Anda di halaman 1dari 22

6.

KONSEP DESAIN

Konsep desain merupakan sebuah solusi untuk menjawab permasalahan


desain. Pada tahap ini akan menghasilkan berbagai ide-ide perancangan berupa
skematik (transformasi) desain.

6.1. Konsep dan Teori Desain


Konsep pada perancangan ini berfokus untuk menjawab permasalahan
function, form, economy dan time melalui pendekatan Human Centered Design.
Pendekatan ini berbasis manusia berdasarkan aktivitas pengguna dengan
memperhatikan beberapa aspek melalui metode emphaty map yaitu see, hear, think
and feel, say and do. Oleh karena itu konsep perancangan ini berjudul “Locana
Wood” yang terdiri dari dua pengertian yaitu Localism dan Naturalism. Locana
Wood merupakan sebuah konsep desain yang mengutamakan lokalitas dan
lingkungan alam sehingga menumbuhkan experience mengalami ruang.
Perancangan desain tidak berlebihan tetapi fungsi terpenuhi dan terselesaikan untuk
mengatasi alam dengan solusi-solusi kreatif. Hal ini dapat menghasilkan
atmosphere yang memberikan kesan homy, hangat, nyaman dan estetis sehingga
aktivitas jual beli, edukasi, rekreatif dan interaktif berjalan efektif dan efisien.
Berikut deskripsi penjelasan dari masing-masing makna konsep dan teori dalam hal
function, form, economy dan time.

Tabel 6.1. Tabel Konsep Desain


LOCALISM NATURALISM
FUNCTION User User
Masyarakat merasakan tradisi Pengguna dapat homy, terbuka dan
kesetempatan berupa pemikiran, dapat bersosialisasi dengan semua
sistem, falsafah hidup dan nilai yang orang sehingga dapat meningkatkan
terkandung didalamnya. Pemikiran interaksi sosial.
dasar masyarakat bahwa limbah akar
kayu memiliki “added value”,
lokalitas unsur alam, keberlanjutan
material dan dampak hubungan
sesama.

96
Universitas Kristen Petra
Tabel 6.1. Tabel Konsep Desain (sambungan)
Aktivitas Aktivitas
Memberikan pengetahuan dan potensi • “Memanusiakan Manusia” adalah
lokalitas setempat sesuai dengan membentuk arsitektur untuk manusia
kearifan lokal masyarakat setempat. atau melayani manusia. Misalnya
Contohnya: Bentuk mengakomodasi mengoptimalkan unsur pendukung
ciri khas dari bangunan existing pada alam sebagai elemen desain seperti
area kerja (workshop) para pengrajin air, udara, suara dan sebagainya.
yang memiliki karakteristik atap • Mengajarkan potensi soft skill dan
pendapa. hard skill kepada masyarakat →
secara interaktif, edukatif dan
komunikatif.
FORM Space Space
• Material alami dan ekspos untuk • Mengoptimalkan pencahayaan dan
meningkatkan lokalitas nusantara. penghawaan alami melalui bukaan /
• Adanya kombinasi material buatan ventilasi → mempertimbangkan arah
(fabrikasi) pada beberapa elemen edar matahari dan udara.
pembentuk ruang. • Mengutamakan kesederhanaan dalam
• Memperhatikan konstruksi dan fungsionalitas (form-follow-fuction).
struktur masa lalu untuk • Menyelaraskan desain dengan hukum
menciptakan kreasi baru. alam → teknik penyambungan dan
• Berkesinambungan antar energi- pemakaian bahan.
ruang sedangkan berkelanjutan • Adanya keselarasan dan keserasian
adalah antargenerasi → dari segi ruang dengan menerima alam sebagai
nilai, sosial, ekonomi, lingkungan faktor utama (warna natural).
dan budaya (culturally sustainable).

Produk Produk
Menggunakan lokalitas produk baik • Zero waste → limbah akar kayu
dari segi material maupun teknologi diolah kembali menjadi produk
→ adanya keselarasan / ikatan antara interior sehingga memiliki “added
bentuk dan nilai produk dengan desain value”.
yang akan dibuat. • Jenis Kayu → kayu jati, trembesi,
suar
• Warna → warm dan natural
• Kualitas → kuat, awet dan estetis.
“Desain interior disesuaikan dengan
bentuk produk yang lebih fungsional
dan memperhatikan desain custome.”

ECONOMY • Meminimalkan budget dan menggunakan material terjangkau.


• Maintenance mudah.
• Desain menggunakan material aman, ramah lingkungan, terjangkau dan tahan
lama.
TIME • Desain interior yang universal, inovatif, kreatif dan sustainable.

6.2. Tema Perancangan


Tema perancangan ini yaitu potensi lokalitas dari tradisi kesetempatan.
Bentuk bangunan yang terdiri dari 4 bangunan utama dan 2 bangunan penunjang.
Bentuk interior dan arsitek bangunan memaksimalkan tapak sirkulasi yang ada
dengan material unfinished / ekspos sesuai gaya desain form, follow, function.

97
Universitas Kristen Petra
Penambahan bentuk lengkung disesuaikan dengan tema nature sebagai aksen
tertentu agar tidak terkesan monoton. Menggunakan material lokal yaitu kayu jati,
suar / trembesi dan tamarind sebagai pemanfaatan material lokal dengan finishing
water based.

6.3. Karakter, Gaya, dan Suasana

Gambar 6.1. Workshop existing para pengrajin


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Karakter pada perancangan ini adalah kolaborasi antara desain modern dan
desain bangunan tradisional setempat. Karakter ini muncul pada desain
perancangan dengan adanya bentuk atap pendapa sebagai tempat kerja (workshop)
para pengrajin. Hal ini diterapkan untuk mengangkat nilai lokalisme dalam
perancangan dengan pendekatan Human Centered Design. Sedangkan gaya desain
yang diterapkan adalah industrial rustic sehingga suasana lebih mengutamakan
kesan alamiah. Nilai industrial dilihat dari aspek bangunan arsitektural dan rustic
dari aspek produk mebel limbah kayu. Oleh karena itu warna natural lebih dominan
seperti warna putih, coklat, abu-abu dan hitam.

6.4. Penerapan Elemen Locana Wood


6.4.1. Environtment
Facade bangunan yang menarik / eye cathing → Main entrance
menggunakan material clear glass yang berfungsi sebagai window display sehingga
dapat menarik perhatian.

98
Universitas Kristen Petra
6.4.2. Space – Konsep Landscape
a. Menggunakan unsur alam kedalam ruangan untuk mengurangi bau dan suasana
asri.
b. Jenis tanaman → Palem Waregu dan Sirih Gading untuk mengurangi bahaya
polutan udara dan menyerap bau busuk terutama dari limbah pembuangan
pabrik.

6.4.3. Light and Air – Konsep Energi


Penghawaan alami arah hadap utara selatan pada bangunan menggunakan
konsep open space dengan adanya bukaan 50-80% pada area galeri dan workshop.
Pada area lain juga menggunakan pencahayaan alami seperti pemakaian dinding
roster, glass block, jendela dan besi wiremesh. Hal ini menyebabkan sirkulasi udara
alami dapat bertukar secara langsung melalui lubang dinding sehingga serbuk kayu
tidak terperangkap. Penggunaan dinding roster dapat membantu jalannya sirkulasi
udara kedalam ruangan. Namun, pencahayaan buatan (lampu) tetap digunakan
untuk melengkapi atau mengatasi beberapa area yang gelap, karena pencahayaan
alami selalu berubah / tidak stabil. Pencahayaan buatan menggunakan lampu LED
sehingga dapat menghemat energi dan sistem yang digunakan adalah lampu
downlight, track lighting dan accent lighting.

6.4.4. Ground Plan


Leveling lantai pada setiap facade bangunan memiliki ketinggian yang
berbeda-beda. Mulai dari ketinggian ± 0.00 m hingga ± 2.20 m. Area kantor
memiliki ketinggian paling tinggi karena berada ditengah dan dijadikan sebagai
focal point bangunan. Area loading dock memiliki ketinggian lantai paling rendah
yang digunakan untuk jalannya transportasi produk. Sedangkan leveling area
lainnya dapat disesuaikan dengan fungsi dan kegunaannya.

6.4.5. Enclosure – Konsep Elemen


a. Material Lantai
- Area indoor → menggunakan material keramik / granit, linoleum, karpet,
parket kayu

99
Universitas Kristen Petra
- Area outdoor → menggunakan material ubin, batu alam (batu andesit / batu
kali empeng).
b. Material Dinding
- Batu bata → finishing: cat dinding ramah lingkungan / unfinishing, motif
warna natural alami.
- Material pabrikasi → dinding beton plesteran.
- Kaca one way untuk area window display.
- Frosted Glass untuk area kantor → mampu membatasi visual luar namun
menciptakan privasi.
- Secondary skin dengan penebalan material batu alam / kayu pada area main
entrance dan kantor.
c. Material Plafon
- Ekspos rangka konstruksi kayu pada plafon → atap tradisional setempat.
- Penambahan hidden lamp, down light & accent lighting.
- Material beton unfinish sebagai konstruksi bangunan.
d. Sistem Akustik
Pada perancangan ini tata suara ruangan bersifat open (terbuka). Hal ini
bertujuan untuk mendukung nilai Human Centered Design yaitu tradisi cara
kerja para pengrajin kayu. Cara mengatasi hal tersebut membutuhkan sistem
akustik seperti peletakan speaker pada ruangan tertentu untuk mengurangi
kebisingan. Pada area kantor menggunakan material bahan alami yaitu batu
bata merah sehingga dapat meredam suara.
e. Sistem Proteksi Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran menggunakan APAR, sprinkler “Combined Dry
Pipe-Preaction” yaitu sistem pipa berisi udara bertekanan dan smoke detector
yang tersebar di setiap ruangan.
f. Sistem Keamanan
Sistem keamanan berupa CCTV yang diletakkan pada area tertentu. Tipe
CCTV yang digunakan yaitu AHD Dome dengan resolusi HD 720p.
g. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi pada perancangan ini menggunakan sistem komunikasi
internal (intercom). Sistem ini diletakkan dimeja resepsionis dan berhubungan

100
Universitas Kristen Petra
langsung dengan area kantor sehingga penyampaian informasi lebih efektif dan
efisien. Selain itu area kantor juga dilengkapi LCD proyektor, televisi dan
laptop. Pada area galeri juga terdapat speaker dan tablet untuk memperoleh
penjelasan informasi secara langsung terkait dengan produk yang dijual.

6.4.6. Storage – Konsep Material


Material menggunakan material lokal yaitu kayu jati, suar/trembesi dan
tamarind sebagai pemanfaatan material lokal. Jenis material lain yaitu akrilik /
frosted glass untuk display product. Finishing yang digunakan yaitu cat duco,
politur, ultran politur, aqua politur, ultran aqua lasur, aqua lacquer, dan
biovarnish finishing (water based).

6.4.7. Information – Konsep Signage


Signage informasi terbagi menjadi signage main entrance, signage produk
jual dan signage pada area tertentu dengan menggunakan modular sign system. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan sistem pergantian dan juga memindahkan
penamaan ruangan yang biasannya dipakai untuk sistem organisasi yang fleksibel.
Selain itu penambahan pencahayaan lampu LED Iluminated signs untuk
memberikan nilai estetika.

6.5. Transformasi Desain Pertama


6.5.1. Modular Produk
Sistem penataan produk pada area galeri dan display lobby menggunakan
sistem alas modular. Modular area galeri berukuran 1000 x 1200 cm sedangkan
modular area display lobby 1000 x 1000 cm. Ukuran pada kedua area ini berbeda
karena disesuaikan dengan besarnya ruangan. Sistem modular ini dapat dipasang
secara flexible dan adjustable sesuai ukuran perabot dengan cara ditumpuk,
bersebelahan maupun diberdirikan untuk beberapa aksesoris yang berukuran kecil.

101
Universitas Kristen Petra
Gambar 6.2. Sistem modular produk

Gambar 6.3. Produk set dimensions

6.5.2. Rencana Lay out


a. Rencana Layout Alternatif 1
Berdasarkan pertimbangan desain layout pada alternatif satu memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya:

102
Universitas Kristen Petra
- Area display memiliki sistem modular sehingga dapat di adjust untuk
display produk lainnya. (+)
- Area kantor memiliki waiting room. (+)
- Galeri outdoor memiliki area workshop bagi pengunjung untuk sarana
edukasi. (+)
- Area kafe dan lobby / display terpisah sehingga lebih ter-organisir. Area
display memiliki tampilan jendela kaca sehingga dapat menarik perhatian
dari luar. (+)
- Area foyer digunakan untuk display produk jual dan area informasi dekat
dengan main entrance. (+)
- Area satpam terletak didepan untuk sistem keamanan. (+)
- Area toilet umum diletakkan jauh dibelakang dengan tujuan agar
pengunjung melihat area galeri. (-)

Gambar 6.4. Rencana layout transformasi desain 1

103
Universitas Kristen Petra
b. Rencana Layout Alternatif 2
Berdasarkan pertimbangan desain layout pada alternatif dua memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan diantaranya:
- Area kantor memiliki sistem modular pada pemasangan produk meja. (+)
- Area galeri memiliki sirkulasi lebih luas. (+)
- Area foyer digunakan untuk display produk. (+)
- Area kafe, lobby dan display tidak terorganisir dengan baik. Area
informasi jauh dari main entrance. (-)
- Area makan pengrajin kurang maksimal dan hanya dapat menampung 6
orang. (-)
- Area kantor tidak memiliki waiting room. (-)
- Area galeri bisa dimafaatkan lebih optimal lagi untuk display produk. (-)
- Tidak memiliki area workshop untuk sarana edukasi. (-)
- Area toilet umum diletakkan jauh dibelakang dengan tujuan agar
pengunjung melihat area galeri. (-)

Gambar 6.5. Rencana layout transformasi desain 2

104
Universitas Kristen Petra
6.5.3. Sketsa Transformasi
Sketsa transformasi ini terdiri dari beberapa ruangan pada bagian area depan
yaitu main entrance, lobby, display, café dan foyer area. Selain itu juga dijelaskan
detail elemen interior seperti pencahayaan dan penghawaan pada bangunan.

Gambar 6.6. Sketsa 1 perspektif transformasi desain

Gambar 6.7. Sketsa 2 perspektif transformasi desain

105
Universitas Kristen Petra
Gambar 6.8. Sketsa 3 perspektif transformasi desain

Gambar 6.9. Sketsa 4 perspektif transformasi desain

106
Universitas Kristen Petra
6.6. Transformasi Desain Kedua
6.6.1. Rencana Layout + Pola Lantai
a. Rencana Layout + Pola Lantai

Gambar 6.10. Rencana layout + pola lantai

b. Rencana Material pada Pola Lantai

Gambar 6.11. Rencana penggunaan material pada pola lantai

107
Universitas Kristen Petra
c. Rencana Sirkulasi

Gambar 6.12. Rencana sirkulasi

6.6.2. Potongan
a. Potongan A dan B

Gambar 6.13. Potongan A dan B

108
Universitas Kristen Petra
b. Potongan C, D dan E

Gambar 6.14. Potongan C, D dan E

6.6.3. Rencana Plafon

Gambar 6.15. Rencana plafon

109
Universitas Kristen Petra
6.6.4. Rencana Mekanikal Elektrikal
a. Rencana Mekanikal Elektrikal pada Lantai dan Dinding

Gambar 6.16. Rencana mekanikal elektrikal pada lantai

b. Rencana Mekanikal Elektrikal pada Plafon

Gambar 6.17. Rencana mekanikal elektrikal pada plafon

110
Universitas Kristen Petra
6.6.5. Main Entrance

Gambar 6.18. Main entrance bangunan

6.6.6. Perspektif
a. Lobby & Display Area

Gambar 6.19. Prespektif Lobby & Display Area

111
Universitas Kristen Petra
b. Cafe Area

Gambar 6.20. Prespektif Cafe Area

c. Foyer Area

Gambar 6.21. Prespektif Foyer Area

112
Universitas Kristen Petra
d. Gallery Furniture Outdoor

Gambar 6.22. Prespektif Gallery Furniture Outdoor

e. Gallery Furniture Indoor

Gambar 6.23. Prespektif Gallery Furniture Indoor A

113
Universitas Kristen Petra
Gambar 6.24. Prespektif Gallery Furniture Indoor B

f. Office Main Entrance

Gambar 6.25. Prespektif Office Main Entrance

114
Universitas Kristen Petra
g. Office Area

Gambar 6.26. Prespektif Office Area

h. Area Service Umum

Gambar 6.27. Prespektif Area Service Umum

115
Universitas Kristen Petra
i. Area Service Pengrajin

Gambar 6.28. Prespektif Area Service Pengrajin

j. Workshop Area Pengrajin

Gambar 6.29. Prespektif Workshop Area

116
Universitas Kristen Petra
k. Warehouse & Drying Area

Gambar 6.30. Prespektif Warehouse & Drying Area

l. Loading Dock

Gambar 6.31. Prespektif Loading Dock

117
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai