariwisata Berkelanjutan)


World Comizion Environment Development (WCED) yang mencetuskan
konsep “Sustainable Tourism” (Pariwisata Berkelanjutan) tahun 1987. Dalam
“A Guidebook for Tourism-Based Community Development” yang diterbitkan
oleh Asia Pacific Tourism Exchange Center; ditegaskan langkah awal
pembangunan pariwisata berbasis masyarakat harus dimulai dari rasa “cinta
(love) kepada rakyat” love is the underlying requirement for community
development. Tourism-based community development also starts with love for
the community. ( APTEC:2001: 24). Konsep ini kemudian dalam
implementasinya di Indonesia lebih ditegaskan menjadi “Pembangunan
Pariwisata Berbasis Kerakyatan Berkelanjutan” (Sustainable Tourism
Community Based Development)

BANTUAN TEORI UNTUK MENGANALISIS PERMASALAHAN

- Ideologi pasar dalam perkembangan pariwisata, sejalan dengan


pendapat Abdullah (2006: 16-19; Pendit: 1996: vii), mempengaruhi
kultur masyarakat desa, khususnya menyangkut tekanan ide dan praktik
pasar yang mempercepat proses komodifikasi. Pengaruh pasar menjadi
lebih kuat sejalan dengan terikatnya penduduk ke dalam suatu tatanan
yang lebih luas ke dalam suatu ide, nilai, dan praktik yang bersifat
nasional. Selanjutnya terjadi perubahan yang disebut sebagai ekspansi
pasar, yaitu suatu perubahan pusat kekuasaan ke pasar dalam penataan
sistem sosial.
- Akibatnya kerapkali terjadi konflik sosial atau prilaku wisatawan dan
masyarakat yang tidak menghormati local wisdom serta local genius.

Teori Sosial

- Berbagai permasalahan muncul dalam perputaran sistem sosial itu,


sehingga untuk mempermudah memecahkan masalah-masalah sosial
keagamaan diperlukan adanya bantuan teori-teori sosial.
- Teori adalah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan
yang lain, suatu set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan
sistimatis dari gejala. Teori menunjukkan hubungan antara fakta-fakta.
Fakta didapat atau dibuktikan secara empiris.

Fungsi Teori

1. untuk mengarahkan perhatian atau menerangkan;


2. merangkum pengetahuan;
3. meramalkan fakta;
4. memeriksa gejala. Teori dan fakta saling berhubungan. Teori dapat
mengungkapkan fakta-fakta baru, sebaliknya, fakta dapat melahirkan
teori-teori baru.

Fakta berfungsi:

1. menolak teori yang ada;


2. melahirkan teori baru;
3. mempertajam teori yang telah ada.
Dalam lontar Wrhaspati Tattwa (26)

dijelaskan bahwa àgama ngaranya ikang aji inupapatyan de sang guru ‘àgama
artinya pengetahuan yang diajarkan oleh guru’. Adapun yang disebut guru
adalah sang kinahanan de ning pramàna têlu, pratyaksànumànàgama, ya ta
sinangguh samyagjnàna ngaranya ‘ orang yang dijiwai oleh tiga metode untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan: (1) pratyaksa pramàna ‘melalui pembuktian
langsung, berdasarkan hasil pencanderaan’, (2) anumàna pramàna ‘melalui
penalaran rasional’, dan (3) àgama pramàóa ‘melalui intuisi religius’ atau
intuitus mysticus ‘intuisi mistikus’, yaitu pikiran kalbu yang dibedakan dengan
dan lebih halus keadaannya dengan pikiran analitik. Kalau pikiran analitik
disebut buddhi, yaitu aktivitas otak, maka pikiran kalbu disebut citta, aktivitas
batin, hati nurani.

Beberapa Contoh Teori Sosial Yang Relevan dalam Mengkritisi Fenomena


Kepariwisataan , Sosial Budaya dan Religius atau Disepadankan dengan
Konsep Hindu

1. Teori Fungsional dari Bronislaw Malinowski


2. Teori Fungsional Struktural dari Talcott Parson
3. Teori Interaksi Simbolik dari George Herbet Mead
4. Teori Hegemoni dari Gramsci
5. Teori Wacana/Kuasa dari Foucoult
6. Teori Praktik/Generatif dari Bourdieu
7. Teori Dekonstruksi dari Derrida
8. Teori Strukturasi (agen dan struktur) dari Giddens
9. Teori Pertukaran Sosial George Homans
10. Teori Komodifikasi Karl Marx
11. Teori Macdonaldisasi Bauman
12. Teori Irrendex Doxy
- Temukan Teori Baru atau sepadankan konsep-konsep pemikiran tokoh
Hindu Nusantara, kearifan lokal, sloka/ajaran Hindu dengan teori-teori
sosial budaya yang berasal dari pemikir Barat?
- Teori Tri Hita Karana (Gusti Ketut Kaler) = Teori Fungsional,
Fungsional Struktural, Interaksi Simbolik?
- Teori Kijang Emas (Walmiki/Ramayana), Teori Dadu (Bhagawan
Byasa/Mahabharata) = Teori Irendex (Doxyeuphoria, apathy,
annoyance, antagonism)
- Teori Amuter Tutur (Mpu Kanwa/Kekawin Arjuna Wiwaha = Teori
Praktik/Generatif (Bourdieu)  Teori Pan Balang Tamak = Teori
Dekonstruksi (Derrida)

Ong Sembahni nganatha tinghalana de triloka sarana Wahyadhyatmika


sembahning huluni jongta tan hana waneh Sang lwir agni sakeng tahen kadi
minak sakeng dadhi kita Sang saksat metu yan hana wwang amuter tutur
pinahayu (Arjuna Wiwah
TUGAS MATA KULIAH

TEORI PARIWISATA DAN SOSIAL BUDAYA

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr.Drs. Ketut Sumadi, M.Par

OLEH :

Nama : Ni Luh Putu Eva Yanti

Jurusan : Pariwisata Budaya

Prodi : Industri Perjalanan

Semester : VI

Nim/ Absen : 1813081028/ 14

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA


FAKULTAS DHARMA DUTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
Saat ini, vaksin COVID-19 sudah tiba di Indonesia dan sedang
dipersiapkan untuk didistribusikan ke masyarakat luas. Vaksinasi dilaksanakan
untuk melengkapi upaya pencegahan penyakit COVID-19, seperti memakai
masker, mencuci tangan, juga menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Vaksinasi atau imunisasi merupakan prosedur pemberian suatu antigen
penyakit, biasanya berupa virus atau bakteri yang dilemahkan atau sudah mati,
bisa juga hanya bagian dari virus atau bakteri. Tujuannya adalah untuk
membuat sistem kekebalan tubuh mengenali dan mampu melawan saat terkena
penyakit tersebut.Sebenarnya, sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
bisa terbentuk secara alami saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri
penyebabnya. Namun, infeksi virus Corona memiliki risiko kematian dan daya
tular yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan cara lain untuk membentuk sistem
kekebalan tubuh, yaitu vaksinasi.

Untuk mensukseskan jalannya pelaksanaan vaksinasi Presiden Joko


Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara massal dalam
kunjungan kerja ke Provinsi Bali pada Selasa, 16 Maret 2021. Kegiatan
vaksinasi massal pada kunjungan tersebut dipusatkan di Puri Saren Agung,
Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar dan di Harris Hotel & Residences Sunset
Road, Kota Denpasar. Beliau juga menyebutkan konsentrasi di tiga zona hijau
yang telah ditetapkan, yaitu di Ubud, kemudian di Sanur, yang ketiga di Nusa
Dua. Yang tentunya diharapkan menjadi sebuah kawasan hijau (zona hijau)
yang nantinya bisa dibuka penuh untuk para wisatawan sehingga wisatawan
merasa aman dan nyaman tinggal di Bali. Penetapan zona tersebut dimaksudkan
untuk membentuk zona berpola hidup sehat dan menerapkan standar protokol
kesehatan di masa pandemi COVID-19 secara ketat dengan kebijakan vaksinasi
menyeluruh terhadap orang yang tinggal dan beraktivitas di wilayah tersebut.
Hal itu sekaligus merupakan prakondisi dari tahapan-tahapan yang nantinya
akan ditempuh untuk kembali membuka sektor pariwisata apabila situasi
pandemi telah terkendali.Sejumlah pihak ditargetkan mengikuti vaksinasi di
Bali. Termasuk di antaranya adalah pelaku di sektor pariwisata yang menjadi
pemasukan terbesar di Bali. Selain pelaku industri pariwisata, vaksinasi juga
dilakukan kepada pimpinan umat beragama, perwakilan budayawan,
perwakilan pemuda, hingga masyarakat setempat. Seluruhnya masuk dalam
target vaksinasi tahap kedua yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dari persfektif teori pariwisata dan sosial budaya dalam perda prov bali
tahun 2012 pasal 2 menyatakan Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali
dilaksanakan berdasarkan pada asas manfaat, kekeluargaan, kemandirian,
keseimbangan, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, adil dan merata,
demokratis, kesetaraan dan kesatuan yang dijiwai oleh nilai nilai Agama Hindu
dengan menerapkan falsafah Tri Hita Karana yang diharapkan dapat
menjadikan kepariwisataan Bali semakin maju baik itu dari segi peningkatan
perekonomian, pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja yang luas. Hal
tersebut tentu saja tidak lepas dari keterlibatan pemerintah, pihak swasta dalam
rangka keberlanjutan pariwisata dan pelestarian alam dan budaya. Mengingat
pariwisata khususnya Pulau Bali merupaka salah satu pulu dengan penyumbang
devisa terbesar di Indonesia. Selain itu juga untuk memulihkan sektor
perekonomian pulau bali pada masa pandemi covid 19 yang menyebabkan
banyak kerugian bagi sektor pariwisata dan tentunya hal tersebut berimbas
kepada perekonomian masyarakat. Maka dari itu diperlukannya sebuah
kerjasama pemerintah dengan masyarakat serta wisatawan untuk mematuhi
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintak pusat dalam rangka
pemulihan ekonomi dan kesehatan dengan melakukan vaksinasi covid 19 agar
nantinya dapat menjadika pariwisata kembali normal. Serta tetap mematuhi
protocol kesehatan baik itu bagi masyarakat yang sudah di vaksinasi maupun
wisatawan agar pariwisata bali khusunya dapat segera di buka kembali.

Anda mungkin juga menyukai