Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
DAMPAK PANCASILA DI ERA REFORMASI
DOSE N PE NGAMPU: Drs. Michael S. Mantir i, M.Si

KELOMPOK I
Arlen Maurits Korua 18081103073
Gabriel Dave Ponto 18081103085
Johan Liow 18081103063
Febrilita A. Lombo 18081103043
Annisatul Mujahidah 18081103001
Lefrina T. Runkat 18081103019
Nila Wongkar 18081103079
Caroline B. Horopu 18081103083
Regina E. K. Saroinsong 18081103093

ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga atas izin dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih pada seluruh pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini sebagai tugas kelompok mata kuliah
Pendidikan Pancasila.
Makalah yang berjudul “Dampak Pancasila di Era Reformasi” disusun
berdasarkan berbagai sumber dan pembelajaran yang penulis dapatkan. Semoga
memberikan manfaat.
Tak ada jalan yang tak retak, maka begitu pula lah penulisan makalah ini
yang jauh dari kesempurnaan dan banyak kekeliruan disana-sini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu,
penulis menerima saran, kritik, dan pertanyaan demi perbaikan di masa yang akan
datang.

Manado, 25 Augustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN............................................................................................................... iv
A. Latar Belakang......................................................................................................... iv
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................................5
C. Landasan Teori......................................................................................................... 5
BAB II.................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN................................................................................................................... 6
A. Pengertian Reformasi..............................................................................................6
B. Peran Pancasila dalam Reformasi.........................................................................6
1. Gerakan Reformasi...............................................................................................7
2. Hubungan Reformasi dan Pancasila.................................................................7
3. Pancasila sebagai Dasar Reformasi..................................................................8
C. Reformasi dalam paradigma Pancasila.................................................................8
D. Penerapan Pancasila Di Era Reformasi................................................................9
BAB III................................................................................................................................ 11
PENUTUP........................................................................................................................... 11
A. kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar dari Negara kita dimana Pancasila juga

digunakan sebagai alat pemersatu bangsa karena Indonesia memiliki rakyat yang
cukup banyak dengan budaya yang dimiliki masing-masing dari rakyat tersebut.
Sebagaimana pada awalnya nilai-nilai pancasila dijadikan dasar Negara Indonesia
pada era Orde Lama yang kala itu runtuh dan kembali dimulai lagi oleh Presiden
Soeharto pada era Orde Baru yang juga runtuh pada tahun 1998 yang sering kita
kenal sebagai Reformasi. Setelah runtuhnya Orde Baru kita terus menyikapi atau
memahami peran Pancasila di era Reformasi ini, tetap dalam konteks-nya sebagai
dasar Negara dan ideologi bangsa agar setiap warga Negara Indonesia dapat
memiliki pemahaman atau persepsi dan sikap atas kedudukan, peranan dan fungsi

Pancasila sebagai warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat. Serta


bagaimana perkembangan nilai-nilai pancasila yang diterapkan di era Reformasi
saat ini.
Cukup ironis melihat banyak warga Negara Indonesia yang pada era
reformasi ini rasanya semakin lupa terhadap Pancasila bahkan terkadang merasa
asing pada Pancasila itu sendiri. Dan ini menjadi tanda tanya besar kenapa pada
setelah runtuhnya Orde Baru, kita sebagai anak bangsa seperti tidak peduli dengan
Pancasila yang notabenenya adalah dasar Negara dan ideologi Negara kita.
Dapat kita lihat sekarang, di era Reformasi saat ini sangat tidak jelas,

seperti tidak memiliki arah khususnya dalam penerapan nilai-nilai pancasila di era
Reformasi ini. Dimana Pancasila adalah ideologi Negara kita yang berasal dari
penggabungan nilai-nilai luhur yang berasal dari akar budaya kehidupan
bermasyarakat yang serasa mulai pudar dan ditinggalkan, maka sebab itu
Pancasila masih sangat diperlukan khususnya dalam hal pembelajaran atau
pendidikan sedari kecil maupun tingkat universitas, agar penerapan nilai-nilai
Pancasila tidak akan memudar dan hilang ditelan waktu karena adannya
ketidakpedulian dari petinggi negeri ini untuk menjaga identitas bangsanya atau
ideologinya yaitu pancasila.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis guna untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai
Pancasila yang telah diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat pada era
reformasi sekarang ini.

C. Landasan Teori
Sepertinya warga Indonesia perlu bercermin atau belajar dari bangsa
bangsa lain yang taat dan konsisten menjaga ideologi bangsanya. Bisa kita
contohkan bagaimana konsistennya rakyat jepang yang sampai saat ini
menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur mereka yang menjadikan rakyatnya benar-
benar mencintai bangsanya sendiri sehingga mempunyai rasa tanggung jawab atas
bangsa sendiri dan mempunyai satu visi untuk membangun bangsa agar lebih
maju.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reformasi
Reformasi menurut kamus besar bahasa Indonesia pun juga dapat di
artikan sebagai sebuah perubahan atau pembaruan yang dilakaukan secara drastis

untuk perbaikan di segala bidang, baik di bidang sosial, politik, atau agama di
dalam suatu masyarakat atau negara.
Reformasi menurut kamus besar bahasa Indonesia pun juga dapat di
artikan sebagai sebuah perubahan atau pembaruan yang dilakaukan secara drastis
untuk perbaikan di segala bidang, baik di bidang sosial, politik, atau agama di
dalam suatu masyarakat atau negara.
Dalam memahami peranan Pancasila di era reformasi, terlebih lagi dalam
konteks Pancasila sebagai ideologi nasional dan dasar negara, merupakan sebuah
keharusan agar setiap warga negara memiliki satu pemahaman mengenai fungsi

pokok Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


Sebagaimana berikut syarat-yarat yang hendaknya dipenuhi agar dapat
diberlakukannya sebuah reformasi dan melakukan sebuah pembaruan, yaitu:
a. Terjadi berbaga macam penyimpangan, misalnya banyak terjadinya
pelanggaran hak warga negara, berdasarkan pada sebuah kerangka struktural
tertentu.
b. Gerakan reformasi bertujuan demi mengembalikan pada sebuah dasar
maupun sistem dan prisip-prinsip demokrasi.
c. Reformasi diberlakukan untuk sebuah tujuan pembaruan kondisi mupun

keadaan yang dianggap lebih baik.


d. Reformasi diberlakukan dengan berdasar pada moral dan etika yang
berpedoman pada asas ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjaminn
persatuan dan kesatuan bangsa.

B. Peran Pancasila dalam Reformasi


Pokok-pokok reformasi ialah menjaga serta memelihara segala sesuatu
yang memang telah baik dari cara kerja bangsa dan negara dimasa lalu, dan
memperbaiki segala sesuatu yang masih kurang disampin terus berusaha
melakukan pembaharuan guna menjawab tantangan era globalisai.
Dalam pelaksanaannya, kehidupan berbangsa dan bernegara di masa
pemerintahan yang lalu memerlukan adanya proses identifikasi, yang mana masih
perlu dipertahankan dan harus diperbaiki demi mengrangi dampak ketimpangan
sosial di masyarakat.

1. Gerakan Reformasi

Nilai-nilai luhur Pancasila yang pada dasarnya merupakan sumber


nilai, dasar moral dan pedoman etika bagi negara dan aparat sebagai pelaksana
negara. Hal tersebut berguna menjadi alat legitimasi politik guna memuluskn
segala macam tindakan maupun kebijakan yang mengatasnamakan Pancasila
yang pada kenyataannya, tindakan maupun kebijakan tersebut dikethui sangat
bertentangan dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa.
Pada klimaksnya, keadaan tersebut ditandai dengan terpuruknya
perekonomian nasional, sehingga muncul gerakan dari masyarakat terutama

oleh mahasiswa, cendekiawan yang menuntut diberlakukannya sebuah


reformasi. Pembaruan di segala segi bidang utamanya pada bidang hukum,
politik, ekonomi, dan pembangunan secara menyeluruh. Gerakan reformasi
yang terjadi di Indonesia ialah pada saat rakyat menuntut mundurnya Presiden
Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, dan pemerintahannya kemudian
digantikan oleh B.J Habibie.

2. Hubungan Reformasi dan Pancasila


Pada kenyataannya, reformasi telah diartikan salah oleh bangsa
Indonesia. Banyak gerakan yang mengatas-namakan gerakan reformasi, namun

sesungguhnya gerakan tersebut sangat jauh dan tidak sesuai dengan pengertian
dari reformasi itu sendiri. Misalnya saja, saat masyarakat menuntut dan
melakukan aksi demo anarkis yang pada akhirnya berujung dengan
pengerusakan fasilitas umum, dan menyebabkan jatuhnya korban yang tak
bersalah.
Dalam melakukan sebuah gerakan reformasi, masyarakat hendaknya
mengetahui serta paham mengenai pengertian dari sebuah reformasi, supaya
dalam menjalankan gerakan reformasi tetap sesuai dan sejalan dengan tujuan
reformasi yang sesungguhnya. Sebab menurut Riswanda (kaelan, 1998)

reformasi secara harfiah mempunyai sebuah makna sebagai suatu gerakan


untuk memformat ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang
menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai
dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat.

3. Pancasila sebagai Dasar Reformasi


Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara, yang juga menjadi

pandangan hidup bangsa Indonesia, pada pelaksanaannya dimasa orde lama


mengalami penyimpangan makna yang bertentangan dengan nilai nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi terbuka. Sedang pada masa orde baru, Pancasila
dijadikan sebagai hegemoni politik oleh penguasa. Yang membuat warga wajib
mematuhi setiap kebijakan yang dikeluarkan penguasa, dan dianggap
bertentangan dengan Pancasila bila warga menolaknya.
Karenanya, gerakan reformasi harus merefleksikan nilai-nilai
Pancasila sebagai kepribadian bangsa yang memiliki cita-cita dan ideologi
yang luhur, agar tidak timbul sikap maupun tindakan anarki yang dapat

menjadi penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika dan hancurnya kedaulatan


bangsa dan negara Indonesia.

C. Reformasi dalam paradigma Pancasila


Gerakan reformasi yang mengacu pada nilai-nilai keluhuran Pancasila
akan melahirkan gerakan reformasi yang berasaskan pada nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadian Sosial. Sehingga tercipta
sebuah reformasi yang tentunya tak meninggalkan adab dan nilai nilai pendidikan
karakter. Berikut penjelasannya:
a. Reformasi yang berdasar pada Ketuhanan. Memiliki sebuah pengertian, yakni

gerakan reformasi berdasarkan pada moral dan akhlak ketuhanan yang


tentunya mengarah pada pembaruan kehidupan yang lebih baik yang
berkeyakinan sebagai makhluk ciptaan tuhan.
b. Reformasi yang berdasar pada perikemanusiaan yang adil dan beradab. Yang
artinya, sebuah gerakan reformasi hendaknya berlandaskan moral kemanusiaan
demi sebuah upaya penataan kembali kehidupan yang menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk sosial.
c. Reformasi yang berdasar pada nilai persatuan. Yang artinya, adanya gerakan
reformasi hendaknya memberikan jaminan tegaknya negara dan bangsa
Indonesia sebagai sebuah upaya menjaga keutuhan NKRI sebagai sebuah
kesatuan negara yang berdaulat.
d. Reformasi yang berasaskan pada kerakyatan. Memiliki arti, bahwa seluruh
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya
memposisikan rakyat sebagai subjek yang memegang kedaulatan.

e. Reformasi yang memiliki tujuan adanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Memiliki sebuah pengertian, bahwa gerakan reformasi hendaknya
mempunyai visi serta misi yang jelas dalam mewujudkan sebuah keadilan
sosial untuk rakyat secara menyeluruh.

D. Penerapan Pancasila Di Era Reformasi


Memahami peran Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks
sebagai dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap
warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki
persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Apalagi manakala


dikaji perkembangannya secara konstitusional terakhir ini dihadapkan pada situasi
yang tidak kondusif sehingga kridibilitasnya menjadi diragukan, diperdebatkan,
baik dalam wacana politis maupun akademis.
Semenjak ditetapkan sebagai dasar negara (oleh PPKI 18 Agustus 1945),
Pancasila telah mengalami perkembangan sesuai dengan pasang naiknya sejarah
bangsa Indonesia (Koento Wibisono, 2001) memberikan tahapan perkembangan
Pancasila sebagai dasar negara dalam tiga tahap yaitu :
Tahap 1945 – 1968 sebagai tahap politis

Tahap 1969 – 1994 sebagai tahap pembangunan ekonomi, dan


Tahap 1995 – 2020 sebagai tahap repositioning Pancasila.
Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan
mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti
pada masa lalu. Elit politik dan masyarakat terkesan masa bodoh dalam
melakukan implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi, rujukan dan elan
vitalnya. Sebab utamannya sudah umum kita ketahui, karena rejim Orde Lama
dan Orde Baru menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.
Pada satu sisi era Reformasi saat ini seperti terlihat malu-malu dalam
menampakan dirinya terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dari
petinggi-petinggi negeri ini yang tidak pernah mengaitkannya dengan Pancasila
lagi. Sungguh sangat jauh berbeda pada era Orde Baru yang sering kali

mengkaitkan Pancasila dalam setiap mengeluarkan kebijakan-kebijakannya.


Seperti apa yang kita lihat kondisi saat ini, apakah petinggi-petinggi diera
Reformasi ini konsisten dan komitmen dalam menerapkan dan melaksanakan
nilai-nilai Pancasila? pendapat kami, mungkin mereka yang sedang duduk enak
diatas sana sama sekali tidak peduli dengan pertanyaan tersebut bisa dikatakan
“ogahogahan” mungkin kalian juga akan berpendapat seperti itu. Apa mungkin
para petinggi-petinggi negeri itu memiliki cara sendiri dalam menerapkan
Pancasila? Mungkin saja karena mereka tidak ingin dianggap sama seperti 2 rezim
sebelumnya yang menjadikan Pancasila sebagai alat kekuasaan. Untuk saat-saat

belakangan ini ada beberapa yang mulai membicarakan Pancasila dan


menjadikannya sebagai wacana publik. Dapat dilihat dari kepesatan
perkembangan teknologi yang begitu mudah membuat wacana publik seperti yang
dilakukan beberapa aktivis yang peduli terhadap Pancasila dan juga beberapa
pelaku Media yang juga memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai alat
untuk memulainya lagi untuk membicarakan Pancasila walaupun itu dari dunia
maya terlebih dahulu, agar masyarakat dapat kembali terbiasa dengan Pancasila
dan menjadikannya sebagai dasar negaranya dan diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat, agar rasa cinta tanah air dapat timbul kembali dan sama-sama

membangun bangsa ini agar lebih maju. Mulailah kembali membahas Pancasila
dan mulai membicarakannya dalam kehidupan bermasyakat, karena dengan
seperti itu Pancasila akan kembali kokoh sebagai alat pemersatu bangsa dan alat
penyelesaian masalah yang sangat kompleks dalam negeri ini. Juga kita akan tetap
menjaga kesetiaan kita terhadap Negara ini, karena kita juga tidak ingin menyia-
nyiakan pengorbanan para pahlawan terdahulu yang juga telah menciptakan
pancasila.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
1. Bahwa pancasila sebagai dasar falsafah dan pandangan hidup serta sumber dari
semua sumber hukum adalah warisan hukum yang di gali nilai budaya,adat
serta kepribadian bangsa.
2. Tidak ada yang salah dengan pancasila hanya saja penjabaran pelaksanaan
pada masa pemerintahan sebelumnya hanya menjadi topeng dan kedok
pembenaran kekuasaan saja.

3. Pada masa reformasi ini sesuai dengan maknanya maka tidak salah dan tepat
bila kita harus kembali pada nilai-nilai pancasila yang telah sekian lama
menjadi asing dan jauh dari kehidupan kita sebagai bangsa.

B. Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat di berikan

guna mewujudkan upaya pembinaan masyarakat dalam menghayati dan


mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi paham kebangsaan,rasa
kebangsaan dan semangat kebangsaan,antara lain :

a. Untuk meningkatkan wawasan kebangsaan bagi segenap komponen bangsa


diperlukan perhatian dan penanganan pihak-pihak terkait secara intergrative.

b. Peran pada elit pemerintah,elit politik dan tokoh masyarakat LSM serta media
masa sangat di perlukan untuk meningkatkan Wawasan Kebangsaan.

c. Perlunya pengamatan Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-hari

melalui penataran atau sertifikasi Pedoman Penghayatan dan Pengalaman


Pancasila (P4),di seluruh lembaga pedidikan,baik formal maupun
nonformal,agar lebih tertanam rasa cinta tanah air,bangsa dan negara bahkan
selalu siap dalam usaha bela negara.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, 2013,Negara Kebangsaan.Yogyakarta:Paradigma
Sutoyo,2011,Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Sutoyo, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Graha

Ilmu, Yogyakarta
Srijanti,dkk,2009,Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa, Yogyakarta :
Graha Ilmu
http//pancasila2013.weebly.com/pengertian-pancasila.html
https://arifashkaf.wordpress.com/2014/10/07/pancasila-sebagai-dasar-negara-
republik-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai